Pondasi Cerucuk
Pondasi Cerucuk
1.
Pendahuluan
Masyarakat di daerah pantai, rawa dan daerah pasang surut sering menggunakan
cerucuk bambu/dolken sebagai pondasi atau perkuatan tanah untuk bangunan
rumah/gedung, bangunan jalan, bangunan drainase/irigasi, bangunan break water
dan bangunan lainnya. Pada akhir-akhir ini cerucuk bambu dengan matras bambu
mulai banyak digunakan sebagai soil improvement untuk dasar reklamasi pantai
atau badan jalan di daerah rawa atau tambak.
Sampai saat ini para Engineer atau para teknisi geoteknik dalam perencanaan
cerucuk belum ada acuan yang jelas, sehingga dalam penerapannya didasarkan
pangalaman masing-masing Perencana, sehinga hasil perencanaan akan berdampak
kurang aman atau terlalu aman sehingga kurang efektif.
Agar para Perencana dan Teknisi merasa yakin dalam merencanakan konstruksi
cerucuk dan dapat diterima secara teknis, maka perlu metode atau pedoman
perhitungan cerucuk yang diakui oleh para ahli geoteknik. Untuk mendapatkan
metode perhitungan tersebut perlu adanya penelitian yang mendalam tentang
analisis interaksi tanah lunak dengan cerucuk dan dibuktikan dengan model di
laboratorium atau skala penuh.
Sampai sekarang ini belum ada penjelasan ilmiah, bagaimana sistim cerucuk
tersebut dapat meningkatkan kapasitas daya dukung tanah dan dapat mengurangi
penurunan tanah, akan tetapi dalam praktek dilapangan telah menunjukkan
peningkatan daya dukung tanah lunak/lembek bilamana menggunakan cerucuk
bambu/dolken dengan jarak tertentu. Pengembangan cerucuk nantinya harus lebih
ekonomis, dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dapat dilaksanakan dengan
mudah dan dalam perencanaan dapat dengan mudah dipahami oleh para perencana.
Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum telah menerbitkan pedoman
teknis Tata cara Pelaksanaan Pondasi Cerucut Kayu di Atas Tanah Lembek
2.
cerucuk tertentu dapat meningkatkan daya dukung 2 (dua) kali lipat dari
aslinya.
Studi daya dukung tiang cerucuk pada model skala kecil yang telah dilakukan oleh
Abdul Hadi, Tesis S2, 1990 ITB Bandung difokuskan pada daya dukung pondasi
telapak bercerucuk dengan ukuran 20 x 20 cm. Dengan konfigurasi jarak cerucuk
dapat disimpulkan bahwa jarak tiang cerucuk yang lebih dekat/pendek dan jumlah
cerucuk semakin banyak maka akan terjadi peningkatan daya dukung pondasi
telapak yang cukup besar.
Evaluasi hasil percobaan daya dukung pondasi cerucuk ukuran 20x20 cm2,
menunjukkan bahwa model cerucuk 2 x 2 jarak 9 d (diameter), model 3 x 3 jarak
4,5d, model 4 x 4 jarak 3 d, model 5 x 5 jarak 2,25 d, model 6 x 6 jarak 1,8 d, tidak
menimbulkan keruntuhan blok pondasi, maka daya dukung cerucuk dapat dihitung
dengan menggunakan factor effisiensi. Untuk model 7 x 7 jarak 1,5 d, dan model
8x8 jarak 1,25 d, memberikan keruntuhan blok, maka daya dukung cerucuk dapat
dihitung sebagai blok tiang.
Yang cukup menarik dalam penelitian tersebut adalah adanya perubahan
peningkatan cohesi undrained (CU) pada pengukuran vane shear test yang
dilakukan pada tanah dalam box, dengan jarak 7,5 cm dari sisi model pondasi
cerucuk dan kedalaman 30 cm dari permukaan tanah. Melihat kondisi ini berarti
terdapat pemadatan tanah disekeliling kelompok tiang meskipun peningkatan nilai
kohesi undrained (Cu) relative kecil, akan tetapi pengaruh daya dukung tanah
pondasi akan besar.
Studi Daya Dukung Tanah dengan Cerucuk Bambu di pantai Utara kota Semarang
dilakukan oleh Tim penelitii Universitas Katolik Sugiyapranata Semarang pada
tahun 1995 (Ir. Y Daryanto dkk). Penelitian tersebut merupakan lanjutan dari Abdul
Hadi dengan skala penuh yang dilakukan di daerah terboyo Semarang. Dari hasil
penelitian tersebut disimpulkan bahwa pondasi cerucuk bambu tidak dapat
dikatakan sebagai Pondasi tetapi lebih tepat merupakan perbaikan daya dukung
tanah pendukung pondasi.
3.
Rujukan Teori
Pada kenyataanya besarnya kuat geser tanah sangat bervariasi, tergantung dari
kondisi tanah dan merupakan fungsi dari beberapa factor yang sangat komplek,
secara keseluruhan persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut :
S = f (C,c,e,,,,,H,st,,w)
Dimana : C : tekanan kompresi
: kecepatan regangan
c : kohesi tanah
H : sejarah pembebanan
st : struktur tanah
w : kadar air
: regangan
Secara phisik kekuatan geser tanah merupakan sumbungan dari tiga komponen pada
tanah yang bersangkutan, yaitu :
Bidang kontak yang saling mengunci antar partikel tanah untuk menahan
deformasi.
Secara teoritis kuat geser tanah ditentukan oleh banyak fariabel, akan tetapi fariabel
yang dominan adalah : kohesi tanah (c) dan sudut geser tanah (). Pada tahun 1910
oleh Mohr-Coulomb, mendefinisikan kuat geser tanah sebagai berikut :
S = c + tan
Kuat geser tanah efektif dapat ditulis sebagai berikut :
S = c + (-u) tan = c + tan
Untuk kondisi tanah yang jenuh air, dimana = 0 maka persamaan tersebut menjadi
berikut :
S = Cu
,c,
D
q=xD
Sedangkan untuk tanah yang jenuh air (c-soil) dimana = 0 maka Nq : 0, dan N : 0
sehingga rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut :
q ult. = Cu Nc Nc = 5,14 5,70 atau
q ult. = (2.57 2.85) qu
Dimana : q ult. : daya dukung tanah batas
Cu
: lebar pondasi
qu
P (kg/cm2)
(log)
Kuat geser undrained tanah akan meningkat seiring dengan terjadinya peristiwa
konsolidasi, dimana semakin besar beban kerja (P) yang terjadi pada lapisan tanah
maka nilai angka pori tanah (e) semakin kecil sehinga nilai kuat geser tanah akan
meningkat. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh LADD dkk. 1977 dan MESRI
1975 menunjukkan bahwa tanah yang mengalami konsolidasi normal akan
merngalami peningkatan kuat geser tanah sesuai tambahan beban yang terjadi,
sebagai berikut :
Cu = (0.20 0.30) v
Va
Air
Vv
V
Udara
Vu
Butir
Vb
Nilai angka pori tanah asli sebelum ada cerucuk, tanah jenuh :
eo = Vv / Vs atau
eo = (V Vs) / (Vs)
eo = V / Vs 1
Bila volume cerucuk (Vc) yang relative kecil dianggap sebagai butiran tanah dan
dimasukkan kedalam tanah jenuh maka nilai eo menjadi lebih kecil (e1), sehingga
persamaan diatas menjadi :
e1 = V/(Vs+Vc) 1
Dengan anggapan bahwa Volume total tanah (V) dan volume void (Vs) mempunyai
satu satuan masa ( 1) maka terdapat perubahan atau penurunan void rasio (e)
sebagai berikut :
e = 1/(1+Vc) 1
dimana : eo
e1
Vvo
Vso
Vc
: volume cerucuk
Secara ilustrasi bila dimodelkan untuk meyakinkan hipotesis ide Penulis, dapat
dilihat pada gamabar berikut :
Vane Shear
V Cerucuk
Sondir
V Cerucuk
Volume butir untuk tanah setelah diberi cerucuk akan lebih besar dari sebelum
diberi cerucuk, sehingga nilai angka pori awal (eo) lebih besar dari angka pori
setelah diberi cerucuk (e1), atau eo - e1 = e
Dengan mengeplotkan nilai angka pori eo dan e dari data test Oedometer tanah asli
atau tanah sebelum diberi cerucuk maka akan didapat Po dan P1, sehingga akan
didapat besarnya pertambahan tegangan (P) sesuai dengan bertambah kecilnya
nilai e1 sesuai dengan jarak cerucuk yang dipasang.
Dengan mengetahui pertambahan nilai tegangan pada tanah (P) akibat dipasang
cerucuk maka dapat ditentukan pertambahan kuat geser undrained (Cu) = (0.20
4.
A. Penomena konstruksi cerucuk bila jarak antar cerucuk terlalu jauh dapat dianggap
sebagai pondasi tiang mengambang/floating pile. Dan terdapat tambahan daya
dukung tanah akibat bidang runtuh tertahan oleh cerucuk
,c,
D
q=xD
B. Penomena apabila jarak antar cerucuk cukup pendek dan lebar bangunan cukup besar
maka ada tambahan daya dukung tanah dasar akibat q = x D
D
q=xD
C. Fenomena bulk pressure terhadap tanah lunak apabila jarak antar cerucuk cukup
pendek atau terlalu jauh.
10
D. Fenomena penurunan bangunan apabila jarak antar cerucuk cukup pendek atau terlalu
jauh, bila jarak antar cerucuk cukup pendek maka dapat mengurangi penurunan
bangunan.
0
L
1 < 0
2/3 L
5.
Contoh dan studi kasus ini mengambil data uji tanah bulan Mei 2009, rencana
pembangunan tower di Ds. Jombang, Purworejo.
Muka air tanah pada kedalaman -0,50 m dari muka tanah asli dan jenis tanah
lempung kelanauan (CL)
Cerucuk dicoba pada kedalaman -1,50 m s/d 5,50 m, data kosolidasi (uji
Oedometer) pada kedalaman -4,0 m.
Dari data sondir (S2) nilai konus pada kedalaman -4,0 m, qc rata-rata = 6,60
kg/cm2 Cuo = qc/(15 30) = 6,60 / 25 = 0,26 kg/cm2.
11
Dicoba diameter cerucuk =12 cm dan susunan cercuk 2 tipe, tipe-1 jarak 0,50 m
dan tipe-2 jarak 0,40 cm, seperti gambar berikut :
Volume tiap cerucuk satuan kedalaman (vc) = 113,04 cm3, sehingga prosentase
cerucuk terhadap luasan tanah 1,0 m dapat dihitung sebagai berikut :
-
Dari grafik didapat eo = 1,30, sehingga nilai e pada tipe 1 dan tipe 2 dapat
dihitung sebagi berikut :
e11 = eo + e = 1,30 - 0,044 = 1,256
e12 = eo + e = 1,30 - 0,067 = 1,233
12
1.5
e0 =1,31
1.3
e11 =1,25
Void Ratio ( e )
e12 =1,23
1.1
0.9
0.7
0.1
P0 = 0,31
1 P12 = 1,40
P11 = 0,80 P ( kg/cm2)
10
100
Sehingga pertambahan beban (P)dan nilai kuat geser tanah (Cu ) sebesar :
P1.1 = 0,80 - 0,31 = 0,49 kg/cm2
Cu.1.1.= (0,2 0,3 ) P1.1 = 0,123 kg/cm2
P1.2 = 1,40 - 0,31 = 1,09 kg/cm2
Cu.1.2 = (0,2 0,3 ) P1.2 = 0,273 kg/cm2
Peningkatan daya dukung tanah akibat adanya cerucuk dengan jarak 50 cm dapat
dihitung sebagai berikut :
Cu cerucuk tipe-1 = Cuo + Cu.1.1 = 0,26 + 0,123 = 0,383 kg/cm2
Jadi q all. baru tipe-1 = Cu.1.1 x Nc / FK
= 0,383 x 5,14 / 3 = 0,66 kg/cm2
Jadi q all. awal = 0,44 kg/cm2 q all. tipe-1 = 0,66 kg/cm2
Peningkatan daya dukung tanah akibat adanya cerucuk dengan jarak 40 cm dapat
dihitung sebagai berikut :
Cu cerucuk tipe-1 = Cuo + Cu.1.1 = 0,26 + 0,273 = 0,533 kg/cm2
13
Contoh proyek yang dihitung dengan cara sederhana tersebut cukup banyak,
seperti di daerah Tambilahan & Bengkalis Riau, Daerah Jambi, Kaltim, Semarang
(Semarang bawah, oprit jembatan Bangetayu H timb. = 12 m) dan lokasi lain
Wilayah Pantura Jawa.
6.
6.1. Kesimpulan
1. Suntingan pidato Prof. DR. Ir. R. Roeseno pada Asian Regional Conferention On
Tall Building and Urban Habitat di Kuala Lumpur,1998, kemungkan dapat
terjawab.
2. Formulasi perhitungan peningkatan daya dukung diatas tanah lembek/lunak
menggunakan cerucuk diatas, masih sebatas pada pemikiran Penulis dan perlu
mendapat masukan dari para Pakar dan penelitian dengan sekala penuh di
Lapangan.
3. Tulisan ini semoga bermanfaat.
6.2. Saran-saran
1. Karena makalah ini masih pada taraf pemikiran dan hepotesis, sebaiknya dikaji
lebih jauh dengan para Pakar yang berkompeten.
2. Mahasiswa Teknik Sipil diminta untuk mengembangkan fenomena yang
dianggap menarik oleh salah satu Bapak Teknik Sipil Kita (Prof. DR. Ir. R.
Roeseno).
14
Daftar Pustaka
-
A.HADI, (1990), Studi Daya Dukung Pondasi Tiang Terucuk Pada Model
Berskala Kecil, Bandung
ALLEN G.P, deltic Sediment in the Moderend on Miocen Mahakam Delta Total
Exploration Laboratory, Pessac France, 1987.
POULUS, H.G. & DAVIS, E.H, (1980), Pile Foundation Analysis And Design,
John Wiely and Sons, Inc.
ZANUSI, F.X, (1988), Daya Pikul Ultimate Terhadap beban Axial Tiang
Tunggal, Simposium nasioanl HATTI . Jakarta.
15
50
100
150
200
250
0.00
1.00
CERUCUK
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
DEPTH ( meter )
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
TF
13.00
14.00
qc
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
0
100
200
300
16
400
500
17