Anda di halaman 1dari 5

M-V

SLUICE BOX

5.1 TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan dari praktikum pengolahan bahan galian dengan menggunakan
alat sluice box ini adalah :
1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya berdasarkan
perbedaan berat jenisnya.

2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral berharga.


3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga.
5.2 TEORI DASAR

Sumber : qzoute.en.alibaba.com

Foto 5.1
Alat Sluice Box

Sluice box atau Palong adalah suatu alat pengolahan berupa talang atau
saluran, dimana system pengolahannya berdasarkan perbedaan berat jenis
dengan umpan berupa slurry. Sedangkan sluicing adalah proses konsentrasi
berdasarkan flowing film concentration (proses pemisahan butiran atau partikel
dengan menggunakan media air, dimana proses pemisahan partikel berdasarkan
perbedaan beraj jenismya), banyak dipakai untuk konsentrasi kasar (pre
concentration) terhadap endapan bijih yang kadarnya rendah, dimana butiranbutiran mineral berharga sudah terbebas sempurna.
Sluice box biasanya memiliki dimensi :
a. Panjang : 8 sampai 12 meter
b. Lebar
: 1 sampai 1,5 meter
Pada dasar talang dipasang riffles (kayu penahan) yang arahnya
memotong atau tegak lurus terhadap panjang talang. Riffles ini berfungsi untuk :
a. Menghambat butiran mineral berat
b. Membuat arus turbulensi
c. Membuat diditegrasi butiran-butiran, sehingga terjadi stratifikasi
butiran mineral berat.

Cairan

yang

melewati

dan

meloncati

riffles,

pada

waktu

turun

menimbulkan putaran atau pusaran air, sehingga air yang tadinya mengalir
secara laminar (pada bagian atas) berubah menjadi turbulen (pada bagian
bawah). Adanya riffles akan menahan butiran mineral berat, sedangkan butiran
mineral ringan terdorong oleh aliran air melewati riffles dan keluar sebagai tailing.
Arus turbulen mengakibatkan terjadinya pengadukan air (pusaran air),
sehingga butiran-butiran mineral yang tertahan pada riffles teraduk kambali dan
terjadi disintegrasi, butiran-butiran yang masih menempel satu sama lain dapat
terlepas, kemudian terbawa bersama aliran air. Butiran-butiran mineral berat
kembali tertahan pada riffles, kemudian menegndap sambil menyusun dirinya
(stratifikasi), sedang butiran mineral ringan terbawa bersama aliran air.

5.3 ALAT DAN BAHAN


5.3.1 Alat
a. Timbangan (neraca)
b. Splitter
c. Alas Plastik/Karpet
d. Sendok
e. Nampan
f. Kantong plastik
g. Mikroskop/ Loope
h. Corong
i. Papan Grain Counting
j. Pan pemanas
k. Pemanas (oven)
l. Ember
m. Gelas ukur
n. Karpet konsentrat
o. Sluice box
p. stopwatch
5.3.2
Bahan
a. Mineral Kasiterit (SnO2), sebanyak 100gr, dengan ukuran 40 + 70 #
dan 70 #.
b. Mineral Kuarsa (SiO2), sebanyak 300gr, dengan ukuran 40 + 70 #
dan 70 #.

5.4 PROSEDUR PERCOBAAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lakukan mixing antara kasiterit dan pasir kuarsa


Lakukan coning dan quartering
Tentukan kadar feed dengan grain counting
Ukur debit air yang digunakan
Campur kasiterit dan kuarsa di atas dengan air dan aduk
Masukkan feed diatas sluice box
Atur kecepatan air sampai proses selesai

8.
9.

Ambil konsentrat, kemudian saring


Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100o sampai

100o C sampai airnya hilang


10.
Timbang berat konsentrat
11.
Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting
12.
Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t), dengan rumus :
a. Material Balance
F=C+T
b. Metallurgical Balance
F.f =C.c+T.t
Dimana :
F

: Berat Feed (gr)

: Kadar Feed (%)

: Berat Konsentrat (gr)

: Kadar Konsentrat (%)

: Berat Tailing (gr)

: Kadar Tailing (%)

5.5 RUMUS YANG DIGUNAKAN


a. Material Balance
F=C+T
b. Metallurgical Balance
F.f =C.c+T.t
Dimana :
F

: Berat Feed (gr)

: Kadar Feed (%)

: Berat Konsentrat (gr)

: Kadar Konsentrat (%)

: Berat Tailing (gr)

: Kadar Tailing (%)


c. Recovery (R)
R=

C .c
F .f

d. Ratio of Concentration (K)


K =

DAFTAR PUSTAKA

Staff Assisten Laboratorium Tambang UNISBA, 2015, Modul Praktikum


Pengolahan Bahan Galian, Laboratorium Tambang Universitas Islam
Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai