Sejarah Minyak Bumi
Sejarah Minyak Bumi
Gambar 1
Skala waktu geologi
(gambar dari slb.com)
Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke bebatuan reservoir
(reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup
untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya,
akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air
dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu ruangan bawah tanah yang menjadi
jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon
tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam
pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan
umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat,
dari 107 ke 177 oC.
Halaman 1 dari 17
Halaman 2 dari 17
Gambar 2
Skema pengerjaan seismik di laut.
(gambar dari howstuffworks.com)
Halaman 3 dari 17
Sumur produksi : sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas ataupun keduanya.
Aliran fluida dari bawah ke atas.
Sumur injeksi : sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi (lihat Enhanced Oil
Recovery di bagian akhir). Aliran fluida dari atas ke bawah.
Sumur berarah (deviated well, directional well) : sumur yang bentuk geometrinya tidak lurus
vertikal, bisa berbentuk huruf S, J atau L.
Sumur horisontal : sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk horisontal. Merupakan bagian
dari sumur berarah.
Halaman 4 dari 17
Gambar 3
Land rig
(gambar dari slb.com)
Gambar 4
Swamp barge di delta sungai Mahakam, Kalimantan Timur
(gambar dari slb.com)
Gambar 5
Jackup rig dengan platform jacket
(gambar dari slb.com)
Halaman 5 dari 17
Gambar 6
Semi-submersible rig dengan platform jacket
(gambar dari slb.com)
Gambar 7
Drill ship
(gambar dari slb.com)
Halaman 6 dari 17
memisahkan pasir; degasser untuk mengeluarkan gas, desilter untuk memisahkan partikel solid
berukuran kecil, dsb.
4. Blowout prevention system : peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di
permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out
Preventer) yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
5. Power system : yaitu sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk
suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar.
Gambar 8
Skematik rig secara ringkas
(gambar dari howstuffworks.com)
Gambar 9
Skematik sederhana dari circulation system di rig
(gambar dari A Primer of Oilwell Drilling)
Halaman 7 dari 17
Gambar 10
Gambar mata bor pada saat pemboran sumur
(gambar dari howstuffworks.com)
Halaman 8 dari 17
150
Caliper (HCAL)
(IN)
(OHMM)
2000
1.95
16
(OHMM)
2000
(OHMM)
2000
2.95
pu
16
Crossplot Porosity
0
(MV)
200
Pef (PEFZ)
Tension (TENS)
LB
(G/C3)
Neutron Porosity
Resistivity
SP (SP)
(MV)
Density (RHOZ)
Computed RT
5000
5000
1500
1600
Gambar 11
Contoh log. Berbagai parameter digrafikan menggunakan warna.
Angka di sebelah kanan menunjukkan letak kedalaman sumur.
(gambar dari slb.com)
Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor.
Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke
sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di
atas kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gammaray) sedini mungkin pada saat pemboran.
Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi dari
partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran. Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang
dibor.
Halaman 9 dari 17
Gambar 12
Ilustrasi pengerjaan logging di darat.
(gambar dari slb.com)
Halaman 10 dari 17
Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah
menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini
didorong dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar
sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan
seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah beberapa waktu dan
semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih dalam dapat dilanjutkan.
Gambar 13
Suasana pekerjaan penyemenan di suatu lokasi darat.
Semua material & peralatan umumnya dibawa oleh truk dan trailer.
(gambar dari slb.com)
Halaman 11 dari 17
Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor diputar
dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat
terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor berpenggerak
lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa pemboran. Seluruh pipa
pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat dilengkungkan sehingga
lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan.
Apakah perforating ?
Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga
sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur
melalui lubang perforasi ini.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke
kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam
semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan
kecepatan tinggi (7000 m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini
terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara
mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).
Gambar 14
(A)
Perforating gun berisi shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke formasi yang dituju.
(B)
Shaped-charges diledakan membuat beberapa lubang di casing dan lapisan semen.
(C)
Fluida formasi mengalir melalui lubang perforasi ini naik ke permukaan.
(gambar dari A Primer of Oilwell Drilling)
Halaman 12 dari 17
Gambar 15
Suatu pekerjaan stimulasi (fracturing) di lokasi darat.
Puluhan peralatan digunakan sesuai kriteria desain fracturing.
(gambar dari slb.com)
Halaman 13 dari 17
switch
board transformer
power
motor flat
pump
standard intake
protector
motor
producing
zone
Gambar 16
Sub-surface electrical pumping system
(gambar dari slb.com)
Yang kedua adalah sistem gas lifting, menginjeksikan gas (umumnya gas alam) ke dalam kolom minyak
di dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir sampai ke
permukaan.
gas lift
valves
producing
zone
Gambar 17
Gas lifting system
(gambar dari slb.com)
Halaman 14 dari 17
Teknik ketiga dengan menggunakan pompa elektrikal-mekanikal yang dipasang di permukaan yang
umum disebut sucker rod pumping atau juga beam pump. Menggunakan prinsip katup searah (check
valve), pompa ini akan mengangkat fluida formasi ke permukaan. Karena pergerakannya naik turun
seperti mengangguk, pompa ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk.
pumping unit
polished rod
prime
mover
stuffing box
sucker rods
pump
gas anchor
producing
zone
Gambar 18
Beam pump
(gambar dari slb.com)
Metode keempat disebut sistem jet pump. Fluida dipompakan ke dalam sumur bertekanan tinggi lalu
disemprotkan lewat nosel ke dalam kolom minyak. Melewati lubang nosel, fluida ini akan bertambah
kecepatan dan energi kinetiknya sehingga mampu mendorong minyak sampai ke permukaan.
Terakhir, sistem yang memakai progressive cavity pump (sejenis dengan mud motor). Pompa dipasang
di dalam sumur tetapi motor dipasang di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja yang
disebut sucker rod.
Halaman 15 dari 17
multiplex
high-pressure
pump
wellhead
control
valve
power fluid
tank
power
fluid
string
produced
fluids
producing
zone
Gambar 19
Sistem jet pump
(gambar dari slb.com)
drive
head
prime mover
sucker
rods
rotor
stator
producing
zone
Gambar 20
Sistem progressive cavity pump
(gambar dari slb.com)
Halaman 16 dari 17
Gambar 21
Skematik EOR menggunakan injeksi uap air
(gambar dari howstuffworks.com)
Selain bahan bakar, apa saja yang dapat dibuat dari minyak dan gas ?
Ban mobil, disket komputer, kantung plastik, sandal, tali nilon, boneka, bandage, colokan listrik, crayon
warna, atap rumah, skrin teras rumah, kamera, lem, foto, kapsul untuk obat, aspirin, pupuk, tuts piano,
lipstik, jam digital, gantole, kacamata, kartu kredit, balon, shampo, bola golf, cat rumah, lensa kontak,
antiseptik, piring, cangkir, tenda, deodorant, pasta gigi, obat serangga, CD, gorden bak mandi,
pengering rambut, parfum, bola sepak, pakaian, krim pencukur jenggot, tinta, koper, pelampung,
pewarna buatan, kacamata keselamatan, pakaian dalam, lilin, payung, mobil-mobilan, keyboard
komputer, pengawet makanan, pulpen . dan lain-lain tak terhitung lagi banyaknya.
*****
Kontributor :
Doddy Samperuru
Schlumberger
Halaman 17 dari 17