Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang sering terjadi di
tengah masyarakat dari dulu hingga sekarang. Menurut pengertiannya, depresi
adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, dan berperilaku) seseorang. Pada
umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan
kehilangan harapan. Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang psikopatologis,
kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada
meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit
saja, dan berkurangnya aktivitas (Rice, 1992). Penyebab depresi secara pasti tidak
diketahui, namun dapat diketahui faktor yang mempengaruhinya, antara lain
kehilangan sesuatu yang berarti, rasa ketidakberdayaan dan tidak memiliki
harapan, sudut pandang negatif, cara berfikir yang tidak masuk diakal, rasa
bersalah yang berlebihan, tingkat kepercayaan diri yang rendah, dan kurang dapat
mengontrol diri (Hawari, 2013).
Depresi

menyebabkan

penurunan

status

kesehatan

berkurangnya motivasi, emosi, dan kemampuan kognitif

seseorang,

yang menyebabkan

individu dengan depresi menjadi tidak dapat berfungsi secara efektif sehingga
terdapat ketergantungan, kehilangan kepercayaan diri, termasuk penurunan
kemampuan berkomunikasi hingga terjadi gangguan sosial yang dapat
memperburuk kondisi kesehatannya, terutama terjadi pada penyakit kronis dan
berulang. Depresi juga dapat memperparah penyakit, distress, dan meningkatkan
disabilitas. Depresi yang dikombinasikan dengan penyakit kronis akan
memperburuk kondisi kesehatan dan dapat meningkatkan risiko kematian
seseorang (Elvira, 2013).
Depresi yang diakibatkan karena seseorang menderita penyakit kronis
tertentu telah banyak dilakukan penelitian dan didapatkan adanya hubungan yang

bermakna timbulnya kejadian depresi dengan menderita penyakit tertentu. Salah


satu penyakit yang dapat menimbulkan depresi adalah penyakit hipertiroid. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil adanya hubungan yang
bermakna timbulnya depresi dengan menderita penyakit hipertiroid, walaupun
mekanisme terjadinya depresi belum jelas diakibatkan oleh penyakit hipertiroid
itu sendiri ataupun oleh sebab psikologik akibat menderita penyakit hipertiroid
(Kathol., Delahunt, 2011). Selain itu menurut penelitian yang dilakukan oleh
Departemen Psikiatri dan Endokrinologi Celal Bayar University Hospital di
Manisa, Turki, didapatkan hasil penelitian adanya hubungan yang bermakna
timbulnya depresi akibat menderita penyakit hipertiroid (Mehmet, 2002).
Penyakit hipertiroid sendiri merupakan salah satu penyakit kronis yang
cukup banyak dijumpai dewasa ini. Hipertiroid adalah bentuk tirotoksikosis yang
merupakan manifestasi klinis dari kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
sirkulasi darah akibat sekresi kelejar tiroid yang hiperaktif (Djokomoeijanto,
2009). Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit ini dikelompokkan sebagai
penyakit autoimun. Gejala paling umum yang paling sering ditemukan dan mudah
dikenali dari penyakit hipertiroid adalah membesarnya kelenjar struma (gondok),
ditemukannya kadar hormon tiroid yang berlebihan dalam sirkulasi darah, dan
adanya penonjolan kedua bola mata (oftalmopati). Menurut data terakhir Riset
Kesehatan Dasar (Riskedas), Depkes RI tahun 2013 prevalensi kejadian penyakit
hipertiroid cukup tinggi di Indonesia, yaitu sekitar 0,4 % di seluruh Indonesia
sedangkan prevalensi untuk wilayah Sumatra Selatan sekitar 0,1 %.
Prevalensi depresi yang ditimbulkan oleh penyakit hipertiroid di seluruh
dunia dan di Indonesia belum didapatkan data hasil yang pasti. Penyebab
terjadinya depresi pada penderita hipertiroid juga belum mendapatkan teori yang
pasti. Penyakit hipertiroid yang diderita seseorang dapat memunculkan berbagai
masalah selain masalah kesehatannya sendiri, seperti: masalah sosial karena
menderita penyakit hipertiroid, merasa hidupnya tidak berdaya, tidak berguna,
stres, masalah ekonomi dan lain sebagainya yang merupakan pemicu timbulnya
depresi. Penelitian ini dilakukan dikarenakan belum adanya data

mengenai

tingkat depresi penderita hipertiroid pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana tingkat depresi penderita hipertiroid pada pasien rawat
jalan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ?
b. Bagaimana hubungan lama menjalani pengobatan hipertiroid dengan
munculnya gejala depresi ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
a. Mengindentifikasi tingkat depresi penderita hipertiroid pada pasien
rawat jalan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
b. Untuk mengetahui hubungan lama menjalani pengobatan hipertiroid
dengan munculnya gejala depresi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengindentifikasi karakteristik penderita hipertiroid yang mengalami
depresi berdasarkan jenis kelamin, usia pasien, tingkat pendidikan, lama
menjalani pengobatan, status perkawinan, dan penghasilan ekonomi perbulan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tingkat depresi pada penderita
hipertiroid yang menjalani pengobatan rawat jalan di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang dan mengetahui hubungan lama menjalani pengobatan
hipertiroid dengan munculnya gejala depresi. Selain itu, penelitian ini diharapkan
juga dapat memberikan informasi mengenai sesuai atau tidaknya tingkat depresi
pada penderita hipertiroid dengan teori-teori dan penelitian-penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan mengenai tingkat depresi pada penderita hipertiroid.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Untuk Rumah Sakit


Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau
masukan bagi instansi rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan
pada pasien hipertiroid.
2. Untuk Pasien
Sebagai bahan informasi dan dapat digunakan untuk mengurangi gejala
depresi pada penderita hipertiroid.
3. Untuk Masyarakat
Diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui adanya gejala depresi
dengan berbagai tingkat pada penderita hipertiroid.
4. Untuk Peneliti
Diharapkan agar dapat dijadikan pengalaman belajar dilapangan dan dapat
meningkatkan pengetahuan peneliti tentang adanya tingkat depresi pada
penderita hipertiroid.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi dalam melaksanakan penelitian lanjutan
dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan
penelitian yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai