Tujuan
1. Mengenal sistem pengaturan dengan komponen PLC
2. Mengamati dan memahami proses kerja sistem PLC berdasarkan diagram
dan bahasa pemrograman yang telah dibuat.
4.2
5. Output Unit
Digital output : Output
point digital
a. Relay Output
b. AC 220 V Output (solid
state)
c. DC 24
Output
Dynamic
6. Peripheral
a. Handled Programming Console
b. LSS software for PC
4.3
Dasar Teori
Programmable Logic Control atau PLC pertama kali dirancang untuk
dapat berupa solenoid, saklar yang mengaktifkan lampu, relay yang memutar
motor atau setiap peralatan yang dapat digerakkan oleh isyarat output PLC.
4.3.1
memungkinkan
penerapan
yang
luas
dalam
berbagai
operasi
pengendalian sistem.
Dalam sistem otomasi, PLC merupakan Jantung sistem kendali. Dengan
program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat
memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian
didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian
peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang
berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer
melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses
yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok
seperti ditunjukkan pada gambar 4.1.
Fungsi PLC
PLC dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di
bidang pengoperasian komputer secara khusus, PLC ini memiliki bahasa
pemograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada
dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan
meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan
yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak
terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak. Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Secara umum fungsi PLC
adalah sebagai berikut:
1. Sequensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesaan teknik secara berurutan (sequensial), disini PLC
menjaga agar semua langkah dalam proses sequensial berlangsung dalam
urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
Sistem PLC:
1. Wiring lebih sedikit
2. Spare part mudah
3. Maintenance relatif mudah
4. Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana
5. Konsumsi daya relatif rendah
6. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan mudah dimengerti
7. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
Konvensional kontrol panel:
1. Wiring lebih komplek
2. Spare part relatif sulit
3. Maintenance membutuhkan waktu yang lebih lama
4. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lebih lama
5. Konsumsi daya listrik relatif tinggi
6. Dokumentasi gambar lebih banyak
7. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama
Keuntungan menggunakan PLC:
1. Lama pengerjaan untuk sistem baru desain ulang lebih singkat
2. Modifikasi sistem mungkin tanpa tambahan biaya jika masih ada
spare I/O
3. Perkiraan biaya suatu sistem desain baru lebih pasti
4. Relatif mudah untuk dipelajari
5. Desain sistem baru mudah dimodifikasi
6. Aplikasi PLC sangat luas
7. Mudah dalam maintenance
8. Sangat handal
9. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan
10. Lebih aman untuk teknisi
4.3.3
Komponen PLC
1. CPU (Central Processing Unit)
Fungsi utama dari CPU adalah untuk mengerjakan semua penyelesaian
operasi seperti yang telah diprogram oleh si pemakai. CPU terdiri bermacammacam rangkaian memori untuk menyimpan program pemakai, menyimpan
macam-macam tabel yang diperlukan untuk status bit dan data manipulasi,
menyimpan instruksi-instruksi program yang berfungsi untuk memberikan
petunjuk-petunjuk pada orang yang melaksanakan program. Perangkat CPU
dipasang pada rak-rak atau panel-panel standard. Perangkat CPU tersebut terdiri
dari :
a. Modul Catu Daya Modul
Catu Daya ini fungsinya memberi suplai ke modul-modul lainnya.
Tegangan input dihidupkan dan dimatikan melalui sebuah Circuit Breaker yang
dipasang di depan panel, yang dilengkapi pula dengan lampu-lampu indikasi,
sebagai monitor tegangan masuk, juga untuk tegangan keluaran DC. Terminal
strip yang di depan panel dilengkapi dengan dua kontak alarm dan dihubungkan
pula dengan suatu baterai luar, yang berfungsi untuk mencegah agar RAM CMOS
tidak hilang pada saat catu daya input terputus. Kadang dilengkapi pula dengan
dua buah saklar kunci yang diletakkan di depan panel yang fungsinya untuk
menghentikan dan menjalankan operasi CPU, dan untuk melindungi memori
(Memory Protected Switch). Memory Protected Switch ini berfungsi untuk
melindungi program yang telah dimasukkan ke CPU. Jadi dalam kondisi Memory
Protected Switch ini ON, maka program apapun tidak dapat dimasukkan lagi ke
CPU.
b. Modul Kontrol Logik
Modul
Kontrol
Logik
ini
berisi
rangkaian-rangkaian
untuk
membangkitkan sinyal-sinyal yang digunakan untuk mengontrol seluruh modulmodul CPU lainnya. Modul ini dilengkapi dengan mikro program kontroler,
dengan kapasitas 512 atau 2048 kata (word), yang disimpan oleh 88 bit PROM
(Programmable Read Only Memory).
clock 3,2 MHz. Pada Modul Kontrol Aritmatik berisi 4 register, yang mana registerregister tersebut adalah :
Continuity Register
Buffer Register
Accumulate Register
Preset Register
Continuity Register dan Buffer Register ini mempunyai lebar 1 bit, dan Accumulate
Register serta Preset Register mempunyai leber 16 bit atau 8 bit. Operasi matematis
yang diolah pada modul ini diproses dalam mikro prosesor bipolar 4 bit, dalam hal ini
dilengkapi pula dengan instruksi-instruksi untuk memudahkan pelaksanaan perintahperintah matematis seperti perkalian, pembagian serta operasi-operasi lainnya.
Tabel transisi, yaitu tabel yang berisi kondisi logik dari input ke
counter-counter. Selain itu juga status one shot relay disimpan dalam
tabel ini.
2. Register Memory Module
Modul Register Memory ini terdiri dari papan rangkaian induk yang
berisi perintah-perintah untuk membangkitkan atau menghasilkan
keseimbangan memori dan pemeriksaan fungsi-fungsi program. Modul
ini terdiri pula dengan papan rangkaian anak yang berisi 1024 register 16
bit di dalam CMOS RAM, yang dilengkapi pula dengan beterai lithium
sebagai back up. Modul ini digunakan pula untuk memanipulasi bit-bit
dengan fungsi-fungsi mnemonic tertentu. Bus data untuk mentransfer
perintah-perintah logik dibangkitkan pula pada modul ini.
3. Logic Memory Module
Modul ini berisi perangkat semikonduktor CMOS RAM yang digunakan
untuk menyimpan program (Ladder Diagram atau Statement List) yang
telah diinstruksikan oleh pemakai. Memori yang disediakan dalam
masing-masing modul ini bervariasi tergantung kebutuhan, misalnya
berisi 2 kB, 4 kB atau 8 kB. Dasar katanya adalah 2 byte atau terdiri dari
16 bit ditambah dengan 2 bit sebagai penyeimbang atau disebut pula
dengan bit parity, yang mana masing-masing bit untuk 1 byte atau kata
(word). Bit parity ini diperlukan untuk memeriksa kelengkapan dari isi
data pada masing-masing kata atau dengan kata lain bit parity ini
digunakan untuk memeriksa kesalahan yang terjadi dalam penyaluran
byte. Pemeriksaan data dari kata tersebut dilaksanakan secara otomatis
oleh CPU. Modul ini dilengkapi pula dengan baterai lithium sebagai back
up, apabila hubungan catu daya suatu saat terputus, agar semua memori
yang tersimpan tidak hilang atau terhapus.
4. Modul Input dan Ouput Pembantu
Modul Input dan Output Pembantu (I/O Auxiliary Module) ini berupa
rangkaian untuk menghubungkan suatu rantai input dan output pembantu
ke saluran CPU. Modul ini merupakan suatu sistem I/O pembantu yang
kedua, yang mempunyai struktur yang sama dengan sistem I/O utama
yang dihubungkan pula dengan CPU. Sistem I/O pembantu ini dapat
melaksanakan fungsi kerja yang sama dengan sistem I/O Utama, hanya
dalam hal ini fungsi program input dan output pembantu di sini tidak
dapat ditekan (override). Sistem I/O pembantu ini mempunyai 1000
input dan 1000 output. Tabel status I/O pembantu ini secara fisik
disimpan dalam register 1 sampai register 128. Register 1 64
merupakan tabel status output pembantu, dan register 65 126
merupakan tabel status input pembantu.
f. Sistem Input/Output
Sistem input/output dari PLC merupakan suatu sistem tersendiri, yakni
modul-modul input maupun output ditempatkan pada rak yang mempunyai catu
daya tersendiri pula. Kapasitas dari suatu rak dari sistem input/output ini
bervariasi, tergantung dari tipe-tipe PLC. Dari hasil pengamatan lapangan, suatu
rak I/O dapat berisi sampai 8 buah modul input/output, masing-masing modul
mempunyai kapasitas input atau output yang bervariasi pula. Jika 8 modul input
serta output dimasukkan pada suatu rak, maka akan dioperoleh titik input atau
output sebanyak 256 titik, ini jika masing-masing modul mempunyai 32 titik
input atau output. Untuk menentukan urutan titik-titik input atau output, mulai
dari nomor 1 sampai 256, digunakan suatu DIP (Dual In Package) switch 7
segment. Masing-masing modul mempunyai sebuah DIP switch 7 segment yang
ditempatkan pada rak. Sehingga dengan mengatur posisi switch dari masingmasing segment ini, dengan membuka atau menutup akan diperoleh suatu urutan
nomor dari titik input atau output yang diinginkan.
4.3.4
atau counter. Dengan parameter tersebut dapat di atur waktu untuk timer dan
masukkan untuk counter. Karena parameter inilah yang akan menentukan dari
system kerja timer dan counter.
3. RUN/STOP
Menu ini digunakan untuk menjalankan program yang telah dibuat dan
juga untuk menghentikan program yang sedang berjalan.
4. CLEAR PROGRAM
Clear program ini digunakan untuk menghapus sebuah program yang
berada di dalam PLC, sehingga tidak perlu menghapus program satu persatu.
Berikut dibawah ini langkah cara menyelesaikan program PLC.
Dari
gambar
diatas
dapat
diuraikan
bahwa
sebelum memulai
program yang telah dibuat. Jika sudah sama maka hubungkanlah pada input dan
output yang akan digerakkan.
Sistematika merancang suatu sistem dengan PLC
1
Membuat daftar semua input dan output terhadap O points dan PLC.
10 Jika sistem sudah berjalan dengan baik dan benar, barulah dilakukan
dokumentasi gambar sistem secara sistematis sehingga mudah dimengerti
dan mudah dipelajari.
Untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan suatu PLC memerlukan suatu
urutan
perintah
ladder
yang
bisa
disebut
dengan
Ladder
Diagram
Programming.
1
Diagram ladder terdiri dari sebuah garis vertikal di kiri dan cabangcabang garis mendatar.
Kondisi normal adalah ON bila bit operannya ON, dan OFF bila bit
operannya OFF.
Kondisi invers adalah ON bila bit operannya OFF, dan OFF bila bit
operannya ON.
Gambar 4.4 Kontak dalam PLC dengan bentuk diagram Ladder dan diagram Timing
Namun dengan adanya dua kontak tersebut dapat dikembangkan menjadi logikalogika yang lain: NOT, AND, OR, NOR, dll.
Gambar 4.5 Kontak dalam PLC dengan logika AND, NAND, OR, dan NOR
Intruksi dasar PLC dalam pemrograman adalah sebagai berikut dibawah ini.
1. LOAD (LD) merupakan perintah yang digunakan jika urutan kerja suatu
sistem kontrol hanya membutuhkan satu keadaan logika. Logika ini mitip
dengan kontak relay NO.
2. LOAD NOT merupakan perintah yang digunakan jika urutan kerja sistem
kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logika. Logika ini mirip dengan
kontak relay NC.
Bila suatu instruksi terletak pada satu garis mendatar, maka yang pertama
adalah yang berhubungan dengan perintah LD atau LD NOT dan
berikutnya berhubungan dengan perintah AND atau AND NOT. Bila
digambarkan diagramnya adalah :
Gambar 4.10 Instruksi LD/LD NOT dan AND AND NOT Pada Satu Garis Mendatar
Bila beberapa kondisi terletak pada garis terpisah secara paralel (seperti
tergambar berikut ini), maka kondisi pertama saja yang berhubungan
dengan instruksi load (LD) dan sisanya berhubungan dengan instruksi
OR atau OR NOT.
Gambar 4.13 Instruksi LD/LD NOT dan AND AND NOT Pada Garis Paralel
lagi sebagai counter. Jadi dalam satu program tidak boleh ada nomor
Timer/Counter yang sama.
Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur)
dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur
tersebut mencapai angka nol, maka contact NO Timer/Counter akan ON.
Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk
BCD dan dalam orde 100 ms. Sedangkan untuk counter mempunyai orde
angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.
Dalam diagram ladder dapat digambarkan sebagai berikut :
4.4
Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
tanda panah).
7. Jalankan program, set switch selector mode dengan kunci ke posisi
run.
Latihan I
Penggunaan LD & AND NOT
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Kode Mnemonic Latihan I
Address
001
002
003
004
005
006
Tabel 4.2 Kebenaran Latihan I
S1
OFF
ON
ON
OFF
Instruksi
LD
AND NOT
OUT
LD
OUT
END
S2
OFF
OFF
ON
ON
Data
00000
00001
10001
10001
10002
Q1
...
...
...
...
Q2
...
...
...
...
Latihan II
Penggunaan LD, AND
Address
001
002
003
004
005
006
007
Tabel 4.4 Kebenaran Latihan II
S1
ON
OFF
OFF
ON
Instruksi
LD
OR
AND NOT
OUT
LD
OUT
END
S2
OFF
OFF
ON
ON
Data
00000
10003
00001
10003
10003
10004
Q1
...
...
...
...
Q2
...
...
...
...
Latihan III
Penggunaan Timer
Address
001
002
Instruksi
LD
AND NOT
003
TIM
004
005
006
007
008
LD NOT
OUT
LD
OUT
END
Q1
...
...
...
...
Data
00000
00001
001
#0030
TIM 001
10005
TIM 001
10006
Q2
...
...
...
...
Keterangan
Latihan IV
Aplikasi
Address
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
Tabel 4.8 Kebenaran Latihan IV
S1
S2
OFF
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
ON
Instruksi
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Q1
...
...
...
...
Data
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Q2
...
...
...
...
Keterangan
4.5
4.5.1
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Kode Mnemonic Latihan I
Address
001
002
003
004
005
006
Tabel 4.10 Kebenaran Latihan I
S1
OFF
ON
ON
OFF
Instruksi
LD
AND NOT
OUT
LD
OUT
END
S2
OFF
OFF
ON
ON
Data
00000
00001
10001
10001
10002
Q1
0
1
0
0
Q2
0
1
0
0
4.5.2
Address
001
002
003
004
005
006
007
Tabel 4.12 Kebenaran Latihan II
S1
ON
OFF
OFF
ON
Instruksi
LD
OR
AND NOT
OUT
LD
OUT
END
S2
OFF
OFF
ON
ON
Data
00000
10003
00001
10003
10003
10004
Q1
1
1
0
0
Q2
1
1
0
0
4.5.3
Address
001
002
Instruksi
LD
AND NOT
003
TIM
004
005
006
007
008
LD NOT
OUT
LD
OUT
END
Data
00000
00001
001
#0030
TIM 001
10005
TIM 001
10006
Q1
Q2
OFF
OFF
OFF
ON
ON
ON
ON
OFF
Keterangan
Tidak terjadi
proses delay
Tidak terjadi
proses delay
Tidak terjadi
proses delay
Delay 3 detik
4.5.4
Latihan IV Aplikasi
Diagram Ladder Latihan IV
Address
001
002
003
004
005
006
Instruksi
LD
OR
AND NOT
OUT
LD
LD NOT
007
TIME
008
009
LD
LD NOT
010
TIME
011
012
013
014
015
016
017
LD
LD NOT
OUT
LD
LD NOT
OUT
END
Data
00000
20000
00001
20000
20000
TIM 002
001
#0010
20000
TIM 002
002
#0030
20000
TIM 001
10001
20000
TIM 001
10002
Q1
Q2
OFF
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
ON
Keterangan
Tidak terjadi
proses delay
Delay 3 detik,
nyala 1 detik
Delay 3 detik,
nyala 1 detik
Proses
dimatikan
4.6
4.6.1
Address
001
002
003
004
005
006
Instruksi
LD
AND NOT
OUT
LD
OUT
END
Data
00000
00001
10001
10001
10002
S2
OFF
OFF
ON
ON
Q1
0
1
0
0
Q2
0
1
0
0
S2
S2
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
F = S1x
0
1
0
0
S2
Q1 = F
Q2 = Q1
0
1
0
0
0
1
0
0
bernilai 0
S2
S2
Pada percobaan penggunaan instruksi LD, AND NOT, dan OR pada PLC
menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1), 00001 (S2). Dengan menghasilkan
output nyala 2 lampu, yaitu 10003 (Q1) dan 10004 (Q2). Pada gambar 4.27, S1
menggunakan instruksi LD, S2 menggunakan intruksi AND NOT, Q1 mendapat
instruksi OR dengan S2. Bila gambar 4.27 diatas diubah ke dalam kode mnemonic
maka dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 4.20 Kode Mnemonic Latihan II
Address
001
002
003
004
005
006
007
Instruksi
LD
OR
AND NOT
OUT
LD
OUT
END
Data
00000
10003
00001
10003
10003
10004
Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.
1. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 dalam keadaan OFF
2. Kondisi S1 dan S2 keadaan OFF
3. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON
4. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON
Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel
4.21. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila
trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.
S2
OFF
OFF
ON
ON
Q1
1
1
0
0
Q2
1
1
0
0
S2
S2
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
F = S1x S 2
1
0
0
0
Q1 = F +
S2
Q2 = Q1
1
1
0
0
1
1
0
0
S2
S2
S2
S2
Address
001
002
003
Instruksi
LD
AND NOT
TIM
Data
00000
00001
001
004
005
006
007
008
#0030
TIM 001
10005
TIM 001
10006
LD NOT
OUT
LD
OUT
END
Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.
1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF
2. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON
3. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON
4. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF
Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel
4.25. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila
trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.
Tabel 4.25 Kebenaran Latihan III
S1
S2
Q1
Q2
OFF
OFF
OFF
ON
ON
ON
ON
OFF
Keterangan
Tidak terjadi
proses delay
Tidak terjadi
proses delay
Tidak terjadi
proses delay
Delay 3 detik
S2
S2
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
Q1 =
TIM 001
Q2 = TIM 001
1
1
1
0
0
0
0
1
menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi instruksi
TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk output Q1
diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak mengalami
delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai 0.
2. Pada kondisi kedua, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2
lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara
logika S1 yang bernilai 0 dikalikan dengan
S2
menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi instruksi
TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk output Q1
diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak mengalami
delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai 0.
3. Pada kondisi ketiga, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2
lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara
logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan
S2
menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi instruksi
TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk output Q1
diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak mengalami
delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai 0.
4. Pada kondisi keempat, didapat Q1 lampunya tidak menyala atau bernilai 0
dan Q2 lampunnya menyala atau bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara
logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan
S2
menghasilkan output yang bernilai 1 pada TIM 001, kemudian diberi instruksi
TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk output Q1
diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak mengalami
delay 3 detik sehingga output Q1 bernilai 0 dan untuk output Q2 diberi
instruksi LD TIM 001 yang artinya TIM 001 yang bernilai 1 mengalami
delay 3 detik sehingga output Q2 bernilai 1.
4.6.4
Latihan IV Aplikasi
Diagram Ladder Latihan IV
Address
001
002
003
004
005
006
Instruksi
LD
OR
AND NOT
OUT
LD
LD NOT
007
TIME
008
009
LD
LD NOT
Data
00000
20000
00001
20000
20000
TIM 002
001
#0010
20000
TIM 002
010
TIME
011
012
013
014
015
016
017
LD
LD NOT
OUT
LD
LD NOT
OUT
END
002
#0030
20000
TIM 001
10001
20000
TIM 001
10002
Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.
1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF
2. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF
3. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan ON
4. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON
Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel
4.28. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila
trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.
Tabel 4.28 Kebenaran Latihan IV
S1
S2
Q1
Q2
OFF
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
ON
Keterangan
Tidak terjadi
proses delay
Delay 3 detik,
nyala 1 detik
Delay 3 detik,
nyala 1 detik
Proses
dimatikan
S2 S1x
S2
S1 S2
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
G=
F+
TIM 001 =
Gx
TIM 002 =
Gx
Q1 =
Gx
Q2 =
Gx
S2
TIM 002
TIM 002
TIM 001
TIM 001
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
S2
Kemudian untuk output TIM 001 dan output TIM 002 didapat dari
TIM 002 . Dikarenakan
perkalian G dengan
TIM 002
belum
memiliki nilai maka dapat dianggap bernilai 0. Sehingga output TIM 001
dan output TIM002 bernilai 0. Kemudian untuk mendapatkan output Q1
dan output Q2 didapat dari perkalian G dengan
TIM 001
sehingga
S2
sehingga
TI M 002
TIM 002 .
TIM 001
bernilai 1.
3. Pada kondisi ketiga, didapat output Q1 dan Q2 lampunya menyala atau
bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0
dikalikan dengan
S2
sehingga
TIM 002
TIM 002 .
TIM 001
bernilai 1.
4. Pada kondisi keempat, didapat output Q1 dan Q2 lampunya tidak
menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang
bernilai 1 dikalikan dengan
S2
TIM 002
TIM 001
4.7
Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan PLC merupakan
sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunankan memori yang dapat
diprogram
untuk
penyimpanan
secara
internal
instruksi-instruksi
yang
LAMPIRAN