Daftar isi
[sembunyikan]
2 Sejarah
3 Jenis
o 3.1 Kateter jenis Non-tunneled atau jenis tunneled
o 3.2 Akses implant
o 3.3 Kateter sentral insersi perifer
5 Komplikasi
[sunting] Sejarah
Sejarah akses vena sentral tidak bisa dilepaskan dari peran seorang dokter pemenang hadiah
nobel kedokteran, Werner Forssmann. Pada tahun 1929, Forssmann menjadi pioner sekaligus
pasien pertama yang memasukkan kateter ureter ukuran Fr 4 sepanjang 35 cm melalui vena
lengan kirinya sendiri, meneruskannya sampai ke atrium kanan. Pada tahun 1953, Dr. Sven
Ivar Seldinger (1921-1999), seorang ahli radiologi yang inovatif memperkenalkan suatu
teknik insersi kateter dengan bantuan kawat penuntun, yang akhirnya dikenal sebagai teknik
Seldinger. Sejak kateterisasi yang pertama oleh Forrsmann dan revolusi insersi kateter dengan
teknik Seldinger, alat akses vena sentral telah mencapai kemajuan yang luar biasa.
[sunting] Jenis
Ada beberapa jenis alat akses vena sentral (central venous access device, CVAD) yang telah
diproduksi untuk kepentingan medis. Dengan tersedianya alat tersebut, akses vena sentral
bisa dilakukan dengan pemasangan kateter langsung ke vena sentral menggunakan kateter
CVC (Central Venous Catheter) atau melewatkan kateter ke vena sentral melalui vena perifer
dengan menggunakan PICC (Peripherally Inserted Central Catheter).
Implanted port
Prinsipnya mirip jenis tunneled, tapi seluruhnya tertanam di bawah kulit.
[sunting] Komplikasi
Pemasangan kateter vena sentral mengandung risiko komplikasi, baik mekanis, infeksi,
maupun komplikasi thrombosis.
1.Komplikasi Infeksi
Kateter sebagai akses vena sentral, merupakan jalur masuk kuman yang sangat potensial
karena menghubungkan dunia luar langsung ke sirkulasi darah. Angkanya cukup
mencemaskan. Komplikasi infeksi pada penggunaan CVC berkisar dari 5-26 %. Di Amerika
Serikat saja, dengan asumsi setiap tahunnya terdapat 15 juta hari penggunaan CVC di ICU,
diperkirakan terjadi 80.000 kasus infeksi terkait CVC.
Karena itu, pada setiap penderita yang menggunakan CVC yang kemudian menunjukkan
tanda dan gejala infeksi tanpa sumber yang tidak jelas, anggap saja bahwa CVC tersebut
menjadi sumber infeksinya. Jika terdapat kecurigaan infeksi yang berkaitan dengan CVC
maka harus diambil dua contoh kultur darah untuk evaluasi terjadinya bakteremia.
Infeksi terkait kateter bisa dengan cara salah satu dari ketiga mekanisme berikut: (1)Infeksi
lokal dari tempat insersi, (2)kolonisasi kuman kateter dan (3)hematogen.
Untuk mengurangi risiko infeksi, dilakukan paket tindakan berikut
1) Higiene tangan 2) Gunakan duk selebar tubuh 3) Gunakan antiseptik Chlorhexidine
gluconate 4) Pemilihan lokasi insersi yang optimal 5) Evaluasi harian penggunaan alat akses
vena sentral 6) Lakukan disinfeksi pintu akses intravena sebelum dipakai
2. Komplikasi Mekanis
Komplikasi mekanis saat pemasangan kateter mencakup arterial puncture, hematoma,
pneumothorax, hemothorax, arrhythmia, dan malposisi kateter. Risiko terjadinya berbedabeda antara setiap lokasi insersi. Komplikasi mekanis seperti tertinggalnya guidewire juga
bisa terjadi.
3. Komplikasi Thrombosis
Kanulasi vena sentral rentan dengan risiko thrombosis vena sentral, yang potensial memicu
tromboembolisme vena. Trombosis bisa terjadi pada hari pertama kanulasi. Risiko terendah
adalah pada kanulasi vena subklavia. Jika kateter tidak diperlukan lagi, lebih baik segera
dikeluarkan untuk mengurangi risiko thrombosis yang berkaitan dengan kateter.