PENDAHULUAN
Berdasarkan
saat
terjadinya,
kelainan
genetik
dapat
diturunkan
timbul
saat
embriogenesis, maupun timbul setelah dilahirkan.1 Kelainan-kelainan genetik ini mengikuti pola
penurunan sifat Mendel dan dapat diwariskan melalui autosom maupun kromosom sex (sex
linkage).1
Kelainan yang diwariskan melalui autosom dibedakan menjadi 2 yaitu penurunan
autosom dominan dan resesif.3 Banyak karakteristik manusia yang berpengaruh buruk yang
disebabkan oleh gen homozigot resesif. Sementara itu, terdapat pula kelainan genetik yang
diwarisi secara dominan seperti penyakit polidaktili. Sedangkan, kelainan yang diwariskan
melalui kromosom seks juga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: yang terangkai kromosom X dan
yang terangkai kromosom Y.1,2
Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan pada kelainan genetika
a.
i.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Keluhan Utama
Apakah kelainannya dari lahir atau baru saja muncul?
Anak keberapa?
Apakah saudaranya mengalami cacat bawaan?
Apakah kedua orang tua bayi mengalami cacat bawaan?
Apakah dari keluarga orang tua bayi yang mengalami cacat bawaan?
Klo ada siapa?
Bagaimana waktu kehamilannya?
Berapa usia ibu saat hamil?
Pada saat hamil apakah ibu pernah mengntrol kehamilannya?
Pada saat control kehamilan apakah pada janin ada terlihat kelianan? Kalau ada
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Kelainan Genetika
Kelainan genetika adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kelainan oleh satu atau
lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi yang mencakup berbagai tingkat dalam rangkaian
proses penerjemahan informasi (ekspresi gen) genetik dari suatu organisme (Ishak, 2010).
Kelainan dan Penyakit genetik merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata rata
manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor faktor
genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.3
Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan autosomal
2. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif autosomal
3. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom seks / kelamin
4. Kelainan dan penyakit geetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi kromosom.4
I. Kromosom
XY
Laki-laki
XX
Wanita
XXY
Laki-laki
Sindrom Klinefelter
XYY
Laki-laki
XO
Wanita
Sindrom Turner
XXX
Wanita
Sindrom superfemale.7
1.
SINDROM KLINEFELTER
Kariotip umumnya 47,XXY
Kromatin X dan Y Positif (+)
Insiden 1 : 600 bayi laki-laki lahir hidup (USA)
Fenotip :
Postur tubuh tinggi kurus (>170 cm), tungkai kaki panjang
Gynecomastia
Testis kecil, dengan biopsi :
Hialinisasi tubulus seminiferus, tidak ada spgenesis,
azoospermia, sel Leydig sedikit
Libido menurun (hypogonadism)
Steril/infertil (Ciri seks sekunder tidak berkembang)
IQ biasanya rendah (Retardasi mental).
Beberapa pasien dijumpai gangguan kesulitan belajar.
2. SINDROM TURNER
Kariotip umumnya 45,X0.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
3. SINDROM Y-GANDA
Kariotip umumnya 47,XYY
Kromatin X (-) dan Y (++)
Insiden 1 : 1.000 kelompok laki-laki
Fenotip :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2. KELAINAN STRUKTUR
1. Delesi (del)
2. Duplikasi (dup)
3. Translokasi (t)
4.
5.
6.
7.
8.
Disentrik (dic)
Insersi (ins)
Inversi (inv)
Isokromosom (I)
Kromosom cincin/ring (r) .10
b. Wajah bulat
c.
d.
Mulut melebar
e.
Retardasi mental
f.
g.
Generasi 1
UU
uu
gamet :
u
100% Uu
F1
Generasi 2
P2 fenotip :
genotip :
Uu
Uu
gamet :
U
u
F2
U
u
UU
75% Uu
Uu
25% uu
HUKUM MENDEL II
Hukum Mendel II disebut juga the Mendelian law of independent assortment atau
penggabungan gen secara bebas.
Generasi 1
P1 fenotip : tanaman berbiji bulat tanaman berbiji keriput
berwarna kuning
berwarna hijau
genotip:
BBKK
bbkk
gamet :
BK
bk
F1
100% BbKk
tanaman berbiji bulat,berwarna kuning
Generasi 2
P2 fenotip : tanaman berbiji bulat tanaman berbiji bulat
berwarna kuning
genotip:
BbKk
gamet :
BK,Bk,bK,bk
berwarna kuning
BbKk
BK,Bk,bK,bk .10
Daftar Pustaka
1. Pringgoutomo S, Himawan S, Tjarta A. Buku ajar patologi 1 (umum). Edisi 1. Jakarta: Sagung
Seto; 2002.h.151-3.
2. Campbell NA, Reece JB, Mitchell JG. Biologi. Edisi 5. Jakarta: Erlangga; 2000.h.309-30.
3. Prawirohartono S, Hidayati S. Sains biologi. Jakarta: Bumi Aksara; 2007.h.76.
4. Suryo. Genetika manusia. Yogyakarta: UGM; 2008.h.102-5.
5. Gibney J.M, Margerts M.B, Kearney M.J, Arab.L. Biologi. Jakarta : PT. Gramedia ;
2006.
6. Kamus kedokteran dorland. Edisi ke-29. Jakarta: EGC; 2006. Globin;h.926
7. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Kapita selekta hematologi. Edisi ke-4. Jakarta: EGC;
2002.h.64-6.
8. Campbell NA, Reece JB. Biologi. 8th ed. Jakarta: Erlangga; 2010.h.352-76.
9. Granner DK, Weil A. Struktur, fungsi, dan replikasi makromolekul pembawa informasi. Dalam:
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC; 2009.h.3446.
10.Granner DK, Weil A. Sintesis protein. Dalam: Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia
harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC; 2009.h.376-80.