Anda di halaman 1dari 18

Sequential Injection Analysis

(SIA) System
 Sequential Injection Analysis (SIA) merupakan generasi
kedua dari teknik flow injection yang dikembangkan oleh
Ruzicka and Marshall sebagai salah satu metode
penanganan sampel (Ruzicka J, Marshall GD, 1990).
 SIA memiliki cakupan yang agak berbeda dan itu menutupi
dua kelemahan terbesar dari FIA, yaitu: kebutuhan untuk
menggunakan manifold yang berbeda untuk menerapkan
setiap metode analisis dan kebutuhan untuk menggunakan
pompa peristaltik yang mahal
 SIA adalah sederhana, fleksibel, mudah otomatis, sangat
berguna untuk menangani cairan.
 SIA telah banyak digunakan dalam kombinasi dengan UV-
Vis spektrofotometri, elektrokimia, spektroskopi dan deteksi
luminesensi untuk tujuan seperti pemantauan bioproses,
immunoassay, dan lingkungan, makanan dan minuman,
obat, industri dan analisis chemometric.
Perbedaan SIA dengan Flow Injection Analysis
(FIA)
 Jenis pompa, multiposition valve
 Pengaturan sistem kerja dimana seluruh pengaturan SIA
dikendalikan oleh komputer (paraskevas,2012).
 Pada mutiposition valve sia, terdapat beberapa channel yang
dihubungkan dengan sampel, reagen, mixing coil, limbah dan
detektor.
 Pengaturan sistem mutiposition valve tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan analisa sampel.
 Sampel dan reagen dapat diinjeksikan masuk ke dalam sistem
SIA menggunakan jenis pompa dua arah (syringe pump).
 Jenis pompa ini memliki kemampuan untuk menarik (aspirate)
dan mendorong (dispense) larutan.
 Pada sistem SIA, sebuah holding coil ditempatkan antara pompa
dan multiposition valve yang berguna sebagai tempat
pemberhentian sementara sampel dan reagen
(paraskevas,2012).
Keuntungan sistem SIA dibanding FIA

a) SIA merupakan sistem yang automatisasi sehingga semua


perintah dikendalikan oleh komputer.
b) SIA memanfaatkan manifold sederhana yang dapat digunakan
untuk mengambil berbagai jenis larutan
c) penggunaan reagen dan carrier jauh berkurang
d) operasi dua arah dari sistem pompa SIA dapat memudahkan
dalam proses preparasi sampel dan pengukuran dengan
detektor.
WHAT EQUIPMENT IS NEEDED FOR SIA?

A typical SIA manifold has been described above and comprises the following
main components:
 Pump
Syringe pumps telah banyak digunakan untuk menyedot zona dan
mendorong tumpukan zona melalui detektor. Beberapa peneliti telah
menggunakan pompa peristaltik. Persyaratan pompa adalah tepat, dapat
direproduksi, dua arah, dan mampu mengukur volume kecil. Kontrol
komputer sangat penting. Cavro membuat Syringe pumps yang andal.
Pompa diharapkan untuk menggantikan syringe pump di instrumen SIA
masa depan
 Selection Valve
The selection valve harus memungkinkan akses port secara acak. Katup
Valco terbukti paling cocok untuk SIA dan tersedia dengan antara 6 dan 28
port. Katup multi-posisi 10 port sejauh ini merupakan yang paling banyak
digunakan.Reactor and Holding coil
 Detector
 Software
Optimize all experimental parameters
 Semua parameter biasanya dioptimalkan dalam pengembangan
prosedur kimia (larutan) juga harus dioptimalkan dalam metodologi
SIA. Ini termasuk pH buffer, penambahan agen masking, reaksi dan
waktu inkubasi, dan suhu.
 Parameter fisik seperti volume pereaksi, kecepatan pompa, dan
panjang reaktor juga mempengaruhi kinerja dan ketahanan dari
metode ini.
Test the method using samples of known concentration

 Once the method has been developed, its analytical figures of merit can be determined. These
include
 Precision of the method. Usually 10 replicates of a sample with concentration at mid range are
measured and the %RSD (std deviation / mean expressed as a percentage)
 Long term and inter-laboratory precision. A good measure of the day to day a repeatability of the
method and inter-laboratory repeatability provides a measure of the robustness of the method.
 Linear range. Standards spanning the useful range of the method are measured and a linear
regression analysis is carried out. Goodness of fit as determined by the correlation coefficient r2
is frequently calculated and found to be better than 0.98.
 Detection limit. A common measure of detection limit is the concentration that corresponds to the
signal equal to 3 times the standard deviation of the detector baseline.
 Determination limit. The determination limit is usually set at 10 times the standard deviation of the
detector baseline.
 Measurement frequency. The number of measurements that can be carried out in an hour is
quoted. When quoting this figure, any sample preparation prior to injection into the SIA manifold
should be reported separately. This figure is derived from the time it takes the SIA instrument to
do a single measurement.
 The accuracy of the method is tested by comparing the results obtained by an independent
technique or by the analysis of certified reference materials.
 Explore whether commonly occurring matrix elements interfere with the measurement
What can I do with SIA?

 Trace enrichments
 Dilution
 Chemical masking
 pH adjustment
 Medium exchange miniature columns
 Phase exchange using membrane sampling
devices
 Use of solid reagents
 Titration
A wide range of detectors can be employed with
SIA. These include
 UV, vis, and ir photometers
 Fluorescence
 Chemiluminescence
 pH
 Ion selective electrodes
 Conductivity
 Amperometry
 Potentiometric stripping analysis
 Other electrochemical techniques
Gambar : Sequential Injection System, C: Carrier, HC: Holding Coil, V1: multi-port
valve, D:Detector, S:Sample, Acid : HNO3, EGTA 6 X 10-3 Mol/L, o-cresolphthalein
solution (CPC) 0,02% (w/v) pH 10,5 , o-phenanthroline (phen) 0,025% (w/v), L1 & L2
transmission line, mw: microwave oven, b : digestion bomb, V2 : six-port valve, L3: line
gas out after digesting process end , DS : safety disk, W: waste

Cláudio C. Oliveiraa, Raquel P. Sartinia, Elias Ayres Guidetti


Zagattob, 2000, Microwave-assisted sample preparation in
sequential injection:spectrophotometric determination of magnesium,
calcium and iron in food, Analytica Chimica Acta 413 (2000) 41–48
 Microwave untuk mendestruksi sampel makanan sehingga mineral Ca, Mg dan Fe
dapat diperoleh.
 Mineral–mineral tersebut kemudian direaksikan dengan pereaksi pengompleks yang
dapat membentuk senyawa kompleks berwarna sehingga dapat diukur detektor
spektofotometri pada panjang gelombang 558nm.
 Keseluruhan proses tersebut dilakukan oleh sistem SIA yang diatur dengan
komputer.
 Sampel makanan padat 0,25 gram terlebih dahulu dihaluskan <60 µm kemudian
dilarutkan dengan trinton x-100 dan air pada labu takar 25ml. Sedangkan pada
sampel cair, susu dilarutkan dengan air perbandingan 1:100 (v/v). Larutan sampel
yang telah siap selanjutnya dapat dihubungkan dengan sistem SIA sesuai gambar.
 Sampel dan asam akan ditarik masuk ke HC oleh pompa.
 Larutan carrier lalu dialirkan ke HC dan membawanya menuju oven microwave untuk
proses destruksi.
 Pada proses destruksi, komponen organik dalam sampel dihilangkan melalui proses
digesting menggunakan asam diikuti pemanasan pada temperatur 250oc dan
tekanan 35 bar. Pada akhir proses digesting, gas CO2 dan uap H2O yang terbentuk
akan dialirkan keluar oleh line L3.
 Mineral yang diperoleh dari proses digesting tersebut selanjutnya ditarik menuju HC
dengan menggunakan pompa diikuti penarikan larutan pengompleks.
 Larutan pengompleks yang digunakan adalah CPC yang dapat membentuk kompleks
berwarna dengan ion Mg dan Ca serta phen yang dapat membentuk kompleks dengan
ion Fe (Besi).
 Untuk mencegah kompleks Ca-CPC terbentuk pada penentuan Mg, digunakan EGTA
sebagai masking agent. EGTA akan membentuk kompleks dengan Ca sehingga
kompleks Mg-CPC dapat terbentuk sempurna dan terukur pada panjang gelombang
558nm oleh detektor (tahap 1).
 Kadar Ca ditentukan dengan cara mereaksikan larutan sampel-CPC (tahap 2). Jumlah
Ca dalam sampel dihitung melalui pengurangan hasil konsentrasi yang terukur pada
tahap 2 dengan konsentrasi yang terukur pada tahap 1.
 Pada penentuan Fe, larutan sampel direaksikan dengan reagen Phen pada pH 4,5
yang dapat membentuk kompleks berwarna. Agar ion Fe3+ tidak tereduksi menjadi Fe2+,
digunakan asam askorbat 1% (w/v) dan sodium asetat (1M) yang ditambahkan ke
dalam reagen phen.
 Pada penelitian Claudio, hasil pengukuran menggunakan sistem SIA dibandingkan
dengan metode destruksi konvensonal yang diukur menggunakan FAAS (flame atomic
absorption spectrometry). Pada tabel 1, terlihat bahwa konsentrasi Ca, Mg dan Fe
(ppm) yang diukur menggunakan SIA tidak berbeda nyata dengan FAAS dengan batas
kepercayaan 95%. Tabel tersebut juga menunjukan bahwa nilai kesalahan pengukuran
SIA dibandingkan dengan FAAS hanya berkisar 0,5-6,0 % (Claudio dkk, 2000).
Perbandingan hasil pengukuran mineral menggunakan
SIA dengan FAAS

Anda mungkin juga menyukai