Titrasi yang reaksinya menghasilkan endapan atau garam yang tidak mudah larut
dan mungkin pembentukan kompleks.
Tetapan yang berpengaruh Ksp
o Titrasi argentometri larutan baku AgNO3 atau NH4CNS
o Titrasi merkurimetri Hg(NO3)2
o Titrasi merkurometri HgNO3
Contoh :
1.
2.
3.
4.
METODE MOHR
Prinsip reaksi:
1.
Cl- / Br + Ag+
AgCl atau AgBr
(zat yg ditentukan kadarnya)
(titran)
(putih)
(putih kekuningan)
=
+
2. CrO4
+
Ag
Ag2CrO4
(indikator)
(kelebihan)
(merah coklat)
3. Pengendapan Ag2CrO4 baru boleh terjadi, jika semua halogen terendapkan dengan
sempurna.
4. indikator yg dipakai harus sensitif untuk memberikan perubahan warna yang tajam
+
dengan adanya sedikit kelebihan Ag
Dari prinsip reaksi tersebut, dapat dilihat bahwa proses di atas adalah pengendapan
bertingkat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. pada umumnya digunakan untuk penetapan kadar ion Cl dan Br
2. untuk ion I dan CNS , hasil yang didapat kurang baik/teliti, hal ini disebabkan
karena sifat adsorpsi dari endapan yang terjadi (I dan CNS dapat menyerap
warna)
3. suasana titrasi adalah netral atau basa lemah (pH = 7-10,5)
=
o bila suasana asam, maka konsentrasi ion CrO4 akan berkurang dan berubah
=
menjadi Cr2O7 (Ag2CrO4 larut dalam suasana asam),
o sedangkan bila suasana basa, maka akan terjadi endapan Ag2O (coklat)
sebelum terjadinya endapan Ag2CrO4
4. Klorida yang terikat pada kation-kation yang mana apabila dilarutkan dalam air
akan mengalami hidrolisa (akan menghasilkan asam), maka tidak dapat ditetapkan
dengan metode Mohr
Contoh : SbCl3, AlCl3, BiCl3, FeCl3
Contoh soal:
25 mL NaCl 0,1 M + 1 mL K2CrO45% (Mr = 194,21) dititrasi dengan AgNO3 0,1 M
sampai titik akhir titrasi. Berapa mL AgNO3 yang dibutuhkan untuk mencapai TAT ?
Jawab: .....................................
METODE VOLHARD
Prinsip reaksi:
1.
Cl+
Ag+
CNS-
(titran)
2.
Fe3+
Ag+
AgCl
(putih)
AgCNS
(kelebihan peraksi)
(merah coklat)
CNS-
Fe(CNS)2
(indikator)
(kelebihan titran)
(lart.kompleks merah darah)
3. Suasana titrasi asam (0,1 0,9 N HNO3)
Cat: tidak boleh digunakan asam halogen, karena akan memperbesar kadar halogen
(analit)
Bila melihat KSP dari AgCl = 1,0.10-10 dan AgCNS = 1,0.10 -12 (catatan; Ksp AgCNS
lebih mudah terlampaui sehingga lebih mudah membentuk endapan), hal ini berarti
bahwa:
ion CNS- dapat menggeser ion Cl- yang sudah terikat oleh ion Ag+ dengan reaksi:
AgCl + CNS- AgCNS + Clo namun sebenarnya, reaksi yang terjadi di atas sebenarnya berlangsung relatif
lambat sehingga dalam prakteknya tidak banyak berpengaruh
o namun untuk memperoleh hasil yang lebih teliti, reaksi diatas dapat dicegah
dengan menambahkan zat-zat organik yang tidak bercampur dengan air (misal:
eter, nitrobenzen, benzen dll).
o Zat-zat organik tersebut akan menyelimuti suspensi AgCl sehingga
menyebabkan AgCl beraglomerasi dalam permukaan pelarut organik-air dan
dapat mencegah reaksi CNS- dengan AgCl.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan ion Cl- secara Volhard,
maka dapat dilakukan:
- penambahkan pelarut organik, misal: nitrobenzen, CCl4, benzen, CHCl3, eter, toluen
- endapan yg terjadi disaring secara kuantitatif sehingga filtrat yang didapat baru
dititrasi dengan ion CNSHal-hal yang perlu diperhatikan:
pada penentapan kadar Br- dan I- tidak perlu dilakukan penyaringan terhadap
endpan AgBr (KSP = 1,0.10-13) dan AgI (KSP = 1,0.10-16) seperti pada ion Clsebelum dilakukan titrasi kelebihan larutan Ag(NO)3-nya lihat KSP AgCNS
keuntungan, dapat dilakukan titrasi pada suasana asam kuat
penentuan secara Volhard dapat dipakai untuk anion dengan garam perak yg
sukar larut dalam air tetapi larut dlm asam (misal: oksalat, fosfat, arsenat, kromat,
sulfida, dll)
METODE FAYANS
Prinsip reaksi:
endapan mempunyai kecenderungan untuk mengadsorpsi ionnya sendiri, misal:
suspensi AgCl atau Ag-halogen dapat bermuatan negatif bila berada dalam suasana
ion halida berlebih, dan akan bermuatan positif jika suasana ion Ag+ berlebih.
bermuatan negatif
bermuatan positif
Catatan: Cl- dan Ag+ dalam sistem tersebut dinamakan inner ion
titrasi ion Cl- dengan AgNO3 pada saat ekivalen tercapai sebagian dari kelebihan
AgNO3 yang ditambahkan akan diadsorpsi oleh partikel AgCl sehingga terbentuk
ikatan ion NO3- dengan partikel AgCl tidaklah kuat sehingga apabila ada anion
yang lain lebih kuat ikatannya maka posisi NO3- dapat diganti
Berdasarkan Hukum Paneth-Fayans & Hahr, yaitu:
- semakin sukar larut senyawa hasil reaksi ion dengan inner ion maka semakin kuat
ion tadi teradsorpsi oleh partikel endapan
- semakin besar MR ion maka semakin kuat teradsorpsinya
Pada titrasi Cl- dengan AgNO3 dan menggunakan indikator adsorpsi Fluorocein, maka
reaksinya:
Fl-
AgCl
(kuning kehijauan)
Ag+ | Fl-
METODE LIEBIG
Prinsip reaksi:
1.
2CN(zat yg ditentukan kadarnya)
2.
Ag+
(kelebihan sedikit Ag )
+ Ag+ Ag(CN)2(titran)
(kompleks yg larut)
+ Ag(CN)2 AgAg(CN2)
(endapan putih)
METODE DENIGES
Prinsip reaksi:
1.
2CN(zat yg ditentukan kadarnya)
+ Ag+ Ag(CN)2(titran)
(kompleks yg larut)
2.
Ag+
+ NH3 Ag(NH3)2+
3.
Ag+
I-
AgI
(indikator)
(kuning)
Dengan adanya amonia, maka diharapkan TAT bisa diundur sehingga TAT mendekati
titik ekivalen bila dibandingkan metode Liebig. TAT ditandai dengan terbentuknya
endapan kuning pertama.
Titrasi dilakukan dalam suasana basa NH3 0,1 M dan konsentrasi KI = 0,001 M.