Anda di halaman 1dari 9

PENETAPAN KADAR SIMETIKON DALAM SEDIAAN TABLET ANTASIDA

DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETRI FTIR ATR (FOURIER


TRANSFORM INFRA RED ATTENUATED TOTAL REFLECTANCE)
Era Novitasari, Syarif Hamdani, Sri Gustini
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Abstrak
Analisis simetikon pada beberapa sediaan farmasi dilakukan dengan menggunakan spektrometri
FT-IR teknik Demountable Cell menggunakan plat KBr, sehingga terbatas untuk sample
cairan. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan analisis simetikon dengan metoda ATR
(attenuated total reflectance) yang merupakan teknik FTIR sederhana dan dapat digunakan pada
pengukuran sampel dalam bentuk
padat dan cairan. Disamping itu dilakukan variasi
penggunaan pelarut pada proses ekstraksi simetikon dari sediaan. Analisis kuantitatif
-1
berdasarkan nilai absorbansi pada bilangan gelombang 1257 cm yang merupakan regang
simetris CH3-Si dari simetikon. Kinerja analitis yang dilakukan diantaranya akurasi, presisi dan
linearitas. Analisis simetikon dengan metode FTIR-ATR menunjukkan kinerja analitik yang
baik dengan nilai linieritas, akurasi, dan presisi memenuhi standar validasi. Persen perolehan
kembali (recovery) berturut-turut pada pelarut toluena, benzena serta campuran toluena benzena dan toluena - kloroform yaitu 95.4 %, 96 %, 94 % dan 92 %. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengukuran FTIR dengan menggunakan teknik ATR menghasilkan
pengukuran yang lebih akurat khususnya pada pelarut benzena.
Kata Kunci: FTIR-ATR, KBr, Simetikon, Kinerja Analitis

Abstract
Analysis simethicone on pharmaceutical product has been done using FT-IR spectrometry with
Demountable Cell ", this technique only can use for liquid sample. This research aimed to
analysis of simethicone used ATR technique. ATR (attenuated total reflectance) is a simple
technique and suitable for the sample measurement in solids and liquids form. ATR is fast
technique and requires small amounts of sample, beside that, analysis had been done for solvent
variations on simethicone extraction. Quantitative measurements performed by observing the
-1
absorbance value at wave number 1260 cm which is the CH-Si symmetric stretch of
simethicone. The analytical test that carried out involved accuracy, precision and linearity.
Simethicone analysis by FTIR-ATR method showed a good analytical result with linearity ,
accuracy and precision that fulfill validation standards. Percent recovery respectively for
toluene, benzene, toluene - benzene and toluene - chloroform are 95.4 %, 96 %, 94 %, and 92
%. The result showed that FTIR-ATR technique was more accurate in measurement of
simetichone, especially in benzene solvent.
Setelah membaca dan menelaah isi naskah laporan hasil penelitian tugas akhir ini,
kami memberikan persetujuan:
Pembimbing Utama

Syarif Hamdani, M.Si /

Pembimbing Serta

Sri Gustini, S.Si /

Keyword : FTIR-ATR, Demountable Cell, Simethicone, Analytical Test

1.

PENDAHULUAN
Antasida merupakan golongan obat
yang berfungsi untuk menetralisir asam
lambung. Antasida umumnya merupakan basa
lemah, biasanya terdiri dari zat aktif yang
mengandung, alumunium hidroksida/karbonat
dan magnesium hidroksida/karbonat (UNSRI,
2011). Terkadang antasida dikombinasikan
juga dengan simetikon yang berfungsi untuk
mengurangi kelebihan gas pada saluran
pencernaan. Dosis simetikon di dalam sediaan
tablet antasida berkisar antara 40-80 mg
(ASHP, 2011).
Kecil nya kadar simetikon yang
terdapat dalam sediaan tablet antasida serta
kompleksnya komposisi tablet antasida
sehingga dibutuhkan metode analisis yang
sensitif dengan reprodusibilitas yang tinggi
untuk mengkuantifikasi simetikon dalam
sediaan tablet antasida (Ela, 2013).
Simetikon merupakan kombinasi
antara polidimetilsiloksan (PDMS) dan silika
dioksida (SiO2). PDMS sering digunakan pada
sediaan kosmetik sebagai antifoaming.
Kandungan PDMS didalam simetikon yaitu
berkisar 90.5 % sampai 99.0 % dan 4% - 7%
silika dioksida (SiO2) (Rowe, 2009), karena
kecilnya kadar SiO2 dalam sediaan tablet,
pada penetapan kadar simetikon biasanya
dilakukan hanya dengan menetapkan kadar
PDMS yang terdapat didalam sediaan (Amy
dan Linda, 2013).
Penentuan
kadar
PDMS
telah
dilakukan dengan menggunakan kromatografi
gas pada sediaan kosmetik (Claudia and Jao,
2011), KCKT (Kromatografi cair kinerja
tinggi) (Douglas, et al., 2002), dan
kromatografi eklusi ukuran
(Mojsiewicz,
2011) pada beberapa sediaan farmasi. Metode
analisis yang telah dilakukan tersebut
memiliki kekurangan. Penetapan kadar PDMS
dengan KCKT memerlukan detektor khusus
(ELSD) (Douglas, et al., 2002), karena PDMS
tidak memiliki gugus kromofor, selain itu
metode kromatografi membutuhkan pelarut
yang banyak, optimasi fase gerak serta
didalam pengerjaannya memerlukan waktu
yang cukup lama dan kurang efektif jika

digunakan sebagai metode rutin yang harus


dilakukan (Abdul, 2013).
Marie, et al (1984), Torrado (1999),
Amy dan Linda (2013) serta Abdul Rochman
dkk (2013), telah melakukan pengukuran
kadar simetikon dengan menggunakan FT-IR
(fourier transform infra red spectroscopy).
Metode
spektrofotometri
FT-IR
merupakan pilihan metode yang paling baik
dalam penetapan kadar PDMS. Selain dari
segi kecepatan dan kesederhanaanya, FT-IR
merupakan metode yang dapat
digunakan
untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak
memiliki gugus kromofor (Patel, et al.,
2014).
ATR (attenuated total reflectance)
merupakan teknik reflektansi dari FT-IR.
ATR merupakan teknik yang sederhana serta
simpel dan cocok digunakan pada pengukuran
sampel dalam bentuk
serbuk dan cairan
(Barbara, 2004). Analisis menggunakan ATR
merupakan teknik yang sangat cepat dan
hanya memerlukan sampel dalam jumlah yang
sedikit (Easton, 2010). Sejumlah analisis
simetikon dengan FT-IR yang telah dilakukan
sebagian besar menggunakan teknik transmisi
dengan cara sampling demountable flow cell
dengan menggunakan plat KBr ataupun NaCl.
Berdasarkan hal tersebut, maka akan
dilakukan pengukuran kadar simetikon
dengan menggunakan teknik ATR. Selain itu
akan dilakukan pengembangan metode pada
preparasi sampel simetikon dari sediaan tablet
antasida dengan mengkombinasikan beberapa
pelarut organik yang diharapkan diperoleh
hasil pengukuran yang lebih akurat.
2.
2.1

METODELOGI
Alat
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu spektrometri FTIR ATR
(Thermo Scientific Nicolet iS5 FT-IR
Spectrometer), shaker (Rotary Healthy SR200 h), sentrifugasi (EBA 20), ultrasonik
(Elmasonic S30H), neraca analitis (OHAUS),
mortar, stampler, erlenmeyer, gelas ukur,
corong pisah dan pipet volum.
2.2

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah


tablet antasida, simetikon standar (PT.
Meprofarm), HCl (merck), toluena (merck),
benzena (merck), kloroform (merck), Na2SO4
anhidrat dan akuades.
2.3 Rancangan Penelitian
2.3.1. Analisis Simetikon Standar
1. Pembuatan larutan standar simetikon
10 % (pelarut tunggal)
Larutan standar simetikon 10 %
diperoleh dari 5 ml simetikon
standar dilarutkan kedalam 50 ml
pelarut toluena, sehingga diperoleh
larutan standar 10 %. Preparasi
larutan standar simetikon 10 %
untuk
masing-masing
pelarut
(benzena, kloroform) dilakukan
sama seperti pada pelarut toluena.
2. Pembuatan larutan standar simetikon
10 % (campuran pelarut)
Larutan standar simetikon 10 %
diperoleh dari 5 ml simetikon
standar dilarutkan kedalam 50 ml
campuran pelarut (25 ml toluena +
25 ml benzena), sehingga diperoleh
larutan standar 10 %. Preparasi
larutan standar simetikon 10 %
campuran
pelarut
(toluena+kloroform) dilakukan sama
seperti pada campuran toluena +
Benzena.
A.
Pembuatan kurva standar
Simetikon standar dilarutkan pada
masing-masing pelarut yaitu toluena,
benzena, klorofom, toluena-benzena,
toluena-klorofom.
Konsentrasi
simetikon dibuat pada 6 seri konsentrasi
yaitu 1 %, 2 %, 4 %, 6 %. 8 % dan 10
%. Kemudian masing masing variasi
konsentrasi larutan standar simetikon
tersebut dianalisis dengan FTIR-ATR.
Kurva baku diplot antara bilangan
gelombang dan absorbansi. Kemudian
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) dan
persamaan garis y = ax+b yang akan
digunakan untuk menentukan kadar
simetikon didalam sampel.
B.
Linearitas
Pengukuran nilai linearitas dilakukan
dengan menghitung nilai koefisien
korelasi (r) yang diperoleh dari kurva
baku. Perolehan nilai koefisien korelasi
yang paling baik akan digunakan
sebagai acuan untuk pengukuran

simetikon didalam sampel. Pelarut atau


campuran pelarut yang memiliki
rentang 0.98 - 1, dapat digunakan untuk
penetapan kadar simetikon didalam
sampel.
2.3.2 Penetapan Kadar Simetikon dalam
Tablet Antasida
Sebanyak 20 tablet antasida digerus
sampai
homogen.
Kemudian
ditambahkan 20 ml HCl 6 N, diaduk
hingga simetikon larut. Kemudian
ditambahkan 25 ml toluena, lalu
dishaker dengan frekuensi 120 rpm
selama 20 menit. Kemudian dilakukan
sentrifugasi selama 15 menit dengan
frekuensi 200 rpm, lalu disentrifugasi
selama 10 menit dengan frekuensi 200
rpm.kemudian diambil lapisan toluena.
Sisa
air pada lapisan organik
dihilangkan
dengan
menggunakan
Na2SO4 anhidrat. Kemudian lapisan
toluena
di
analisis
dengan
menggunakan FTIR-ATR. Preparasi
sampel untuk pelarut yang lain,
dilakukan sama seperti pada pelarut
toluena.
2.3.3 Kinerja Analitis
Akurasi,
presisi,
dan
linearitas
dievaluasi sebagai parameter kinerja
analitis.
1. Akurasi
Mengukur masing-masing larutan
simetikon standar berkadar 80 %,
100% dan 120 % sebanyak 3 kali.
Kriteria penerimaan: bila harga
rata-rata perolehan kembali dari
ketiga larutan tersebut diantara 90110 % dengan harga RSD 2,0 %
2. Presisi
Memeriksa larutan berkadar 100
% sebanyak 7 kali.
Kriteria penerimaan: RSD dari
pengukuran berulang 2,0 %
3.
3.1

HASIL PENELITIAN

Analisis Simetikon Standar

Penetapan
kadar
simetikon
menggunakan spektrometri FT-IR dilakukan
dengan menggunakan teknik ATR (attenuated
total reflectant). Berikut ini adalah spektrum
hasil pengukuran FT-IR dari simetikon
standar yang digunakan.

benzena, klorofom, campuran pelarut


toluena dan benzena serta campuran
toluena
dan
klorofom.
Variasi
campuran
ini
dilakukan
untuk
memperoleh pengukuran simetikon
yang lebih akurat pada sampel. Berikut
ini adalah kurva standar simetikon pada
masing-masing pelarut.

0,2

0,188
0,153

Absorba
nsi

0,1
5

0,11
2

0,1

Pembuatan Kurva Standar


Simetikon

Gambar 1 Spektrum FT-IR simetikon standar

Serapan yang muncul pada spektrum


simetikon standar terdapat pada wilayah 4000
sampai 500
. Berikut adalah
daerah serapan yang muncul pada simetikon
standar.
Tabel 1 Daerah Serapan FTIR Simetikon Standar
Bilangan gelombang
Tipe Vibrasi
-1
(cm )
665.02
784.14
863.69
1020
1074
1257
2904.66
2961.75

CH3 asimetris Si (CH 3)2


CH3 simetris Si (CH 3) 2
CH3 simetris Si (CH 3) 2
Si-O-Si
Si-O-Si
CH3-Si
C-H asimetris, CH3
C-H simetris CH3

Penetapan secara kuantitatif dilakukan


dengan mengamati nilai absorbansi pada
-1
bilangan gelombang
1257 cm
yang
merupakan regang simetris CH3-Si dari
simetikon.
Bilangan
gelombang
ini
merupakan bilangan gelombang yang paling
baik, untuk dijadikan acuan pada penentuan
simetikon secara kuantitatif. Bilangan
gelombang ini relatif bebas dari gangguan
baik dari pelarut yang digunakan ataupun zat
pengisi dari sampel yang digunakan.
3.1.1 Pembuatan Kurva Standar Simetikon
Pembuatan kurva standar simetikon
dilakukan terhadap pelarut toluena,

10

Konsentrasi
(%)

Gambar 4.2 Kurva standar simetikon pada


pelarut toluena
0,3
0,235
0,21
0,16
6
0,122
y = 0,0207x
0,076
+ 0,037
5
10

0,2
0,1
2
0
0
15

Konsentrasi (%)

Gambar 4.3 Kurva standar simetikon pada


pelarut benzena
0,1
0,087

0,0
8

Absorban
si

3.1

0,08
y = 0,0173x +
0,047
0,013
5
15

Absorba
nsi

Gambar 3.1 Spektrum FT-IR simetikon standar

0,0
5

0,0
6
0,0
4
0,0 0%
2
0

Gambar 4.4

0,064
0,04
8
0,037
y=
0,024
0,7153x + 0,0
5%
15%

099
10%

Konsentr
asi

Kurva standar simetikonp pada


pelarut klorofom

0,25
0,2
Absorba
nsi

0,201
0,163
0,13
7
0,10
9
0,072 y = 0,016x +

0,15
0,1

0,05
0
0

5
15

10

Konsentrasi
(%)

Gambar 4.5 Kurva standar simetikon dalam


campuran pelarut benzena dan
toluena
0,2

0,19
0,158
0,12
4
0,096
69
0,064
y = 0,0151x

Absorba
nsi

0,1
5
0,1

0,05

+ 0,03

0
0

10
15

Konsentrasi
(%)
Gambar 4.6 Kurva standar simetikon dalam
pelarut toluena dan kloroform

Berdasarkan kurva standar yang telah


dibuat, diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) berturut turut pada pelarut
toluena, benzena, klorofom serta
campuran antara toluena dan benzena,
serta toluena dan kloroform adalah
0,9973. 0.9932, 0.9744, 0.9957, dan
0.9962. Harga (r) yang diperoleh telah
memenuhi standar parameter validasi
karena berada pada rentang 0,98-1,
kecuali
pada
pelarut
klorofom
mempunyai harga koefisien korelasi
sebesar 0.9744. Nilai koefisien korelasi
yang memenuhi rentang yang akan
digunakan untuk menentukan kadar
simetikon didalam sampel.
3.2

Penetapan Kadar Simetikon


Penetapan kadar simetikon didalam
sampel dilakukan dengan memasukan harga
absorbansi sampel pada bilangan gelombang
-1
1257 cm kedalam persamaan regresi linear
masing masing pelarut yang digunakan

Hasil perolehan kadar simetikon didalam


sampel terdapat pada tabel 1.
Berdasarkan dari hasil analisis yang
telah dilakukan, diketahui bahwa kadar
simetikon yang memiliki % perolehan
kembali (recovery) yang terbesar adalah pada
sampel dengan pelarut benzena yaitu sebesar
96 %, sedangkan % perolehan kembali yang
terkecil adalah pada sampel dengan
menggunakan campuran pelarut toluena dan
kloroform yaitu sebesar 92 %.
Persen perolehan kembali pelarut
toluena yang telah dilakukan dengan metode
ATR sebesar 95.4 % sama besarnya dengan
% perolehan kembali pada penentuan
simetikon dengan pelarut toluena dengan
menggunakan FT-IR dengan menggunakan
demountable cell yaitu sebesar 95.14%.
3.3
Kinerja Analitis
3.3.1 Akurasi
Uji akurasi menunjukkan derajat hasil
kedekatan hasil analisis dengan kadar
analit yang sebenarnya. Uji akurasi
dilakukan terhadap pelarut tunggal
dan pelarut campuran ( toluena,(tabel
2) benzena (tabel 3) dan campuran
benzena serta toluena)(tabel 4) yang
memiliki nilai koefisien korelasi (r)
0.99-1. Pengujian dilakukan terhadap
3 larutan dengan konsentrasi 80 %,
100 %, 120 %, sebanyak 3 replikasi,
kemudian dihitung hasil perolehan
kembalinya (recovery).

3.3.2 Presisi
Pengujian presisi dilakukan terhadap
konsentrasi simetikon 100 % didalam
pelarut
toluena,
benzena
serta
campuran toluena dan benzena.
Hasil uji presisi, dari ketiga variasi
yang dilakukan, ketiga tiganya
seperti yang terlihat pada tabel 5, 6
dan 7 memenuhi rentang nilai RSD
2.

Tabel 1. Hasil analisis simetikon didalam sampel

Pelarut

Kadar Awal (mg)

Kadar yang diperoleh (mg)

% Perolehan Kembali

Toluena

50

47.7

95.4 %

Benzena

50

48

96 %

Toluena+Benzena

50

47

94 %

Toluena+Kloroform

50

46

92 %

Tabel 2. Hasil uji akurasi pada pelarut toluena

Kadar
80%

100%

120%

Kadar yang diperoleh (mg)

% Perolehan Kembali (PK)

89.8

92.75

86.99

97.5

89.8

99.75

95.41

96.82

98.22

102.4

98.22

102.4

106.64

99.4

109.44

104.04

106.64

99.4

Rentang PK

Rata-rata PK
96.7 1.87

100.54 1.67

100.94 1.50

96.7 100.94

Tabel 3. Hasil uji akurasi pada pelarut benzena

Kadar

80%

100%

120%

Rentang PK

Kadar yang diperoleh (mg)

% Perolehan Kembali (PK)

86.98

98.2

86.98

98.2

89.83

105.25

95.41

95.4

98.22

102.4

98.22

102.4

103.83

93.55

109.45

102.9

106.64

98.2

Rata-rata PK

100.55 1.34

100.06 1.34

98.21 1.58

98.21 100.55

Tabel 4. Hasil uji akurasi campuran toluena dan benzena

Kadar

Kadar yang diperoleh (mg)

% Perolehan Kembali (PK)

86.98

98.2

86.98

98.2

89.83

105.25

95.41

95.4

98.22

102.4

98.22

102.4

103.83

93.55

109.45

102.9

106.64

98.2

80%

100%

120%

Rentang PK

100%

Absorbansi
0.079
0.079
0.076
0.079
0.078
0.079

RSD

1.55

Tabel 6. Hasil uji presisi simetikon dalam


pelarut benzena
Konsentrasi

100%

Absorbansi
0.073
0.072
0.073
0.074
0.073
0.073

RSD

0.87

Tabel 7. Hasil uji presisi simetikon campuran


toluena dan benzena
Konsentrasi

100%

100.55 1.34

100.06 1.34

98.21 1.58

98.21 100.55

Tabel 5. Hasil uji presisi simetikon dalam


pelarut toluena
Konsentrasi

Rata-rata PK

Absorbansi
0.047
0.047
0.047
0.048
0.047
0.048

RSD

1.09

4.

SIMPULAN
Analisis kuantitatif simetikon dari
sediaan tablet antasida dengan metode FTIRATR menunjukkan kinerja analitik yang baik
dengan nilai linieritas akurasi, dan presisi
memenuhi standar validasi, diperoleh dengan
penggunaan toluene pada proses ekstraksi.
Persen perolehan kembali pelarut toluena
dengan metode ATR sebesar 95.4 % sama
besarnya dengan % perolehan kembali pada
penentuan simetikon pada pelarut toluena
dengan menggunakan FT-IR teknik transmisi
yaitu sebesar 95.14 %.
5. DAFTAR PUSTAKA
ASHP. 2011 .AHFS Drug Information.
Bethesda: American Society of
HealthSystem Pharmacists, Inc.
th
Budavari, S. (Ed), 2001,The Merck Index 13
ed , Merck & Co Inc., New York, 837
E Moore, Douglas., X Liu, Tina., and Miao,
William Getc. A RP-LC Method With
Evaporative
Light
scattering
Detection For The Assay Of
Simethicon
in
Pharmaceutical
Formulations.
Journal
Of
Pharmaceutical
and
Biomedical
Analysis. 30, pp. 273-278

Ermer, J., and Miller, J.H., 2005. Method


Validation
in
Pharmaceutical
Analysis, Willey, Weinheim
Flaviana da Silva Acunha, Claudia., and
Zimnoch dos Santos, Jao Henrique.
2011. An Anaytical Method for
Quantifying Dimethicone in a 30 %
Simethicon emulsion Using Gas
Chromatography. British journal
Analytical Chemistry. 06, pp. 278-285
Fernandez, R, Benny, 2011. Spektroskopi
Inframerah (FT-IR) dan Sinar
Tampak (UV-vis), Sekolah Pasca
Sajana, Universitas Andalas, Padang
G, Torrado., Arieta, A Gracia., Des los Rios,
B., Menendez, J.C., and Torrado,
Santiago.
1999.
Quantitative
Determination of Dimethicon in
Commercial Tablets and Capsules by
Fourier
Transform
Infrared
Spectroscopy
and
Antifoaming
Activity test. Journal Pharmaceutical
and Biomedical Analysis. 19, pp. 285
292
Hargis, Amy D.,Whittall, Linda B. 2013.
Improvements in soft gelatin capsule
sample preparation for USP-based
simethicon FTIR analysis. Journal of
Pharmaceutical
and
Biomedical
Analysis.74 (2013) 223-226
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan
Validasi
Metode
dan
Cara
Perhitungannya. Departemen Farmasi
FMIPA
Universitas Indonesia,
Jakarta
Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit
Dalam. Penerbit Buku Kedokteran
ECG. 1995; 246
Hartono, J, 1984, Penyidikan Spektrometrik
Senyawa Organik, Penerbit Erlangga.
Mochammad
Yuwono
dan
Gunawan
Indrayanto. 2005. Validation of
Chromatographic
Methods
of
Analysis . Surabaya: Universitas
Airlangga
Mulja, M dan Suharman, Drs. 1995. Analisis
Instrument. Surabaya: Universitas
Airlangga
Mundry,
Tobias.
1999.
Baked-in
pharmaceutical glass packaging Analytical studies of a production.
Disertasi. Faculty of Mathematics and
Natural Sciences the Humboldt
University of Berlin

Rakesh, Patel., l Charmi,Patel., Rajesh. K. S.


2014.
Quantitative
"Analytical
applications of FTIR Spectroscopy in
Pharmaceutical and Allied Areas.
Journal of Advanced Pharmacy
Education & Research. 4(2): 145-57.
Rohman, Abdul., Musfiroh, Arini., dan
Gondowijaya, Ela. 2013 .Quantitative
Determination of Simethicone in
Antacid Suspension and Chewable
Tablet Using FTIR Spectroscopy.
Global Journal of Pharmacology 7
(3): 270-275, 2013
Rohman,
Abdul.2014.
Statistika
dan
Kemometrika Dasar Dalam Analisis
Farmasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Sabo, Marie., Gross Jhon.,Rosenberg, Ira E.
1983. Quantitation of Dimethicone in
Lotions Using Fourier Transform
Infrared
Spectral
substraction.
Journal Society Cosmetic Science. 35:
273-281
Stuart, Barbara. 2004. Infrared Spectroscopy:
Fundamental and Application. John
Willey&Son Ltd
The United State Pharmacopeial Convention.
(2006). The United States
Pharmacopeia (USP). 30Th Edition.
United States.
Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan
Kuliah
farmakologi
Universitas
Sriwijaya. Jakarta:EGC
Rowe, R, C., Sheskey,P.J., dan Weller, P.J.
(2003).
Handbook
of
Pharmaceutical Excipients.Edisi IV.
London:
Publisher-Science
and
Practice
Royal
Pharmaceutical
Society of Great Britain. pp. 599-600
Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistika.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
William, Dudley H. Fleming, Ian. 2014.
Metode Spektroskopi Dalam Kimia
Organik.Jakarta:EGC, Hal 38

Anda mungkin juga menyukai