Anda di halaman 1dari 2

Nama

: Dwinurasita Harini

Nim

: 2014610040

M. Kuliah

: Keperawatan Pada Sistem Urinari (B)

KASUS DILEMA ETIK PERAWATAN PADA SISTEM PERKEMIHAN

Tn. Y dan Ny.N usia 45 dan 43 tahun, pada hari minggu datang ke RSUD. Dengan
keadaan yang mengkhawatirkan. TN.y mengaku pada saat berkemih keluar kencing
berwarna merah secara terus menerus. Sebelumnya Tn. Y memang mempunyai riwayat
penyakit batu ginjal. Setelah dirawat dan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut Tn. Y di
diagnosa mengalami komplikasi yaitu Gagal ginjal akut di kedua ginjal ( kanan dan kiri).
Tidak hanya itu, Tn.y juga mengalami Ca. Ginjal kiri dimana ginjal kiri Tn. Y harus
dilakukan pengangkatan sehingga Ca tidak melebar ke area yang lebih luas. Pada saat itu
tindakan ini adalah satu-satunya tindakan yang dapat dengan segera menyelamatkan
nyawa Tn. Y. Akan tetapi permasalahannya tidak hanya pada pengangkatan ginjal. Yang
menjadi masalah adalah Tn.y juga mengalami gagal ginjal kanan dan kiri sehingga
meskipun Ca. Ginjal Tn.y diangkat dan teratasi. Akan percuma karena ginjal sebelah
kanan telah mengalami kegagalan. Sehingga sangat tidak memungkinkan untuk Tn. Y
bisa melanjutkan hidup hanya dengan satu ginjal. Disaat yang bersamaan. Ada klien lain
yang meninggal dunia dan sebelum meninggal klien tersebut bersedia mendonorkan
kedua ginjalnya kepada Tn.y. pihak keluarga tersebut bersedia untuk mengizinkan
anggota keluarganya mendonorkan ginjalnya kepada Tn. Y.
Keluarga sangat berterima kasih kepada klien dan keluarga yang bersedia
mendonorkan ginjalnya tersebut kepada Tn. Y. Permasalahannya adalah Tn. Y adalah
seseorang muslim yang fanatik dimana Tn. Y menyakini bahwa menerima donor organ
yang membahayakan nyawa orang lain. Terlebih lagi menerima organ dari orang yang
telah meninggal dunia adalah perbuatan dosa. Tn. Y mengatakan hal tersebut sama saja
dengan malanggar kehormatan dan penganiayaan terhadap mayat.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : Memecahkan tulang mayat itu sama saja
dengan memecahkan tulang orang hidup ( HR. Ahmad , Abu dawud, dan Ibnu Hibban)
Rasullah SAW Telah melarang (mengambil) hartarampasan dan mencincang (mayat
musuh) (H.R. Bukhari ). Dari kasus tersebut terjadi dilema etis dan konflik keyakinan.

Dimana Tn.y menolak untuk dilakukan transplantasi organ akan tetapi jika Tn. Y menolak
maka sangat kecil kemungkinannya Tn.y bisa selamat dari musibah tersebut. Untuk kasus
diatas bagaimana sikap perawat menghadapi kasus tersebut ?
Penyelesaian Kasus
Mengembangkan data dasar
- Orang-orang yang terlibat :
pasien : Tn. Y , Ny. N (keluarga Tn. Y ) , keluarga pihak pendonor, perawat yang
terlibat dalam kasus.
- Tindakan yang diusulkan : Transplantasi organ ( mendonor ginjal pada Tn. Y )
Konflik yang terjadi :
- Pasien adalah muslim yang fanatik yang tidak mau menerima transplantasi ginjal
-

karena bertentangan dengan ajaran agamanya.


Jika pasien tidak melakukan transplantasi ginjal maka kemungkinan selamat

pasien sangat kecil.


Membuat tindakan alternatif dan menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
- Perawat sebaiknya tidak menuruti pasien dan memberikan informasi mengenai
dampak/rsiko yang akan didapatkan jika pasien tidak melakukan transplantasi
-

ginjal
Di kasus ini peran perawat sebagai role model sangat dibutuhkan dengan

melakukan pendekatan kepada keluarga pasien atau istri pasien.


Dalam kasus ini yang berhak untuk mengambil keputusan adalah pasien dan

keluarga pasien
Mendefinisikan kewajiban perawat dan Membuat keputusan
- Disini perawat berkewajiban memberikan informasi tentang dampak atau resiko
yang akan didapat pasien. Jika pasien menolak melakukan transplantasi perawat
berkewajiban melakukan pendekatan kepada keluarga pasien

Anda mungkin juga menyukai