Anda di halaman 1dari 14

ANTIBIOTIK DARI MIKROBA SIMBION

RUMPUT LAUT SECARA FERMENTASI


KELOM
POK 6

RENDHARD TADISAU
H311 12 255
HIKMAWATI
H311 13 006
TRIANA FEBRIANTI
H311 13 019
ADEKAYANTHY F. S
H311 13 025
ANDI EKA KARTIKA
H311 13 305
MURTINA
H311 13 509

PENDAHULUAN
INDONESIA

2/3 PERAIRAN

HEWAN LAUT
TUMBUHAN LAUT
MIKOORGANISME, DLL

PELUANG!!!
KEHIDUPAN

METABOLIT
SEKUNDER
KESEHATAN

KARAKTERISTIK UNIK
& BERVARIASI
ANTIBIOTIK

INFEKSI

PENYEBAB TERBESAR
KEMATIAN DI DUNIA (WHO)

ANTIBIOTIK

Senyaw a organik dengan berat m olekul rendah


yang TERHADAP
diproduksi oleh
RESISTENSI
Bakteri, Virus, Fungi dan Parasit
m ikroorganism e dan dalam konsentrasikecildapat m engham
bat organism e lain
ANTIBIOTIK

Penghasil Antibiotik yang Berasal dari Laut

mikroorganisme simbion rumput laut


Eucheuma cottonii

RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii


Rumput laut atau sea weeds merupakan
komoditi hasil laut yang melimpah di
Indonesia.
Pada mulanya orang menggunakan rumput
laut hanya untuk sayuran tanpa tahu
kandungan zat-zat yang terdapat
didalamnya.
Ciri-ciri Eucheuma cottonii yaitu thallus silinder; permukaan licin;
cartilageneus (menyerupai tulang rawan/muda); serta berwarna hijau
terang, hijau olive dan cokelat kemerahan.
Habitat rumput laut Eucheuma cottonii memerlukan sinar matahari untuk
proses fotosintesis. Oleh karena itu, rumput laut ini hanya mungkin hidup pada
lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu
mencapainya
Beberapa jenis rumput laut digunakan sebagai obat-obatan tradisional seperti
antiseptik, obat cacing, bronchitis, asma, batuk, bisul, mimisan, gangguan
pencernaan, gangguan kekurangan iodium dan obat penyakit urinari.
Metabolit primer dari rumput laut merupakan senyawa polisakarida yang
bersifat hidrokoloid seperti agar-agar, alginat, karagenan dan fulcelaran.
Selain karegenan yang merupakan senyawa metabolit primer rumput laut
tersebut diperkirakan senyawa metabolit sekundernya juga dapat
menghasilkan aktivitas antibakteri.

ANTIBIOTIK
Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan suatu
mikroorganisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau
menghambat mikroorganisme lain.

Dengan perkataan lain, antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain.

ANTIBIOTIK
berdasar sumbernya

antibiotik sintetik dan


alamiah
berdasar mekanisme aksi

berdasar spektrumnya

antibiotik meliputi
spektrum luas dan sempit

Menghambat sintesis dinding sel


Merusak membran plasma
Menghambat sintesis protein
Menghambat sintesis asam nukleat
Menghambat sintesis metabolit esensial

Mikroorganisme sebagai Sumber Antibiotika


Banyak senyawa senyawa aktif yang bersifat antimikroba dan
berpotensi dalam pengembangan obat dan senyawa senyawa
tersebut terdapat di alam.
Beberapa dekade terakhir ekosistem laut menjadi salah satu
sasaran ahli atau peneliti kimia untuk mencari dan
memanfaatkan sebagai bahan untuk produksi obat
antimikroba. Dan mikroorganisme laut merupakan salah satu
yang berpotensi dalam pengembangan antibiotika.
Salah satunya yaitu produksi antibiotika sendiri dari
mikroorganisme laut, yaitu simbion rumput lautEuchema
cottonii, dan hasilnya dapat dilakukan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Jadi antibiotika dapat
diprodusi dari mikroorganisme itu sendiri untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen
lainnya.

Produksi Antibiotika secara Fermentasi dari


Mikroorganisme Rumput Laut Eucheuma
cottonii

ALAT

Alat yang digunakan adalah inkubator


(Memmert), Laminar Air Flow
(Envirco), autoklaf (All American), oven
(WTB Binder E115), shaker (model VRN480), sonikator (Soniclean), cawan petri,
sentrifugator (model DKC-1006T), labu
erlen-meyer, gelas ukur (Pyrex), jangka
sorong (Tricle Brand), jarum ose bulat,
jarum ose lurus, lampu spiritus, lemari
pendingin (Panasonic), mikropipet,
pinset, tabung sentrifuse, tabung reaksi,
timbang-an analitik (Chyo), tip. Dan
medium yang digunakan adalah
medium marine agar, medium produksi,
medium muller hilton agar, dan medium
plate agar.

BAHAN

Bahan. Bahan-bahan yang digunakan


adalah alga merah Eucheuma cottonii,
akuades, dimetil sulfok-sida (DMSO),
etanol 70 % dan etanol 96%, kapas, kasa
steril, kertas cakram berdiameter 6 mm
(Oxoid), medium PCA (Plate Count Agar),
medium PDA (Potato Dextrose Agar),
medium PDY (Potato Dextrose Broth +
Extract Yeast), medium MHA (Muller
Hinton Agar), dan natrium hipoklorit 1%

Sterilisasi Alat
Alat-alat yang digunakan dicuci bersih dengan deterjen lalu dibilas
dengan air kran dan terakhir dengan akuades. Alat tersebut kemudian
dikeringkan di oven pada suhu 6070 dan ditutup dengan aluminium
foil

Pembuatan Medium
Medium
Medium Marine Agar

Medium Plate Count Agar (PCA)

Medium Produksi
Medium Muller Hinton Agar (MHA)

ngambilan dan Penyiapan Sampel


Sampel alga merah Eucheuma yang terlah diperoleh, dicuci dengan
air laut sampai bersih dan dimasukkan ke dalam plastik sampel
kemudian ditempatkan dalam kotak pendingin (cool box) untuk
diangkut ke laboratorium. Setelah sampai di laboratorium, sampel
alga merah terlebih dahulu dicuci dengan air laut sampai bersih dari
kotoran yang menempel, kemudian dibilas dengan air laut steril.

solasi Bakteri Simbion

lasi dilakukan dengan metode modifikasi


Rumput laut (Eucheuma cottonii) dicuci dengan air laut steril lalu
dimasukkan ke dalam mesin penghalus (blender) dan ditambah air laut
steril. Sampel dihaluskan dan diambil sarinya sebanyak 10 ml lalu
dimasukkan dalam botol pengencer. Dilakukan pengenceran bertingkat.

Purifikasi bakteri
koloni yang tampak pada masing-masing cawan petri diamati. Koloni
yang memiliki bentuk dan warna yang sama dianggap sebagai isolat
yang sama. Bila masih ditemukan beberapa bentuk koloni maka
dilakukan pemisahan kembali hingga diperoleh isolat murni.
Uji Antagonis
Uji antagonis dilakukan untuk melihat aktivitas bakteri simbion langsung
terhadap organisme uji. Pengerjaannya dilakukan dengan membagi
cawan petri dalam dua area pada medium PCA. Pada area pertama
ditumbuhkan isolat bakteri simbion dan area yang kedua ditumbuhkan
dengan mikroorganisme uji dengan metode gores. Hasil positif ditandai
dengan terbentuknya zona bening di sekitar daerah gores-an
mikroorganisme uji atau tidak menyebarnya koloni mikroorganisme uji.

Produksi Metabolit Sekunder


Koleksi isolat bakteri yang telah diperoleh selanjutnya ditumbuhkan
pada medium MYB (Maltose Yeast Broth) yang diinkubasi.
Selanjutnya, dari medium MYB dipindahkan ke medium produksi dan
difermentasi selama 7 hari di dalam shaker/fermentor. Hasil
fermentasi disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15
menit sehingga terpisah menjadi 2 bagian yaitu supernatan dan
endapan/residu sebagai massa sel.
Uji Aktivitas Antibiotika
Aktivitas antibiotika dapat ditentukan dengan melihat kemampuan
metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bakteri isolat terhadap
pertumbuhan mikroorganisme uji dengan metode difusi agar.Pada
setiap medium uji terdapat kontrol positif yaitu larutan ampisilin baku
30 ppm pada cawan petri yang berisi inokulum Staphylococcus aureus,
sedangkan larutan kloramfenikol 30 ppm untuk Escherichia coli.
Adanya aktivitas antibiotika ditandai dengan terbentuknya zona
bening di seki-tar kertas cakram setelah masa inkubasi dan di-ukur
diameter zona hambatannya dengan meng-gunakan jangka sorong.

Pembuatan larutan kontrol positif


Larutan kontrol positif yang digunakan untuk bakteri Staphylococcus
aureus adalah ampisilin dengan konsentrasi 30 ppm.
Larutan kontrol positif untuk Escherichia coli adalah kloramfenikol
dengan konsentrasi 30 ppm.

Peremajaan dan pendispersian biakan murni


mikroorganisme uji
Bakteri uji Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dibiakkan pada
medium NA miring selanjutnya diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
jam.
Penentuan daya hambat (metode difusi agar)
Hasil fermentasi bakteri simbion sebanyak 20 l diteteskan pada
kertas cakram steril kemudian dikering-anginkan, lalu diletakkan di atas
me-dium uji yang telah mengandung mikroorganisme uji. Cawan
kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC untuk bakteri.
Sebagai kontrol positif digunakan larutan ampisilin 30 ppm pada
cawan petri yang berisi inokulum Staphylococcus aureus, dan larutan
kloramfenikol 30 ppm untuk Escherichia coli. Zona hambatan yang
terbentuk ditandai dengan adanya zona bening di sekitar kertas cakram
steril setelah masa inkubasi dan diukur diameter zona hambat-annya
dengan jangka sorong. Pengujian untuk penentuan daya hambat ini

ARAKTERISASI MIKROORGANISME
Identifikasi morfologi secara makroskopik
Karakterisasi mikroorganisme simbion dapat diamati secara
makroskopik yang meliputi pengamatan warna koloni (permukaan dan
reverse side), tekstur, topografi, garis radial dan garis konsentris.
Identifikasi morfologi melalui pengecatan gram
Preparat dikeringkan di atas nyala api spiritus sambil Setelah kering,
preparat yang siap dicat digenangi dengan cat gram A selama 1 menit.
Kemudian cat dibuang dan dicuci dengan air. Preparat digenangi
dengan cat gram B selama 1 menit, warna oleh bakteri menjadi lebih
baik. Cat dibuang dan dicuci air. Preparat ditetesi dengan cat gram C
sampai warna cat dihilangkan selama 30 detik, lalu digenangi dengan
cat gram D selama 1 menit sebagai warna kontras. Preparat lalu
dicuci, kemudian dikeringkan di atas nyala api spi-ritus dan diperiksa
di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 100 x objektif.

Identifikasi biokimia
Uji karbohidrat (Sukrosa, laktosa dan
galaktosa)
Uji positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari hijau menjadi
kuning dan menghasilkan gas atau gelembung udara.
Uji Indol
Uji positif ditandai dengan adanya cincin merah.
Uji oksidasi dan fermentasi
Uji positif ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi biru.
Uji polisakarida
Uji positif ditandai dengan adanya zona bening disekitar koloni.

HASIL
Uji Aktivitas Antibiotika
Pada pengujian daya hambat didapatkan hasil bahwa setiap produk
isolat bakteri simbion memiliki aktivitas berspektrum luas
terhadap semua mikroorganisme uji dengan tingkat penghambatan
yang
bervariasi
Karakterisasi
Mikroorganisme Simbion
Pengamatan secara makroskopik
Karakterisasi mikroorganisme simbion dapat dilakukan dengan
pengamatan makroskopik yang meliputi pengamatan warna koloni
(permukaan dan reverse side), tekstur, topografi, garis radial dan
garis konsentris. Karakterisasi isolat bakteri simbion dari Euchema
cottonii didasarkan pada karakteristik morfologi koloni bakteri
meliputi
bentuk
dan warna
koloninya.
Pengamatan
morfologi
melalui
pengecatan gram
Semua jenis bakteri yang diperoleh dari rumput laut Eucheuma
cottonii,
Eucheuma
termasuk
sp memiliki
ke dalam
kandungan
kelompok
metabolit
bakteri
sekunder
gram negatif.
dapat
berperan sebagai antibakteri yaitu flavonoid. Senyawa flavonoid
memiliki kemampuan membentuk kompleks dengan protein sel
bakteri melalui ikatan hidrogen. Struktur dinding sel dan
membran sitoplasma bakteri yang mengandung protein menjadi
tidak stabil karena struktur protein sel bakteri menjadi rusak
karena adanya ikatan hidrogen dengan flavonoid, sehingga
protein sel bakteri menjadi kehilangan aktivitas biologinya.
Akibatnya, fungsi permeabilitas sel bakteri terganggu dan sel
bakteri akan mengalami lisis yang berakibat pada kematian sel

Anda mungkin juga menyukai