Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 105 /PMK.06/2005


TENTANG
PENYESUAIAN HARGA SATUAN DAN NILAI KONTRAK KEGIATAN PEMERINTAH
TAHUN ANGGARAN 2005
Menimbang : bahwa kenaikan haraga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah mengakibatkan
kenaikan harga barang yang berdampak pada pengadaan barang dan jasa
pemborongan kegiatan pemerintah, diperlukan penyesuaian harga satuan
dan nilai kontrak kegiatan pemerintah tahun anggaran 2005.
Mengingat

:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menetapkan :

UNDANG-UNDANG No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UNDANG-UNDANG No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
UNDANG-UNDANG No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
UNDANG-UNDANG No.36 Tahun 2005 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja NegaraTahun 2005.
Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.
Peraturan Presiden No.55 Tahun 2005 tentang Harga Jual Eceran BBM
dalam Negeri.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 571/PMK.06/2004 tentang Petunjuk
Teknis Penyelesaian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
Anggaran 2005.
MEMUTUSKAN :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYESUAIAN
HARGA SATUAN DAN NILAI KONTRAK KEGIATAN
PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2005
BAB I
KETENTUAN UMUM

(1)

Pasal 1
Penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak selanjutnya disebut eskalasi dalam
peraturan ini adalah penyesuain harga kontrak pengadaan barang dan jasa
pemborongan sebagai akibat kenaikan harga BBM.
BAB II
SUMBER PENDANAAN

Pasal 2
Pendanaan untuk penyelesaian pembayaran eskalasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 bersumber dari :
a. Sisa anggaran yang tersedia bagi Satuan Kerja bersangkutan
b. Dana yang berasal dari realokasi dana antar Satuan Kerja pada kegiatan yang
sama dalam satu provinsi, melalui revisi/pergeseran dana pada DIPA tahun 2005,
dan/atau;
c. Dana yang berasal dari pengurangan volume sasaran yang bukan merupakan
pekerjaan utama.
BAB III
RUANG LINGKUP ESKALASI

(1)

(2)

(3)

(4)
(5)
(6)

Pasal 3
Kegiatan yang dapat dieskalasi adalah :
a. Pekerjaan yang belum dilaksanakan dan telah dikontrakkan/didasarkan
atas penawaran terhitung sebelum 1 Oktober 2005
b. Sisa pekerjaan yang belum dilaksanakan dan telah dikontrakkan
sebelum 1 Oktober 2005
c. Pekerjaan yang sedang berjalan atau yang sudah diselesaikan tetapi
dikontrakkan sebelum 1 Oktober 2005 tetapi Surat Penawaran/Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebelum 1 Oktober 2005.
Permohonan eskalasi diajukan dengan menyampaikan dokumen :
a. Surat Penawaran
b. Kontrak
c. Berita acara status pekerjaan/mutualcheck per 1 Oktober 2005 yang
dibuat oleh pengawas lapangan untuk kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan c, sebagai dasar penentuan batas pembayaran
eskalasi.
Eskalasi diberlakukan pada kontrak pengadaan dan pelaksanaan jasa
pemborongan dalam mata uang rupiah baik untuk tahun jamak (multi years)
maupun untuk tahun tunggal (single year) yang sedang berjalan termasuk yang
dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri.
Kontrak tahun jamak yang telah mencantumkan ketentuan eskalasi, tetapi dapat
melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam kontrak tersebut.
Untuk kontrak yang belum mencantumkan ketentuan mengenai perhitungan
eskalasi dapat menggunakan ketentuan yang tercantum dalam peraturan ini.
Perubahan nilai kontrak akibat eskalasi harus dituangkan dalam addendum
kontrak.
BAB IV
TATA CARA PERHITUNGAN ESKALASI DAN
PERHITUNGAN NILAI KONTRAK

Pasal 4
Tata cara perhitungan eskalasi dan perhitungan nilai kontrak diatur sebagaimana
lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini.
BAB V
TATA CARA DAN BATAS WAKTU PENGAJUAN REVISI DIPA
DALAM RANGKA ESKALASI
(1)

(2)
(3)

(4)

Pasal 5
Satuan Kerja melalui Kementrian Negara/Lembaga mengajukan usul revisi DIPA
untuk realokasi atau pergeseran dana sesuai kebutuhan eskalasi kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan perimbangan keuangan dan atau
Direktur Jenderal Perbendaharaan sesuai kewenangan masing-masing.
Dalam rangka percepatan pelaksanaan revisi DIPA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibentuk Pos Pelayanan Khusus bersama DJAPK dan DJPBN.
Untuk DIPA daerah, usulan revisi DIPA diajukan oleh Kepala Satuan Kerja kepada
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan sepanjang tidak
mengakibatkan perubahan pagu/patokan masing-masing program, kegiatan
dan/atau jenis belanja.
Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan selanjutnya menelaan usulan dimaksud dan mengesahkan revisi
DIPA tersebut.
Pasal 6

Pengajuan usulan revisi DIPA dalam rangka eskalasi harus sudah diterima paling lambat
tanggal 30 November 2005.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri
Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal
9 November 2005
MENTERI
KEUANGAN,
ttd,JUSUF ANWAR

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYESUAIAN HARGA SATUAN
DAN NILAI KONTRAK KEGIATAN PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2005
TATA CARA PERHITUNGAN ESKALASI DAN PENYESUAIAN NILAI KONTRAK
A.

Perhitungan eskalasi menggunakan rumus sebagai berikut :

Ha = Ha { a + b Ba + c Ca + d Da + }
Bo
Co
Do
Keterangan :
Ha : Harga satuan barang dan jasa pemborongan hasil penyesuaian
Ha: Harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan atau pengadaan barang dan jasa
pemborongan diserahkan
a : Koefisian tetap yang terdiri dari overhead dan keuntungan yang jika tidak
dicantumkan dalam penawaran maka nilainya = 0,15. Sedangkan b, c, d..dst :
Penjumlahan koefisien- koefisien komponen utama = 0,85
penjumlahan a + b + c + d..dst = 1,00
Ba, Ca, Da : Indeks harga komponen pada bulan Oktober 2005
Bo, Co, Do: Indeks harga komponen pada bulan September 2005
(1)

(2)
(3)
(4)

B.

Koefisien komponen utama pekerjaan ditetapkan oleh :


a) Departemen Pekerjaan Umum/Dinas Bidang Pekerjaan Umum untuk
pekerjaan jasa pemborongan.
b) Departemen teknis/kantor wilayah Departemen teknis/dinas teknis untuk
pekerjaan teknis lainnya
c) Kesepakatan antara Kepala Satker dan rekanan untuk pekerjaan teknis lain
yang disetujui oleh Departemen teknis/kantor wilayah
Departemen
teknis/dinas teknis yang bersangkutan.
Indeks
harga
yang
digunakan
adalah
yang
dikeluarkan
BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Indeks harga lainnya dapat digunakan setelah mendapat persetujuan Departemen
teknis/kantor wilayah Departemen teknis yang bersangkutan.
Daftar harga dapat disusun oleh asosiasi, Kepala Satker atau rekanan berdasarkan
harga pasar untuk disampaikan kepada Departemen teknis/kantor wilayah
Departemen teknis yang bersangkutan guna dinilai kewajarannya dan kemudian
disetujui untuk dijadikan dasar perhitungan penyesuaian harga.
Perhitungan nilai kontrak menggunakan rumus :

Pn = {Ha1 x V1} + {Ha2 x V2} + {Ha3 x V3} + .. dst

Keterangan :
Pn : Nilai Kontrak hasil penyesuaian
Ha : Harga satuan hasil penyesuaian
V : Volume barang dan jasa pemborongan
Perhitungan nilai eskalasi kontrak dilakukan untuk pekerjaan sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) Perhitungan penyesuaian harga dilakukan oleh Kepala Satker/Satker sementara
dan rekanan, selanjutnya diajukan ke Departemen Pekerjaan Umum/Departemen
teknis/Dinas Bidang Pekerjaan Umum untuk pekerjaan barang dan jasa
pemborongan untuk mendapatkan penetapan sesuai dengan jenis DIPA.
(3) Jika diperlukan revisi DIPA atau dokumen yang dipersamakan, maka berdasarkan
perhitungan penyesuaian harga yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum/Departemen teknis/Dinas Bidang Pekerjaan Umum untuk pekerjaan barang

dan jasa pemborongan, Kepala Satker/Satker sementara memproses revisi DIPA


atau dokumen yang dipersamakan.

MENTERI KEUANGAN
ttd,JUSUF ANWAR

Anda mungkin juga menyukai