Anda di halaman 1dari 2

8.4.2.

c Harga
Harga : Buah hasil faktor-faktor yang mencakup :
-

Biaya produksi
Biaya investasi
Promosi
Pajak
Laba yang benar

-Dalam sistem ekonomi bebas, harga yang adil terbentuk karena persetujuan
terhadap semua pihak yang terlibat dalam proses pembentukannya.
-Menurut Adam Smith, pasar bukan merupakan satu satunya prinsip untuk
menentukan harga yang adil. Agar menjadi adil, harga tidak boleh merupakan buah
hasil mekanisme pasar murni, karena :
1. Pasar praktis tidak pernah sempurna. Karena kuasa ekonomis seringkali
berkonsentrasi dalam tangan beberapa pengusaha. Oleh karena itu, terkesan
produsen yang menentukan harga sesuai dengan permintaan pasar,
kenyataannya mereka berkolusi menentukam harga yang menguntungkan
bagi mereka.
2. Para konsumen seringkali dalam posisi lemah untuk membandingkan harga
serta menganalisis semua faktor yang turut menentukan harga.
3. Mengakibatkan fluktuasi harga (terlalu besar). Hal ini dapat merugikan baik
konsumen maupun produsen. Bagi konsumen hidup terancam tidak
terpenuhi, dan bagi produsen kesinambungan bisnis dibahayakan.
Oleh karena itu stabilitas harga mesti diakui sebagai prinsip untuk
menentukan adil-tidaknya harga.
-Dalam bisnis modern, harga yang adil merupakan hasil dari penerapan prinsip
pengaruh pasar dan stabilitas harga. Pemerintah memiliki peran dalam mencari
keseimbangan antara harga pasar bebas dan stabilitas harga.
-Menurut Thomas G. Garret dan Richard J. Klonoski, harga menjadi tidak adil karena
4 faktor, yaitu :
1. Penipuan.Hal ini terjadi jika beberapa produsen.distributor berkolusi dalam
menentukan harga yang bertentangan dengan etika pasar bebas. Jika itu terjadi,
pemerintah dan produsen berhak menentukan harga yang wajar.
Misalnya : Produsen/distributor menjual barang dengan harga modal 10 ribu dan
dijual dengan harga 100ribu, kasus seperti ini bertentangan dengan etika pasar
bebas.

2. Ketidaktahuan: Misalnya, supermarket menjiat produk dengan memakai slogan


bayar satu, dapat dua, tetapi harga sebenarnya sama dengan harga dua produk.
Atau sebuah department store memberi discount 30%-70% untuk barang tertentu,
padahal sebelumnya harga dinaikkan dulu.
3. Penyalahgunaan kekuasaan: Misalnya, pengusaha kelas kakap memasang harga
murah (hypermarket, misalnya). Akibatnya para pesaingnya tergeser, dan bahkan
tergusur dari pasar.
Dengan cara semacam itu, pengusaha besar memperoleh monopoli dan bias
memasang harga dengan seenaknya.
Contoh : Sebuah warung menjual 1kg telur dengan harga 18ribu rupiah, namun di
sebuah supermarket harga 1kg telur dijual dengan harga 15ribu rupiah, dengan
kualitas yang sama bahkan lebih baik dari warung. Maka secara tidak langsung,
para konsumen pasti lebih memilih membeli di supermarket daripada warung.
4. Manipulasi emosi. Misalnya : para distributor BBM memanfaatkan kelangkaan
BBM di tanah air guna memasang harga yang tidak wajar (tidak sesuai dengan
ketentuan pemerintah).

Anda mungkin juga menyukai