Anda di halaman 1dari 68

Kelainan dan

penyakit genetika
Oleh :
I MADE SUKARJA

Pendahuluan

Penyakit atau kelainan yang terjadi pada


materi genetik akan diturunkan pada
turunannya
Penyakit atau kelainan genetik terbagi 2
Kelainan kromosom (kelainan jumlah atau
bentuk)
Mutasi basa DNA (kelainan susunan basa
DNA)

Deteksi Kelainan
kromosom
Untuk mendeteksi terjadinya

kelainan jumlah dan bentuk


kromosom dibuat kariotipe
kromosom (susunan kromosom
berdasarkan pengelompokannya
dengan melalui teknik isolasi dan
pewarnaan kromosom)
Metode ini ditemukan oleh Tjio dan
Levan tahun 1956

MUTASI GEN DAN


MUTASI KROMOSOM

MUTASI
Perubahan yang terjadi pada
susunan biokimia gen (DNA) atau
kromosom
Mutasi somatis
Mutasi germinal
Mutasi gen = point mutation =
mutasi noktah
Mutasi kromosom = cross
mutation = Aberasi

MUTAGEN
Apa saja yang dapat menimbulkan
mutasi
Berdasarkan timbulnya :
Spontan
Induksi
Berdasarkan penyebabnya :
1 Fisika --- radioaktif
2. Kimia ----- zat pengawet,
penyedap, zat warna,
pestisida, obat2 an

MUTASI GEN
Mutasi gen
Terjadi akibat perubahan susunan
basa dari DNA.
Mutasi gen pada hemoglobin
1. Anemia sel sabit ( sickle cell
anemia) normal Hb A Hb A pada
penderita anemia sel sabit HbS HbS
bentuk sel eritrositnya seperti sabit

2. Talasemia umur eritrositnya


pendek yaitu kurang dari 120 hari
3. Hemoglobin lepore , terjadi
pindah silang antara gen yang
menentukan sintesa rantai beta
dengan rantai delta

MUTASI KROMOSOM

Dapat terjadi berupa


1. kelainan jumlah kromosom
2. Kelainan struktur kromosom

Kelainan jumlah
kromosom

1. Poliploidi (euploidi) terjadi perubahan pada


seluruh kromosom , diberi akhiran ploidi
Mis; monoploidi (haploid) n, diploidi (2n),
triploidi (3n), tetraploidi (4n)

2. Aneuploidi, terjadi perubahan pada


sebagian (pasangan) kromosom saja , diberi
akhiran somi
Mis: monosomi (2n-1), disomi (2n), trisomi
(2n+1)

Kelainan jumlah
kromosom autosom
1. Sindroma Patau (1960) Genotip 47 XX/XY
+13 umurnya kurang dari 3 bulan
2. Sindroma Edward (1960) Genotip 47 XX/XY
+18 umurnya kurang dari 6 bulan
3. Sindroma Down 1844 diketahui oleh Sequin
1866 tanda klinisnya ditemukan oleh
J.Longdown Down Dulu disebut
Mongoloid,muka pipih, jarak kedua mata
relatf jauh, simien crease (hanya satu garis
pada telapak tangan

Sindroma Down dapat dibedakan


1.Sindroma Down primer ( trisomi 21)
Genotip47 XX/XY +21. Frekwensi 92.5 %
Dilahirkan dariibu berumur lebih dari 35
tahun, ditemukan satu orang dalam keluarga,
tidak diwariskan
2. Sindroma Down sekunder ( translokasi )
Genotip 46 XX/XY t(21-14/15), diwariskan,
dilahirkan dari ibu muda (kurang 30
tahun)biasanya ditemukan lebih dari satu
anak

3. Sindroma tersier (mozaik)


Ditemukan jumlah kromosomnya
46 atau 47
Penyebabnya belum jelas

Kelainan kromosom
gonosom
1. Sindroma Turner 45 XO, wanita .Has
Webb neck tinggi badan 120 cm
untuk orang dewasa steril terjadi
karena non dysjunction gamet ibu
2. Sindroma Kline felter 47 XXY fenotip
pria steril karena azoospermia Akibat
non dysjunction gamet ibu atau ayah
3. Sindroma triple X . 47 XXX wanita

4. Sindroma Diplo Y . 47 XYY


pria sikap a sosial atau anti sosial

Kelainan struktur
kromosom
1. Delesi .Lengan kromosomnya hilang
sebagian,mis Sindroma Cri-Du-Chat , 46
XX/XY -5p
2. Duplikasi . Lengan kromosomnya bertambah
panjang
3. Inversi. Terjadi pindah tempat dari susunan
gen dalam kromosom
4. Translokasi . Sebagian kromosom pindah
tempat ke kromosom lainnya
46 XX/XY t(21 -14/15)

Mekanisme perubahan
kromosom
1. Patahnya sebagian kromosom ,
mengakibatkan hilang/
bertambahnya informasi genetik
a. Delesi , hilangnya serangkaian
DNA atau kromosom
b. Duplikasi, berlebihnya kopi
dari DNA/ kromosom yang sama

2. Patahnya sebuah kromosom sering


diikuti oleh berubahnya susunannya
a. Inversi , melekatnya rangkaian DNA
dengan
orientasi terbalik
b. Translokasi, Mengabungkan DNA dari
kromosom yang berbeda
c. Amplifikasi , terbentuknya banyak kopi
DNA
d. Efek posisi, Ketika kromosom disusun
kembsli ekspresi gen dekat patahan
akan
dipengaruhi
oleh
rangkaian
tetangga yang baru

Pewarisan genetik
Berdasarkan letak kromosomnya dibedakan
1.Pewarisan secara autosomal
Dominan
resesif
2. Pewarisan secara terangkai seks (Sex
linked) Pewarisan terangkai X
Dominan
Resesif

Penyakit Yang Diwariskan


Secara Autosomal Dominan
1. Polidaktili
2. Kemampuan mengecap Phenil Thio
Carbamad (PTC)
3. Dentinogenesis
4. Retinal aplasia
5. Katarak
6. Rambut hitam

Penyakit Yang Diwariskan


Secara Gen Autosomal
Resesif
1. Mata biru
2. Cystic fibrosis
3. Anemia sel sabit
4. Talasemia
5. Albinisme

Pewarisan Terangkai X
Dominan
1. Penyakit Rachitis yang resisten
terhadap vitamin D
2. Gigi coklat

Pewarisan Terangkai X
resesif

1. Buta warna merah- hijau


2. Anonychia
3. Hemofili
4. Hidrosefali
5. Defisiensi enzim dehidrogenase 6 fosfat

Pewarisan terangkai Y
resesif
1. Gen wt .(webb toes).Adanya
selaput diantara jari
2. Gen h (hipertrihosis).Tubuhnya
dututupi rambut yang panjang dan
kaku
3. Gen hg(histrik gravior). Bagian
daun telinganya mempunyai
rambut yang panjang

PENYAKIT KELAINAN GENETIK (PKG)


PKG Kromosom
1.Kelainan Numerik : Perubahan pada jumlah
kromosom
A. Set Kromosom
B. Kromosom Autosom
C. Kromosom Seks
2.Kelainan Struktur : Delesi, adisi, atau
gabungan
3.Kelainan Mosaik : Kromosom tidak merata di
sel tubuh
Pada sel berbeda, berbeda materi
27
genetiknya

1. Kelainan Numerik
A. Set Kromosom (Ploiditas)
1.Euploid
Triploid
Tambahan kromosom paternal.
Pada kelainan plasenta Hydatiiform moles
(mola).
Tambahan kromosom maternal
abortus spontan pada awal kehamilan.
Tetraploid diduga kegagalan pada cleavage
zigot.

2.Aneuploid
Monosomi umumnya letal, kecuali monosomi
kromosom X 45, X (sindrom
Turner)
28
Trisomi

Triploid

29

Disjunction - Nondisjunction

30

1. Kelainan Numerik
B. Kelainan Autosom :
1. Trisomi 21 (Sindrom Down) (47,XX/XY
+ 21)
Insidensi Kelahiran 1 : 700
Fenotip :
Retardasi mental, IQ : 25 50
Jarak mata lebar (hipertelorisme)
Hidung datar dengan pangkal pipi
Tangan/jari pendek, terdapat simian crease
Ada kelainan jantung
31

Sindrom Down (Trisomi 21)

32

Simian Crease

33

Sindrom Down (Trisomi 21)

34

Variasi Sindrom Down

1. Robertsonian Translocation
4% dari kasus sindrom Down,
Mempunyai 46 kromosom, kromosom
21q bertranslokasi
ke kromosom 14/akrosentrik.
Konstitusi kromosomnya 46, XX/XY,
rob(14;21),+ 21;
atau translokasi 21q21q (46,XX/XY,
rob(21q;21q).
2. Mozaik Sindrom Down

35

Variasi Sindrom
Down

36

A. Kelainan Autosom Lanjutan.

2. Trisomi 13 (47, XX/XY + 13) (Sindrom


Patau)
Insidensi Kelahiran : 1 : 20.000
Fenotip :
Bibir sumbing/bercelah
Malformasi sistem saraf pusat (retardasi mental
berat)
Retardasi pertumbuhan
Low set ears
Memiliki garis simian
Kelainan jantung bawaan
37

Trisomi 13 (Sindrom Patau)

38

A. Kelainan Autosom Lanjutan.

3. Trisomi 18 (Sindrom Edward) (47,


XX/XY +18)
Insidensi Kelahiran 1 : 8.000
Sering dijumpai pada jaringan abortus
Fenotip
Retardasi mental
Malformasi kongenital multi organ
Dagu kecil dan mulut segitiga
Low set ears
Daya hidup rendah, maksimal 2 bulan
(90% < 6 bulan).
39

Trisomi 18 (Sindrom Edward)

40

1. Kelainan Numerik
C. Kelainan Kromosom Seks
Genotip Jenis kelamin Kelainan
XY
Laki-laki
XX
Wanita
XXY
Laki-laki
Klinefelter
XYY
Laki-laki
XO
Wanita
XXX
Wanita
superfemale

Sindrom
Sindrom super male
Sindrom Turner
Sindrom
41

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjuta

Tanda Klinis Pada Kelainan


Kromosom Seks

Retardasi mental
Kelainan pertumbuhan
Umumnya dapat hidup mandiri
Kecuali sindrom Turner, umumnya berfenotip
normal
Prognosis pada kelainan euploid dan mozaik
umumnya lebih baik

42

. Sindrom Klinefelter

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjuta

Kariotip umumnya 47,XXY


Kromatin X dan Y Positif (+)
Insiden 1 : 600 bayi laki-laki lahir hidup (USA)
Fenotip :
Postur tubuh tinggi kurus (>170 cm), tungkai kaki pan
Gynecomastia
Testis kecil, dengan biopsi :
Hialinisasi tubulus seminiferus, tidak ada spgenes
azoospermia, sel Leydig sedikit
Libido menurun (hypogonadism)
Steril/infertil (Ciri seks sekunder tidak berkembang)
IQ biasanya rendah (Retardasi mental).
Beberapa pasien dijumpai gangguan kesulitan belajar.
Aspek penurunan ND pada oogenesis atau spgenesis
43
Varian : 48,XXXY; mosaik 46,XY/47,XXY atau 46,XY/48,XX

Sindrom Klinefelter

44

2. Sindrom Turner

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjuta

Kariotip umumnya 45,X0.


Kromatin seks (X dan Y) negatif (-)
Insiden 1 : 2.500 kelompok perempuan
Fenotip :
Postur tubuh pendek (130 cm)
Webbed neck, edema pada kaki
Cubitus vagus
Dada rata, mamae (-)
Coartation aorta dan defek skeletal
Genitalia eksterna infantil
Klitoris hipertrofi
Rambut axilla dan pubis (-)
Streak gonads, Ovarium dysgenesis, amenore primer
IQ : normal (< rata-rata normal).
Aspek penurunan ND selama oogenesis Meiosis I
45
Varian Mosaik : 45,X/46,XX (15%); 45,X/47,XXX; dll

Sindrom Turner

46

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjuta

3. Sindrom Y- Ganda

Kariotip umumnya 47,XYY


Kromatin X (-) dan Y (++)
Insiden 1 : 1.000 kelompok laki-laki
Fenotip :
Postur tubuh tinggi (>180 cm)
Raut muka asimetris
Telinga cenderung lebih panjang
2-4% dalam LP dan Mental Hospital
Tingkah laku eksplosif, hiperaktif, agresif, dan psikop
Perkembangan seks normal, testosteron normal
IQ 90 (10-15 < rata-rata normal)
Aspek penurunan ND pada spgenesis meiosis II
Varian - Mosaik : 47,XYY/47,XXY atau 47,XYY/49,XXXYY
.
47

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjuta

4. Sindrom X Ganda

Kariotip umumnya 47,XXX.


Fenotip :
Postur tubuh tinggi.
Beberapa pasien mengalami kesulitan belajar.
Infertil
Beberapa psikopatologi, antisosial sangat jarang.
IQ : rendah (< rata-rata normal).
Kromatin X : positif ganda; kromatin Y : negatif.
Umumnya akibat ND meiosis I (M I) maternal
Variasi kariotip: 47,XXX atau 48,XXXX atau 49,XXXXX

48

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjuta

5. Sindrom XX (Laki-laki
46,XX)

Kariotip 46, XX

Insidens 1 : 20.000 bayi laki

1:25 laki-laki kromatin positif

Fenotip :
Fenotip laki-laki
Testis mengalami hialinisasi
Kelainan pada meiosis sehingga terjadi pindah
silang (crossing over) gen Testis determining
Factor (TDF) dari kromosom-Y ke kromosom-X
49

Sindrom XX

50

2. Kelainan Struktur
1. Delesi (del)
2. Duplikasi (dup)
3. Translokasi (t)
4. Disentrik (dic)
5. Insersi (ins)
6. Inversi (inv)
7. Isokromosom (I)
8. Kromosom cincin/ring (r)

51

Jenis2 Kelainan Struktur

52

Pericentric Inversion

53

2. Kelainan Struktur Lanjuta

1. Sindrom Cri du Chat

Delesi (denovo) lengan pendek kromosom 5 (5p-, reg 1


Sering menimbulkan kematian bayi
Insidensi relatif jarang 1 : 50.000 kelahiran
Fenotip :
Microcephaly
Moonlike face
Mulut kecil (mandibula) dan melebar
Hipertelorisme
Hidung lebar berbentuk lempeng
Low set ear
Retardasi mental berat, IQ < 35
Dapat hidup mencapai dewasa
54

Sindrom Cri du Chat

55

Sindrom Cri du Chat

56

2. Kelainan Struktur Lanjuta

2. Sindrom de Grouchy (18p-)


De Grouchi 1963 (18p-)
Delesi (denovo) lengan pendek kromosom 18
(18p-)
Fenotip :
Berat lahir < normal
Wajah bulat
Low set ear
Mulut melebar
Retardasi mental
Dapat hidup mencapai dewasa
Carries dentis
57

2. Kelainan Struktur Lanjuta

3. Sindrom de Grouchy (18q-)


De Grouchi 1964 (18q-)
Delesi (denovo) lengan panjang kromosom 18
(18q-).
Fenotip :
Berat lahir < normal
Low set ear
Retardasi mental
Dapat hidup mencapai dewasa
Letak mata dalam
Hipertelorisme
Carries dentis
58

2. Kelainan Struktur Lanjuta

4. Sindrom Ring Kromosom 18


(18r).

Kromosom membentuk cincin (Ring; 18r).


Fenotip :
Berat lahir < normal
Low set ear
Retardasi mental
Letak mata dalam
Hipertelorisme
Kelainan jantung bawaan
Microcephaly

59

Kromosom Cincin

60

2. Kelainan Struktur Lanjuta

5. Sindrom Azoospermia Factor (AZF a, b, c


(Microdeletion Y Chromosome)
Aberasi struktur kromosom seks
Delesi lengan panjang kromosom Y
DAZ (Delete Azoospermia Factor)
Azoospermia Factor C

61

Kelainan Gonad Dan Perkembangan Seksual


Kesulitan penentuan seks akibat genilitalia
meragukan
(Ambiguous)

1. Hermafrodit (hermaphroditsm)
Terdapat testis dan ovarium atau dalam
bentuk
ovotestis.
Genitalia ambiguous : hipospadia,
perbesaran

62

2. Pseudohermafrodit Wanita (female


pseudohermaphroditsm)
Terdapat ovarium atau gonad pada satu seks saja.
Genitalia ambiguous : perbesaran klitoris, fusi labia
majora
menyerupai kantong scrotum.
Umumnya akibat hiperplasia adrenal kongenital,
menimbulkan defek enzim yang dibentuk kelenjar
adrenal,
dibutuhkan biosintesis kortisol untuk virilisasi.
Ovarium berkembang normal, namun produksi
androgen.
Kariotip:46,XX.
Hiperplasia adrenal menyebabkan defisiensi 21hidroksilase,
menghambat normal pathway biosintesis,
63
menyebabkan

Adrenal Hiperplasia

64

3. Pseudohermafrodit pria (male pseudohermaphroditsm)


Bentuk dari androgen insensitivity.
A. Defiensi 5-alfa reduktase.
Enzim ini berperan dalam konversi testosteron menjadi

65

Pseudohermaphfrodite (
1. Pseudohermaphrodites have either
testicular or ovarian tissue,
but not both
2.Generally the tissue is rudimentary
3.External genitalia are often
ambiguous
4.Some are genetically female,
but may look like males
5. Some are genetically male,
but may look like females and lead
normal female sex lives

66

Sindrom Feminisasi Testis

SLIDE BY Dr.RATIH

67

Anda mungkin juga menyukai