()
Artinya : Sungguh kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti
yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar
manusia dqpat berlqku adil. Dan Kami menurunkan besi yang mempunyai
kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui
siapq yang menolong (agama) -Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun Allah tidk
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Q. S. Al-Hadis [57]:
25)
Penggalan surat diatas merupakan salah satu dari tujuh ayat tentang besi
(ak-hadid=
) dalam al-Quran.
tersebut jatuh dari langit. Meski manusia sudah pernah mengalami hujan es atau
pun hujan air tetapi manusia belum pernah mengalami hujan besi.
Kemudian dari hal tersebut diambil pemahaman yang lebih sesuai yaitu
dan kami ciptakan besi. Akan tetapi pemahaman ini ada yang mengganjal
dikarenakan ada penggunaan kata yang berulang. Yang pertama .... secara
harfiah diartikan dan kami telah turunkan bersama mereka kitab. Apabila
anzala
konsisten
diterjemahkan,
maka
menjadi
menurunkan
dan
bukan
menciptakan. Hal ini karena menciptakan, membuat berasal dari kata khalaqa ...
jaala ... ,atau sanaa... bukan nazala yang berarti turun.
Konsekuensi dari terjemahan penurunan besi akan berakibat rusaknya
bangunan bangunan di bumi. Pada faktanya selama ini belum pernah ada
peristiwa batangan logam yang trun dari langit. Dengan demikian perlu ilmu
pengetahuan lain yang mendukung dan menjawab hal ini.
Ketika Alquran turun, beberapa abad sebelumnya sudah dikembangkan
tentang serbuk logam (serbuk besi). Sehingga tidak ada masalah untuk
memahami secara harfiah, dan kami telah menurunkan sebuk besi. Akan tetapi
dari hal ini timbul berbagai macam pertanyaan lagi. Seperti dari mana serbuk
besi itu diturunkan.
Atom besi mempunyai nomor atom 26 dan massa atom 56, yang berarti iti
atom Fe tersusun dari 26 proton dan 30 (56-26) neutron. Atom-aatom besi ini
diselidiki di bumi. Bagaiana atom ini terbentuk dan dimana? Apa kaitannya atom
besi dengan langit? Bagaimana atom besi ini diturunkan dari langit?
Besi dan ruang angkasa menjadi masalah saat ini. Dalam pengetahuan
astronom, ruang diantara bintang tidak kosong, tetapi terisi materi berupa gas
dan debu yang disebut materi antarbintang. Dalam ruang antarbintang memiliki
kerapatan sekitar 10.000 atom per cm 3 sedangkan ruang antara awan hanya
sekitar 1 atom per cm3, udara di permukaan bumi yaitu sekitar 10 19 (sepuluh juta
triliun) molekul per cm3.