MODUL 5
13412009
2. Hanna Octaviani
13412037
13412067
13412094
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Laboratorium Sistem Informasi dan Keputusan ITB (LSIK ITB) yang bertandatangan di bawah ini
mengesahkan Laporan Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi (PPST) III Modul 5 Pemodelan Proses Bisnis
kelompok 09, yang beranggotakan:
1.
Theo Renaldo
13412009
2.
Hanna Octaviani
13412037
3.
13412067
4.
13412094
: Jumat
Tanggal
: 3 April 2015
Waktu
LEMBAR ASISTENSI
(Terlampir)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................................ 3
LEMBAR ASISTENSI ....................................................................................................................................... 4
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................................... 7
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................. 7
BAB 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 9
1.1
1.2
1.2.1
1.2.2
1.3
BAB 2
2.1
2.1.1
2.1.2
2.2
Entitas.......................................................................................................................................... 14
2.3
Database ..................................................................................................................................... 16
2.4
BAB 3
3.1
ANALISIS .................................................................................................................................. 23
Analisis Aplikasi Penggunaan DFD pada Industri ......................................................................... 23
3.1.1
3.1.2
3.2
3.3
Analisis Error dan Warning pada Pembuatan DFD di Power Designer ........................................ 28
3.4
Analisis Penamaan dan Penghilangan Proses pada DFD di Power Designer ............................... 29
3.5
BAB 4
4.1
Kesimpulan .................................................................................................................................. 33
4.2
Saran ........................................................................................................................................... 33
4.2.1
4.2.2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Flowchart Praktikum ............................................................................................................................. 10
Gambar 2 Decomposition Diagram Pengelolaan Sistem Informasi Logistik PT KKM JAYA .................................... 14
Gambar 3 Data Flow Diagram Mengelola Logistik PT. KKM Jaya .......................................................................... 23
Gambar 4 DFD Level 1 Mengelola Logistik PT. KKM Jaya ...................................................................................... 24
Gambar 5 Sistem Data Flow Diagram opengamma.com ...................................................................................... 26
Gambar 6 Bagan Keterkaitan Antar Modul ........................................................................................................... 30
Gambar 7 Ouput Modul 4 - 6 ................................................................................................................................ 31
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Transformasi Proses dari IDEF0 ke DFD .................................................................................................... 13
Tabel 2 Keterangan Wana Tabel Transformasi ...................................................................................................... 13
Tabel 3 Entitas dan Hubungannya dalam DFD ...................................................................................................... 14
Tabel 3 Kumpulan Database Sistem Informasi Logistik PT. KKM Jaya ................................................................... 16
Tabel 4 Data Dictionary Sistem Informasi PT KKM JAYA ....................................................................................... 18
Tabel 5 Transformasi Proses dari IDEF0 ke DFD .................................................................................................... 29
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
PT Kereta Kayu Mainan (KKM) Jaya merupakan salah satu perusahaan industri penghasil mainan
tradisional berupa kereta kayu mainan di Indonesia yang telah mulai melebarkan sayapnya ke beberapa negara
lain di ASEAN. Untuk menghadapi tingkat persaingan yang begitu tinggi dengan kompetitor-kompetitornya, PT
KKM Jaya pun berencana untuk melakukan instalasi sistem SAP untuk mengintegrasikan proses bisnis antar
kantor cabang dan pabrik yang dimilikinya. Selain itu, perusahaan ini juga selalu berusaha untuk dapat
menembus pasar ASEAN dan menjadi market leader dari penjualan kereta kayu mainan dengan cara menjaga
dan memperhatikan kesehatan perusahaannya. Kesehatan perusahaan ini salah satunya dilihat dari kestabilan
sistem informasi yang dimilikinya.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mewujudkan integrasi antardivisi dan antar kantor
cabangnya, PT KKM Jaya berniat untuk membuat dan memasang suatu sistem informasi berbasis computerized
yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan pemodelan proses bisnis. Proses bisnis yang telah dibuat
dalam IDEF0 ini hendak ditransformasikan oleh perusahaan dengan menggunakan pendekatan perancangan
sistem informasi Structured Analysis, yaitu pemodelan yang menitikberatkan pada analisis proses terlebih
dahulu, baru melakukan analisis data selanjutnya. Pemodelan proses bisnis ini dilakukan untuk dikembangkan
lebih lanjut menjadi sistem informasi perusahaan yang terkomputerisasi dan terintegrasi.
1.2
Tujuan Praktikum
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktikum Modul 5 PPST III mengenai Pemodelan Proses Bisnis ini adalah sebagai
berikut:
Praktikan mengetahui definisi sistem informasi, klasifikasi sistem informasi, dan pelaku sistem
informasi.
Praktikan memahami berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi.
Praktikan dapat melakukan pemodelan proses bisnis dalam merancang sistem informasi manajemen
sederhana dalam sebuah perusahaan manufaktur.
1.2.2
Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
Praktikan diharapkan dapat memahami dan mentransformasikan proses bisnis dari IDEF0 ke Data Flow
Diagram.
Praktikan diharapkan dapat melakukan analisis dan perancangan sistem informasi dengan
menggunakan pendekatan model-driven.
Praktikan diharapkan dapat memahami dan mampu merancang context diagram, DFD, decomposition
diagram, dan data-dictionary.
Flowchart Praktikum
Berikut adalah flowchart dari Modul 5 Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi (PPST) III mengenai
Start
Struktur Organisasi
dan Diagram IDEF0
Asistensi 1
Sudah benar?
Pelatihan Pengoperasian
PowerDesigner
Belum
Melakukan Revisi
Sudah
Pembuatan Decomposition
Diagram
Penyusunan Laporan
Asistensi 0
Pengumpulan Laporan
Stop
Pelaksanaan praktikum kali ini dimulai dengan kegiatan Responsi Awal yang dilaksanakan pada hari
Senin, 22 Maret 2015. Responsi Awal terdiri dari penjelasan materi modul, pelaksanaan tes awal praktikum,
serta penjelasan singkat mengenai pelaksanaan praktikum dan pembagian asisten. Tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan praktikum. Pada praktikum ini pertama-tama praktikan diberikan penjelasan mengenai
penggunaan dan pengoperasian PowerDesigner untuk membuat Context Diagram dan Data Flow Diagram.
Selanjutnya, setelah penjelasan dan demo singkat tersebut, praktikan diberikan input berupa struktur
organisasi dan proses bisnis PT Kereta Kayu Mainan (KKM) Jaya yang ditampilkan dalam diagram IDEF0. Data
masukan awal ini kemudian diolah menjadi context diagram dan decomposition diagram. Tahapan berikutnya
adalah kegiatan Asistensi 0 yang menjelaskan apa saja yang harus dikumpulkan pada pengumpulan awal
10
pengolahan data. Selanjutnya praktikan membuat DFD level 1 dan level 2 dan mengumpulkannya ke asisten
untuk diperiksa dan diberikan feedback pada Asistensi 1.
Tahap selanjutnya adalah Asistensi 1, dimana asisten memberikan feedback terkait pengumpulan 1 dan
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penulisan laporan. Pada tahap ini juga asisten akan memeriksa
apakah pengerjaan pada pengumpulan 1 sudah sesuai atau belum, jika belum sesuai makan praktikan harus
melakukan revisi terlebih dahulu dan mengumpulkan pengolahan data final pada Selasa, 31 Maret 2015.
Langkah berikutnya yaitu membuat data dictionary. Kemudian, setelah semua proses perancangan selesai,
tahap terakhir yang dilakukan adalah menyusun laporan dan mengumpulkannya tepat waktu.
11
2.1
PENGOLAHAN DATA
Proses Bisnis
2.1.1
terjadi pada suatu proses. Pada modul sebelumnya, tools yang digunakan adalah IDEF0, namun pada IDEF0
aliran yang terjadi tidak secara spesifik hanya menggambarkan aliran data saja, namun juga aliran fisik dan
barang.
Oleh karena itu, ada beberapa perubahan dalam penamaan proses yang harus dilakukan saat
mentransformasikan proses-proses dari IDEF0 ke DFD. Berikut merupakan tabel transformasi proses yang
dilakukan.
Tabel 1 Transformasi Proses dari IDEF0 ke DFD
No
1
Proses IDEF0
Kode
Mengelola Logistik
Proses DFD
1.1
Mengelola Pengadaan
1.2
Mengelola Pengadaan
Mengelola Pergudangan
1.3
Mengelola Pergudangan
Mengelola Pendistribusians
1.4
Mengelola Pendistribusian
1.1.1
1.1.2
1.2.1
10
Mengelola PO dan DO
1.2.2
Mengelola PO dan DO
11
Mengevaluasi Pengadaan
1.2.3
12
1.3.1
13
Mengelola Inventori
1.3.2
Mengelola Inventory
14
Mengevaluasi Pergudangan
1.3.3
15
Mengambil Barang
1.4.1
16
Menyiapkan Pengiriman
1.4.2
17
Mengirim Barang
1.4.3
18
Mengevaluasi Distribusi
1.4.4
Pada tabel diatas, terdapat empat warna yang masing-masing menjelaskan bentuk transformasi yang
dilakukan. Transformasi yang dilakukan bisa berupa penambahan proses baru, penghilangan proses, perubahan
nama untuk menyesuaikan dengan konsep DFD, maupun transformasi tetap tanpa perubahan apa-apa. Berikut
disajikan tabel keterangan terkait warna-warna yang ditunjukkan pada tabel transformasi.
Tabel 2 Keterangan Wana Tabel Transformasi
Warna
Keterangan
Penambahan proses pada DFD
Proses dihilangkan pada DFD
13
2.1.2
Decomposition Diagram
Berikut ini merupakan decomposition diagram dari proses mengelola sistem informasi logistik PT Kereta
Kayu Mainan (KKM) Jaya. Proses pada level 0 didapatkan dari IDEF0 untuk A0, sedangkan proses pada level 1
yaitu mengelola jalinan kemitraan dengan supplier, mengelola pengadaan, mengelola pergudangan, dan
mengelola pendistribusian, didapatkan dari diagram A5 pada IDEF0, dan level dibawahnya didapatkan dari
proses-proses yang ada pada level-level dibawah A5 pada IDEF0. Decomposition diagram ini menjelaskan
proses-proses yang ada di dalam context diagram yang akn dijelaskan pada DFFD-DFD level selanjutnya.
Mengelola Logistik
PT Kereta Kayu Mainan Jaya
1.1
Mengelola Jalinan Kemitraan
dengan Supplier
1.2
Mengelola Pengadaan
1.3
Mengelola Pergudangan
1.4
Mengelola Pendistribusian
1.1.1
Mengelola Pendataan
Supplier
1.2.1
Mengelola Rencana
Pengadaan
1.3.1
Mengelola
Penerimaan Barang
dari Supplier
1.4.1
Mengelola
Pengambilan Barang
1.1.2
Mengelola Hubungan
Kemitraan
1.2.2
Mengelola PO dan
DO
1.3.2
Mengelola Inventory
1.4.2
Mengelola Persiapan
Pengiriman
1.2.3
Mengelola Evaluasi
Pengadaam
1.3.3
Mengelola Evaluasi
Pergudangan
1.4.1
Mengelola
Pengiriman Barang
1.4.1
Mengelola Evaluasi
Distribusi
2.2
Entitas
Entitas yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) pengelolaan sistem informasi logistik PT KKM
JAYA merupakan entitas eksternal, entitas di luar sistem logistik PT KKM JAYA yang memberikan pengaruh
dalam proses logistik itu sendiri di dalam perusahaan. Entitas eksternal tersebut adalah pelanggan, supplier,
bagian keuangan, bagian penjualan dan pemasaran, dan bagian produksi.
Berikut merupakan tabel yang menjelaskan mengenai hubungan yang menyangkut dengan entitasentitas yang telah disebutkan, dengan proses dan hubungannya melalui data aliran data.
Tabel 3 Entitas dan Hubungannya dalam DFD
No
Nama Entitas
Pelanggan
Mengelola Pendistribusian
Data Supplier
Katalog Barang
Data Supplier
Mengelola Pengadaan
Mengelola Pengadaan
Katalog Barang
Mengelola Pengadaan
Mengelola Pergudangan
RAB
Mengelola Pengadaan
Bagian
Mengelola Pengadaan
RAB
Keuangan
Mengelola Pergudangan
Mengelola Pendistribusian
RAB
Rencana Distribusi
Mengelola Pergudangan
Mengelola Pendistribusian
Rencana Distribusi
Mengelola Inventori
Rencana Distribusi
Rencana Distribusi
Rencana Distribusi
Rencana Produksi
Rencana Pengadaan
Mengelola Pengadaan
Rencana Pengadaan
Mengelola Pergudangan
Mengelola Pergudangan
Rencana Produksi
Mengelola Pergudangan
Mengelola Pergudangan
Mengelola Pendistribusian
Rencana Pengadaan
Supplier
Bagian
4
Penjualan dan
Pemasaran
Bagian
Produksi
15
2.3
Mengelola Inventori
Mengelola Inventori
Rencana Produksi
Mengelola Inventori
Database
Database adalah kumpulan suatu data yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, sehingga
penambahan, pengambilan, dan modifikasi data dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Berikut ini
merupakan database yang digunakan dalam mengelola sistem informasi divisi logistik PT. KKM Jaya.
Tabel 4 Kumpulan Database Sistem Informasi Logistik PT. KKM Jaya
No
1
Deskripsi
Menyimpan data supplier
secara keseluruhan
Bekerja Sama
Database Pembelian
Menyimpan data-data
pembelian yang dilakukan
oleh perusahaan
Database Evaluasi
Pengadaan
Database Kapasitas
Gudang
gudang
Isi Data
ID Database Supplier
ID Supplier
Nama Supplier
Alamat Supplier
ID Supplier
Nama Supplier
Alamat Supplier
ID Database Pembelian
ID Bahan Baku
Nama Bahan Baku
Jumlah Bahan Baku
Tanggal Masuk Bahan Baku
ID Supplier
Nama Supplier
Harga Bahan Baku
Anggaran Logistik
RAB
ID Evaluasi Pengadaan
ID Bahan Baku
Nama Bahan Baku
Jumlah Bahan Baku
Tanggal Masuk Bahan Baku
ID Supplier
Nama Supplier
Harga Bahan Baku
Anggaran Logistik
ID Kapasitas Gudang
ID Bahan Baku
Nama Bahan Baku
Jumlah Bahan Baku
Tanggal Masuk Bahan Baku
ID Produk Jadi
Nama Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi
Tanggal Keluar Bahan Baku
Kapasitas Gudang
16
Database Pengelolaan
Inventory
berhubungan dengan
pengelolaan inventory
10
11
12
13
Database Evaluasi
Inventory
inventory
Database Barang
Pesanan
pesanan pelanggan
DIkirim
Database Barang
Terkirim
Database EValuasi
Distribusi
evaluasi distribusi
ID Pengeloaan Inventory
ID Bahan Baku
Nama Bahan Baku
Jumlah Bahan Baku
Tanggal Masuk Bahan Baku
ID Produk Jadi
Nama Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi
Tanggal Keluar Bahan Baku
ID Barang Pesanan
ID Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi
Nama Produk Jadi
Harga Produk Jadi
ID Pesanan SIap DIkirim
ID Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi
Nama Produk Jadi
Harga Produk Jadi
ID Pengiriman
ID Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi
Nama Produk Jadi
Harga Produk Jadi
ID Evaluasi Distribusi
Tanggal Evaluasi Distribusi
ID Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi
Nama Produk Jadi
Harga Produk Jadi
Hasil EValuasi Distribusi
Rekomnedasi Perbaikan
17
2.4
Database Kinerja
Distribusi
distribusi
ID Kinerja Distribusi
Tanggal DIstribusi
Kinerja DIstribusi
ID Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi
Nama Produk Jadi
Harga Produk Jadi
Data Dictionary
Data dictionary merupakan pendeskripsian makna aliran data yang meliputi nama dan deskripsi. Data ini
digunakan sebagai sebuah referensi yang digunakan untuk menjelaskan struktur dari elemen-elemen data
(untuk user, desainer, dan programmer). Data dictionary yang dibuat untuk sistem informasi logistik PT KKM
Jaya.
Tabel 5 Data Dictionary Sistem Informasi PT KKM JAYA
Aliran
Data Supplier
yang
Bekerjasama
Data Supplier
Data Supplier
yang
Bekerjasama
Katalog Barang,
Data Delivery
Order
Data Purchase
Order
Anggaran
Keuangan
Logistik
RAB
Rencana
Pengadaan
Rekap
Pembelian
Data
Deskripsi
Tipe Data
Alamat Supplier
TEXT
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
Alamat Supplier
TEXT
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
ID Database Supplier
NVARCHAR(50)
Alamat Supplier
TEXT
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
DECIMAL
INT
TEXT
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
DECIMAL
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
Anggaran Logistik
DECIMAL
Tahun
DATE
RAB
Rancangan Anggaran
DECIMAL
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
DECIMAL
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
18
Evaluasi
Pengadaan
Data Delivery
Order, Data
Purchase Order
Data Bahan
Baku
Data
Persediaan
Bahan Baku
Rencana
Produksi, Data
Produk Jadi,
Data Kapasitas
Receiving
Data
Persediaan
INT
TEXT
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
Anggaran Logistik
DECIMAL
RAB
Rancangan Anggaran
DECIMAL
DATE
ID Database Pembelian
NVARCHAR(50)
Anggaran Logistik
DECIMAL
DECIMAL
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
ID Evaluasi Pengadaan
NVARCHAR(50)
DATE
DECIMAL
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
DATE
ID Pengadaan
Kode pengadaan
NVARCHAR(50)
DATE
TEXT
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
INT
DATE
Nama Supplier
Nama supplier
TEXT
Alamat Supplier
TEXT
ID Supplier
Kode supplier
NVARCHAR(50)
DECIMAL
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
TEXT
INT
DATE
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
INT
TEXT
TEXT
DATE
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
19
Data Kapasitas
Gudang
Rekap
Pengelolaan
Inventory
Evaluasi
Inventory
Data Kapasitas
Transportasi
Rencana
Distribusi
Data Barang
Terkirim
Data Kinerja
Distribusi
TEXT
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
INT
TEXT
TEXT
DATE
DATE
Kapasistas Gudang
INT
ID Kapasitas Gudang
NVARCHAR(50)
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
DATE
INT
TEXT
DATE
ID Pengelolaan Inventory
NVARCHAR(50)
ID Bahan Baku
NVARCHAR(50)
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
INT
TEXT
TEXT
DATE
DATE
ID Evaluasi Inventori
NVARCHAR(50)
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
Kapasitas Transportasi
INT
TEXT
DECIMAL
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
DECIMAL
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
ID Kinerja Distribusi
NVARCHAR(50)
Tanggal Distribusi
DATE
Kinerja Distribusi
Performa distribusi
TEXT
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
20
Evaluasi
Distribusi
Data Pesanan
Tiap Kirim
Data Barang
Pesanan
TEXT
DECIMAL
DECIMAL
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
ID Evaluasi Distribusi
NVARCHAR(50)
DATE
TEXT
TEXT
DECIMAL
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
NVARCHAR(50)
DECIMAL
ID Produk Jadi
NVARCHAR(50)
INT
TEXT
ID Barang Pesanan
NVARCHAR(50)
21
3.1
3.1.1
ANALISIS
Analisis Aplikasi Penggunaan DFD pada Industri
Penggunaan DFD pada PT KKM Jaya
Data Flow Diagram (DFD) adalah metode yang menggambarkan aliran data pada suatu sistem yang ada
sehingga sistem tersebut akan tergambar dengan lebih terstruktur. Dalam PT. KKM Jaya, DFD juga digunakan
untuk memvisualisasikan bagaimana sebuah sistem bekerja, apa yang akan dibangun oleh sistem, dan
bagaimana sistem akan diimplementasikan, termasuk sistem informasi dalam divisi logistik. Berikut ini data
flow diagram dalam mengelola logistik PT. KKM Jaya.
Dalam gambar diatas, terlihat data mana saja yang menjadi input dan output dalam pengelolaan divisi
logistik. Data yang dimaksud bukanlah berupa benda fisik, melainkan suatu data informasi yang dapat dikelola
oleh sistem komputer. Gambar tersebut juga memperlihatkan keterkaitan proses dengan entitas eksternal
yang terkait secara lebih jelas, termasuk keterkaitan dengan divisi-divisi lain yang berada dalam perusahaan.
Kedua hal itulah yang menjadi poin pembeda dengan penggunaan IDEF 0. IDEF 0 tidak memperlihatkan secara
jelas keterkaitan dengan entitas eksternal lain. Aliran yang digunakan pun dapat berupa benda fisik. Untuk itu,
DFD lebih unggul dalam penggambaran proses bisnis yang lengkap dan terstruktur.
23
Dalam gambar tersebut terlihat fungsi DFD yang dapat menggambarkan proses bisnis secara lengkap
dan terstruktur. DFD dapat menggambarkan aliran data secara rinci dan keterkaitan proses tersebut dengan
entitas eksternalnya. Dalam penjelasan ini, akan diberikan contoh mengenai proses mengelola pengadaan agar
tergambar fungsi DFD secara jelas. Dalam hal mengelola pengadaan, bagian produksi memberikan input
berupa rencana pengadaan seiringan dengan pemberian katalog barang dari pihak supplier. Setelah
menentukan barang mana saja yang akan dibeli, proses tersebut menghasilkan rancangan anggaran biaya
untuk diserahkan kepada bagian keuangan. Pihak keuangan akhirnya memberika anggaran keuangan logistik
sebagai balasannya. Setelah itu, proses tersebut akan memberikan data purchase order kepada pihak supplier.
Semua data pembelian akan disimpan dalam database pembelian. Pihak supplier pun memberikan data
delivery order ketika ada barang yang sudah dikirimkan. Untuk memberikan kontrol yang baik dari pihak
manajemen, proses mengelola pengadaan pun dievaluasi secara berkala. Hasil evaluasi tersebut disimpan
dalam database evaluasi pengadaan.
Dari keseluruhan penjelasan di atas, dapat diketahui apa saja fungsi DFD dalam suatu perusahaan,
khususnya dalam bidang logistik . DFD dapat menggambarkan proses bisnis pada bidang logistik secara lengkap
dan terstruktur. Alasannya, aliran data yang masuk dan keluar dari proses tergambarkan secara rinci serta
tergambarnya keterkaitan proses dengan seluruh entitas eksternalnya. DFD juga dapat memudahkan analisa
bagi pihak manajemen untuk memperbaiki sistem informasi dalam bidang logistik. Hal itu dapat dilakukan
karena telah tergambarnya proses bisnis secara lengkap. Selain itu, DFD pun menjadi alat perancangan sistem
yang mudah dikomunikasikan oleh professional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Dengan
demikian, penggunaan DFD memberikan perbaikan yang positif bagi PT. KKM Jaya.
3.1.2
dari suatu sistem, bagaimana aliran datanya, serta dapat digunakan sebagai pemeriksa kebenaran aliran data,
yang keluar apakah sudah sesuai dengan yang masuk.
Bagi perusahaan, DFD dapat digunakan sebagai fase analisis untuk menangkap kebutuhan sebuah
sistem tertentu, khususnya kebutuhan dalam hal informasi. Dengan melakukan dekomposisi dari proses sebuah
13412009 13412037 13412067 13412094
24
sistem yang diinginkan, perusahaan akan mendapatkan penggambaran keseluruhan sistem, ditambah lagi DFD
menggambarkan tidak hanya aliran data utama pada context diagram, melainkan juga pada level yang lebih
detil, sesuai dekomposisi dari proses utama. Aliran data pada setiap level pun dipastikan berkesesuaian,
sehingga, meminimumkan kesalahan pengolahan informasi pada tahap yang leih rendah. Dengan
menggunakan DFD inipun, manajer atau top management dapat mengetahui bagaimana informasi ini
tersampaikan hingga pada posisinya sendiri serta melakukan tracking jika terjadi kesalahan.
Banyak jenis industry yang dapat menggunakan DFD dalam melaksanakan fungsinya, terutama industri
yang menggunakan informasi sebagai landasan utama kegiatan perusahaannya. Contoh perusahaan atau
industry yang menggunakan DFD dalam pelaksanaannya adalah:
-
Industri perbankan
Industri Logistik
opengamma.com. Website ini merupakan bentuk salah satu konsultan yang membantu dalam hal finansial,
mengevaluasi, dan mengatur manajemen resiko. Dalam hal ini sistem informasi dibutuhkan untuk dapat
mengatur aliran data yang akan disimpan hingga ditampilkan kepada pelanggan website.
Dijelaskan diagram yang menunjukkan aliran data dari sistem opengamma.com. Diagram ini
menunjukkan contoh konfigurasi yang relative sederhana. Di bagian atas dan bawah sisi kanan diagram adalah
berbagai sumber data yang berjenis semi-statis. Hal tersebut merupakan repository data, biasanya didukung
oleh database relasional yang tidak berubah dalam waktu yang singkat dan digunakan untuk mengklarisikasikan
sebagai data real time. Untuk memungkinkan pemutakhitan data, terdapat lapisan MoM (Middleware oriented
Message) untuk memberitahu segala sistem yang diikutsertakan update data.
Secara keseluruhan, diagram ini berfungsi sebagai penggambaran sistem informasi dari opengamma itu
sendiri. Selain itu, dengan adanya diagram ini, perancangan sistem menjadi lebih mudah, karena dalam bentuk
gambar, segala sesuatu menjadi lebih mudah dimengerti terlebih oleh top management yang kemungkinan
tidak memiliki kompetensi lebih dalam mengenai sistem informasi. Sehingga dengan pahamnya top
management dapat mempermudah mendapatkan dukungan dengan begitu dalam pelaksanaan menjadi lebih
mudah.
Berikut adalah Data Flow Diagram yang digunakan sebuah website yaitu opengamma.com
25
26
terkait proses bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Namun terdapat beberapa
perbedaan antara keduanya. Jika keduanya dibandingkan, maka kita dapat menemukan beberapa kekurangan
yang dimiliki oleh DFD jika dibandingkan dengan IDEF0.
1.
IDEF0 menggambarkan mekanisme dan kontrol untuk setiap proses yang ada dalam perusahaan,
sedangkan pada DFD tidak ada penjelasan maupun keterangan terkait mekanisme dan kontrol.
2.
Pada DFD hanya digambarkan aliran data tanpa menyertai aliran fisik/barang yang terjadi, sedangkan
pada IDEF0 seluruh aliran tercantumkan. Padahal pada kenyataannya aliran yang terjadi pada suatu
proses tidak hanya aliran data, dan hal ini dapat berakibat redundansi data pada sistem.
3.
Jumlah proses bisnis yang ada pada level-level DFD di bawah context diagram berjumlah 2-7 proses saja
karena mempertimbangkan kemampuan analisis manusia yang tidak akan sanggup bekerja dengan
efektif jika terdapat lebih dari 7 proses, sedangkan pada kenyataannya, jumlah proses yang ada bisa saja
melebihi 7 proses.
4.
IDEF0 lebih cocok dan lebih mudah digunakan untuk memodelkan permasalahan yang kompleks dan
luas, sedangkan DFD lebih aplikatif pada permasalahan yang relatif sederhana.
5.
DFD tidak menggambarkan urutan proses bisnis secara bertahap seperti pada IDEF0. Pada DFD, setiap
proses pada level yang sama memiliki posisi yang sama dan tidak berlaku berdasarkan suatu urutan
tertentu (bersifat paralel).
6.
Pada DFD, hubungan sistem dengan entitas eksternal hanya terbatas pada aliran data, padahal
kenyataannya, setiap proses yang terjadi dalam perusahaan pasti berinteraksi dengan banyak sekali
entitas eksternal yang tidak hanya berupa pertukaran/aliran data saja.
7.
DFD tidak menunjukkan proses perhitungan, perulangan, dan pengambilan keputusan yang terjadi.
Namun demikian, Data Flow Diagram (DFD) juga memiliki beberapa aspek kelebihan yang tidak dimiliki
DFD memberikan gambaran aliran data yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan sangat terperinci
sehingga perusahaan dapat lebih engan mudah melakukan perancangan sistem informasi dengan data
flow diagram ini.
2.
DFD disusun dengan mengintegrasikan kebutuhan perusahaan dari level paling atas hinga paling
bawah, sehingga penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dalam hal teknologi informasi dapat lebih
efisien dan efektif.
3.
DFD menggambarkan dokumentasi proses bisnis secara lengkap melalui database-database, dimana
pada IDEF0 tidak dijelaskan mengenai sistem dokumentasi dan penyimpanan data ini. Database yang
ada pada DFD ini dapat memudahkan perusahaan untuk mencari data dan dokumen yang dibutuhkan
dan menyajikan data yang membantu pembuatan laporan dengan lebih rapi an terstruktur.
4.
DFD juga memungkinkan perusahaan untuk memiliki suatu standardisasi dan regulasi terkait
penyimpanan dan penggunaan data, karena aliran pemberian dan penerimaan informasi tergambar
jelas pada DFD, tidak seperti pada IDEF0 yang hanya menggambarkan aliran secara umum.
27
DFD dapat cocok digunakan oleh system analyst dan system designer/builder karena DFD dapat
menyatakan data storage dan entitas sehingga membuat informasi lebih siap ke tahap pengembangan
6.
DFD memberikan gambaran proses yang terjadi secara mendetail, sehingga sangat baik digunakan
untuk menjelaskan dan memecahkan masalah dengan tingkat kompleksitas rendah.
7.
Keterkaitan antarproses pada DFD sangat mudah untuk dilihat dan untuk mengakses proses-proses
yang saling berkaitan, kita hanya perlu meng-klik proses terkait, tidak seperti pada IDEF0 dimana
fungsi call harus dicari dan ditelusuri secara manual oleh pembaca terkait.
8.
Secara fisik, DFD lebih mudah untuk dibaca dan dimengerti karena kita dapat mengatur panah-panah
dan aliran data sehingga tidak saling bertumpuk seperti pada IDEF0.
9.
DFD memiliki konsistensi data dan penamaan yang lebih baik daripada IDEF0, karena penamaan dan
komponen aliran data yang berbeda dapat langsung teridentifikasi sebagai suatu error.
10. DFD memiliki hubungan antara diagram induk dengan diagram anak yang lebih jelas daripada IDEF0,
karena pada DFD diagram anak dapat dengan mudah diakses dengan meng-klik proses induk yang
sesuai, sehingga terlihat dengan jelas proses apa yang menjadi diagram induknya dan begitu pula
sebaliknya. Namun dalam IDEF0, keterangan mengenai diagram induk hanya ada pada diagram title
dan diagram yangs esuai harus dicari secara manual (tidak bisa langsung di-klik).
3.3
model yang dibangun memiliki kesalahan tersebut, maka keseluruhan model akan berhenti. Hal lain yang dapat
terjadi juga adalah sistem informasi yang diaplikasikan akan berhenti berjalan. Dalam praktikum ini, pembuatan
DFD menggunakan Power Designer tidak menghasilkan error tetapi terdapat 24 warning. Warning yang muncul
dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu :
28
data yang sama. Kegagalan mengeliminasi data yang sama ini menyebabkan jumlah peringatan yang
muncul menjadi banyak.
3.4
beberapa penyesuaian terkait dengan penamaan dan proses yang dilakukan. Hal ini dibutuhkan karena pada
iDEF0, proses digambarkan secara umum, sedangkan pada DFD, proses dan aliran yang dilakukan berkaitan
dengan pengolahan dan penyimpanan data pada sistem informasi. Transformasi yang dilakukan bisa berbagai
macam dan hal ini ditunjukkan dengan keterangan warna yang berbeda-beda pada tabel transformasi proses di
bawah ini.
Tabel 6 Transformasi Proses dari IDEF0 ke DFD
No
1
Proses IDEF0
Mengelola Logistik
Kode
Proses DFD
1.1
Mengelola Pengadaan
1.2
Mengelola Pengadaan
Mengelola Pergudangan
1.3
Mengelola Pergudangan
Mengelola Pendistribusian
1.4
Mengelola Pendistribusian
1.1.1
1.1.2
1.2.1
10
Mengelola PO dan DO
1.2.2
Mengelola PO dan DO
11
Mengevaluasi Pengadaan
1.2.3
12
1.3.1
13
Mengelola Inventori
1.3.2
Mengelola Inventory
14
Mengevaluasi Pergudangan
1.3.3
15
Mengambil Barang
1.4.1
16
Menyiapkan Pengiriman
1.4.2
17
Mengirim Barang
1.4.3
18
Mengevaluasi Distribusi
1.4.4
Dapat dilihat pada tabel diatas terdapat 4 warna yang berbeda, yaitu hijau, biru, orange, dan putih.
Keempat warna tersebut menggambarkan bentuk transformasi yang berebda-beda. Warna hijau digunakan
untuk menggambarkan transformasi dimana di dalamnya terjadi perubahan nama proses. Perubahan ini hanya
dilakukan untuk melakukan penyesuaian diksi maupun kata kerja, dengan tidak menghilangkan maupun
mengubah esensi utama dari proses terkait. Warna biru digunakan untuk menunjukkan transformasi yang
dilakukan dengan menambahkan proses baru pada DFD yang sebelumnya tidak ada pada IDEF0. Sebaliknya,
warna orange digunakan untuk menunjukkan transformasi yang dilakukan dengan melakukan penghilangan
atau penghapusan proses pada IDEF0 sehingga proses terkait tidak ada lagi di DFD. Terakhir, warna putih
digunakan ketika proses transformasi dari IDEF0 ke DFD tidak melibatkan perubahan apa-apa.
Pada DFD level 0, atau yang biasa juga dikenal dengan context diagram, terdapat satu transformasi yang
berwarna hijau (lihat poin 1). Perubahan nama yang dilakukan ini bertujuan untuk memperjelas kegiatan
29
logistik yang akan dijabarkan lebih mendetail pada DFD, yaitu khusus pada sistem pengelolaan logistik pada PT
Kereta Kayu Mainan (KKM) Jaya.
Selanjutnya, pada DFD level 1, terjadi penambahan satu proses baru, yaitu menjalin hubungan
kerjasama dengan supplier. Awalnya, proses ini merupakan bagian dari proses mengelola pengadaan. Namun
karena terdapat aturan bahwa minimum proses yang ada pada level 1 adalah sebanyak 4 proses, oleh karena
itu dilakukan pemecahan atau pemisahan dari kedua proses ini. Selain itu, kedua proses ini dipandang sebagai
dua kegiatan yang berbeda dan masing-masing memiliki kegiatan/proses di level bawahnya yang berbeda pula.
Sedangkan pada ketiga proses lainnya, yaitu mengelola pengadaan, mengelola pergudangan, dan mengelola
pendistribusian, tidak dilakukan perubahan apa-apa sehingga dapat dilihat pada tabel bahwa keterangan warna
yang digunakan adalah putih. Hal ini dilakukan karena ketiga proses tersebut dirasa sudah sesuai dengan DFD
yang ingin dibuat, baik dari segi logika dekomposisi proses mauppun dari segi penamaan.
Pada DFD level 2, terdapat berbagai penambahan, pengurangan, maupun pergantian nama. Dalam poin
6 dan 7, terjadi penambahan proses bisnis karena proses ini merupakan pengembangan dari proses yang telah
dipecah pada level sebelumnya, yakni mengelola jalinan kemitraan dengan supplier. Sebelumnya, pengelolaan
kerja sama dengan supplier tersebut menjadi bagian dari proses pengelolaan pengadaan. Namun karena jalinan
kemitraan akhirnya dikelola secara terpisah, maka pengeloaan kerja sama dengan supplier harus dihapuskan
dari proses pengelolaan pengadaan. Adapun untuk poin 11-12 dan 14-18 hanya dilakukan perubahan nama
untuk menyesuaikan diksi maupun kata kerja, dengan tidak menghilangkan maupun mengubah esensi utama
dari proses tersebut.
3.5
Modul 4
Modul 5 - 7
Gambar 6 Bagan Keterkaitan Antar Modul
30
Output
Modul 5
IDEF 0
Output
Context Diagram
Decomposisition
Diagram
DFD Level 1 & 2
Modul 4
Entity
Relationship
Diagram
Output
Modul 6
Modul 5
Pemodelan Proses Bisnis merupakan bagian awal dari perancangan sistem informasi
manajemen sederhana dalam sebuah perusahaan, termasuk PT. KKM Jaya. Modul ini memerlukan input berupa
IDEF 0 yang didapatkan dari Modul 4. IDEF 0 tersebut digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan
context diagram, decomposition diagram, dan data flow diagram level 1 dan 2. Lalu, output dari modul ini akan
menjadi input untuk modul 6 dalam pembuatan entity relationship diagram.
31
4.1
Sistem informasi adalah pengaturan sekelompok elemen-elemen yang terdiri atas sekumpulan orang,
proses, data, dan teknologi informasi (hardware/software, network) yang saling berinteraksi untuk mendukung
dan meningkatkan kegiatan operasional bisnis maupun penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan.
Sistem informasi dapat diklasifikasikan menjadi transaction processing system (TPS), Management Information
System (MIS), Decision Support System (DSS), Executive Information System (EIS), dan Expert System. Pelaku
dari sistem informasi adalah system owners, system users, system designer, system builders, system analyst,
dan IT vendors and consultant.
Pendekatan yang dilakukan dalam analisis dan perancangan sistem informasi. Pada praktikum kali ini
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat model-driven, yaitu structured analysis (process
centered) yang menitikberatkan pada analisis proses baru kemudian analisis data. Information engineering
(data centered) adalah metode yang menitikberatkan pada analisis data baru kemudian analisis proses.
Pendekatan terakhir adalah object oriented method dimana data dan proses diintegrasikan dalam sebuah
objek.
Pada praktikum ini dibuat pemodelan proses bisnis dalam merancang sistem informasi manajemen
sederhana dalam sebuah perusahaan manufaktur. Perancangan ini dilakukan dengan mentransformasikan
proses bisnis dari IDEF0 ke Data Flow Diagram. Kemudian dilakukan analisis dan perancangan sistem informasi
dengan menggunakan pendekatan model-driven. Pada pendekatan tersebut dirancang context diagram, DFD,
decomposition diagram, dan data dictionary.
4.2
4.2.1
Saran
Saran untuk Praktikum
Praktikum modul 5 ini sudah baik. Praktikum diisi dengan tutorial untuk menggunakan software power
designer sehingga praktikan dapat menggunakannya. Namun, hanya dalam waktu satu jam dalam mempelajari
software yang baru, dirasa waktu tersebut tidak cukup. Baiknya, sebelumnya, tutorial bisa dicantumkan dalam
modul atau disertakan pada saat pemberian software pada forum. Dengan demikian, praktikan akan dapat
mempersiapkan praktikum. Apabila hal ini tidak mungkin, baiknya presentasi dari asisten pada saat praktikum
dapat diberikan kepada praktikan agar dapat dilihat kembali sebagai bahan atau landasan mengerjakan Data
Flow Diagram.
Modul sudah cukup jelas dalam hal konsep yang dibutuhkan dalam mengerjakan modul 5 ini. Hanya
saja, dalam hal aliran data, tidak dijelaskan aturan, apa saja yang tidak boleh dilakukan, apa saja yang dapat
dilakukan ketika menggunakannya secara aplikatif. Terlebih, salah satu kelas yang mendukung praktikum ini,
yaitu Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, materi yang diajarkan di kelas belum sampai tahap seperti
praktikum.
4.2.2
ini tentu tidak sepenuhnya mutlak harus dipakai mentah-mentah. Konsep yang dibawa dapat direvisi kembali
setelah dicocokkan dengan kebutuhan atau kapasitas yang dimiliki perusahaan pada kenyataannya.
13412009 13412037 13412067 13412094
33
Dalam scenario pada modul sebelumnya, tidak dijelaskan dengan detil kondisi keseluruhan perusahaan.
Jadi, harapannya, kemudian hari dapat ditinjau kembali kondisi perusahaan secara keseluruhan, komprehensif
dan detil sehingga pembuatan konsep sistem informasi bagian logistik ini dapat lebih aplikatif. Kemudian,
diharapkan perusahaan dapat melihat keseluruhan rancangan sistem informasi yang dibuat, tidak hanya bagian
logistik saja, tetapi bagian lain serta diharapkan dapat didiskusikan bersama demi rancangan sistem informasi
PT KKM JAYA yang lebih baik.
34
DAFTAR PUSTAKA
Yen Yen, Siow, dan Ibrahim, Roszianti. 2010. A Formal Model for Data Flow Diagram Rules. Johor : ARPN
Journal of Systems and Software. Department of Software Engineering, UTHM.
Asisten Laboratorium Sistem Informasi dan Keputusan (LSIK) ITB. Modul 5 PPST III: Pemodelan Proses Bisnis.
https://opengamma-docs.atlassian.net/wiki/display/DOC210/System+Data+Flow+diagram+and+explanation
(diakses pada 1 April 2015 pukul 10.41 WIB)
http://belajar-industri.blogspot.com/2012/02/kelebihan-dan-kekurangan-dfd-vs-idef0.html (diakses pada 1
April 2015 pukul 15.38 WIB)
https://mrdaniels.wordpress.com/2008/12/08/antara-idef0-dfd-erd-dan-diagram-%E2%80%93-diagram-yanglain%E2%80%A6/ (diakses pada 1 April 2015 pukul 15.39 WIB)
35
LAMPIRAN
36