Anda di halaman 1dari 11

ANGGARAN DASAR

“Serikat Tolong Menolong AMALIYAH”

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Serikat Tolong Menolong (STM) ini bernama STM AMALIYAH, dan untuk
selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut STM.
(2) STM ini didirikan pada tanggal 20 April 2010 di Desa Percut.
(3) STM ini berkedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP
Pasal 2
STM berlandaskan Alquran dan Hadis dan menjunjung nilai-nilai Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945 serta berasaskan Ukhuwah Islamiyah.

Pasal 3
(1) STM melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip :
a. Keanggotaan bersifat sukarela;
b. Pengelolaan STM dilakukan dengan azas Ukhuwah Islamiyah;
c. Bersifat dakwah;
d. Kerjasama antar STM.
(2) STM sebagai kelompok masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya yang
mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para
anggotanya atas dasar ajaran agama Islam (Alquran dan Hadis).

BAB III
TUJUAN
Pasal 4
Tujuan didirikan STM adalah untuk :
a. Mempererat persaudaraan antara sesama Muslim khususnya anggota STM, serta
masyarakat umumnya.
b. Membantu anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang dalam
keadaan terkena musibah;
c. Diharapkan mampu menggerakkan masyarakat menjadi masyarakat beriman
dan bertaqwa;
d. Diharapkan mampu menggerakkan masyarakat menjadi masyarakat mandiri dan
sejahtera.

Pasal 5
Dalam mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, STM dapat melakukan
kerjasama dengan STM lainnya serta lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, baik di
dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia;

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 6
(1) Seorang yang ingin menjadi atau berhenti dari Anggota STM harus mengajukan surat
permohonan kepada Pengurus.
(2) Formulir surat permohonan menjadi Anggota atau berhenti menjadi Anggota STM
dapat diminta kepada Pengurus.
(3) Pengurus akan memberitahukan/memberi jawaban tentang diterima atau ditolaknya
permohonan seorang menjadi atau berhenti sebagai Anggota STM paling lambat 7
(tujuh) hari sesudah sesudah permohonan diterima. Apabila permohonan tidak
dikabulkan, maka Pengurus harus memberikan alasan tentang penolakan tersebut.
(4) Anggota STM tidak diperkenankan berhenti dari status keanggotaannya sebelum
masa keanggotaannya berjalan sekurang-kurangnya satu tahun.

1
BAB V
RAPAT – RAPAT
Pasal 11
Dalam STM ini terdapat dua jenis rapat, yaitu;
(1) Rapat Anggota; yaitu rapat tertinggi dalam STM ini.
(2) Rapat Pengurus; yaitu rapat dilakukan oleh pengurus secara terjadwal atau sewaktu-
waktu jika dianggap perlu.
(3) Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI
PENGURUS
Pasal 12
(1) Pengurus STM dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga STM
(3) Pengurus dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.
(4) Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus.
(5) Anggota pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali
untuk masa jabatan berikutnya, apabila yang bersangkutan berprestasi bagus dalam
mengelola STM.

Pasal 13
(1) Jumlah pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari tiga (3) orang pengurus yaitu :
a. Seorang ketua;
b. Seorang sekretaris;
c. Seorang bendahara.
(2) Pengurus dapat mengangkat petugas tertentu diberi wewenang dan kuasa untuk
melaksanakan kegiatan STM;
(3) Pengaturan lebih lanjut tentang, susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggungjawab
dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian Pengurus dan Pengurus diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
KEGIATAN STM
Pasal 14
Kegiatan STM yaitu:
a. Membantu penyediaan peralatan fardhu kifayah anggota STM yang kemalangan;
b. Jika dimungkinkan turut serta melakukan fardhu kifayah anggota yang terkena
kemalangan;
c. Melakukan kegiatan lainnya dalam rangka dakwah Islam, seperti peringatan Hari
Besar Islam;
d. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan, seperti pelatihan bilal
jenazah, khatib, dll.

BAB VII
PEMBUKUAN STM
Pasal 15
(1) STM wajib menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi.
(2) Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan laporan pertanggung
jawaban pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
SUMBER PENDANAAN STM
Pasal 16
(1) Pendanaan STM terdiri dari modal sendiri dan bantuan dari pihak tertentu yang tidak
bertentangan dengan dasar dan azas STM.
(2) Pada saat pembentukan STM ini, masing-masing anggota diwajibkan menyetorkan
uang masuk sebesar Rp15.000,00- (lima belas ribu rupiah)

2
BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 26
(1) Pembubaran STM dapat dilaksanakan berdasarkan :
1. Keputusan Rapat Anggota;
2. Keputusan Pemerintah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran ini diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XV
SANKSI
Pasal 29
(1) Apabila anggota atau pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di STM dikenakan sanksi oleh
Rapat Anggota.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB XVI
JANGKA WAKTU BERDIRINYA
Pasal 30
Serikat Tolong Menolong (STM) Amaliyah didirikan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas.

3
ANGGARAN RUMAH TANGGA
“STM AMALIYAH”

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan kelengkapan dari Anggaran Dasar STM
Amaliyah, dan karenanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN DAN ATRIBUT
Pasal 2
(1) STM Amaliyah berkedudukan di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara - Indonesia;
(2) Sekretariat STM Amaliyah berkedudukan di Dusun XIII Desa Percut.
(3) STM Amaliyah memiliki atribut organisasi seperti lambang, seragam, dan identitas
lain yang dianggap perlu, yang akan diatur dan ditetapkan dalam peraturan khusus.

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 3
(1) Pengertian keanggotaan di atas termasuk para pendiri;
(2) Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada siapapun dengan cara apapun.

Pasal 4
Persyaratan untuk diterima menjadi anggota sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia;
b. Beragama Islam
c. Telah baliqh dan mukallaf (mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan
tindakan atau perbuatan hukum);
d. Sanggup melaksanakan ketentuan yang diatur oleh STM.
e. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
peraturan-peraturan yang berlaku.
Pasal 5
Setiap anggota mempunyai kewajiban :
a. Membayar uang masuk dengan jumlahnya diputuskan dalam Rapat Anggota
Tahunan (RAT).
b. Membayar iuran bulanan dengan jumlahnya diputuskan dalam Rapat Anggota
Tahunan (RAT).
c. Membayar iuran kemalangan anggota STM dengan jumlahnya diputuskan dalam
Rapat Anggota Tahunan (RAT).
d. Berpartisipasi dalam segala kegiatan STM;
e. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan
Rapat Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalamSTM;
f. Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam STM.

Pasal 6
Setiap anggota mempunya hak:
a. Memperoleh santunan dari STM sesuai dengan keputusan Rapat Anggota
Tahunan (RAT); termasuk keluarga anggota STM.
b. Keluarga anggota STM yang mendapat santunan adalah;
- isteri yang sah
- ayah kandung atau ibu kandung
- ayah mertua atau ibu mertua
- anak kandung yang belum menikah
c. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota;
d. Memiliki hak suara yang sama;
e. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus atau penasehat
f. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan STM;
g. Mendapatkan Kartu Tanda Anggota STM.

4
Pasal 7
(1) Keanggotaan berakhir bila :
a. Anggota tersebut meninggal dunia;
b. STM membubarkan diri atau dibubarkan oleh Pemerintah;
c. Berhenti atas permintaan sendiri;
d. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi persyaratan keanggotaan
dan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
ketentuan lain yang berlaku dalam STM.
(2) Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan/pembelaan
kepada Rapat Anggota.
(4) Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku sah pada saat penghapusan/pencoretan nama
anggota yang bersangkutan dari buku daftar anggota.

BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 8
(1) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus STM adalah:
a. Mempunyai sifat jujur dan bertanggung jawab dalam tugas.
b. Mengerti tentang dasar, azas pendirian STM Amaliyah.
c. Dapat berpartisipasi secara aktif untuk kemajuan STM Amaliyah.
d. Mempunyai pengetahuan tentang kemasyarakatan.
e. Antara pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai
derajat ketiga.
(2) Tata cara pengangkatan pengurus, susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggung
jawab diatur dalam aturan khusus.
(3) Susunan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris
dan seorang bendahara. Sedangkan susunan Pengurus lainnya atau struktur organisasi
ditetapkan dalam rapat pengurus yang susunannya ditentukan sesuai dengan
keperluannya.
Pasal 9
Tugas dan kewajiban Pengurus adalah :
a. Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan STM;
b. Melakukan seluruh kegiatan atas nama STM;
c. Mewakili STM di dalam berhubungan dengan pemerintahan dan pihak non
pemerintahan;
d. Membuat rencana kegiatan STM;
e. Menyelenggarakan rapat anggota serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
kepengurusannya;
f. Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota;
g. Memberikan keterangan dan penjelasan kepada anggota mengenai jalannya STM;
h. Memelihara kerukunan di antara anggota dan mencegah segala hal yang
menyebabkan perselisihan;
i. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggungjawab anggota
pengurus, serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota;

Pasal 10
Pengurus mempunyai hak ;
a. Mengangkat dan memberhentikan anggota STM melalui rapat pengurus;
b. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan STM;
c. Meminta laporan dari panitia kegiatan jika STM melakukan kegiatan tertentu;
d. Diberikan imbalan jasa jika keuangan memungkinan sertai disetujui dalam Rapat
Anggota Tahunan.

Pasal 11
(1) Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatannya berakhir
apabila terbukti :
a. Melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan STM;
b. Mencemarkan nama baik STM Amaliyah atau nama baik pengurus atau anggota
STM Amaliyah;
c.Tidak mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
keputusan Rapat Anggota;

5
d. Sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan STM
Amaliyah;
e.Melakukan atau turut serta dalam tindak pidana yang telah diputus oleh
pengadilan;
f. Melakukan atau turut serta dalam kegiatan yang meresahkan masyarakat.
(2) Dalam hal salah seorang anggota pengurus berhenti sebelum masa jabatan berakhir,
Rapat Pengurus dengan dihadiri Penasehat dapat mengangkat penggantinya dengan
cara :
a. Menunjuk salah seorang pengurus untuk merangkap jabatan tersebut;
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengurus
tersebut.
(3) Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana diatur dalam ayat (2)
harus dipertanggungjawabkan oleh pengurus dan disahkan dalam rapat anggota
berikutnya.

Pasal 12
Tugas dan tanggung jawab masing-masing Pengurus, diatur sebagai berikut :
a. Tugas Ketua:
−Memimpin dan Mengawasi Pekerjaan dari Anggota Pengurus dan panitia
kegiatan tertentu.
−Mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
serta segala Keputusan Rapat baik Rapat Pengurus, Rapat Anggota dan Rapat
Panitia Kegiatan.
−Memimpin Rapat Pengurus, Rapat Anggota dan Rapat-rapat lainnya, dan
jika berhalangan hadir merekomendasikannya kepada Pengurus lainnya.
−Mewakili STM terutama dalam hubungannya dengan pemerintah.
−Menandatangani Daftar Anggota dan Daftar Pengurus.
−Menandatangani surat-surat.
−Menandatangani kwitansi penerimaan, pengeluaran dan pengembalian
keuangan STM.
b. Tugas Sekretaris:
− Memelihara dan menyimpan :
(a) Daftar Anggota.
(b) Daftar Pengurus.
(c) Buku Keputusan/Notulen Rapat-rapat.
(d) Peraturan-peraturan pemerintah yang dianggap perlu.
(e) Laporan-laporan Pengurus/Anggota dan arsip-arsip Surat STM.
(f) Bertanggung jawab atas segala aktifitas administrasi STM.
− Menandatangani surat-surat keluar jika dianggap perlu.
− Menerima/mengirimkan laporan-laporan STM baik yang dikirim kepada
anggota maupun keluar.
− Mempersiapkan surat-surat yang berhubungan dengan STM kedalam dan
keluar.
− Membuat notulen setiap rapat STM.
c. Tugas Bendahara:
− Bertanggung jawab atas segala keuangan dan harta benda STM.
− Menerima dan mengeluarkan uang atas seizin Ketua dengan pencatatan yang
jelas.
− Menyimpan surat-surat berharga.
− Bersama ketua menandatangani surat yang menyangkut keuangan jika
dianggap perlu.
− Menyiapkan laporan-laporan yang menyangkut keuangan STM.
− Merencanakan Anggaran Belanja untuk satu tahun yang akan datang.
− Melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan keuangan dengan
persetujuan Ketua STM.
− Bersama Ketua STM dalam menandatangani surat yang berhubungan dengan
pengeluaran keuangan.

Pasal 13

6
(1) Sebelum memangku jabatannya, Pengurus wajib mengucapkan sumpah atau janji
menurut ajaran Islam di hadapan Rapat Anggota.
(2) Sumpah atau janji Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai
berikut:
”Demi Allah saya bersumpah/ berjanji :
a. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus selalu
berpegang kepada ajaran Islam, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
serta peraturan lain yang berlaku.
b. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai Pengurus
berusaha agar kepentingan STM serta anggota-anggotanya mendapat pelayanan
yang adil dan sebaik-baiknya.
c. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus,
menjauhkan perbuatan-perbutan melawan hukum dan yang dapat merugikan
STM dan anggotanya.”

Pasal 14
Tiap pengurus yang telah mengucapkan sumpah atau janji, bersama saksi- saksi harus
membubuhkan tanda tangannya pada berita acara pengucapan sumpah atau janji.

BAB VII
PENASEHAT
Pasal 15
(1) Penasehat berjumlah minimal 1 (satu) orang dan maksimal 3 (tiga) orang.
(2) Seluruh penasehat berkedudukan setara satu sama lain.
(3) Penasehat dipilih dalam Rapat Anggota atas dasar musyawarah untuk mufakat.

Pasal 16
Hak, Kewajiban, dan Wewenang Penasehat
(1) Memberikan pertimbangan, saran dan masukan kepada pengurus, baik diminta atau
tidak, dalam rangka memajukan STM.
(2) Turut serta membantu pengurus guna memajukan STM.
(3) Hadir dan berperan serta secara aktif dalam RAT.
BAB VIII
RAPAT- RAPAT
Pasal 17
Rapat dalam STM Amaliyah terbagi dua;
(1) Rapat Anggota Tahunan; adalah rapat tertinggi dalam STM yang diselenggarakan
minimal setahun sekali.
(2) Rapat Pengurus; jadwal rapat ditentukan oleh pengurus

Pasal 18
Rapat Anggota
(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam STM.
(2) Rapat Anggota dilaksanakan untuk menetapkan :
a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga;
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, serta kegiatan STM;
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan penasehat;
d. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;
e. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran STM.
(3) Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun;
(4) Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung oleh anggota STM.
(5) Rapat Anggota STM terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan;
b. Rapat Anggota Khusus;
c. Rapat Anggota Luar Biasa.

Pasal 19
(1) Rapat Anggota dianggap sah jika dihadiri lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota
STM;
(2) Hasil keputusan rapat dianggap sah apabila disetujui lebih dari ½ (satu per dua)
jumlah peserta rapat;

7
(3) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas tidak tercapai, maka
rapat anggota tersebut ditunda untuk waktu paling lama 7 (tujuh) hari, untuk rapat
kedua dan diadakan pemanggilan kembali kedua kalinya;
(4) Apabila dalam rapat kedua sebagaimana yang dimaksud ayat (3), kuorum tetap belum
tercapai, maka rapat anggota dapat dilangsungkan apabila dihadiri sekurang-
kurangnya 1/3 (satu per tiga) dari jumlah anggota;
(5) Keputusan dalam rapat yang disebutkan pada ayat (4) dianggap sah dan mengikat
semua anggota apabila disetujui 2/3 (dua per tiga) peserta rapat.

Pasal 20
(1) Pengambilan keputusan rapat anggota berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara
terbanyak dari jumlah peserta rapat.
(3) Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
(4) Anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suaranya kepada anggota lain yang
hadir dalam Rapat Anggota;
(5) Pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka dan/atau secara tertutup, kecuali
mengenai Pemilihan Pengurus dilakukan secara tertutup.
(6) Keputusan Rapat Anggota dicatat dalam Berita Acara Rapat serta ditanda tangani
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan seluruh anggota yang hadir.

Pasal 21
Tempat, acara, tata tertib dan bahan materi Rapat Anggota harus sudah disampaikan
terlebih dahulu kepada anggota selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
Rapat Anggota.

Pasal 22
(1) Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus STM;
(2) Rapat Anggota dapat dipimpin langsung oleh Pengurus STM, dan/atau oleh Pimpinan
Sidang dan Sekretaris Sidang yang dipilih dalam Rapat Anggota tersebut.
(3) Setiap Rapat Anggota harus dibuat Berita Acara Rapat yang ditandatangani Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara atau pimpinan dan sekretaris sidang serta seluruh peserta
rapat.
(5) Berita Acara keputusan Rapat Anggota yang telah ditandatangani menjadi bukti yang
sah terhadap semua anggota STM maupun pihak lainnya.

Pasal 23
Rapat Anggota Tahunan
(1) Rapat Anggota Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sesudah
tutup tahun buku;
(2) Rapat Anggota tahunan membahas dan mengesahkan :
a. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, serta kegiatan STM;
b. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan penasehat;
c. Laporan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;
d. Neraca keuangan dan harta benda STM tahun buku yang berakhir 30 (tiga puluh)
April;
e. Hal – hal yang dianggap perlu dalam rangka perkembangan STM.
(3) Rapat Anggota Tahunan dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan yang disebutkan
pada pasal (19), pasal (20), pasal (21) dan pasal (22).

Pasal 24
Rapat Anggota Khusus
(1) Rapat Anggota Khusus diadakan untuk :
a.Mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga STM dengan
ketentuan;
1) Harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota STM.
2) Keputusan sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per
tiga) dari peserta rapat.

8
b. Pembubaran, penggabungan, peleburan dan pemecahan STM dengan
ketentuan;
1) Harus dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota;
2) Keputusannya harus disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta
rapat.
c.Pemberhentian, pemilihan serta pengangkatan pengurus dan penasehat dengan
ketentuan:
1) Harus dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota;
2) Keputusannya harus disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota
yang hadir.
(2) Selanjutnya mekanisme Rapat Anggota Khusus ini dilaksanakan mengacu pada aturan
yang disebutkan pada pasal (20), pasal (21) dan pasal (22).

Pasal 25
Rapat Anggota Luar Biasa
(1) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan jika apabila dipandang sangat
diperlukan keputusan yang kewenangannya ada pada Rapat Anggota dan tidak dapat
menunggu dilaksanakannya Rapat Anggota Biasa;
(2) Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas diadakan
apabila:
a.Ada permintaan paling sedikit lebih dari 1/3 (satu per tiga) dari jumlah anggota;
atau;
b. Atas keputusan rapat Pengurus dan Penasehat; atau;
c.Negara dalam keadaan bahaya atau perang, tidak memungkinkan diadakan
Rapat Anggota biasa dan Rapat Anggota Khusus.
(3) Rapat Anggota Luar Biasa sah dan keputusan mengikat seluruh anggota, apabila:
Dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah anggota dan
keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta rapat;
(4) Hal-hal lain yang belum diatur akan diatur dalam peraturan khusus.

Pasal 26
Rapat Pengurus
(1) Rapat pengurus merupakan rapat yang dijadwalkan oleh pengurus atau dapat
dilakukan secara mendadak jika dianggap mendesak;
(2) Rapat Pengurus dilakukan untuk;
- Menerima atau menolak pengajuan calon anggota STM;
- Membahas dan memutuskan pemberian sanksi atas pelanggaran AD/ ART
atau ketentuan hukum lainnya yang dilakukan pengurus atau anggota STM;
- Membahas dan memutuskan pengganti antar waktu pengurus yang
diberhentikan;
- Membahas program kerja atau kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu;
- Membahas hal-hal yang dianggap penting bagi perkembangan STM;
(3) Mekanisme Rapat Pengurus ini mengacu pada aturan yang disebutkan pasal (20),
pasal (21) dan pasal (22).

BAB IX
PENDANAAN
Pasal 27
(1) Pendanaan STM terdiri dari modal sendiri dan bantuan dari pihak tertentu yang tidak
bertentangan dasar dan azas STM.
(2) Pendanaan sendiri dapat berasal dari:
a. Uang masuk anggota;
b. Iuran bulanan;
c. Iuran kemalangan;
d. Hasil kegiatan usaha yang dibenarkan syariah.
(3) Bantuan pihak tertentu dapat berasal dari:
a. Infak, sadaqah serta hibah anggota STM;
b. STM lainnya;
c. Lembaga swasta;

9
d. Lembaga pemerintah;
e. Sumber lainnya yang sah.
(4) Jumlah uang masuk, iuran bulanan dan iuran kemalangan yang disetorkan anggota
diatur dalam peraturan khusus.

BAB X
PEMBUKUAN
Pasal 29
(1) Tahun Buku STM adalah tanggal 30 April sampai dengan 30 (tiga puluh) April tahun
berikutnya, dan pada akhir bulan April tiap – tiap tahun pembukuan STM ditutup.
(2) Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pembukuan STM ditutup, maka
pengurus wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan untuk disampaikan
kepada Rapat Anggota.
(3) Laporan Tahunan yang disetujui Rapat Anggota harus dibubuhkan tanda tangan
seluruh peserta rapat.
(4) Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan laporan pertanggung
jawaban pengurus diatur dalam peraturan khusus.

BAB XI
SANKSI
Pasal 29
(1) Apabila anggota atau pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di STM dikenakan sanksi oleh
Rapat Anggota berupa :
a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertulis;
c. Dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. Diberhentikan bukan atas permintaan sendiri;
e. Diajukan ke Pengadilan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi diatur lebih lanjut peraturan khusus.

BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 30
(1) Pembubaran STM dapat dilaksanakan berdasarkan :
- Keputusan Rapat Anggota, dengan ketentuan adanya permintaan sekurang-
kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota.
- Keputusan Pemerintah apabila :
a.Terdapat bukti bahwa STM yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang-undang yang berlaku.
b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau
kesusilaan.
c.Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
(2) STM tidak lagi melakukan kegiatan.

Pasal 31
Dalam hal STM hendak dibubarkan maka Rapat Anggota membentuk tim penyelesai yang
terdiri dari unsur anggota, pengurus dan pihak lain yang dianggap perlu dan diberi kuasa
untuk menyelesaikan pembubaran STM.

Pasal 32
(1) Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran
STM;
(2) Anggota yang telah keluar sebelum STM dibubarkan wajib menanggung kerugian,
apabila kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi
anggota STM dan apabila keluarnya sebagai anggota STM belum melewati jangka
waktu 6 (enam) bulan.

BAB XII
PENUTUP

10
Pasal 33
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur lebih lanjut
dalam peraturan khusus dan atau keputusan pengurus dan ketetapan pengurus.

Pasal 34
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan STM Amaliyah
yang dilaksanakan pada hari Rabu, 20 April 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai