Anda di halaman 1dari 6

4.

Alqur’an dan Ilmu Pengetahuan


Tujuan Instruksional
1. Menjelaskan bahwa Al-Qur’an mendahului ilmu pengetahuan
2. Menjelaskan kandungan IPTEK dalam Al-Qur’an
3. Menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an
4. Memotivasi peserta untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an

“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk


membuat (sesuatu) seperti Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak bisa
membuat yang serupa dengannya meskipun sebagian mereka menjadi
penolong bagi yang lain” QS Al-Isra’ : 88)

Abad ini adalah abad di mana manusia bisa mencapai kemajuan iptek
yang luar biasa. Berbagai penemuan baru muncul di semua disiplin ilmu.
Pembuatan bayi tabung, teknologi kloning, teledigital conference adalah
sedikit saja dari hasil kemajuan iptek itu. Yang semuanya bisa dirasakan
manfaatnya oleh manusia sejagad.

Di sisi lain hal itu memberikan dampak yang negatif bagi sebagian
kaum muslimin. Hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Yakni : mereka
mulai goyah keimanannya melihat hal-hal ganjil, aneh dan luar biasa itu.
Padahal sudah lama sebelum itu Al-Qur’an sudah menyingkap hakikat itu
jauh sebelum manusia menemukannya. Mereka tidak menyadari bahwa
Al-Qur’an mempunyai kelebihan yang sangat banyak dibandingkan
dengan kehebatan pemikiran manusia. Karena toh semua kehebatan
manusia adalah produk dari kemahahebatan Allah SWT.

AL-QUR’AN MERUPAKAN MU’JIZAT YANG ABADI

Allah senantiasa menyertakan mu’jizat kepada setiap Rasul yang


diutus-Nya sebagai bukti bahwa dia memang benar-benar seorang rasul.
Sedangkan bentuk mu’jizat yang menyertai para rasul tersebut berbeda-
beda. Hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakatnya.

Kenapa Allah memberikan kepada Musa as sebuah tongkat yang bisa


jadi ular? Karena masyarakat ketika itu sangat ahli dalam ilmu sihir.
Potongan tali bisa terlihat seperti ular-ular yang merayap. Maka ketika

26
tongkat Musa yang berubah menjadi seekor ular besar yang melahap
semua ular jadi-jadian itu, maka berimanlah para tukar sihir tersebut.
Umat Nabi Isa as dikenal ahli dalam bidang kedokteran dan pengobatan.
Tetapi, di antara mereka tak seorangpun yang sanggup menyembuhkan
kebutaan dan kusta. Hanya Nabi Isa - dengan mu’jizat - yang mampu
melakukannya, bahkan beliau menghidupkan orang yang telah mati.
Dengan ini semua, umat Nabi Isa menyadari bahwa sebenarnya yang
hebat adalah Allah SWT bukan diri mereka.
Muhammad saw diutus oleh Allah SWT kepada masyarakat Arab,
yang saat itu terkenal dengan kemahirannya dalam seni sastra, bahasa
dan mengarang. Tapi tatkala mereka mendengar Al-Qur’an yang ditulis
dengan huruf dan bahasa mereka sendiri, mereka mendapati bahwa Al-
Qur’an memiliki keindahan yang tiada taranya. Namun Al-Qur’an adalah
mu’jizat yang abadi, bukan hanya diperuntukan bagi bangsa Arab saja
tapi untuk seluruh manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu
kemu’jizatan Al-Qur’an pun bisa dibuktikan kepada manusia untuk
selamanya. Bagi manusia modern yang kemajuan teknologinya begitu
sangat tinggi, maka untuk menaklukkan mereka, Al-Qur’an juga
memberikan bukti-bukti ilmiah dari ayat-ayat yang dikandungnya.

KANDUNGAN IPTEK DALAM ALQUR'AN

Daya Tarik Warna

Kita semua sepakat bahwa puncak dari kebahagiaan, kenikmatan,


kemewahan, kemudahan, kesempurnaan, kenyamanan, keindahan
terwakili dengan sebuah kata: surga. Kesepakatan ini bukan hanya bagi
orang Islam tapi juga bagi semua orang. Umumnya orang menggambar
semua hal yang ideal dengan kata : surga, nirwana, paradise, dan
sebagainya. Segala macam kesenangan yang diinginkan tersedia di surga,
bahkan kesenangan yang belum pernah sedikitpun tergambar di dunia
ada di sana.

Allah menggambar suasana penduduk surga dengan sebuah ilustrasi


yang indah, yakni sebuah kesenangan yang diinginkan oleh semua
orang dan mampu membangkitkan rasa kerinduan terhadapnya. Inilah
gambarannya : “Mereka (penduduk surga) memakai pakaian dari sutera
yang halus berwarna hijau, dan dipakaikan kepada mereka perhiasan

27
yang terbuat dari perak berkilauan, dan Allah memberikan kepada
mereka minuman yang bersih dan suci (QS Al-Insan : 21). Dan di
beberapa ayat lain Allah menggambarkan suasana bahagia, senang,
nyaman, tenteram dengan warna hijau. Yang jadi pertanyaan bagi kita
adalah : apakah warna mempunyai pengaruh bagi jiwa manusia? jika
ya, apakah pengaruh warna hijau atau warna-warna yang lain?. Grant
Allen, seorang psikolog
terkenal mengatakan bahwa : Tidak ada sesuatu yang mampu menarik
perhatian begitu besar kecuali warna. Yang membuat kumbang datang
dan hinggap di sebuah pohon salah satunya adalah daya tarik warnanya.
Begitupun manusia, pengaruh warna bagi begitu mendalam. Berbagai
penelitian membuktikan bahwa warna berpengaruh terhadap seluruh
anggota tubuh manusia. Warna bisa memberikan kesan panas, sejuk,
sedih, gembira, nyaman, frustasi dan sebagainya. Bahkan warna juga
memiliki pengaruh terhadap kepribadian dan pandangan hidup seseorang.

Di kota London terdapat sebuah jembatan yang berwarna coklat


yang sering digunakan untuk melakukan bunuh diri. Setelah diteliti
dengan seksama, maka masyarakat London menggantinya dengan
warna hijau. Ternyata angka bunuh diri di jembatan itu turun drastis,
berkurang 30% dari sebelumnya. Maka para sarjana pun sepakat bahwa
warna hijau mampu membangkitkan perasaan optimistis, riang, segar,
rileks dan mencirikan kebahagiaan. Oleh karena itulah jika kita merasa
stres, suntuk, boring kita diminta melakukan relaksasi dengan melihat
hijaunya daun dan tumbuh-tumbuhan.

Besi dan Manfaatnya

Era kehidupan manusia belakangan ini ditandai dengan pemanfatan


besi bagi kehidupan sehari-hari. Besi itu sendiri ada sejak abad pertama
sejarah kehidupan bumi ini. Sebelum memanfaatkan besi, terlebih dahulu
orang sudah mengenal tembaga dan timah. Di dalam Al-Qur’an, besi (Al-
Hadid) menjadi nama sebuah surat ke 57. Di surat tersebut Allah hanya
memberitahukan bahwa besi sangat banyak kegunaannya Begini bunyi
ayat itu : “ Dan Kami ciptakan besi yang memiliki kekuatan yang luar
biasa serta berbagai manfaat bagi manusia (QS Al-Hadid : 25).
Sampai abad 18 (12 abad setelah turunnya Al-Qur’an) kegunaan besi
belum banyak diketahui. Baru beberapa dekade terakhir saja para
28
ahli berlomba-lomba menemukan cara termudah untuk
menambangnya. Akhirnya sekarang besi tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan modern. Ternyata besi memiliki manfaat yang besar
sebagaimana diungkap Al- Qur’an. Antara lain besi dapat memotong
dan mematahkan benda sekeras apapun, kelebihan yang tidak
dimiliki oleh benda lain. Meski besi mempunyai kekerasan luar
biasa, tetapi dia lebih ringan dibandingkan jenis logam lainnya yang
berkarakter sama. Besi sangat cocok digunakan untuk kerangka sebuah
bangunan. Besi juga memiliki magnit. Kelebihan inilah yang dimanfaatkan
untuk menggerakkan motor di dunia elektonika.

Pada saat ini besi menjadi bahan utama berbagai kebutuhan produksi.
Gerbong kereta api, rel kereta, sampai rodanya terbuat dari besi. Begitu
pula meriam, tank, perkakas tukang, bahan dasar otomotif, peralatan
rumah tangga, mesin pertanian, alat telekomumikasi dan lainnya. Benar
kiranya firman Allah yang menyatakan bahwa besi memiliki kekuatan dan
manfaat bagi manusia. Shodaqallhul ‘Azhiim.

Pendengaran dan Pengelihatan

Ayat-ayat Al-Qur’an juga sering sekali membicarakan masalah yang


berkaitan dengan organ tubuh manusia diantaranya adalah telinga dan
mata. Dan senatiasa Allah selalu mendahulukan menyebut telinga
sebelum mata. Masalah ini layak kita perhatikan. Bila mata seseorang
tidak bisa lagi berfungsi, maka sungguh berat resikonya. Ia akan hidup
dalam kegelapan. Tidak mampu melihat sama sekali. Bila pendengaranya
yang tidak berfungsi sedangkan matanya masih bisa melihat,
penderitaannya masih lebih ringan.

Namun demikian, Allah SWT dalam firman-Nya senatiasa lebih


mendahulukan menyebut pendengaran sebelum penglihatan. Ini salah
satu mu’jizat ayat Al-Qur’an. Allah menyebut telinga lebih dahulu dari
pada mata karena pendengaran merupakan alat indera yang pertama
berfungsi. Bayi yang baru dilahirkan telinganya sudah berfungsi.
Sedangkan matanya belum. Bila kita dekati bayi yang baru lahir, lalu kita
bunyikan suara yang agak keras, ia akan kaget dan mungkin menangis.
Tetapi bila kita dekatkan tangan kita ke matanya ia tidak akan
memberikan reaksi. Hal ini membuktikan bahwa bila seseorang tidur
segenap tubuhnya istirahat kecuali telinga. Kalau kita membangunkan
29
seseorang, lalu kita letakkan tangan di hadapan matanya, ia tidak akan
merasakan apa-apa. Tetapi bila kita berbisik dekat telinganya pasti ia
akan bangun. Kemudian bisa juga dikatakan bahwa telinga adalah alat
penghubung kita dengan dunia luar.
Ingat dengan kisah Ashabul Kahfi? yakni pemuda-pemuda yang
melarikan diri dan bersembunyi di gua dalam rangka menyelamatkan
keyakinannya?. Kita lihat penggalan kisahnya di ayat Al-Qur’an : “Maka
kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”...... (QS Al-
Kahfi :11). Oleh karena itu ketika pendengaran mereka ditutup Allah
SWT, mereka pun tertidur beratus-ratus tahun lamanya. Maka sangatlah
logis : Seseorang terganggu tidurnya karena suara yang bising, dan
kesunyian malam, orang bisa pulas dengan nyenyaknya. Satu lagi yang
membedakan telinga dengan mata : mata memerlukan cahaya untuk dapat
melihat. Sebaliknya telinga bisa berfungsi siang atau malam, terang atau
gelap, dalam keadaan bangun atau tidur. Sekarang jelaslah bagi kita
kenapa Allah lebih mendahulukan pendengaran daripada penglihatan di
banyak ayat-ayat-Nya.

Indera Perasa atau Kulit

Cobalah perhatikan ayat Alqur'an dalam surat AnNissa : 56

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir pada ayat-ayat Kami, kelak


akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka
hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit-kulit yang lain, supaya
mereka merasakan pedihnya azab"
Ada sesuatu yang menarik perhatian pada ayat di atas, yaitu apa yang
diungkapkan Allah tentang alat perasa (kulit). Di sini Al-Qur'an
menunjukkan kepada kita sebuah fakta penting bahwa syaraf perasa
manusia berada di bawah kulit.

Ketika Allah menginginkan orang kafir itu merasakan pedihnya siksa,


Dia pun mengganti kulit yang sudah terbakar (sudah tidak terasa
sakitnya) dengan kulit yang baru agar pedihnya terasa berkali-kali. Jadi
jika ada dokter yang mengatakan kepada kita bahwa syaraf manusia
berada di bawah kulit, katakanlah kepadanya bahwa Al-Qur'an sudah
memberitahu manusia 14 abad yang lalu.

30
Ketika ilmu kedokteran belum bicara tentang janin, Alqur'an sudah
membahas hal itu sedemikian rinci. Dan tidak ada sumber apapun apakah
itu buku atau kitab-kitab agama lain yang membahasnya kecuali Al-
Qur'an yang pertama kali membicarakannya.
Dalam surat AlMukminun : 13  14, Allah berfirman :
“Kemudian Kami jadikan saripati itu sperma (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh aman (rahim). Kemudian sperma itu Kami jadikan
segumpal darah lalu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging"

Ilmu janin ini belum diketahui manusia kecuali baru puluh tahun
terakhir ini. Ketika Al-Qur'an datang dan memberitahu kita, seolah-
olah ia telah menuntut ilmu pengetahuan. Katanya : "Inilah
pertumbuhan janin dalam rahim seorang ibu, aku menjelaskan tahapan-
tahapannya secara rinci. Ketika aku memberitahu kamu tentang berita
penting ini hendaklah kamu sadar terlebih dahulu, bahwa yang
membawa berita ini adalah aku 'sang pencipta'

Begitulah beberapa isyarat iptek yang terdapat dalam Al-Qur’an,


sebagai bukti konkret bahwa Al-Qur’an betul-betul wahyu yang datang
dari Allah SWT. Dan Al-Qur’an adalah buku petunjuk tidak hanya bicara
mengenai ibadah saja tapi juga tersimpan di dalamnya ayat-ayat yang
mengandung banyak sekali isyarat ilmu pengetahuan. Namun yang perlu
kita ingat, bahwa Al-Qur’an bukan buku iptek. Yang hanya dengan
membacanya saja kita mampu mengembangkan ilmu. Bukan, bukan itu
maksudnya. Al-Qur’an hanya memberikan isyaratnya saja secara implisit
(tersirat) dan hanya bersifat global.

Nah untuk mengembangkannya dibutuhkan sarana dan metode ilmiah.


Yang semuanya itu bisa kita dapatkan dengan cara belajar, belajar, dan
belajar. Oleh karena itu tugas kita semua sebenarnya dua : pertama
membaca kitab suci secara rutin sambil mencoba untuk merenungkannya.
Kedua belajar dengan rajin baik di sekolah, di kampus, di rumah atau di
manapun. Insya Allah dengan melakukan kedua tugas itu kita akan
menjadi orang-orang yang memiliki pengetahuan dengan baik dan
mampu memanfaatkannya untuk kepentingan orang banyak. Amin Ya
Rabbal ‘alamin.

31

Anda mungkin juga menyukai