Bila dengan 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien tidak menunjukan respon,
yaitu tanda dan gejala serangan masih ada, pasien harus dirawat diruang inap. Bila pasien diduga/diperkirakan serangan asma berat, maka langsung diberikan nebulisasi dengan 2-agonis dan antikolinergik, oksigen 2-4 L permenit diberikan sejak awal termasuk saat nebulisasi. Kemudian diapasang jalur parenteral dan dilakukan foto thorax. Sedangkan bila pasien menunjukan gejala dan tanda ancaman henti napas, pasien harus langsung dirawat di ruang rawat intensif. Pada pasien dengan serangan berat dan ancaman henti napas, foto toraks harus langsung dibuat untuk mendeteksi komplikasi pneumothorax dan/atau pneumomediastinum
Tatalaksana di Ruang Rawat Sendiri
Pemberiam oksigen sejak dari UGD dilanjutkan. Setelah di UGD menjalani nebulisasi 2 kali dalam 1 jam dengan respons parsial, di RSS diteruskan pemberian nebulisasi -agonis dan antikolinergik bila perlu setiap 2 jam. Kemudian, diberikan steroid sistemik oral. Pemberian kortikosterois dilanjutkan sampai 3-5 hari. Jika dalam 8-12 jam keadaan klinis tetap baik, pasien dipulangkan dan dibekali obat seperti pasien serangan ringan yang dipulangkan dari klinik/IGD. Bila dalam 12 jam respons tetap tidak baik, pasien dialih rawat ke ruang rawat inap dengan tatalaksana serangan asma berat
Tatalaksana di Ruang Rawat Inap
o Pemberian oksigen diteruskan o Jika ada dehidrasi dan asidosis, atasi dehidrasi dengan pemberian cairan intravena dan lakukan koreksi terhadap asidosis o Steroid intravena diberikan secara bolus, tiap 6-8 jam dengan dosis 0,5 1 mg/kgBB/hari o Nebulisasi 2-agonis dan antikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-2 jam; jika dengan 4-6 kali pemberian mulai terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian dapat diperlebar tiap 4-6 jam o Aminofilin diberikan secara intravena dengan ketentuan sebagai berikut 1. Jika pasien belum mendapat aminofilin sebelumnya, diberikan aminofilin dosis awal (inisial) sebesar 6-8 mg/kgBB dilarutkan dalam dekstrosa atau garam fisiologis sebanyak 20 ml, diberikan dalam 20-30 menit 2. Jika pasien telah mendapat aminofilin sebelumnya (kurang dari 4 jam), dosis yang diberikan adalah setengah dosis inisial 3. Sebaiknya kadar aminofilin dalam darah diukur dan dipertahankan sebesar 10-20 g/ml
4. Empat jam kemudian diberikan aminofilin dosis rumatan sebesar
0,5-1 mg/kgBB/jam Jika telah terjadi perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan setiap 6 jam, sampai dengan 24 jam. Steroid dan aminofilin diganti dengan pemberian per oral Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali obat -agonis (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam selama 24-48 jam. Selain itu, steroid oral dilanjutkan hingga pasien control ke klinik rawat jalant dalam 24-48 jam untuk re-evaluasi tatalaksana.
Kriteria Rawat di Ruang Intensif
Pasien yang sejak awal ke UGD sudah menunjukan ancaman hentinapas, langsung dirawat di ruang rawat intensif (ICU). Kriteria pasien yang memerlukan perawatan di ICU adalah sebagai berikut. o Tidak ada respons sama sekali terhadap tatalaksana awal di UGD dan/atau perburukan serangan asma yang cepat o Adanya kebingungan, disorientasi,dan tanda lain ancaman henti napas, atau hilangnya kesadaran o Tidak ada perbaikan dengan tatalaksana baku di ruang rawat inap o Ancaman henti napas; hipokseemia tetap terjadi walaupun sudah diberi oksigen (kadar PaO2<60 mmHg dan/atau PaCO2 > 45 mmHg, walaupun tentu saja gagal napsa dapat terjad pada kadar PaCO2 yang lebih tinggi atau lebih rendah)
TUGAS TERAPI ASMA BERAT
FAUZIA LATIFAH S 406148140
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak RSPI Prof Dr Sulianti Saroso Periode 18 Januari 25 Maret 2016