Anda di halaman 1dari 21

Panduan

Pemasangan, Pengoperasian, dan Perawatan

Daftar Isi
1

Pendahuluan........................................................................................................................... 2

Pemasangan & Pemeliharaan Turbin Crossflow T15 ............................................................ 2


2.1

Turbin Crossflow T15 .................................................................................................... 2

2.1.1

2.1.1.1

Pipa Adapter..................................................................................................... 2

2.1.1.2

Guide vane. ...................................................................................................... 3

2.1.1.3

Runner.............................................................................................................. 3

2.1.1.4

Housing ............................................................................................................ 3

2.1.2
2.2

Gambaran Umum Turbin Crossflow T15................................................................ 2

Perawatan Turbin Crossflow T15............................................................................ 3

Sistem Transmisi Mekanik ............................................................................................. 4

2.2.1

Kopling Turbin dan Generator ................................................................................ 4

2.2.1.1

Komponen Kopling.......................................................................................... 4

2.2.1.2

Pemasangan Kopling........................................................................................ 5

2.2.1.3

Pemeliharaan Kopling...................................................................................... 6

2.2.2

Bearing .................................................................................................................... 7

2.2.2.1

Spherical roller bearing, ................................................................................... 7

2.2.2.2

Adaptor sleeve, lock nut and locking washer................................................... 7

2.2.2.3

Plummer block housing.................................................................................... 7

2.2.2.4

Locating ring .................................................................................................... 8

2.2.2.5

Two-lip seal...................................................................................................... 8

2.2.2.6

Pelumasan Bearing........................................................................................... 8

2.2.2.7

Pemasangan Bearing ........................................................................................ 9

2.2.2.8

Pemeliharaan Bearing .................................................................................... 10

2.2.3

Pulley..................................................................................................................... 11

2.2.3.1
2.2.4

Pemasangan pulley......................................................................................... 11

Belt ........................................................................................................................ 12

2.2.4.1

Pemasangan Flat Belt..................................................................................... 12

2.2.4.2

Perawatan Flat Belt ........................................................................................ 12

Pemasangan dan Pemeliharaan Generator ........................................................................... 15


3.1

Pemasangan generator .................................................................................................. 15

3.2

Pemeliharaan ................................................................................................................ 15

Pengoperasian Sistem Turbin Crossflow T15...................................................................... 16


Urutan Pengoperasian PLTMH .............................................................................................. 16

Pemecahan Masalah yang Berhubungan dengan Turbin ..................................................... 17


Halaman

Turbin Crossflow T15 diameter 500 :

Panduan Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan


1

PENDAHULUAN

Panduan ini berisi tentang bagaimana melakukan pemasangan (instalasi), pengoperasian


dan pemeliharaan turbin Crossflow T15. Untuk memudahkan para pengguna panduan
ini dilengkapi dengan gambar teknik turbin dan beberapa katalog/brosur komponenkomponen pendukung yang dapat dibeli di pasaran.
Sistem turbin Crossflow T15 terdiri dari turbin Crossflow T15 dan transmisi mekanik
yang menghubungkan poros turbin dengan generator. Bagian utama dari turbin
Crossflow T15 adalah pipa adapter, rotor/runner, guide vane dengan hand regulator
dan housing. Bagian utama dari transmisi mekanik terdiri dari kopling, bearing, pulley
pada poros turbin dan generator yang dihubungkan dengan sebuah flat belt.

Hand regulator

Adapter pipe

Turbin

PEMASANGAN & PEMELIHARAAN TURBIN CROSSFLOW T15

2.1
2.1.1

Turbin Crossflow T15


Gambaran Umum Turbin Crossflow T15

Turbin Crossflow T15 sebagian besar dibuat dengan menggunakan material mild-steel.
Komponen utama turbin Crossflow T15 adalah pipa adapter, rotor/runner, guide vane
dengan hand regulator dan housing.
2.1.1.1 Pipa Adapter
Air dari pipa pesat memasuki turbin melalui suatu pipa adapter. Penampang inlet turbin
berbentuk persegi panjang sedangkan penampang pipa pesat berbentuk lingkaran
sehingga perlu media penyesuai aliran yang disebut dengan pipa adapter. Aliran air
Halaman

berpenampang lingkaran akan berubah menjadi berbentuk persegi setelah mengalir


melalui pipa adapter ini.
2.1.1.2 Guide vane.
Komponen ini berfungsi untuk menutup dan membuka aliran air masuk (inlet) ke
turbin. Debit air yang memasuki turbin dapat diatur dengan komponen ini secara
manual menggunakan hand regulator.
2.1.1.3 Runner
Bagian utama dari turbin adalah rotor/runner, yang terdiri dari bilah-bilah tipis dengan
penampang kurva (seperti bilah pipa) yang dirangkaikan menjadi satu kesatuan dengan
sebuah poros. Kisi-kisi (blades) pada runner dibuat dari plat baja yang dibentuk dan
dilas pada beberapa plat piringan (side atau intermediate disks). Beberapa plat piringan
tersebut dilas pada sebuah poros (shaft). Poros ini pada bagian ujung-ujungnya ditumpu
oleh dua buah bearing.
Aliran air dari pipa adapter akan memasuki turbin dan menumbuk kisi-kisi sehingga
poros runner berputar. Energi kinetik yang terjadi pada runner turbin kemudian
diteruskan melalui suatu transmisi mekanik ke poros generator sehingga dapat berputar
dan menghasilkan energi listrik.
2.1.1.4 Housing
Housing turbin terdiri dari casing (side panel) dan penutup casing (top cover). Pada
bagian top cover terdapat access hole untuk membantu pemasangan guide vane. Bentuk
bagian bawah top cover berfungsi untuk memandu aliran air memasuki ruang antara
bilah (blade) runner.
Housing turbin dipasang pada base frame yang dicor dengan pondasi turbin. Untuk
mengencangkan bagian-bagian housing yang terpisah digunakan mur dan baut.

2.1.2

Perawatan Turbin Crossflow T15

Turbin Crossflow T15 tidak memerlukan banyak perawatan sepanjang air yang
digunakan tidak banyak mengandung butiran pasir dan tidak bersifat korosif. Apabila
terdapat benda-benda seperti ranting pohon atau batu yang berhasil masuk ke dalam
turbin sehingga mengganggu putarannya maka perlu dilakukan pembersihan terhadap
benda-benda tersebut. Perlu diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan runner, turbin
harus dalam keadaan tidak beroperasi.
Runner perlu diperiksa secara rutin. Bilah-bilah runner yang terbuat dari mild steel
bersifat fragile. Bilah-bilah ini dapat rusak akibat tumbukan benda-benda kecil seperti
pasir dan kerikil. Turbin sebaiknya dioperasikan pada kondisi optimum sehingga
diperoleh efisiensi dan keamanan operasi terbaik. Pengoperasian turbin pada bukaan
guide vane (katup) maksimum tidak disarankan karena dapat mengakibatkan turbulensi
air yang menyebabkan efisiensi turbin turun. Kondisi operasi turbin yang optimum
diperoleh pada bukaan guide vane 80%.

Halaman

Hand regulator pada turbin dihubungkan secara mekanik menggunakan mekanisme


gear dengan guide vane yang juga berfungsi sebagai katup bukaan aliran air. Kondisi
pelumasan, permukaan gigi dan seal pada mekanisme penghubung hand regulator
tersebut harus selalu diperiksa secara teratur.
Bearing turbin harus dijaga tetap kering dan diperiksa temperatur kerjanya. Pada
bearing terdapat O-ring seal dan seal mekanik (labyrin) untuk mencegah air masuk ke
dalam bearing. Kelebihan pelumas pada bearing harus dihindari. Kelebihan pelumas
dapat menyebabkan panas berlebih ( di atas 70oC) yang menyebabkan kerusakan
bearing.
2.2

Sistem Transmisi Mekanik

Sistem transmisi mekanik berfungsi untuk memindahkan daya dari putaran runner
turbin ke generator. Transmisi mekanik yang digunakan menggunakan flat belt dan
pulley dengan rasio tertentu untuk menaikkan putaran sehingga generator dapat bekerja
pada putaran operasinya, 1500 rpm.. Efisiensi transmisi mekanik dengan menggunakan
flat belt dapat mencapai 98% dengan slip 1% - 2%.
Sistem transmisi mekanik terdiri dari poros pada bagian turbin, poros pada bagian
generator, plummer block dan bearing set, kopling, pulley dan flat belt. Komponenkomponen tersebut harus dipasang dengan tepat dan mendapat perawatan yang baik saat
dioperasikan.
2.2.1

Kopling Turbin dan Generator

Kopling yang digunakan adalah jenis kopling fleksible tipe FCL. Kopling fleksibel yang
digunakan di PLTMH berfungsi mentransmisikan torsi dari poros penggerak ke poros
lain yang digerakan. Kopling fleksibel masih dapat mengijinkan missalignment
(ketidak lurusan sumbu) antar poros yang tidak dapat dihindari. Kopling fleksibel yang
digunakan adalah tipe FCL 280 pada sisi turbin dan FCL 250 pada sisi generator.
2.2.1.1 Komponen Kopling
Konstruksi kopling FNU cukup sederhana sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.
Kopling ini mudah dipasang, mudah dilepas dan bebas pemeliharaan. Flange kopling
dipasang pada poros transmisi. Flange tersebut diperkuat dengan pasak. Pemasangan
kopling fleksible ini menggunakan baut-baut yang dilengkapi dengan Bolt bushing.
bushing dibuat dari material Cast iron yang dapat mentolerir sedikit misalignment
angular atau paralel antara dua poros flange.

Tabel 1. Daftar komponen-komponen kopling FCL


No

Komponen

Material/Ukuran

No. Katalog

Halaman

Flens Kopling

Cast Iron, 2 x halves

FCL 280/250

Baut: JIS G 3101

Mild Steel, M24 x 8 pcs

F6/F5

Mur: JIS G 3101

Mild Steel,

8 pcs

F6/F5

Washer: JIS G 3101

Mild Steel, 16 pcs

F6/F5

Washer Pegas: JIS G 3506

Pegas Steel, 8 pcs

F6/F5

Bushing

Cast Iron

F6/F5

Washer

Nut
Flange

Spring Washer
Bolt
Bush
(oil resistant vulconiced rubber)

Gambar 2. Poros fleksibel kopling model FCL

2.2.1.2 Pemasangan Kopling


Flange kopling dipasang pada tiap-tiap poros yang akan dihubungkan. Prosedur
pemasangan kopling harus memperhatikan spesifikasi toleransi yang dikeluarkan oleh
pabrik (dapat dilihat pada brosur/katalog produk).
Pemasangan dua hub flange kopling
a. Letakkan poros pulley pada plummer block-housing base.
b. Atur posisi poros pulley terhadap pasangan flange sehingga kedua flange hampir
melekat.
c. Lakukan alignment terutama terhadap paralel alignment dan jarak antara kedua
flange (spesifikasi dapat dilihat pada sub-bab kopling dan katalog produk)
d. Pasang rubber bushing dan baut pada flange kopling kemudian kencangkan
semua mur kopling
e. Putarlah poros perlahan-lahan untuk melihat dan memastikan kondisi
alignment kopling.
f. Jika diperlukan dapat menggunakan plat tipis untuk mengatur dudukan plummer
block bearing sehingga alignment poros dapat tercapai. Plat ini harus disisipkan
di bawah plummer block base.

Halaman

2.2.1.3 Pemeliharaan Kopling


Alignment angular dan alignment paralel harus diperiksa setelah pemasangan.
Toleransi alignment kopling FNU 280 dan FNU 250 adalah 0,2 0,3 mm untuk
alignment paralel dan pergeseran sudut 1o30 untuk alignment angular. Kesalahan
alignment lebih besar dari batas toleransi tersebut akan menyebabkan pengurangan
efisiensi dan umur rubber bushing. Celah antara flens kopling harus dijaga (2-4 mm)
untuk memberikan ruang gerak poros (error end shaft) sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 3. Flange kopling yang rapat akan menyebabkan poros yang terhubung tidak
bebas bergerak sehingga flange kopling akan saling bergesek sehingga cepat rusak,
disamping merupakan sumber vibrasi yang mengganggu bearing. Untuk pengecekan
alignment sebaiknya dibantu dial indikator dan filler gauge.
Pemeliharaan rutin kopling biasanya berupa penggantian karet bushing apabila telah
rusak. Kopling Flender Nuefex A 280 dan FNU 250. Selama misalignment dijaga
dalam batas-batas toleransi kopling akan beroperasi pada efisiensi terbaik dan akan
memiliki masa pakai yang lebih lama paling tidak selama satu tahun.
Kondisi pemasangan kopling perlu diperiksa paling tidak satu kali dalam satu bulan.
Lakukan penyesuaian/perbaikan apabila ada perubahan kondisi kopling dari yang
seharusnya. Pada saat yang sama, kondisi karet bushing dan baut-mur harus diperiksa.
Penggantian komponen-komponen kopling yang rusak harus dilakukan sesegera
mungkin.

Angular misalignment akan


dikompensasi oleh rubber bushing

Celah antara flange 2-4 mm

Cara mengecek paralel alignmentHalaman

Gambar 3.Alignment kopling fleksibel

2.2.2

Bearing

Semua poros yang beroperasi ditumpu oleh bearing. Poros yang ditumpu oleh bearing
dapat berputar bebas dengan koefisien gesek kecil dan dapat berada pada posisi yang
tepat meskipun mendapat gangguan dari berbagai gaya lain yang mengenainya.
Beragam macam bearing dapat ditemukan di pasaran dengan disain standar seperti:
bearing SKF, bearing FAG atau bearing NTN. Pada sistem mekanik turbin digunakan
spherical roller bearing untuk menopang poros runner turbin dan poros pulley.
2.2.2.1 Spherical roller bearing,
Spherical roller bearing sudah banyak dikenal karena kemampuannya menopang beban
yang berat. Bearing ini terdiri dari dua baris bola-bola berbentuk barrel simetris yang
dapat mensejajarkan diri dengan bebas sehingga masih mampu mentolerir adanya
pergeseran poros dan misalignment poros bearing. Spherical roller bearing dapat
mentolerir misalignment 0,5o. Pada beban ringan, misalignment sampai 2o masih
diperbolehkan.
Turbin Crossflow T15 menggunakan spherical roller bearing ditambah adapter sleeve.
Bearing dengan nomor kode 22216, adapter sleeve H316, locating ring FRB 12.5/140,
two-lip seal TSN 516 G dan plummer block SNL 516.613 digunakan pada poros pulley
turbin. Sedangkan bearing SKF 22211, adapter sleeve H311, locating ring FRB 8/100,
digunakan untuk menopang poros runner generator. Untuk menopang poros runner
turbin digunakan bearing SKF 22218, adapter sleeve H318, locating ring FRB 12.5/160.
Sebagaimana disebutkan di atas, bearing melakukan sendiri alignment sehingga tidak
sensitif terhadap kesalahan kecil alignment poros terhadap rumah bearing.
2.2.2.2 Adaptor sleeve, lock nut and locking washer
Adaptor sleeves digunakan untuk melindungi tapered bore bearing terhadap dudukan
poros silindris. Adaptor sleeves mempermudah pemasangan dan pembukaan bearing.
Apabila locking nut diperkuat, bearing di dalam outer ring akan didesak sedemikian
hingga mempererat poros dalam bearing.
2.2.2.3 Plummer block housing
Plummer block housings, disebut juga rumah bearing, terdiri dari dua bagian (housing
base dan housing cover) yang terbuat dari besi cor. Pada setiap pasangan plummer
block terdapat pin untuk memastikan bagian bawah dan bagian atas komponen
terpasang dengan tepat. Bagian bawah dan bagian atas komponen merupakan satu unit
yang tidak dapat saling dipertukarkan dengan bagian komponen lain meskipun
ukurannya sama. Setiap pasangan memiliki nomor seri yang saling bersesuaian sebagai
Halaman

tanda. Saluran pelumas disediakan pada bagian atas plummer block untuk
mempermudah pelumasan.
2.2.2.4 Locating ring
Locating ring dapat disisipkan pada setiap sisi bearing sehingga posisi bearing akan
tetap berada di tengah-tengah housing bearing (centering). Untuk memastikan bearing
tidak menjadi terlalu panas dan untuk meminimumkan gaya aksial maka locating ring
harus dipasang pada posisi yang tepat di dalam housing bearing.
2.2.2.5 Two-lip seal
Penyekatan paling mudah pada housing bearing adalah menggunakan two-lip seal yang
cocok untuk kecepatan perimeter sampai 13 m/s. Two-lip seal meluncur pada poros
yang berputar. Bagian luar two-lip seal mencegah kotoran masuk ke dalam bearing.
Pelumas yang diisi di antara two-lip seal juga mencegah bearing dari kemasukan
kotoran. Sedangkan bagian dalam two-lip seal mencegah kebocoran pelumas dari
dalam housing.
Two-lip seal terbuat dari polyurethane, material yang tahan gesekan dengan sifat elastik
yang sangat baik. Komponen ini cocok untuk temperatur sampai dengan 100oC.
Misalignment angular sampai dengan 10 masih dapat ditolerir. Ruang di antara two-lip
seal harus diisi dengan pelumas sejak pertama kali dipasang.
2.2.2.6 Pelumasan Bearing
Pelumasan merupakan persyaratan penting bagi bearing karena:
a.
b.
c.
d.
e.

Dapat mengurangi gesekan dan keausan


Dapat menjaga bearing beroperasi dengan efisiensi tinggi
Dapat memperpanjang umur pakai bearing
Dapat mencegah terjadinya pengkaratan
Dapat mencegah kotoran masuk ke dalam bearing

Pada umumnya bearing menggunakan grease/gemuk sebagai media pelumasan. Hal


yang perlu diperhatikan adalah pemilihan grease yang tepat dan cara pengisian grease.
Grease untuk pelumasan terdiri dari sabun metalik atau material lain yang bahan
dasarnya litium. Sebaiknya grease yang satu tidak dicampur dengan grease lainnya
yang berbeda jenis dan kekentalannya. Jumlah grease yang digunakan dalam bearing
tergantung pada desain housing bearing. Grease yang berlebihan tidak menimbulkan
masalah pada kecepatan rendah, tetapi pada kecepatan sedang atau tinggi dapat
menimbulkan panas, pelunakan, perubahan kualitas dan kebocoran grease pada bearing.
Jumlah grease yang tepat digunakan dalam bearing berkisar antara 40% - 60% dari
ruang dalam rumah bearing yang bebas.
Masa pakai grease bervariasi bergantung pada jenis, ukuran, kondisi operasi dan
temperatur bearing. Masa pakai grease juga dipengaruhi oleh kelembaban, gas dan
material asing yang masuk ke dalam grease. Sebagai referensi, temperatur rumah
bearing maksimum 70oC sebagai dasar perhitungan interval penambahan pelumas.
Apabila temperatur operasi meningkat maka interval waktu pelumasan harus dikurangi.

Halaman

2.2.2.7 Pemasangan Bearing


a. Persiapan
Salah satu hal yang perlu dipersiapkan adalah tempat pemasangan bearing yang kering,
bersih, bebas dari debu/kotoran. Sebelum memasang poros, housing, komponenkomponen lain bearing dan peralatan yang digunakan harus sudah dibersihkan. Bearing
sebaiknya masih disimpan dalam dus aslinya tepat ketika akan dipasang. Lapisan
pencegah karat pada bearing tidak perlu dibuang; demikian pula dengan sedikit pelumas
yang sudah ada sebelumnya. Pada kasus khusus, yaitu bearing berukuran sangat kecil
untuk kecepatan tinggi, lapisan anti karatnya perlu dibersihkan dengan cairan minyak
yang bersih. Ketika melakukan pemasangan bearing disarankan menggunakan sarung
tangan atau melapis tangan dengan minyak bersih karena keringat pada tangan bisa
menimbulkan karat pada bearing.
b. Pemasangan Bearing
Kegagalan dan kerusakan bearing yang bersifat prematur disebabkan oleh
ketidaktepatan dalam pemasangan, seperti contoh berikut ini:
-

Kerusakan pada bearing akibat pemasangan mur-baut yang semakin kendur ketika
bearing dioperasikan
Kerusakan pada poros dan dudukan housing bearing akibat ketidaktepatan
pemasangan komponen-komponen bagian dalam bearing
Kerusakan bola-bola bearing karena pengencangan adapter sleeve yang terlalu ketat,
sehingga bearing cepat panas.
Penggunaan grease berlebih.
Kotoran, geram logam yang mengotori bearing/grease

Bearing yang dipasang pada dudukan adapter sleeve dapat diatur dengan melakukan
penyesuaian pada lock nut. Hal ini harus dilakukan hati-hati agar bearing pada
kedudukan yang tepat sehingga masih ada cukup ruang (clearance) di dalam bearing.
Penempatan spherical roller bearing yang tepat dapat dilihat dari seberapa besar ruang
(clearance) yang masih tersedia dalam bearing. Minimum clearance bearing antara
0.025 0.035 mm. Ruang tersebut diukur dari outer ring ke roller yang tidak dibebani.
Untuk pengukuran clearance secara akurat dapat digunakan feeler gauge ketika
penyesuaian spherical roller bearing dilakukan.
c. Pemasangan plummer block housing (rumah bearing)
Beban yang diperbolehkan pada bearing bukan hanya bergantung pada kemampuan
bearing tetapi juga bergantung pada kekuatan housing dan baut-mur yang digunakan.
Pada PLTMH , untuk memperkuat pemasangan baut-mur housing turbin dapat
digunakan alat yang disebut torsi yang diset pada kekuatan 180 Nm untuk baut-mur
M18.
Salah satu prosedur pemasangan housing bearing yang perlu dicermati adalah
pemasangan bagian atas dan bagian bawah housing. Kedua bagian ini merupakan satu
unit yang tidak dapat saling dipertukarkan dengan bagian komponen lain meskipun
ukurannya sama. Pada housing terdapat nomer seri dan pin untuk memastikan bagian
bawah dan bagian atas housing terpasang dengan tepat.

Halaman

2.2.2.8 Pemeliharaan Bearing


Ketika beroperasi suara dari bearing harus terdengar halus. Apabila terdengar suara
gemerisik atau agak kasar dapat diperkirakan ada ketidakberesan pada bearing.
Temperatur operasi bearing harus kurang dari 700C untuk memperpanjang masa operasi
bearing. Permeriksaan temperatur bearing dapat dilakukan dengan menggunakan
termometer atau dengan disentuh oleh tangan. Apabila tangan masih dapat menyentuh
bearing dalam beberapa detik tanpa rasa sakit yang berlebihan maka dapat diperkirakan
temperatur bearing masih di bawah 700C. Pengujian suara dan panas bearing perlu
dilakukan secara rutin paling tidak satu minggu sekali.
Pelumasan bearing secara tepat merupakan bagian penting dari prinsip operasi bebas
gangguan. Sekitar 36% kegagalan bearing secara prematur karena kekeliruan dalam
pemilihan dan penggunaan pelumas pada bearing. Bearing menggunakan pelumas jenis
LGMT 3 SKF. Pelumas ini merupakan minyak mineral dari sabun litium yang
memiliki masa pakai sangat lama, stabilitas oksidasi dan mekanik sangat baik, resistansi
terhadap air sangat baik dan kemampuan pencegahan terhadap karat sangat baik pula.
Grease SKF: LGMT 3 mempunyai rentang temperatur operasi dari 300C sampai
1200C. Viskositas pelumas pada temperatur 40oC sekitar 120 130 mm2/s. Pemberian
kembali pelumas pada bearing yang menopang poros turbin dapat dilakukan setiap 2500
jam sebanyak 32 gram. Sedangkan untuk bearing yang menopang poros pulley pada
sisi turbin pemberian pelumas perlu dilakukan setiap 4000 jam operasi sebanyak 20
gram. Pada bearing pulley generator penambahan pelumas dilakukan setiap 1500 jam
operasi sebanyak 20 gram. Setelah tiga kali pemberian ulang pelumas, bearing perlu
dibuka dan dibersihkan menggunakan minyak sebelum diisi kembali dengan pelumas
yang baru.
Perlu diperhatikan ketika memberi pelumas awal pada bearing tidak boleh terlalu
banyak karena dapat mengakibatkan panas berlebih pada bearing. Pelumas sebaiknya
dijaga agar tetap bersih dan tidak terkotori debu atau benda-benda lainnya. Sekitar 14%
dari kerusakan bearing secara prematur karena adanya kontaminasi pelumas yang
digunakan.

Halaman 10

2.2.3

Pulley

Pulley yang digunakan dalam sistem transmisi mekanik PLTMH dirancang untuk
menaikkan kecepatan dari 625 rpm pada poros turbin menjadi 1500 rpm pada poros
generator. Diameter nominal pulley pada sisi turbin adalah 1190 mm dan pada sisi
generator 400 mm. Lebar kedua pulley adalah 180 mm sedangkan lebar flat belt
penghubung kedua pulley tersebut 100 mm. Material yang digunakan untuk membuat
pulley adalah mild steel SS 400/St 37.
Pulley yang lebih besar (pada sisi turbin) juga mempunyai fungsi sebagai flywheel
(roda gila) untuk menstabilkan putaran turbin meskipun ada sedikit peningkatan atau
pengurangan kecepatan ketika beroperasi. Pulley perlu dibersihkan sehingga bebas dari
kotoran debu, minyak atau grease serta perlu dipasang pada posisi lurus satu sama lain
agar flat belt dapat mentransmisikan daya dengan efisiensi yang cukup tinggi.
2.2.3.1 Pemasangan pulley
Pasanglah bagian bawah plummer block housing base pada base frame. Kemudian
pasanglah mur-baut pada komponen ini dengan tidak terlalu kuat. Selanjutnya isilah
ruang pada bagian bawah plummer block tersebut dengan pelumas (grease).
Pasanglah bearing pada poros pulley. Kemudian tempatkan flat belt melingkari
poros pulley.
Letakkan poros pulley dan bearing pada plummer block base yang telah dipasang
sebelumnya. Pastikan tidak ada kotoran pada bearing dan plummer block sebelum
diisi dengan grease.
Aturlah alignment poros menurut spesifikasi kopling fleksible yang digunakan.
Setelah kedudukan poros tepat, perkuatlah baut-mur bagian bawah plummer block
untuk mempertahankan posisi poros tersebut. Aturlah lock nut bearing dengan hatihati untuk mendudukkan poros dengan tepat pada bearing. Pastikan ruang dalam
bearing (internal clearance) masih dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan.
Untuk memperoleh pengaturan ruang dalam bearing (internal clearance) dengan
baik dapat menggunakan feeler gauge.
Halaman 11

Bersihkan plummer block bagian atas dan isilah dengan grease secukupnya.
Pasanglah bagian atas plummer block tersebut kemudian perkuat kedudukannya
dengan baut-mur. Pastikan jumlah grease dalam plummer block hanya sekitar 40%
60 % dari ruang yang tersedia.
Perkuat baut-mur pada plummer block secara perlahan-lahan. Pada saat yang sama
aturlah flange kopling sehingga poros pulley align dengan poros pasangannya.
Plat tipis bilamana perlu dapat digunakan untuk memastikan alignment poros pada
pemasangan kopling.

2.2.4

Belt

Belt dioperasikan berdasarkan prinsip gesekan dengan permukaan pulley. Keregangan


belt disesuaikan dengan batas tegangan yang diperbolehkan.
Belt yang digunakan pada transmisi mekanik adalah jenis flat belt merek SIEGLING
EXTREMULTUS, tipe GT 54, ukuran 5115 x 100 mm, endless. Flat belt ini dapat
beroperasi dengan efisiensi 98%. Suara yang ditimbulkan flat belt ini ketika beroperasi
dengan kecepatan tinggi cukup keras tetapi tidak terlalu bising.
2.2.4.1 Pemasangan Flat Belt
Pasanglah flat belt berdasarkan prosedur berikut ini.
1. Tempatkan flat belt pada pulley.
2. Aturlah kelurusan kedua pulley menggunakan benang, nilon atau yang lainnya.
Pengaturan posisi pulley dilakukan dengan cara mengatur posisi dudukan generator
pada base frame. Hal ini karena generator terhubung dengan salah satu pulley
tersebut.
3. Aturlah posisi pulley sedemikian hingga tegangan yang terjadi pada flat belt
merupakan tegangan normal. Buatlah tanda pada flat belt dan ukurlah jarak antara
kedua tanda tersebut. Sebagai contoh, jarak kedua tanda tersebut 1000 mm.
4. Flat belt mempunyai toleransi pertambahan panjang maksimum 2% dari panjang
dalam keadaan normal. Untuk itu dapat dilakukan pemeriksaan pertambahan
panjang flat belt setelah tensioner dikencangkan dengan cara mengukur jarak dua
tanda pada flat belt. Sebagai contoh, pertambahan panjang tidak boleh lebih dari
1020 mm apabila panjang dalam keadaan normal 1000 mm.
5. Tepat sebelum dioperasikan kelurusan pulley harus diperiksa kembali. Cobalah
pulley diputar menggunakan tangan untuk memastikan posisi flat belt sudah benar.
Apabila kedudukan pulley tidak benar, maka belt cenderung lari pada arah luar
pulley, atur posisi pulley sehingga belt berputar stabli tidak lari ke arah luar.
2.2.4.2 Perawatan Flat Belt
Untuk mendapatkan kinerja yang terbaik flat belt beberapa hal yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Bersihkan flat belt dari segala macam kotoran dan keringkan apabila basah.
b. Apabila kendur atau terlalu keras, perbaiki tegangan flat belt hingga pada tegangan
normalnya
c. Periksalah juga kelurusan pulley

Halaman 12

Minyak atau air pada flat belt dapat menyebabkan slip. Ketegangan flat belt yang tidak
sesuai dan ketidaklurusan pulley dapat menurunkan efisiensi hingga 70%.
Flat belt yang terbuat dari kanvas cenderung dapat dipengaruhi oleh keadaan temperatur
udara. Apabila temperatur udara rendah (dingin) flat belt dapat memendek (mengerut)
sebaliknya apabila temperatur udara tinggi (panas) flat belt cenderung memuai
(memanjang). Hal ini perlu diperhatikan oleh operator PLTMH khususnya jika udara
bertemperatur dingin atau panas dalam jangka waktu yang lama.
Jika suatu saat flat belt harus diganti karena rusak, maka sebelum dilepas sebaiknya
posisi flat belt dan pulley ditandai sehingga memudahkan pekerjaan pemasangan
kembali.

Tabel 2. Data teknis dari flat belt Siegling Extremultus

Friction coating

Top surface

Total thickness
ca.[mm]

Weight ca.kg/m2

Specific effective pull


F'UN N/mm width

Tensile strength ca.


N/mm width

Belt tensioning - %
elongation

Technical data

Core material

Structure

EXTREMULTUS 85

Type

GT 10
GT 14
GT 20
GT 28
GT 40
GT 54
GT 80

Polyamide sheet
Polyamide sheet
Polyamide sheet
Polyamide sheet
Polyamide sheet
Polyamide sheet
Polyamide sheet

G elastomer
G elastomer
G elastomer
G elastomer
G elastomer
G elastomer
G elastomer

Polyamide fabric
Polyamide fabric
Polyamide fabric
Polyamide fabric
Polyamide fabric
Polyamide fabric
Polyamide fabric

1.5
1.7
2.5
2.9
3.5
4.3
5.7

1.5
1.7
2.7
3.1
3.8
4.7
6.1

up to 12.5
up to 17.5
up to 25
up to 35
up to 48
up to 67.5
up to 110

225
315
450
630
900
1200
1800

2%
2%
2%
2%
2%
2%
2%

Catatan:
a. Jika kedua pulley tidak dalam kondisi lurus maka flat belt bisa terlepas dari masingmasing pulley.
b. Jika kedua pulley tidak dalam kondisi lurus maka flat belt bisa juga mengalami
kerusakan
c. Tegangan pada flat belt mengakibatkan adanya beban radial pada poros yang harus
ditahan oleh bearing. Apabila tegangan pada flat belt terlalu kencang maka bearing
dapat menjadi terlalu panas. Untuk itu periksalah kondisi flat belt dan bearing
setelah beberapa waktu beroperasi.

Halaman 13

Gambar 5. Tegangan dari flat belt

Halaman 14

PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN GENERATOR

Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Energi
mekanik ini dikonversi menggunakan media medan magnet. Komponen utama
generator terdiri dari bagian berputar yang disebut rotor dan bagian tidak berputar yang
disebut stator.
Generator yang digunakan pada PLTMH bermerek Stamford UCI 224 G2 Double
Bearing, Serial Number X04D140199, Rating 220 kVA. yang akan diinstal bersama
dengan turbin Crossflow T15. Generator ditempatkan pada base frame yang sama
dengan turbin Crossflow T15. Generator tersebut dapat diatur posisinya untuk
mendapatkan posisi pulley yang tepat.
Generator dihubungkan dengan pulley melalui sebuah fleksibel kopling. Oleh karena
itu perlu diperhatikan alignment posisi kopling tersebut untuk mendapatkan kinerja
yang terbaik.
3.1

3.2

Pemasangan generator
Tempatkan flange kopling pada ujung poros generator menggunakan pasak.
Pasang base frame generator pada tbase frame turbin.
Letakkan generator pada base frame yang tersedia.
Tempatkan poros pulley (sisi generator) pada bearing. Prosedur selanjutnya lihat
cara pemasangan poros pulley di atas.
Pastikan alignment flange kopling yang menghubungkan poros generator dan poros
pulley.
Kencangkan baut-mur kopling poros generator dan pulley
Tempatkan flat belt pada kedua pulley
Aturlah ketegangan flat belt dengan mengatur posisi dudukan generator pada base
frame.
Pasanglah ram kawat pelindung pulley untuk keamanan ketika beroperasi.
Petunjuk rinci mengenai pemasangan kopling, pulley dan flat belt telah dijelaskan di
atas.
Pemeliharaan

Petunjuk operasi dan pemeliharaan generator dapat dilihat pada katalog/brosur yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

Halaman 15

PENGOPERASIAN SISTEM TURBIN CROSSFLOW T15

Turbin Crossflow T15 PLTMH dirancang beroperasi pada kecepatan 625 rpm untuk
mentransmisikan daya ke generator yang beroperasi pada kecepatan 1500 rpm.
Kecepatan run away turbin tersebut sekitar 1.8 kali kecepatan nominalnya.
Sebelum turbin dioperasikan ketersediaan air perlu diperiksa kembali. Keadaan saluran
pembawa, bak penenang dan saringan sampah juga perlu diperiksa. Pulley dan flat belt
perlu coba diputar perlahan-lahan untuk memastikan apakah pemasangannya sudah
benar. Posisi guide vane turbin juga perlu dipastikan dalam keadaan tertutup rapat.
Tekanan yang terbaca pada pressure gauge tepat sebelum beroperasi harus
menunjukkan angka yang bersesuaian dengan beda tinggi permukaan air di bak
penenang ke turbin.
Guide vane turbin harus dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan tekanan air yang
terbaca pada pressure gauge. Jika tekanan air mengalami penurunan di bawah nilai
nominal (tekanan sebelum dioperasikan) ada kemungkinan air yang tersedia tidak
mencukupi.
Bukaan guide vane dapat mengatur jumlah air yang memasuki turbin. Turbin sebaiknya
dioperasikan pada bukaan guide vane optimum untuk mendapatkan kinerja terbaik.
Bukaan guide vane maksimum memang dapat menghasilkan daya keluaran maksimum.
Tetapi pada keadaan ini, air pada turbin dapat mengalami turbulensi, suara yang keras
dan getaran yang lebih kuat yang dapat memperpendek masa pakai turbin. Bukaan
optimum guide vane sekitar 80% bukaan, perhatikan indikator pada guide vane.
Perhatikan dengan baik suara turbin ketika beroperasi. Suara turbin yang normal harus
lembut tidak tersentak-sentak. Temperatur bearing dan generator juga perlu diperiksa
untuk memastikan sistem bekerja dengan baik.
Untuk menghentikan turbin, guide vane ditutup secara perlahan-lahan sambil
memperhatikan keadaan tekanan air pada pressure gauge. Tekanan pada pressure gauge
tidak boleh berubah-ubah terlalu cepat untuk menghindari water hammer.
Urutan Pengoperasian PLTMH
1. Periksa kondisi air di Bak (Head Tank).

Pastikan Pintu Air Bak telah terbuka, dan air dari saluran memasuki Bak (Head
Tank).
Pastikan Air di Bak (Head Tank) telah penuh dan melimpas.
Periksa pintu air pipa pesat (penstock dalam keadaan terbuka penuh.
Pastikan air telah mengisi penuh pipa pesat (penstock), bila pipa pesat belum terisi,
buka pintu air pipa pesat secara perlahan-lahan. Bila tekanan air telah keluar dari
pipa napas, berarti pipa pesat telah terisi penuh air.

2. Pengoperasian Turbin
Pastikan inlet valve dalam keadaan tertutup (fully close).

Halaman 16

Buka inlet valve secara perlahan-lahan, sampai pipa adapter turbin terisi penuh air.
Pada saat pembukaan inlet valve akan terdengar aliran air mendesis. Apabila suara
aliran air berhenti, berarti air telah mengisi adapter pipe.
Buka katup pressure gauge, pastikan jarum menunjuk angka 6 bar (kgf/cm2).
Buka guide vane turbin perlahan-lahan sampai putaran turbin generator mencapai
tegangan nominal. (prosedur pengoperasian panel kontrol dapat dibaca pada manual
operasi ELC).
Buka guide vane turbin sampai tegangan balast minimum sebesar 100 120 V.
Sambungkan sistem ke jaringan.
Perhatikan tegangan ballast, buka kembali guide vane sehingga tegangan ballast
cadangan berkisar 60 V.
Perhatikan indikator jrum pressure gauge saat melakukan pembukaan guide vane
turbin. Apabila jarum guide vane turun dari 6 bar, tutup kembali guide vane secara
perlahan, sehingga tekanan pressure tetap 6 bar.
3. Menutup operasi turbin
Lakukan urutan penghentian operasi ELC.
Setelah seluruh daya dikompensasi ke Ballast, tutup guide vane turbin secara
perlahan sehingga sistem akan berhenti.
Setelah guide vane turbin tertutup penuh (fully close), tutup inlet valve.
Aliran air akan melimpas ke saluran pelimpasan.
Atur bukaan pintu air utama bak sehingga air terbagi pada saluran buang atas, untuk
mengurangi debit air yang terbuang melalui saluran pelimpas.

PEMECAHAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TURBIN


Jenis Gangguan

Turbin tidak dapat beroperasi


sama sekali

Perkiraan Penyebab
Air tidak mencukupi

Penanggulangan
Periksa ketersediaan air

Halaman 17

Turbin beroperasi tetapi tidak


dapat mencapai kecepatan
nominal

Komponen berputar tidak


dapat berputar dengan bebas

Hentikan aliran air (tutup guide


vane) kemudian putar poros
dengan tangan. Sesuatu
mungkin menghambat di dalam
runner. Buka penutup turbin
dan periksa keadaan runner
turbin.

Guide vane terbuka, tetapi


turbin tidak dapat beroperasi.
Penyebabnya mungkin ada
sampah atau tumbuhan yang
masuk ke dalam turbin
sehingga menghambat
putaran runner turbin

Buka penutup turbin dan periksa


keadaan runner turbin.

Air tidak mencukupi

Periksa bacaan tekanan pada


pressure gauge. Aturlah bukaan
guide vane disesuaikan dengan
jumlah air yang tersedia.

Terdapat sumbatan pada Periksa dan singkirkan sumbatan


saringan sampah, saluran pada saringan sampah, saluran
pembawa atau intake
pembawa atau intake

Turbin beroperasi tetapi


berputar dengan kecepatan
yang terlalu tinggi

Jenis Gangguan
Turbin beroperasi tetapi
kecepatan turun ketika diberi
beban. Tekanan turun ketika
debit bertambah.

Kopling mengalami
kerusakan

Periksa komponen-komponen
kopling. Gantilah dengan
komponen baru bilamana perlu

Tegangan flat belt terlalu


lemah

Periksa tekanan flat belt dan


aturlah kembali jika tidak sesuai
dengan yang seharusnya

Tegangan flat belt terlalu Periksa tekanan flat belt dan


kuat
aturlah kembali jika tidak sesuai
dengan yang seharusnya
Sistem kontrol beban (ELC)
mengalami gangguan

Kerusakan pada rangkaian


ballast, seperti sikring putus, dll.
Silakan lihat manual sistem
kontrol beban ELC

Perkiraan Penyebab

Penanggulangan

Air tidak mencukupi

Aturlah bukaan guide vane


disesuaikan dengan jumlah air
yang tersedia.

Saringan sampah tersumbat

Periksa dan bersihkan bilamana


perlu
Halaman 18

Kecepatan turbin naik-turun


(hunting)

Suara gemerisik dari dalam


turbin

Suara berisik dari bearing

Temperatur bearing terlalu


panas

Jenis Gangguan

Flat belt mengalami slip

Perkuat tegangan flat belt

Kemungkinan ada beban


yang naik-turun

Periksa pada beban yang


berbeda-beda

Sistem kontrol beban (ELC)


mengalami gangguan

Periksa berdasarkan manual


sistem kontrol beban (ELC) dan
bilamana perlu hubungi
produsennya

Ada batu-batu kecil yang


terbawa oleh air

Tidak ada masalah bila air dapat


mengalirkan batu-batu itu keluar
turbin. Untuk memastikan
keadaan bagian dalam turbin,
penutup turbin dapat dibuka.

Guide vane dibuka pada


bukaan penuh

Kurangi bukaan guide vane


turbin.

Ada komponen-komponen
turbin yang longgar

Stop operasi turbin dan periksa.


Perbaiki bilamana perlu.

Bearing mengalami
kerusakan

Gantilah dengan yang baru

Ada komponen bearing yang


longgar atau bersentuhan di
bagian dalam bearing

Periksa dan perbaiki bilamana


perlu

Kelebihan grease dalam


bearing

Periksa dan kurangi jumlah


grease dalam bearing

Tegangan flat belt terlalu


keras

Periksa tegangan flat belt dan


lakukan penyesuaian bilamana
perlu

Ada kesalahan dalam


alignment

Periksa dan perbaiki

Perkiraan Penyebab

Penanggulangan

Pembebanan pada bearing


tidak tepat

Periksa dan atur kekencangan


baut-mur

Pengaturan komponen di
dalam bearing tidak tepat

Atur lock nut bearing (adapter


sleeve). Perhatikan toleransi
yang diperkenankan.

Bearing rusak

Ganti dengan yang baru

Halaman 19

Alignment kopling tidak


tepat
Flat belt mengalami slip

Periksa dan ganti komponen


yang rusak bilamana perlu

Tegangan flat belt terlalu Periksa dan perkuat tegangan


lemah
flat belt
Flat belt umur pakainya Ganti bilamana perlu
sudah terlalu lama

Kopling mengalami slip

Beban terlalu besar, jenis


belt yang digunakan tidak
tepat

Silakan hubungi produsen flat


belt

Rubber bushing rusak

Periksa dan ganti bilamana perlu

Baut-mur rusak

Periksa dan ganti bilamana perlu

Halaman 20

Anda mungkin juga menyukai