Anda di halaman 1dari 30

KOMPAS.

com Guncangan gempa bumi yang dahsyat telah meratakan


sejumlah bangunan dengan tanah di ibu kota Port-au-Prince. Guncangan gempa
bumi yang berkekuatan awal 7 skala Richter, Selasa (12/1/2010) pada pukul
16:45 waktu setempat atau pukul 04.45 Rabu pagi WIB itu berpusat di sekitar 10
mil barat ibu kota Haiti tersebut.
"Sejumlah penduduk berlarian ke jalan, menangis, berteriak serta menjerit
ketakutan," kata Karel Zelenka, Direktur Catholic Relief Services (CRS) di Haiti.
"Mereka melihat betapa dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan, tetapi tidak
berdaya menyelamatkan begitu banyak orang yang tertimbun di bawah puingpuing bangunan," tuturnya.
"Ada begitu banyak bangunan yang rubuh," kata Zelenka dalam sebuah
wawancara telepon dari Port-au-Prince. "Bencana ini akan menjadi bencana
besar."
Zelenka melaporkan awan asap tebal terlihat di udara setelah sejumlah
bangunan ambruk. Di dekat markas CRS, sebuah swalayan hancur dan benarbenar rata dengan tanah.
Presiden AS Barack Obama telah menyampaikan pernyataan belasungkawa
terhadap para korban gempa. Departemen Luar Negeri AS menjelaskan,
Washington akan menyediakan bantuan darurat pemulihan bencana ke Haiti.
Badan Pembangunan Internasional AS dan Komando Armada Selatan AS telah
mulai membentuk koordinasi untuk menaksir kerugian materi dan jumlah korban
di lokasi bencana.
Di salah satu wilayah Port-au-Prince, Petionville, bagian wilayah yang terbilang
elite, di mana para diplomat dan warga kaya Haiti bermukim, sebuah rumah
sakit roboh dan beberapa rumah hancur serta terjerembap puing-puingnya ke
dalam sebuah jurang.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS PJ Crowley menjelaskan, pihak Kedutaan
Besar AS di Haiti telah mulai menghubungi warga AS yang menetap di Port-auPrince. Namun, komunikasi ini terhalang oleh lumpuhnya fasilitas komunikasi
ataupun terputusnya jalur jalan menuju lokasi bencana pascagempa bumi.
"Kerusakannya signifikan. Sebagian besar tembok roboh. Sebagian besar orang
tewas tertimbun oleh puing-puing bangunan," kata Crowley. "Kerusakan di sana
benar-benar signifikan."
(http://internasional.kompas.com/read/2010/01/13/12251288/Kedahsyatan.Gunc
angan.Gempa.Bumi.di.Haiti)

Gempa Bumi Haiti 2010 terjadi dengan kekuatan 7 Skala Richter dengan pusat gempa 16
km dari Port-au-Prince pada pukul 4:53:09 waktu lokal (21:53:09 UTC) tanggal 12 Januari

2010.[2] Pusat gempa berada pada kedalaman 10 km. United States Geological Survey
menyatakan terjadi gempa-gempa susulan dengan kekuatan 5 Skala Richter.[3]
Sebagian besar dari kota Port-au-Prince mengalami kerusakan termasuk Istana Presiden
Haiti, Gedung Parlemen Haiti, Katedral Port-au-Prince, dan sebuah rumah sakit.[4][5]
Persatuan Bangsa Bangsa melaporkan kantor pusat Misi Stabilisasi Persatuan Bangsa Bangsa
untuk Haiti juga mengalami kerusakan.[6]
Daftar isi

1 Detail gempa Bumi

2 Kerusakan

3 Lihat juga

4 Referensi

Detail gempa Bumi

Gempa Bumi terjadi pada tanggal 12 Januari 2010 dengan pusat gempa 25 km/16 mil dari
ibukota Haiti, Port-au-Prince dengan kedalaman 10 km.[7] Gempa Bumi ini juga dirasakan di
Teluk Guantnamo, Kuba, Kingston, Jamaika, Caracas, Venezuela, (MM II in Caracas), Santo
Domingo, Republik Dominika.[8][9]
Setelah itu terjadi 26 gempa-gempa susulan dengan kekuatan 5,9 Skala Richter dan terus
menurun hingga 4,2 Skala Richter dan dengan 12 gempa susulan dengan kekuatan diatas 5
Skala Richter.[10] Setelah gempa terjadi diumumkan akan terjadi tsunami, tapi kemudian
pengumuman ini dicabut.[11]
Kerusakan

Akibat dari gempa Bumi dilaporkan Istana Presiden Haiti, Gedung Menteri Keuangan,
Gedung Menteri Pekerjaan Umum, Gedung Menteri Komunikasi dan Kebudayaan, Gedung
Parlemen, Katedral Port-au-Prince dengan tingkat kerusakan yang berbeda. Gempa yang
mengguncang Haiti merupakan musibah terburuk yang pernah ditangani Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB). Kerusakan infrastruktur diperkirakan melebihi tsunami yang menghancurkan
Aceh tahun 2004 lalu.
"Ini bencana yang mengerikan. Sepanjang sejarah PBB, kami belum menemukan yang
separah ini," ujar Koordinator Kemanusiaan PBB, Elisabeth Byrs, kepada AFP, Sabtu
(16/1/2010).
Byrs mencatat setidaknya saat tsunami di Aceh, kantor pemerintahan masih ada yang berdiri.
Tapi di Haiti, seperti di kota Leogane, seluruh fasilitas publik hancur dalam gempa tersebut.
"Gempa ini seperti membunuh kota tersebut," terangnya.

Dari laporan tim PBB, sekitar 90 persen bangunan dan gedung di Leogane hancur akibat
gempa 7 SR yang mengguncang Haiti, Selasa (12/1/2010) itu. "Tidak ada kantor
pemerintahan yang tersisa," kisahnya.
Kondisi di kota-kota lainnya tidak kalah memprihatinkan. Banyak warga yang terkubur di
reruntuhan bangunan dan belum bisa dievakuasi.
Saat ini tim SAR dari 27 negara yang berkekuatan 1.500 orang bersama 115 anjing pelacak
masih mencari para korban yang selamat. Namun faktor lemahnya komunikasi, sulitnya
transportasi dan kurangnya BBM menjadi penghambat operasi SAR terseb
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Haiti_2010)
GEMPA HAITI DITINJAU DARI SEGI GEOLOGI
Seperti diberitakan, Haiti di Amerika Tengah saat ini tengah berduka. Sebuah
gempa besar bermagnitude 7,0 Mw (7,0 SR) melanda Pulau Hispaniola di Laut
Karibia tempat negara Haiti berlokasi pada hari Selasa 12 Januari 2010 pukul
16.53 waktu setempat (Rabu 13 Januari 2010 pukul 04.53 WIB). Gempa ini
menurut pengakuan Pemerintah dan PBB (berita petang TV One Sabtu 16 Januari
2010) diperkirakan dapat menelan korban sampai 200.000 orang, sehingga
menjadi salah satu dari 10 gempa terburuk dalam satu abad terakhir.
Data USGS (United States Geological Survey) menyebutkan bahwa episentrum
gempa berlokasi di darat, di bagian barat Pulau Hispaniola, berjarak 25 km
sebelah BBD dari Port-Au-Prince, ibu kota negara Haiti. Korban gempa
diperkirakan -nya berasal dari Port-Au-Prince . Gempa menggoyang wilayah ibu
kota dengan goncangan skala VIII-IX MMI (modified Mercalli Intensity) dengan
kelas goncangan : severe-violent dan potensi kerusakan : berat. Gempa ini
merusakkan istana presiden dan banyak gedung pemerintah lainnya. Gempa
dirasakan juga di pulau-pulau sekitarnya (Bahama, Kuba, Jamaika, Dominika,
Puerto Rico) sampai Venezuela dan Florida .
Episentrum gempa berlokasi di 18.457N, 72.533W dengan kedalaman pusat
gempa 13 km. Berdasarkan data moment tensor solution (USGS Centroid dan
Global CMT Project) gempa berasal dari pematahan batuan secara mendatar
mengiri (left-lateral strike slip fault) dengan jurus 71 deg. dan kemiringan 64 deg
(USGS Centroid moment tensor solution).
Secara tektonik, Haiti menduduki Pulau Hispaniola (sebuah gugusan pulau Busur
Kepulauan Antila) yang merupakan tepi utara Lempeng Karibia. Lempeng Karibia
merupakan lempeng kecil (platelet, sliver plate) yang terjepit di antara dua
lempeng besar Amerika Utara dan Amerika Selatan. Batas Lempeng Karibia
terhadap Lempeng Amerika Utara dari timur ke barata adalahPalung Puerto Rico,
transform fault (sesar mendatar yang berlokasi di batas lempeng atau
antarlempeng) bernama Septentrional Fault, Palung Cayman, dan transform fault
lagi yang terus ke barat memotong daratan Amerika Tengah di wilayah

Guatemala. Batas lempeng yang merupakan palung dan transform fault ini
menggambarkan vektor konvergensi Lempeng Amerika Utara dan Lempeng
Karibia yang rumit.
Gempa 12 Januari 2010 berlokasi di cabang (splay) transform fault Septentrional
Fault di bagian selatan Haiti bernama Enriquillo-Plantain Garden Fault. Ibu kota
Haiti , Port-Au-Prince juga dilewati sesar ini. Baik transform Septentrional Fault
maupun splay transform Enriquillo-Plantain Garden Fault bergerak sinistral.
Pematahan gempa 12 Januari 2010 itu pun menunjukkan gerak sinistral
berdasarkan data moment tensor solution. Transform fault Septentrional Fault
bergerak dengan laju 20 mm/tahun, sedangkan splay-nya (Enriquillo- Plantain
Garden Fault) yang menimbulkan gempa 12 Januari 2010 itu bergerak dengan
laju 7 mm/tahun.
Gempa besar di Haiti pada tahun 1860, 1770, 1761, 1751, 1684, 1673, dan 1618
diperkirakan juga berhubungan dengan pematahan di Enriquillo-Plantain Garden
Fault. Jelas, bahwa sesar ini biang gempa.
Gempa-gempa di Haiti secara tektonik mirip dengan gempa-gempa besar yang
berlokasi di Sesar Sumatra maupun Sesar Mentawai. Perbedaannya adalah
bahwa Kepulauan Antila (Lesser Antilles dan Antilles) merupakan proper island
arc, sementara Sumatra merupakan continental margin arc. Trevor Hatherton
dan William Dickinson telah menganalogikan tektonik, magmatisme dan
seismisitas kedua wilayah ini sejak 1969 melalui publikasi The Relationship
between Andesitic Volcanism and Seismicity in Indonesia, the Lesser Antilles, and
Other Island Arcs (Journal of Geophysical Research, 1969,p. 5301-5310). Itu
adalah salah satu makalah klasik yang turut melahirkan Teori Tektonik Lempeng.
Berhati-hatilah setiap orang yang tinggal di atas retakan-retakan kerak Bumi
yang masih suka bergerak sebab mereka suatu waktu dapat menjadi killer
lines.
Gempa (EQ-earthquake) besar (large, but it was not huge, kata Jian Lin dari
WHOI Woods Hole Oceanographic Institution) di Haiti pada 12 Januari 2010
terjadi akibat patahan batuan di sebuah sesar mendatar sinistral bernama
Enriquillo-Plantain Garden Fault (lihat ulasan di bawah). Sesar ini panjangnya 500
km, wilayah pematahan kemarin terjadi pada sebuah segmen sesar dengan
panjang 50-60 km. Sesar ini sesar aktif yang bergerak dengan laju 7mm/tahun.
Dalam proses pergeserannya, tentu sesar ini tidak mulus bergeser seperti
pergeseran antara persentuhan dua balok besi yang lurus dan rata. Tetapi, pasti
di beberapa tempat terdapat penguncian tektonik (coupling) pergerakan karena
berbagai geometri segmen batuan/kerak Bumi yang acak. Pergerakan di suatu
tempat memang terkunci, tetapi secara regional dua segmen di kedua sisi
Enriquillo-Plantain Garden Fault bergerak terus karena mengakomodasi gerakan
Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Karibia dengan laju 20 mm/tahun. Maka,
wilayah terkunci itu hanyalah sementara sebab di luarnya terus bergerak. Di
wilayah terkunci, gaya tekan akibat pergeseran batuan akan terakumulasi sekian

lama membentuk energi potensial yang sangat besar, misalnya selama puluhan
atau ratusan tahun. Kala segmen batuan/kerak tak kuat lagi menahan stress
yang begitu besar, pecahlah ia dan bergeser rupture and slide, patahan, sesar.
Seketika energi potensial yang kumulatif segera berubah menjadi energi kinetik
dengan magnitude yang sama (hukum kekekalan energi) tetapi tersebar ke
segala arah dalam bentuk energi gerak goyangan, ayunan, dan goncangan
gempa kita menyebutnya.
Skala magnitude 7,0 Mw atau 7,0 SR sebenarnya titik awal saja untuk sebuah
gempa besar, tetapi mengapa korban tewas di Haiti begitu besar (bisa ratusan
ribu orang tewas, dan sekitar 1,5 juta orang terkena dampaknya menurut berita
terakhir). Ada tiga penyebab, paling tidak : (1) gempanya dangkal 13 km, (2)
terjadi di pinggir ibu kota Haiti, (3) menyerang kawasan yang bisa disebut kumuh
di wilayah itu dengan bangunan tempat tinggal yang dibangun seadanya.
Bahkan istana raja Haiti pun diporakporandakan gempa, apalagi kawasan kumuh
di pinggir ibu kota.
Sebenarnya, penduduk Haiti tinggal di wilayah yang dipagari oleh pagar-pagar
sesar mendatar yang berkawan dengan gempa, mereka tinggal di platelet
(lempeng kecil) Gonvave yang sulit diprediksi kemauannya bergerak, yang
terkurung di dalam Lempeng Karibia, dikurung oleh sesar-sesar mendatar besar.
Tahun 1946, sebuah gempa besar melanda Haiti berasal dari pagar sesar
lainnya, Septentrional Fault, bermagnitude 8,1 yang diperkirakan 30x lebih
dahsyat daripada gempa minggu lalu.
Sebuah pelajaran untuk penduduk Indonesia yang tinggal di atas Sesar Sumatra
yang kerap juga berkawan dengan gempa. Sesar Sumatra yang bergerak
menganan (dekstral) yang masih aktif sampai sekarang, yang terbagi ke dalam
sekitar sepuluh segmen sesar. Para geologist harus membantu mitigasi gempa di
wilayah ini dengan melihat di mana posisi-posisi sesar yang berpotensi terkunci
gerakan tektoniknya karena berbagai sebab geometri sesar maupun segmen
keraknya. Titik-titik belok (bend points) yang berpotensi menyebabkan kuncian
tektonik saat slip terjadi (restraining bends) harus diwaspadai sebagai wilayah
potensial sedang mengakumulasi stress. Sejarah kejadian gempa di sepanjang
Sesar Sumatra harus dilihat kembali. Wilayah seismic gap di sepanjang Sesar
Sumatra padahal berada di restraining bend harus dilihat sebagai wilayah
dengan kemungkinan paling tinggi untuk terjadi gempa pada masa mendatang.
Sumatra dan Jawa, meskipun di beberapa tempat punya pagar sesar yang
berbahaya, teratur di tepi barat Sumatra tetapi malang-melintang di Jawa, tidak
terkurung oleh sesar-sesar besar seperti di Haiti. Di Sumatra, ia terbuka ke arah
timur, di Jawa ia terbuka ke beberapa tempat.
Setiap kejadian geologi di muka Bumi, baik untuk dimaknai dan diambil pelajaran
daripadanya guna manfaat kita, apalagi wilayah Indonesia adalah wilayah
tempat gempa betah berumah tinggal.

(http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/postingan-ini-saya-copy-pastedari.html)
Seismograf

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau
sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada
permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari
Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa
menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat
ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar.
Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada
prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil.
Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang
dicatat dalam bentuk seismogram.
Daftar isi

1 Prinsip kerja

2 Sejarah

3 Klasifikasi Pengukuran Gempa


o

3.1 Klasifikasi Besaran Gempa

3.2 Klasifikasi Intensitas Gempa

4 Referensi

5 Pranala luar

6 Lihat Juga

Prinsip kerja

Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang
dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar
sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan
menghitung besaran gempa.

Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf
sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua
gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal
tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari
pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan
volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang
menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer. seismograf
Sejarah

Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen yang bernama
seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa yang paling primitif. Seismokop
terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air raksa. Ketika terjadi gempa, cairan
tersebut akan bergerak naik-turun akibat getaran gempa yang terjadi.
Terobosan besar untuk pengukuran gempa bumi datang pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan
Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson seismograf. Alat ini lebih
sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada masa itu, sehingga langsung banyak
digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang sekarang ada dan
berkembang. Saat ini, seismograf banyak digunakan oleh Seismologist dalam mempelajari
sesar dan gempa bumi.
Klasifikasi Pengukuran Gempa

Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur gelombang seismik
yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi
pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa
tersebut terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan
intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.
Klasifikasi Besaran Gempa

Pada 1935, seorang Geophysics Amerika bernama Charles Francis Richter (1900-1985)
bersama dengan Geophysics lain bernama Beno Gutenberg (1889-1960) mengembangkan
skala yang pada prinsipnya dapat membandingkan semua seismogram sehingga mendapatkan
gambaran tremors kekuatan yang serupa. Skala tersebut bernama Skala Richter dan sampai
sekarang diakui sebagai standar umum skala kekuatan gempa.
Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti bahwa setiap langkah menunjukkan
kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari para pendahulunya. 5 Skala Richter menunjukkan
benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3
Skala Richter. Perhitungan ini sering disebut sebagai Skala Richter terbuka, karena tidak
beroperasi tanpa batas atas. Ukuran Skala Richter dapat dilihat pada tabel berikut:

Ukuran
Skala
Richter

Keterangan

1,0 - 3,0

Tidak diberi label oleh manusia.

3,0 - 3,9

Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Lampu gantung


mulai goyang.

4,0 - 4,9

Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar, permukaan air beriakriak, daun pintu terbuka-tutup sendiri.

5,0 - 5,9

Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah, dinding
yang lemah runtuh, dan permukaan air di daratan terbentuk
gelombang air.

6,0 - 6,9

Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi,


rubuhnya bangunan lemah, retakkan di dalam tanah.

7,0 - 7,9

Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan hancur.


Beberapa bangunan tetap, keretakan besar di tanah, rel kereta api
rusak. Terjadi kerusakan total di daerah gempa.

8,0 -

Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam


radius seratus kilometer dari wilayah gempa.

Klasifikasi Intensitas Gempa

Pada 1902, seorang Vulkanolog Italia bernama Giuseppe Mercalli (1850-1914)


mengklasifikasi skala intensitas gempa bumi dan pengaruhnya terhadap manusia, bangunan
(gedung), dan alam (tanah). Klasifikasi tersebut bernama Skala Mercalli yang ditentukan
berdasarkan kerusakan akibat gempa dan wawancara kepada para korban, sehingga bersifat
sangat subyektif. Oleh karena itu, pada tahun 1931 seorang ilmuwan dari Amerika
memodifikasi Skala Mercalli ini dan sampai sekarang digunakan di banyak wilayah gempa.
Klasifikasi intensitas gempa dengan Skala Mercalli dapat dilihat di tabel berikut :
Ukur
an

Keterangan

Direkam hanya oleh seismograf.

II

Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa.

III

Getaran dirasakan oleh beberapa orang.

IV

Getaran akan dirasakan oleh banyak orang. Porselin dan barang pecah
belah berkerincing dan pintu berderak.

Binatang merasa kesulitan dan ketakutan. Bangunan mulai bergoyang.


Banyak orang akan bangun dari tidurnya.

VI

Benda-benda mulai berjatuhan dari rak.

VII

Banyak orang cemas, keretakan pada dinding dan jalan.

VIII

Pergeseran barang-barang dirumah.

IX

Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap dan dinding yang roboh.

Banyak bangunan rusak, lebar keretakan di dalam tanah mencapai hingga


1 meter.

XI

Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak tanah longsor dan batu
yang jatuh.

XII

Hampir sebagian besar bangunan hancur, permukaan tanah perubahan


menjadi radikal.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Seismometer)

Intip Cara Kerja Seismograf


Awalnya seismograf hanya digunakan untuk mengetahui pusat gempa.
Wartawan: Rafi'i Hidayatullah Nazari | Editor: Andika D Khagen

Seismograf Digital (Gakuran.com)


KLIKPOSITIF Manusia menemukan seismograf sebagai alat pencatat skala
gempa. Alat yang prototype-nya ditemukan oleh matematikawan dari Dinasti Han
yang bernama Chang Heng ini, awalnya hanya digunakan untuk mengetahui pusat
gempa.
Pengetahuan semakin berkembang pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan Amerika
mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson seismograf. Alat ini lebih sensitif
dibandingkan seismograf yang ada pada masa itu, sehingga langsung banyak
digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang sekarang ada.

Ada dua jenis seismograf. Seismograf Mekanik dan Seismograf Digital. Seismograf
mekanik memiliki dua bagian yaitu seismograf horizontal dan seismograf vertikal,
yang memiliki fungsi berbeda.
Seismograf horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada
arah horizontal. Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada
vertikal.
Prinsip kerja dari alat ini, mengembangkan kerja dari bandul sederhana. ketika
mendapatkan usikan atau gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka
bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti grafik.
Dari grafik yang dihasilkan tersebut maka institusi yang berwenang dapat
mengeluarkan peringatan akan adanya bencana. Tentunya grafik tersebut telah
dikalibrasi sehingga peringatannya juga akurat.
Sedangkan cara kerja seismograf digital (elekromagnetik), bekerja menggunakan
elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik
ke suatu daerah magnetis.
Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui
spejlgavanometer. Selain itu, seismograf digital modern bisa menambahkan
komponen keempat, yaitu layar, user-friendly, dan mentransfer data dengan cepat.
Seimograf jenis ini yang sekarang banyak digunakan.
Standar Ukur Gempa
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala
Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter merupakan skala yang digunakan, namun
skala Richter adalah yang paling popular untuk mengukur kekuatan gempa bumi
yang disebut dengan magnitude (M).
Menurut Skala Richter kekuatan gempa bumi dapat dilihat sebagai berikut:

o > 3,5 Umumnya tidak terasa, tetapi terekam.


o 3,5-5,4 Seringkali terasa, tetapi jarang mengakibatkan kerusakan.
o < 6,0 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan yang kurang kuat
dan meliputi daerah yang kecil.

o 6.1-6.9 Dapat menimbulkan kerusakan pada fisik dan menimbulkan korban


jiwa manusia pada radius sampai 100 kilometer.

o 7.0-7.9 Pada skala ini termasuk gempa bumi besar. Dapat menyebabkan
kerusakan serius pada daerah yang lebih luas.

o > 8 Gempa bumi besar. Dapat menyebabkan kerusakan serius pada daerah
yang meliputi beberapa ratus kilometer.

Intip Cara Kerja Seismograf


Awalnya seismograf hanya digunakan untuk mengetahui pusat gempa.
Wartawan: Rafi'i Hidayatullah Nazari | Editor: Andika D Khagen

Seismograf Digital (Gakuran.com)


KLIKPOSITIF Manusia menemukan seismograf sebagai alat pencatat skala
gempa. Alat yang prototype-nya ditemukan oleh matematikawan dari Dinasti Han
yang bernama Chang Heng ini, awalnya hanya digunakan untuk mengetahui pusat
gempa.
Pengetahuan semakin berkembang pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan Amerika
mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson seismograf. Alat ini lebih sensitif
dibandingkan seismograf yang ada pada masa itu, sehingga langsung banyak
digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang sekarang ada.
Ada dua jenis seismograf. Seismograf Mekanik dan Seismograf Digital. Seismograf
mekanik memiliki dua bagian yaitu seismograf horizontal dan seismograf vertikal,
yang memiliki fungsi berbeda.
Seismograf horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada
arah horizontal. Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada
vertikal.
Prinsip kerja dari alat ini, mengembangkan kerja dari bandul sederhana. ketika
mendapatkan usikan atau gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka
bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti grafik.
Dari grafik yang dihasilkan tersebut maka institusi yang berwenang dapat
mengeluarkan peringatan akan adanya bencana. Tentunya grafik tersebut telah
dikalibrasi sehingga peringatannya juga akurat.
Sedangkan cara kerja seismograf digital (elekromagnetik), bekerja menggunakan
elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik
ke suatu daerah magnetis.
Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui
spejlgavanometer. Selain itu, seismograf digital modern bisa menambahkan

komponen keempat, yaitu layar, user-friendly, dan mentransfer data dengan cepat.
Seimograf jenis ini yang sekarang banyak digunakan.
Standar Ukur Gempa
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala
Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter merupakan skala yang digunakan, namun
skala Richter adalah yang paling popular untuk mengukur kekuatan gempa bumi
yang disebut dengan magnitude (M).
Menurut Skala Richter kekuatan gempa bumi dapat dilihat sebagai berikut:

o > 3,5 Umumnya tidak terasa, tetapi terekam.


o 3,5-5,4 Seringkali terasa, tetapi jarang mengakibatkan kerusakan.
o < 6,0 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan yang kurang kuat
dan meliputi daerah yang kecil.

o 6.1-6.9 Dapat menimbulkan kerusakan pada fisik dan menimbulkan korban


jiwa manusia pada radius sampai 100 kilometer.

o 7.0-7.9 Pada skala ini termasuk gempa bumi besar. Dapat menyebabkan
kerusakan serius pada daerah yang lebih luas.

o > 8 Gempa bumi besar. Dapat menyebabkan kerusakan serius pada daerah
yang meliputi beberapa ratus kilometer.

(http://www.klikpositif.com/news/read/822/intip-cara-kerja-seismograf.html)

Kenapa Kekuatan gempa diukur dengan skala Richter Ya, ?


Ilmuwan seismologi dari Amerika Serikat ini lahir di Hamilton, Ohio, Amerika Serikat.
Dia berhasil menyelesaikan gelar doktornya di Institut Kalifornia pada 1928. yang
bernama Charles Richter
Pada 1927, Richter bekerja pada Institut Carnegie, selanjutnya dia diterima di Institut
Teknologi Kalifornia tempat dia belajar dulu. Kemudian, dia diangkat menjadi
profesor pada bidang seismologi pada 1952.
Richter mengembangkan skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi pada tahun
1935 yang dikenal sebagai skala Richter. Skala untuk mengukur kekuatan gempa
telah diperkenalkan terlebih dahulu oleh pendahulunya De Rossi pada 1880-an dan
Giuseppe Mercalli pada 1902, tetapi keduanya masih menggunakan skala kualitatif
berdasarkan tingkat kerusakan bangunan setelah terjadi gempa bumi. Tentu saja ini
hanya bisa diterapkan di tempat yang ada bangunannya dan sangat tergantung dari

jenis material pembuat bangunannya.

Sementara, Richter bersama rekan-rekannya sesama ilmuwan berhasil menemukan


alat ukur kekuatan gempa yang didasarkan kepada tingkat energi yang dilepaskan
pusat gempa. Richter membagi tingkat kekuatan gempa itu dari ukuran satu hingga
sembilan. Salah satu buku Richter yang cukup terkenal di bidang sesismlogi
berjudul, Seismicity of the Earth yang ditulis bersama Gutenberg.
ilmuwan penemu alat ukur kekuatan gempa adalah Charles Richter. Sebagai bentuk
penghargaan atas temuannya, maka satuan untuk kekuatan gempa disebut skala
Richter.

Alat pengukur gempa adalah seismograf. Seismograf menggunakan dua klasifikasi


yang berbeda untuk mengukur gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu
besaran gempa dan intensitas gempa.
Kedua klasifikasi pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda
pula. Skala pengukuran gempa tersebut terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli.
Skala Richter digunakan untuk menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala
Mercalli digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa
terhadap tanah, gedung, dan manusia.
Lalu bagaimana dengan alat pengukur Tsunami ?
Sedangkan alat pengukur tsunami menurut saya belum ada. Namun yang ada
adalah alat peringatan dini tsunami yakni tsunami warning system. Contoh alat ini
adalah pelampung ATLAS yg dipasang di pantai barat Sumatra. Pelampung ATLAS
dapat mengetahui kondisi gelombang laut, iklim, & peringatan dini tsunami. Selain itu
pada umumnya tsunami warning system juga dilengkapi dengan Tide Gauge, yakni
alat pengukur pasang surut air laut. Sehingga jika terjadi gempa & air laut menjadi
surut, dapat diketahui gempa yang berpotensi tsunami.
(http://dody-ku.blogspot.com/2011/11/seputar-alat-ukur-gempa.html)

ALAT BANTU DAN ALAT UKUR


(SEISMOGRAF)

A. Pendahuluan
Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen
yang bernama seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa paling
primitif. Seismokop terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air
raksa. Ketika terjadi gempa, cairan tersebut akan bergerak naik-turun akibat
getaran gempa yang terjadi.
Seiring dengan berjalannya waktu pengetahuan semakin berkembang
pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan Amerika mengembangkan alat yang
disebut

Wood-Anderson

seismograf.

Alat

ini

lebih

sensitif

dibandingkan

seismograf yang ada pada masa itu, sehingga langsung banyak digunakan di
seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang sekarang ada dan
berkembang. Untuk lebih jelasnya, terlebih dahulu kita ketahui pengertian dan
kegunaan dari seismograf tersebut.

1. Pengertian

Seismometer

(bahasa

Yunani:

seismos:

gempa

bumi

dan

metero:

mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk
mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman
dari alat ini disebut seismogram.
Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh
matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini
orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer
dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi
yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung
lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa
lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.

2. Penggunaan
Seismograf ada yang horizontal dan vertikal. Masing-masing mempunyai
tugas masing-masing. Seismograf horizontal bertugas untuk mengukur atau
mencatat getaran bumi pada arah horizontal. Sedangkan seismograf vertikal
untuk mencatat getaran bumi pada vertikal.
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetik.
Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat
gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk rekaman atau disebut juga
seismogram. Saat ini, seismograf banyak digunakan oleh seismologist dalam
mempelajari gempa bumi. Alat ini juga digunakan oleh BMKG (Badan Metreologi
Klimatologi dan Geofisika).

3. Jenis-jenis Alatnya
Seismograf terdiri dari 2 jenis yaitu manual dan digital. Fungsi dan
kegunaan setiap jenis, mempunyai sedikit perbedaan. Di bawah inilah penjelasan
a.

masing-masing seismograf.
Manual (mekanikal)
Jenis gerakan mekanikal dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun
gerakan horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal

b.

atau horizontal.
Digital (elektromagnetik)

Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk


memindahkan

volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis.

Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui


spejlgavanometer.
Selain itu, seismograf digital modern menambahkan komponen keempat
yaitu layar, "user-friendly", dan cepat transfer data.
Menurut, Keluarga Macintosh dari komputer menyediakan antarmuka
pengguna yang konsisten dan maju dengan multi-tasking "sistem" yang
memungkinkan seismograf digital untuk tetap bekerja di "latar belakang"
sebagai tugas lainnya yang dilakukan. The software needed to run the
seismographic station is , and the companion program is , which allows anyone
with a Macintosh to display and analyze the digital seismograms. Perangkat
lunak yang

diperlukan untuk menjalankan stasiun seismographic adalah

SeismoGraf,

dan

memungkinkan

program

siapapun

pendamping

dengan

adalah

Macintosh

SeismoView,

untuk

menampilkan

yang
dan

menganalisa seismogram digital.

B. Langkah Penggunaan
Gambar 1.1 adalah alat seismograf horizontal dan vertical. Masing-masing
mempunyai

tugas

masing-masing.

Seismograf

horizontal

bertugas

untuk

mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal. Sedangkan


seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal. Mengetahui
getaran yang dirasakan yaitu dengan pendalar, dengan adanya pendalar
tersebut dapat mengetahui seberapa besar tekanan yang diberikan oleh getaran
tersebut.
Cara kerjanya adalah apabila pada massa stasioner dipasang pena tajam dan
ujung pena itu disinggungkan pada benda lain yang dipancangkan di tanah,
maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi goresan antara massa stasioner dan
benda tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran getaran
bumi. Dari goresan-goresan itu para ahli dapat membaca tekanan dan frekuensi
suatu gempa.
Gambar 1.2 adalah alat seismograf yang modern. Seismograf modern ini,
mempunyai tugas yang sedikit berbeda dari seismograf yang lama, dikarenakan
seismograf

modern

adalah

gabungan

dari

seismograf

lama.

Seismograf

menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua


jenis gerakan tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan

horizontal tergantung dari pendular (pemberat) yang digunakan apakah vertikal


atau horizontal.
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetik.

C. Proses Kerja (Sistem Pengukuran)


Gempa bumi adalah getaran atau vibrasi permukaan bumi. Perhatikan kata
"permukaan". Permukaan berarti hanya kerak bumi, suatu patahan di mana satu
bongkah batu telah bergesekan dengan batu lain dengan kekuatan dan gesekan
yang sangat besar. Energi dari gesekan ini diubah menjadi getaran di dalam
batu-batuan. Dan getaran ini dapat terasa sampai ribuan mil.
Sekarang getaran-getaran gempa bumi ini adalah sejenis gerakan gelombang
yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda melalui kerak bumi yang
berbatu-batu. Karena getaran-getaran itu mencapai jarak yang jauh dan
merambat melalui batu-batuan, pada waktu getaran-getaran ini sampai di kota
anda,

anda

bahkan

tidak

dapat

melihatnya.

Tetapi

seismograf

dapat

mendeteksinya. Beginilah cara kerjanya.


Bayangkan sebuah balok atau pelat beton. Sebuah grafik yang ditempelkan
balok atau pelat itu menonjol keluar. Grafik itu sejajar dengan tanah, seperti
lembaran kertas. Di atasnya, sebuah balok menonjol keluar dari tempat
tergantungnya suatu beban. Pada dasar beban itu terdapat sebuah pena, yang
menyentuh grafik itu. Sekarang muncul gelombang gempa bumi. Balok beton
bergerak dan demikian juga grafik yang menempel padanya. Tetapi beban yang
digantung tidak bergerak. Jadi, pena itu membuat tanda-tanda pada grafik itu
pada waktu pena itu bergerak dan kita memperoleh catatan tentang gempa
bumi. Tentu saja alat ini dibuat dengan sangat teliti sehingga gerakan yang pling
kecil sekalipun dapat dicatat.

1)

Jadi, sistem pengukuran yang terjadi pada seismograf ada 3 tingkatan :


Tingkat 1 : tingkat pendeteksi
Fungsinya adalah untuk untuk mendeteksi getaran di bawah tanah oleh alat

yang tertancap di tanah.


2) Tingkat 2 : tingkat perantara getaran
Fungsinya adalah menyalurkan getaran dari alat yang tertancap di tanah,
3)

biasanya berbentuk tali atau semacamnya yang dapat menyalurkan getaran.


Tingkat 3 : tingkat penerima getaran
Fungsinya adalah menerima getaran dari perantara ke massa yang jadi satu
dengan pena, sehingga pena tersebut bergerak sesuai getaran yang diterima.

D. Kelebihan dan Kekurangan


Setiap alat seismograf dibuat secara perhitungan khusus. Tetapi kelebihan
dan kekurangan alat tersebut pasti ada, itu dikarenakan alat tersebut berfungsi
untuk mengetahui atau mendekteksi getaran, atau gempa bumi. Berikut adalah
a.

kelebihan dan kekurangan seismograf :


Kelebihan
Kelebihan seismograf termasuk dari fungsi seismograf itu sendiri. Karena
seismograf terdapat banyak jenis dan macamnya. Jadi, seismograf mempunyai

1)

tugas masing-masing. Berikut adalah kelebihan seismograf :


Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur
Gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas
gempa. Kedua klasifikasi pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang
berbeda pula. Skala pengukuran gempa tersebut terdiri dari skala Richter dan
Skala Mercalli . Skala Richter digunakan untuk menggambarkan besaran gempa,
sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau

2)

pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.


Karena seismograf lama terdiri dari 2 macam yaitu Seismograf horizontal
bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal.

b.

Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal.


Kekurangan
Alat seismograf dapat mengetahui getaran sekecil mungkin, tetapi bukan
berarti seismograf tidak mempunyai kelemahana atau kekurangan. Kekurangan

1)

seismograf tersebut disebabkan oleh :


Jika getaran yang terlalu kuat membuat seismograf tidak mampu membuat

2)

catatan, karena tangkai alat pencatat bisa mengalami kerusakan.


Karena seismograf adalah alat yang selalu didekatkan dekat dengan lokasi
getaran. Jadi, ada peraturan yang memasang seismograf tersebut pada saat
getaran besar terjadi, karena melalui beberapa pertimbangan.
MMI

Memahami skala MMI (Modified Mercalli skala


Intensitas)
Terakhir diperbaharui: Juni 28, 2011 di 11: 33 am by Dengan Armand Vervaeck
66
17 9 1468

Itu Mercalli skala intensitas adalah skala yang digunakan untuk mengukur intensitas gempa
bumi. Skala mengkuantifikasi efek dari gempa di permukaan bumi, manusia, benda alam, dan
buatan manusia struktur pada skala dari I (tidak merasa) untuk XII (kehancuran total).
(http://id.earthquake-report.com/2011/06/28/understanding-the-mmi-scalemodified-mercalli-intensity-scale/)

Skala MMI (Modified Mercally Intensity)


Skala MMI (Modified Mercally Intensity) dicetuskan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun
1902. MMI digunakan untuk mengukur seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh
gempa. Tidak ada cara penghitungan karena ukuran ini ditentukan berdasar hasil pengamatan
dari orang yang mengalami atau melihat gempa. Karena dihitung berdasar pengamatan, skala
MMI ini tidak sama di setiap tempat. Lokasi yang dekat dengan episentrum (pusat gempa)
harusnya memiliki skala MMI yang besar.
1 MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam
keadaan luar
biasa oleh
beberapa
orang

7 MMI
Setiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan
pada rumah-rumah dengan bangunan dan
konstruksi yang baik. Sedangkan pada
bangunan dengan kontruksi yang kurang baik
terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong
asap pecah. Terasa oleh orang yang naik

kendaraan.

2 MMI

8 MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang,


benda-benda ringan yang digantung

Kerusakan ringan pada bangunan dengan


kontruksi yang kuat. Retak-retak pada
bangunan dengan kontruksi yang kurang baik,
dinding dapat lepas dari rangka rumah,
cerobong asap pabrik dan monumen-monumen

bergoyang

roboh, air menjadi keruh.


3 MMI

9 MMI

Getaran dirasakan nyata di dalam rumah.


Terasa
getaran
seakanakan ada
truk
berlalu.

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangkarangka rumah menjadi tidak lurus, banyak
retak-retak. Rumah tampak berpindah dari

pondasinya. Pipa-pipa di dalam rumah putus.

4 MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang
banyak di dalam rumah, di luar oleh
beberapa orang, gerabah pecah,
jendela/pintu bergerincing dan dinding

10 MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka
rumah lepas dari pondasinya, tanah terbelah,
rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap
sungai
dan di
tanahtanah
yang
curam.

berbunyi.
5 MMI
11 MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua
penduduk, orang banyak terbangun, gerabah Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap
pecah, jendela dan sebagainya pecah,
berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa di
barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan dalam tanah tidak bisa dipakai sama sekali,
barang besar tampak bergoyang, bandul

tanah terbelah, rel melengkung sekali.


lonceng dapat berhenti.

6 MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk.
Kebanyakan semua terkejut dan berlari ke
luar, plester dinding jatuh dan cerobong

asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.


Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan
gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis
dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbaagi menjadi 12 pecahan berdasarkan
informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa
tersebutdan juga dengan melihat dan membandingkan
tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala
Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding
dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena
itu, saat ini penggunaan skala Richter lebih luas digunakan
untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala
Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli
seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering
digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan
seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di
tempat kejadian.
Modified Mercally Intensity digunakan untuk mengukur seberapa besar
kerusakan yg ditimbulkan oleh gempa. Tidak ada perhitungan karena ukuran ini
ditentukan berdasarkan hasil pengamatan dari orang yg mengalami atau melihat
gempa. Karena dihitung berdasarkan pengamatan, skala MMI ini tidak sama
disetiap tempat. Lokasi yg dekat dengan episentrum (pusat gempa) harusnya
memiliki skala MMI yg besar. Skala ini dicetuskan oleh Guiseppe Mercalli,Italia,
pada tahun 1902.
Mengenal Kekuatan Gempa Berdasarkan Skala MMI

Negara kita tercinta akhir-akhir ini sering dilanda bencana alam


mulai dari gunung meletus, banjir, gempa, sampai cuaca
ekstrimTetapi semua ujian dari Tuhan YME itu seharusnya malah
menempa dan menguatkan kita. Kita harus bangkit dan tidak
boleh mewek terus gan
Walaupun Indonesia sering dilanda bencana belum ada
panduan/pendidikan khusus yang wajib dilatihkan pemerintah,
mungkin lewat sekolah-sekolah seperti di Jepang.

Nah TS pribadi sebenarnya ingin menyusun sebuah panduan kecil


lah, masih sebatas konsep. Dan bahan-bahannya semua didapat
dari internet. Salah satu bahan yang sudah terkumpul adalah
mengenal kekuatan gempa berdasarkan skala MMI.
Spoiler for Mengenal skala MMI:
Pada umumnya kita lebih familiar dengan skala Richter daripada
skala MMI. Skala Richter ini menghitung kekuatan gempa
berdasarkan logaritma amplitudo gelombang gempa. Dalam
prakteknya, skala Richter diketahui menggunakan sebuah alat
yang disebut Seismograf/Seismometer cek :
Wikipedia.org. Karena berbentuk logaritma maka tiap kenaikan
satu skala berarti kekuatannya naik 10x lipat. Contoh gempa 7 SR

lebih kuat 1000 kali dari gempa 4 SR.


Sedangkan skala MMI, (Modified Mercally Intensity) yang
dicetuskan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar kerusakan yang
ditimbulkan oleh gempa. Berbeda dengan Skala Richter, skala
MMI ditentukan berdasar hasil pengamatan dari orang yang
mengalami atau melihat gempa. Karena dihitung berdasar
pengamatan, skala MMI ini tidak sama di setiap tempat. Lokasi
yang dekat dengan episentrum (pusat gempa) harusnya memiliki
skala MMI yang besar.
Oh iya kenapa disebut modified, karena skala MMI dapat
dimodifikasi sesuai dengan keadaan suatu negara. Ini
berhubungan dengan model/bahan bangunan yang umum di
negara tersebut. Contohnya di Jepang kebanyakan rumah dari
kayu sedangkan pedalaman Iran dari lumpur/bata tanpa semen,
nah saat gempa efek yang terjadi akan berbeda.

Spoiler for Tingkatan Skala MMI:


Spoiler for MMI I:
1 MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa
oleh beberapa orang

Spoiler for MMI II:


2 MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda
ringan yang digantung bergoyang.

Spoiler for MMI III:


3 MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran
seakan-akan ada truk berlalu.

Spoiler for MMI IV:


4 MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam
rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah,
jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Spoiler for MMI V:


5 MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang
banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang
terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak
bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

Spoiler for MMI VI:


6 MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan
semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan
cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

Spoiler for MMI VII:

7 MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada
rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang
baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap
pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

Spoiler for MMI VIII:


8 MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang
kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi
kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah,
cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air
menjadi keruh.

Spoiler for MMI IX:


9 MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka
rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak
agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam
rumah putus.

Spoiler for MMI X:


10 MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas
dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah
longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

Spoiler for MMI XI:


11 MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak
dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung
sekali.

Spoiler for MMI XII:


12 MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan
tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda
terlempar ke udara.

Spoiler for Apakah skala Richter bisa dikonversi jadi MMI?:


Skala MMI nggak bisa dikonversi jadi skala Ritcher, begitu
sebaliknya. Karena skala MMI berdasarkan pengamatan langsung
dan kadang bersifat subyektif.
Banyak faktor yang mempengaruhi intensitas/tingkat kerusakan
gempa (skala MMI)
Faktor-faktornya :
1.

Magnitudo gempa (skala Richter) semakin tinggi nilai,


kerusakan semakin besar (MMI tinggi)

2.

kedalaman gempa semakin dangkal, kerusakan semakin


besar (MMI tinggi)

3.

letak episentrum semakin dekat dari pusat gempa,


kerusakan semakin besar (MMI tinggi)

4.

komposisi tanah/batuan semakin tanah labil, kerusakan


semakin besar (MMI tinggi) ini kasus Jakarta. Jika ada gempa di
pantai selatan Jabar, intensitas gempa yang dirasakan warga
Jakarta terkadang lebih besar dari pada warga Bandung. Karena
tanah Jakarta jenisnya kurang stabil (tanah muda, endapan
lumpur) CMIIW

5.

sosiobudaya : konstruksi bangunan semakin lemah/tidak


fleksibel dan umur tua, kerusakan semakin besar (MMI tinggi)
ini kasus Jogja, banyak bangunan ambruk (MMI tinggi) karena
konstruksi bangunan yang tidak kuat dan usianya tua.

GEMPA, SKALA RICHTER DAN SKALA MERCALLI

Kemarin hari Rabu (2-09-2009) kita dikejutkan dengan terjadi gempa yang melanda Jawa
Barat dan sekitarnya (Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi), gempa ini berkekuatan 7,3 SR
(Skala Richter) atau VII pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang berpusat di
kedalaman 30 km barat daya Tasikmalaya. Adapun korban yang yang timbul baik materi
maupun manusia adalah : korban luka 422 orang, korban tewas 35 orang dan kerusakan
bangunan 3.586 (sumber: koran Tempo 2-09-2009).
Gempa ini cukup menimbulkan kepanikan di Jakarta, karena terjadi pada jam 14.55 wib,
dimana karyawan masih banyak yang bekerja sehingga karyawan yang bekerja di gedunggedung perkantoran berhamburan semuanya menuju tangga darurat. Dan dilaporkan 1 orang
meninggal karena serangan jantung akibat kelelahan menuruni tangga darurat. Gempa
kemarin juga menimbulkan kemacetan yang luar biasa dijalan-jalan protokol Jakarta, karena
banyak karyawan yang dipulangkan lebih cepat.
Jika kita mendengar kata gempa selalu dikaitkan dengan skala Richter atau skala Mercalli,
sebenarnya apa sih skala Richter dan Mercalli itu?, setelah browsing di internet saya
mendapatkan dari Wikipedia pengertian dari skala Richter dan Mercalli ini, yaitu:

Skala Richter
Dari Wikipedia bahasa Indonesia
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum,
yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa
(seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh,
misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang
terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala
Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.

Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa melakukan
perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti gambar di samping ini.
Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer
(dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam
detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar
di atas dicontohkan sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23
milimeter dan selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan
menarik garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis
tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah
Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk
gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa
di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak
representatif lagi.
Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter
seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang
magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam
pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang
lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama.

Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan
oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbaagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang
selamat dari gempa tersebutdan juga dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan
akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat
dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini
penggunaan skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi
Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat
peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

Skala Modifikasi Intensitas Mercalli


Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui tahap
kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Satuan ukuran skala Modifikasi Intensitas
Mercalli adalah seperti di bawah :
Skala Modifikasi Keamatan Mercalli

1. Tidak terasa
2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
3. Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding
rumah, benda tergantung bergoyang.
5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di
atas rak mampu jatuh.
6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
10.Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
11.Rel kereta api rusak.
12.Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.
(http://arirubiyantono.blogspot.com/2009/09/gempa-skala-richter-dan-skalamercalli.html)

Anda mungkin juga menyukai