KEPERAWATAN MATERNITAS
POST PARTUM NORMAL
DISUSUN OLEH
PINTHA. NADAPDAP
NIM: 150510020
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik/CI
periode yaitu:
Puerperium Dini (Immediate Postpartum)
Adalah masa 24 jam postpartum. Kepulihan di mana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan. Dalam agama islam dianggap
2.
3.
bertahun-tahun.
4. Perubahan Fisiologi Postpartum
1. Sistem Reproduksi dan Struktur yang Terkait
a. Uterus
Involusi uteri adalah proses uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil. Uterus biasanya berada di organ pelvic pada hari ke
10 setelah persalinan. Involusi uterus lebih lambat pada multipara.
Penurunan ukuran uterus lebih lambat pada multipara. Penurunan
ukuran uterus dipengaruhi oleh proses autolysis protein intraseluler
dan sitoplasma miometrium. Protein dinding rahim dipecah,
diabsopsi dan kemudian dibuang dengan air kencing (Rahayu, dkk
2012:4). Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1) Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterin. Enzim proteolitik akan memendekan dan
mengecilkan jaringan otot yang telah sempat mengendur
hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari
Tinggi Fundus
Sepusat
1 jari dibawah pusat
2-3 jari dibawah pusat
Pertengahan simpisis dan pusat
2-3 jari diatas simpisis
Tidak teraba
b. Kontraksi uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna
setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap
penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Hemostatis
pascapartum
dicapai
akibat
kompresi
pembuluh
darah
bertahan
sepanjang
awal
peurperium.
Regenerasi
mengkonsumsi
makanan.
Pemulihan
nafsu
makan
perkembangan
b. Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung
meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah melahirkan,
keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60
menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit uteroplasenta
tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.
8. Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh
Dalam 1 hari (24 jam) postpartum suhu tubuh akan naik
sedikit (37,5-380C) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan,
kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu
tubuh menjadi biasa. Biasanya, pada hari ke 3 suhu tubuh naik lagi
karena adanya pembentukan ASI, payudara menjadi bengkak.
Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit
meningkat selama periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam
pertama pascapartum.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80
x/menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih
cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali permenit adalah
abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir,
kembali normal setelah beberapa jam pertama pascapartum.
Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerpurium, hal tersebut
abnormal dan mungkin menunjukkan adanya infeksi/ hemoragi
pascapartum lambat.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan
tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum dapat
menandakan terjadinya pre eklamsi postpartum.
Hasil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil
setelah
melahirkan.
Penurunan
takanan
darah
bisa
dan
imobilitas,
mengakibatkan
peningkatan
risiko
d. Varises
sistem
tubuh
lainnya,
sistem
suatu
langkah
awal
untuk
a. Fase Taking In
Fase ini
merupakan
periode
ketergantungan
yang
Dengan
memotong
vas
deferens,
sperma
tidak
1. Reflek Prolaktin
Progesteron dan estrogen dihasilkan plasenta merangsang
pertumbuhan kelenjar-kelenjar susu, sedangkan progesteron juga
merangsang pertumbuhan saluran (duktus) kelenjar. Kedua hormon
tersebut menekan prolaktin (LTH). Setelah plasenta lahir maka
produksi
prolaktin
meningkat
sehingga
merangsang
laktasi
1. Pengkajian
Dimulai dengan pemeriksaan dan observasi sebagai berikut.
1) Temperatur
Periksa 1 kali pada 1 jam pertama sesuai dengan peraturan rumah
sakit, suhu tubuh akan meningkat bila terjadi dehidrasi atau
keletihan.
2) Nadi
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil,
kemudian setiap 30 menit pada jam-jam berikutnya. Nadi kembali
normal pada 1 jam berikutnya, mungkin sedikit terjadi bradikardi.
3) Pernapasan
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah
1 jam postpartum.
4) Tekanan darah
Periksa setiap 15 menit selama satu jam atau sampai stabil,
kemudian setiap 30 menit untuk setiap jam berikutnya. Tekanan
darah ibu mungkin sedikit meningkat karena upaya persalinan dan
kelatihan, hal ini akan normal kembali setelah 1 jam.
5) Kandung kemih
Kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis postpartum dan
cairan intravena.
6) Fundus uteri
Periksa setiap 15 menit selama satu jam pertama kemudian setiap
30 menit, fundus harus berada dalam midline, kerasm dan 2 cm di
bawah atau pada umbilikus. Bila uterus lunak, kakukan masase
hingga keras dan pijatan hingga berkontraksi ke pertengahan.
7) Sistem gastrointestinal
Pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali
normal.
8) Kehilangan berat badan
Pada masa postpartum ibu biasanya akan kehilangan berat badan
lebih kurang 5-6 kg yang disebabkan oleh keluarnya plasenta
dengan berat lebih kurang 750 gram, darah dan cairan amnion
lebih kurang 1.000 gram, sisanya berat badan bayi.
9) Lokea
Periksa setiap 15 menit, alirannya harus sedang. Bila darah
mengalir dengan cepat, curigai terjadinya robekan serviks.
10) Perineum
nyeri
tidat
dapat
dipersepsikan
(Mitayani
2009:123).
4) Risiko kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan
pembatasan masukan selama proses persalinan.
Tujuan: Risiko kurangnya volume cairan tidak terjadi
KH: Tidak terjadi tanda-tanda kekurangan volume cairan
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam, warna urine, berat
badan setiap hari, status umum setiap 8 jam.
R/: Mengidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
b. Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus,
takikardia, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine gelap
atau encer gelap.
R/: Temuan-temuan ini menandakan hipovolemi ada perlunya
peningkatan cairan.
c. Konsultasi dokter bila manifestasi kelebihan cairan terjadi.
R/: Mencegah pasien jatuh kedalam kondisi kelebihan cairan
yang beresiko terjadinya oedem paru
d. Pantau cairan masuk dan cairan keluar setiap 8 jam
R/: Mengidentifikasi keseimbangan cairan pasien secara
adekuat dan teratur (Mitayani 2009:123).
5) Resiko tinggi infeksi b/d peningkatan parentanan tubuh terhadap
bakteri sekunder.
Tujuan : tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil : Tidak ada tanda- tanda infeksi (rubor, tulor, dolor,
tumor, dan fungsio laesa). Tanda- tanda fital normal terutama
suhu (36-37 C).
Intervensi:
a. Kaji adanya perubahan suhu
R/ Peningkatan suhu > 37,5oC pada 2-10 hari setelah
melahirkan menandakan infeksi.
b. Observasi kondisi luka perineum (tanda reeda) seperti adanya
kemerahan, bengkak, perdarahan/hematom, pus, pertautan jaringan
yang dijahit serta nyeri tekan yang berlebihan.
R/ Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan
parenial dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan
evaluasi intervensi lebih lanjut.
pasien
dalam
memenhui
kebutuhannya
R/ Untuk mengetahui kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas dan menentukan intervensi selanjutnya.
2. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien
R/ Agar klien mudah menjangkau alat-alat yang ia butuhkan.
3. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
R/ Agar klien merasa keluarganya selalu perhatian dan
memberikan dukungan kepadanya (Doengoes, 2000:201).