Xii Teknik Transmisi
Xii Teknik Transmisi
TEKNIK TRANSMISI
Teknik transmisi adalah suatu cara yg digunakan untuk menyalurkan
suatu besaran listrik dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam Teknik Tenaga :
Yg disalurkan adalah daya, sehingga transmisi disini lebih berorientasi
kepada minimalisasi loss / kehilangan, yang mana lebih mengutamakan
efisiensi pengirimannya.
Dalam Teknik Komunikasi :
Yg disalurkan adalah informasi, sehingga lebih berorientasi pd tingkat
pemahaman, sehingga mengutamakan bentuk sinyalnya.
GEN
BEBAN
1'
CRO1
2'
CRO2
-2
Volt
1
0
1
-2
Volt
1
to
0
1
Dari gambar diatas terlihat nahwa bentuk sinyal output CRO-1 sama
dengan bentuk sinyal output CRO-2, tetapi pada CRO-2 terlihat baru
muncul setelah selang waktu to detik setelah pemunculan sinyal di
CRO-1. Hal ini disebabkan sifat saluran transmisi yang disebut delay
time / waktu tunda, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sinyal dalam
rambatannya pada suatu media / saluran transmisi.
Delay time timbul karena terbatasnya kecepatan rambatan dari sinyal.
-2
Volt
2
0
Volt
P1
V1
R1
GEN
BEBAN
R2
P loss
CRO1
CRO2
...
A
Zo(A)
Zi(B)
C
Zo(B)
Zi(C)
(2)
2
P2 = (V2) / R2
..
(4)
Untuk mencapai kondisi match maka : R1 = R2, sehingga
a = Ln [{(V1)2 / R1)} / {(V2)2 / R2]
a = Ln {(V1)2 / (V2)2 } = Ln (V1 / V2)2
a = Ln (V1 / V2) Neper
....
(5)
a = 20 Log (V1 / V2) dB
(6)
Contoh :
Pada ujung awal suatu saluran transmisi dikirimkan sinyal dgn teg= 150
Volt dan setelah sampai di ujung akhir saluran tegangan yang terukur
hanyalah 30 Volt.
Tentukan besar redaman dari saluran transmisi tersebut ?
Jawab
Dik. : V1 = 150 Volt
V2 = 30 Volt
Dit. : a ?
Peny : a = 20 Log (V1 / V2) dB = 20 Log (150 / 30) dB
= 20 Log 5 = 20 x 0.6990 = 13,98 dB
Redaman saluran sebanding dengan panjang saluran/jarak tempuhnya,
sehingga pada komunikasi telepon dibutuhkan suatu batasan redaman
bagi jaringan telepon, agar sinyal telepon yang sampai di tujuan masih
dengan kefahaman yang memenuhi syarat.
1.
A
LE
0,30N
0,45N
0,15N
TE
TE
1,30N
0,10N
LE
0,45N
0,30N
0,10N
0,15N
XII.3
PENGUATAN
P2
V1
V2
R1
R2
10 Log (P1/P2)-1 dB
CONTOH :
Bila suatu saluran transmisi terdiri atas 4 potong saluran, dimana
masing-masing potongan punya redaman yang dikompensasi oleh
penguatan seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Potongan
Saluran
AB
BC
CD
DE
A
Redaman a (dB)
Penguatan k (dB)
15
10
3
2
10
5
16
24
600 volt
a1
k1
a2
k2
a3
k3
a4
k4
100 watt
k
25
2,5
100 / P1
P1
=
=
=
=
=
10 Log (P2/P1) dB
10 Log ( 100 / P1)
Log (100 / P1)
316,228
316 mwatt
c. Redaman AC = 25 dB
Penguatan AC = 15 dB
Sehingga potongan saluran CE mengalami redaman sebesar 5
dB, sehingga :
a = 20 Log { V(A) / V(C) }
10 = 20 Log { 600 / V }
0,5 = Log { 600 / V }
600 / V = 3,16
V = 189 volt
XII.4
LEVEL
a=10 k=20
A
b
C
a=15 k=4
a=6 k=8
E
a=8 k=20
a=15 k=5
VA =40Volt
k=20dB
a=15dB
k=12dB
k=13dB
E
k=20dB
a=17dB
.. (XII-11)
40Watt
2,58 Amp
A
2,0Watt
A
b
15,5 Volt
C
120Volt
B
45Watt
D
12,9 mA
E
300
D
200Volt
F
80Watt
F
24Volt
400Watt
E
Waktu tunda / delay time adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu
sinyal untuk merambat dari tempat asalnya ke tujuannya.
Untuk jarak dekat waktu tunda ini tidaklah terlalu terasa, akan tetapi
dalam jarak jauh waktu tunda ini cukup besar sehingga memungkinkan
gangguan terhadap kelancaran komunikasi / pembicaraan.
Hal ini disebabkan sinyal yg berupa gelombang elektromaknit tersebut
merambat dengan kecepatan tertentu, tergantung kepada karakteristik /
konstanta media rambatnya seperti terlihat pd tabel XII-2.
Secara matematis kecepatan sinyal tersebut dinyatakan sebagai berikut:
v = ( 1 / LC )
dimana :
v = kecepatan sinyal / gelombang elektromaknit
L = induktansi dari media rambat
C = Kapasitansi dari media rambat
Tabel XII-2: Kecepatan sinyal / gelombang elektromaknit
pada berbagai media
No
Jenis media
Kecepatan
Waktu tunda t0 utk setiap
( km/det)
jarak 1000 km ( det )
1. Udara
300.000
3,30
2. Kabel Cu utk 1 KHz
290.000
3,50
3. Kabel Fe utk 1 KHz
140.000
7,10
Pertanyaan A
2 t 0 + t1
Jawaban B
t(det)
t(det)
t0
Pertanyaan A
t1
Jawaban B
t0
250
5
300
10
400
55
500
85
600
92
1000
100
n
100
75
50
25
0
200
400
600
800
1000
t0 (mdet)
GESERAN FASA
1
SUMBER
SINYAL
2
V1(t1)
BEBAN
V2 (t2)
2
Oscilloscope 1
Oscilloscope 2
t
t
t
Bila terminal 1-1 diberi sinyal, mk sinyal ini akan merambat sepanjang
saluran transmisi menuju terminal 2-2, dengan bantuan Oscilloscope 1
dan Oscilloscope 2 dapat diketahui bentuk sinyal pada terminal 1-1 dan
terminal 2-2.
Bila sinyal terminal 1-1 adalah sinus yang merambat tanpa mengalami
cacad, maka sesampai diterminal 2-2 bentuknya akan tetap sinus
sebagai berikut :
v1 (t1) = V1 sin ( t1 + 1 )
v2 (t2) = V2 sin ( t2 + 2 )
dimana
v1 (t1) , v2 (t2) = amplituda sesaat sinyal, v1 (t1) v2 (t2)
1 , 2
= fasa sinyal , 1 2
maka : 1 - 2 0
geseran fas sinyal
Besar dari geseran fasa tergantung kepada :
1. Jarak hubungan/panjang saluran transmisi antara
Penerima
2. Kecepatan rambatan gelombang dalam media transmisi
3. Frekuensi kerja dari gelombang.
XII.7
Pengirim-
CACAD REDAMAN
SUMBER
SINYAL
BEBAN
1
60
50
35
30
20
10
15
f0 f1 f2 f3 f4 f5
15 15
8 12 16 18
0 4
I I I I I I I I I I I
0 20 40 60 80 100
I I I I I I I I I I I
f6 f7 f8 f (Hz)
vokal o
14
10
7
6
4
6
3
f0 f1 f2 f3 f4 f5
f6 f7 f8 f(Hz)
vokal a
2.
Volt
7,0
5,0
3,0 3,5
2,0
1,0
3,0
1,5
f0 f1 f2 f3 f4 f5
2,0
f6 f7 f8 f(Hz)
8 12 16 18
0 4
I I I I I I I I I I I
8 12 16 18
0 4
I I I I I I I I I I I
Vokal o
Volt
14,0
10,0
7,0
6,0
4,0
4,0
6,0
3,0
f0 f1 f2
2,0
f3 f4 f5
f6 f7 f8 f(Hz)
b. Spektrum vokal a
3.
a(Sal+Eql) = 45
aEql
aSal
t
f1 f2 f3 f4 f5
1. Saluran
2. Equalizer
3. Amplifier
f6 (Hz)
0 10 20 30 40 50 dB
I I I I I I I I I I I
2
a
a(Sal+Eql) = 45
a(Sal+Eql) + k = 10
f1 f2 f3 f4 f5
f6 (Hz)
k = -a = -35
XII.8.1
SUMBER
SINYAL
BEBAN
1
/2
/4
8 12 16
0 4
I I I I I I I I I
a. Vokal u
b. Vokal I
f6 f7 f8 f(Hz)
8 12 16
0 4
I I I I I I I I I
f0 f1 f2 f3 f4 f5
c. Vokal
8 12 16
0 4
I I I I I I I I I
f0 f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f(Hz)
f0 f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f(Hz)
d. Transmisi pada saluran yang mengandung cacad fasa
Vokal
Vokal ui
XII.8.3
I(mAmp)
T
40
5f0 3f0
/3
2/3
2
4/3
5/3
f0
- 40
I(mAmp)
40
5f0 3f0
/3
2/3
t
4/3
5/3
f0
- 40
Sinyal data terdiri dari deretan pulsa dengan lebar dan amplituda
tertentu. Analisis Fourier menyatakan bahwa setiap pulsa merupakan
superposisi / penjumlahan sinyal sinusoidal ( f0 ) dengan harmonisa
bilangan ganjilnya yakni (3f0, 5f0, 7f0, 9f0, 11f0 ,... )
Secara teoritis jumlah harmonisanya adalah tak-hingga akan tetapi pada
Gbr.XII-22a hanya dibatasi sampai dengan harmonisa kelima.
Bila pulsa tsb ditransmisikan melalui saluran yang mengandung cacad
fasa , maka sampai diujung akhir saluran fasa sinyal bisa berubah.
Misalkan fasa sinyal 3f0 yg semula 0 o berubah menjadi 180o
sebagaimana terlihat pada Gbr.XII-22b.
Sebagai akibatnya lebar pulsa juga berubah, yang semula T menjadi T.
XII.9.
CACAD NONLINIER
XII.10
GANGGUAN / DISTURBANCE