Anda di halaman 1dari 2

Sembuhkan Sempengot dengan Fisioterapi

Pernahkah Anda melihat orang yang menderita sempengot atau sebagian wajah menjadi lumpuh?
Dulu, sering dikatakan, sempengot diderita karena adanya kutukan dari pemilik buah-buahan
kepada si pencuri buah-buahannya itu. Apakah itu benar?
Menurut dr. Ketut Widiyasa, M.P.H., sempengot dalam istilah kedokteran disebut bells palsy.
Sempengot merupakan gangguan akut berupa melemahnya atau menghilangnya kekuatan otototot wajah pada satu sisi yang disebabkan adanya gangguan fungsi saraf wajah tanpa penyebab
yang jelas. Gejala tambahan yang mungkin ditemukan pada penderita, adanya rasa nyeri di
daerah di belakang telinga, rasa tebal di sisi wajah yang sakit, rasa mendenging di telinga di sisi
wajah yang sakit serta gangguan pengecap di lidah.
Ia mengatakan, siapa saja dapat mengalami penyakit ini. Bells palsy bukan penyakit keturunan.
Penyakit ini dapat terjadi pada 23 dari 100 ribu orang per tahunnya, atau dapat dialami 1 orang di
antara 60-70 orang selama masa hidupnya. Risiko pada perempuan dan laki-laki adalah sama dan
biasanya paling sering terjadi pada usia 10-40 tahun. Selain itu, bells palsy ini dapat mengenai
wajah sisi kiri atau sisi kanan dengan kecendrungan yang sama, paparnya.
Penyebab bells palsy belum dapat dijelaskan secara pasti. Namun, beberapa penyebab yang
diduga; adanya infeksi virus, gangguan pada pembuluh darah yang melayani saraf wajah dan
penyebab lainnya. Virus yang sering mengakibatkan penyakit ini adalah virus herpes simpleks.
Seorang pasien mengatakan, dirinya sering terpapar AC, dan tiba-tiba saja mengalami
sempengot. Menurut dokter RS Indera ini, jika terpapar dingin dalam waktu lama dan mengenai
area wajah satu sisi, dapat meningkatkan kemungkinan terkena sempengot. Namun, sekali lagi
ia tegaskan, itu bukan penyebab utamanya. Penyebabnya justru tidak diketahui, tetapi paling
sering diduga karena infeksi virus herpes. Pada dasarnya tiap peradangan yang mengenai lubang
tempat keluarnya saraf wajah merupakan penyebab sempengot, jelasnya.
Apa yang dilakukan terhadap pasien sempengot? Untuk mengatasi sempengot pada pasien,
dokter akan melakukan beberapa tahap penanganan. Pertama, dokter akan menegakkan diagnosa
dan menentukan tingkat kelemahan otot wajah yang terkena. Dokter akan menanyakan sejak
kapan keluhan dirasakan, apakah ada keluhan lain seperti keluar air mata, jika berkumur air
keluar pada sisi yang sakit, dan apakah ada makanan yang tertinggal di gusi pada sisi yang sakit.
Selanjutnya, dokter akan memeriksa otot wajah pasien. Adapun otot wajah yang akan diperiksa,
otot wajah dalam keadaan istirahat. apakah terlihat simetris atau tidak, otot-otot pada saat
gerakan menutup mata, saat gerakan mengerutkan dahi, saat gerakan meringis, saat gerakan
bersiul. Selain itu, dokter juga mencari apakah ada gerakan-gerakan tidak terkontrol seperti kejitkejit dan dokter juga memeriksa fungsi pengecap pasien.
Pada tahap berikutnya, dokter akan menentukan diagnosa bells palsy dan akan menentukan
terapi yang tepat untuk pasien. Pada umumnya, dokter akan melakukan beberapa cara
penanganan. Penanganan penyakit ini, dengan memberikan pengobatan dan memberikan terapi
berupa rehabilitasi medik/fisioterapi.
Ia menyebutkan, pengobatan kepada pasien sempengot terdiri dari beberapa obat. Jika diyakini
disebabkan penyakit virus seperti virus herpes, maka dokter akan memberikan obat-obat

antivirus seperti saat pasien menderita cacar air. Namun, jika tidak, pengobatan antivirus ini tidak
diberikan. Pengobatan lain yang akan diberikan, golongan kortikosteroid, vitamin neurotropik,
dan obat anti radang lainnya.
TERAPI LISTRIK
Penanganan berikutnya, terapi rehabilitasi medik. Terapi ini dapat dilakukan pada kondisi akut
dan tidak akut. Pada fase akut, rehabilitasi medik ini dapat dilakukan di rumah. Tindakan yang
dapat dilakukan pasien, dengan memberikan kompres hangat dan memijat otot wajah yang
mengalami kelemahan. Terapi pada fase akut ini biasanya tidak cukup dan selanjutnya
membutuhkan terapi di pelayanan fisioterapi.
Pelayanan di rehabilitasi medik terdiri dari beberapa program. Fisioterapi yang diberikan adalah
berupa terapi panas, stimulasi listrik, latihan otot wajah dan pemijatan. Terapi panas, berupa
terapi panas yang mengenai area superfisial saja yang disebut dengan infrared. Terapi infrared ini
diberikan pada daerah wajah yang sulit seperti di kulit dan otot. Terapi panas kedua disebut
sebagai terapi panas dalam (deep heating). Terapi deep heating ini menggunakan alat yang
disebut short wave diathermy (SWD). Dengan menggunakan SWD ini, terapi diharapkan dapat
mencapai daerah yang lebih dalam yaitu area tulang seperti foramen stylomastoideus.
Fisioterapi berikutnya, dengan memberikan stimulasi listrik. Terapi jenis ini diberikan dengan
tujuan untuk memberikan rangsangan terhadap otot-otot yang melemah. Otot-otot yang melemah
tersebut diharapkan dapat kembali menguat dan dapat berkontraksi seperti pada keadaan normal.
Pada saat dirangsang ini, pasien akan merasakan kedutan-kedutan listrik yang cukup
mengejutkan beberapa pasien. Pasien sempengot yang juga mengeluh adanya kejit-kejit,
biasanya terapi stimulasi listrik ini tidak diberikan.
Dokter Widiyasa mengatakan, fisioterapis juga akan mengajarkan pasien melatih otot wajahnya
secara mandiri. Pasien diharapkan melakukan latihan otot wajah ini secara rutin di rumah dengan
dibantu cermin. Cara melatih otot-otot wajah, dengan melatih otot-otot pada saat gerakan
menutup mata, saat gerakan mengkerutkan dahi, saat gerakan meringis, saat gerakan bersiul.
Fisioterapi berikutnya, melakukan pijatan. Pijatan ini bersifat melatih otot-otot wajah yang
melemah. Dengan pijatan ini, otot-otot wajah yang melemah diharapkan dapat kembali menguat.
Pijatan ini dilakukan dengan memijat bagian ujung dan bagian besar dari otot-otot yang
mengalami gangguan, ujarnya.
Jika tindakan fisioterapi ini mengalami kegagalan, maka dokter akan melakukan tindakan
lanjutan berupa tindakan operasi. Tindakan fisioterapi ini tidak hanya dilakukan dalam waktu
sekali dua kali. Fisioterapi ini harus dilakukan berkali-kali dan beberapa ahli menyebutkan
bahwa bells palsy membutuhkan waktu antara 2-3 bulan hingga kembali normal

Anda mungkin juga menyukai