Prinsip Argentometri
Titrasi-titrasi pengendapan tidak terlampau banyak dibandingkan dengan titrasititrasi redoks atau asam basa. Hal ini dikarenakan tidak ada indikator-indikator yang
sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi. Titrasi-titrasi endapan terbatas pada reaksireaksi antara ion Ag+ dengan anion-anion halida, tiosianat dan sianida.
Pada cara titrasi pengendapan, menggunakan larutan AgNO3 sebagai larutan
standar
Ag+ + X-
AgX(s)
Cd(CN)4= + 4K+
Berat ekivalen ion Cd++ adalah mol Cd++ = x 112,4 gram = 56,2 gram. Karena 2
ekivalen Cd++ harus bereaksi dengan 2 ekivalen KCN, maka 2 ekivalen KCN adalah
sama dengan 4 mol KCN. Oleh karenanya 2 mol KCN adalah 1 gramekivalen = 2 x
65,11 = 130,22 gram.
2HCrO4-
Cr2O7= + H2O
Cara Mohr ini dapat digunakan untuk titrasi-titrasi Br- atau CN- dengan Ag+.
Tetapi untuk I- dan CNS-, titrasi Mohr ini tidak dapat dilakukan karena ion-ion tersebut
teradsorpsi oleh endapan. Ag+ tidak dapat dititrasi dengan ion Cl - secara langsung
dengan menggunakan CrO4= sebagai indicator. Hal ini dikarenakan endapan Ag2CrO4
hanya perlahan-lahan larut kembali pada titik ekivalen. Ini dapat diatasi bila berlebih
larutan Cl- ditambahkan dan kemudian baru dititrasi kembali dengan menggunakan
khromat sebanagi indicator.
AgCNS
Fe3+ + CNS-
Fe(CNS)++ merah
Cara ini dapat digunakan untuk menentukan kadar Ag+ dengan larutan standar
CNS- , atau untuk penentuan ion Cl - dengan titrasi yang tidak langsung. Dalam hal yang
terakhir ini digunakan larutan standar AgNO3 berlebihan yang kemudian dititrasi
kembali dengan larutan standar CNS-. Anion-anion lain seperti Br- dan I- dapat dititrasi
dengan cara yang sama. Anion-anion lain yang berasal dari asam-asam lemah seperti
oksalat, karbonat dan arsenat dapat diendapkan dengan Ag + pada pH yang lebih tinggi,
karena garam-garam yang terbentuk larut dalam asam. Endapan kemudian disaring,
dilarutkan dalam asam nitrat dan Ag+ nya dititrasi dengan larutan standar tiosianat.
Titrasi Volhard ini banyak dipakai untuk ion Ag + dan Cl- karena titrasi ini dapat
dilaksanakan dalam suasana asam. Dan suasana ini justru diinginkan untuk mencegah
hidrolisa ion Fe3+ yang dipakai sebagai indicator. Cara titrasi lain untuk Ag + dan Clmenggunakan suasana hampir netral. Dalam suasana demikian, banyak kation-kation
lain yang turut mengendap dan mengganggu jalannya titrasi. Hanya ion Hg2+ merupakan
ion satu-satunya yang dapat mengganggu titrasi Volhard ini. Konsentrasi yang tinggi
dari kation-kation berwarna seperti Co2+ atau Cu2+ dapat mengganggu, karena
mempersulit penentuan titik akhir titrasi. Anion NO2- juga menyebabkan kesulitan
karena bereaksi dengan ion CNS- dan menghasilkan warna merah.
Terdapat dua sumber kesalahan untuk titrasi langsung Ag+ dan CNS- :
1. Endapan AgCNS mengadsorpsi ion Ag+ dan menyebabkan titik akhir titrasi yang
terlampau cepat. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara mengocok agak kuat
bila sudah dekat mencapai titik akhir titrasi.
2. Perubahan warna yang menyatakan berakhirnya suatu titrasi disebabkan karena
penambahan CNS- berlebihan.
Dengan titrasi tidak langsung terjadi kesalahan-kesalahan yang lebih serius. Bila garam
perak mempunyai kelarutan yang lebih besar dari pada garam AgCNS, misalnya AgCl
mempunyai kelarutan lebih besar daripada AgCNS maka akan terjadi reaksi :
AgCl(s) + CNS-
AgCNS(s) + Cl-
Reaksi ini bergeser ke kanan, jadi CNS- bukan saja bereaksi dengan Ag+ berlebih yang
dititrasi kembali, tetapi juga turut bereaksi dengan AgCl. Akan tetapi reaksi ini dapat
dicegah dengan cara :
1. Menyaring endapan AgCl sehingga tidak mempengaruhi titrasi berlebih AgNO3
dengan CNS-.
Indikator Adsorpsi.
Bila suatu zat organic teradsorpsi pada permukaan suatu endapan, maka dapat
terjadi perubahan struktur zat tersebut. Warnanya dapat sangat berubah dan menjadi
lebih jelas. Gejala ini dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi pengendapan
dari garam-garam perak.
Bila ditambahkan lebih banyak ion Ag+ sehingga berlebihan, maka ion-ion Ag+
menggantikan kedudukan ion Cl- pada lapisan primer. Partikel-partikel AgCl sekarang
mempunyai muatan positip dan menarik anion-anion yang membentuk lapisan sekunder.
AgCl - Ag+
Lapisan primer
XLapisan sekunder
Fluorescein, merupakan asam organic lemah dapat ditulis HFl. Bila Fluorescein
ditambahkan ke dalam labu titrasi, maka anion Fl- tidak teradsorpsi pada endapan AgCl,
selama ada ion Cl- berlebih. Tetapi bila ion Ag+ berlebih , maka ion Fl- sekarang tertarik
oleh endapan yang bermuatan positip.
AgCl - Ag+
Fl-
-----------------yulina----------------