Karya Tulis ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatanprogram Diploma III Fisioterapi
YOGI ARDIANSYAH
NIM: 20.050
OLEH PEMBIMBING
Cimahi,.....................................2023
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Budi Susanto, S.ST.Ft., Ftr., M.Fis Pandu Dwi Panulat, S.Fis., M.H
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun social, tidak hanya terbebas
36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
Menurut Zainal Abidin dkk. Bell's palsy adalah suatu bentuk kelumpuhan
saraf perifer yang terjadi secara akut untuk alasan yang tidak diketahui tanpa
efek sisa. Konsekuensi ini dapat berupa kontraktur, sinenia, atau kejang
palsy terjadi dalam kondisi statis dan dinamis. Keadaan statis, yaitu mulut
terkulai ke sisi yang sehat, bentuk lubang hidung asimetris, kerutan terlihat di
dahi sisi yang sakit, alis lebih turun , celah mata membesar, dan lipatan
(atau meletup) ke sisi yang sehat saat menyodorkan. Semua kondisi ini dapat
makan, minum, tertawa, dan tertawa. (Nurhaliza & Agustin, 2022). Menurut
Munilson Selain itu, penderita juga merasakan nyeri yang bervariasi sekitar
Palsy juga merasa bengkak atau tebal pada wajah (Nurhaliza & Agustin,
2022).
Ada banyak kasus Bell's palsy di Indonesia, namun sulit untuk didiagnosis
secara pasti. Insidensi Bell's palsy di Indonesia adalah 19,55%, dan diantara
semua kasus neuropatik, yang paling sering terjadi antara usia 20 dan 50
tahun, dengan insidensi yang terus meningkat. Dengan usia setelah 60 tahun.
2019)
exercise.
B. Rumusan masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan
dan miror exercise dapat meningkatkan fungsional pada kasus Bell’s Palsy
Sinistra
E. Manfaat
1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dari ilmu yang di dapat serta memberikan bekal
2. Bagi institusi
3. Bagi masyarakat
A. Deskripsi Kasus
Menurut kasho Bell's palsy adalah disfungsi saraf wajah yang memengaruhi
ekspresi otot wajah. Bell's palsy menyumbang 80% dari semua mononeuropati
wajah, mempengaruhi 12-13 per 100.000 orang setiap tahunnya. Penyebab Bell's
palsy masih belum diketahui, tetapi kekambuhan virus herpes di ganglion wajah,
trauma, paparan dingin, dan operasi wajah dapat memicu peradangan saraf wajah.
Tanda dan gejala Bell's palsy muncul tiba-tiba dalam hitungan jam dan
kesulitan berbicara dan gangguan penglihatan (dry eyes), dan nyeri di belakang
telinga. Hal ini sesuai dengan apa yang di katakan. (Muhammad & Prihati, 2022)
Menurut Robinson dan baiungo Selain dari itu, kualitas hidup sering juga
palsy berfokus pada aspek fisik dan emosional. Perawatan yang tidak memadai
gerakan wajah dan memengaruhi tingkat kepercayaan diri. (Muhammad & Prihati,
2022)
B. Anatomi Fungsional
1. Osteologi
Osteologi adalah studi ilmiah tentang tulang. Tulang-tulang wajah
terdiri dari tulang berikut ini, dua diantaranya tidak berpasang : 2 buah Os
2. Myologi
Myologi adalah studi ilmiah yang mempelajari tentang jaringan otot. Otot
adalah sebuah jaringan ikat yang tugasnya utamanya adalah berkontraksi, yang
maupun tidak sadar. Sementara fungsi otot-otot mimik adalah untuk menutup
membuat ekspresi wajah. Semua otot ini mendapatkan suplai darah dari arteri
umum polanya berbentuk sfingter sirkuler. Otot-otot yang disarafi nervus VII
Otot ini terdiri dari dua perut otot yaitu, venter occipitalis dan venter frontalis
pada taiap-tiap sisi yang menjadi satu dalam bentuk apponeurosis. Yang pertama
berasal dari 2/3 lateral linea nuchalis suprema dan yang kedua tidak mempunyai
origo pada tulang, tetapi dapat berhasil dari kulit dan jaringan subcutaneous alis
mata serta daerah glabella. Otot ini untuk mengangkat alis (Arifin & Yani, 2019,
Hal. 12).
b) M. Corrugator Supercili
Otot ini bertanggung jawab untuk menarik alis mata ke bawah dan medialis
serta menghasilkan lekukan vertikalis, otot ini melindungi mata dari sinar terang,
otot ini bila berkontraksi akan mengekspresikan pemikir (Arifin & Yani, 2019,
Hal.12).
c) M. Procerus
Otot ini berasal dari dorsum nasi dan memanjang sebagai lempeng otot yang
relatif tipis ke dalam kulit dahi, dapat menimbulkan lipatan transveralis menyilang
pangkal hidung. Otot ini dapat menghasilkan fungsi mengancam Pada orang usia
lanjut lipatan-lipatan seperti ini adalah normal dan tetap bertahan ( Arifin & Yani,
d) M. Nasalis
Otot ini terdiri dari pars transversa dan pars alaris. Pars halus berbentuk
lempeng lebar yang dihubungkan oleh tendo ceper ke pars transversa. Sedangkan
pars alaris menyebar ke kulit ala nasi ( Arifin & Yani, 2019, Hal. 14).
e) M.Orbicularis Oculi
Otot ini terletak pada bagian medial maxilla dan tonjolan kasar tulang
lakrimalis. Kontraksi otot ini adalah otot sfingter kelopak mata atas dan bawah
akan menutup mata dan juga dengan rileks menekan kantong lacrimalis sehingga
Otot ini berasal dari margo infra orbitalis dan membentang kedalam kulit.
Otot ini tidak hanya mengangkat ala nasi tapi juga untuk mengangkat bibir atas
dan melebarkan lubang hidung. Kontraksi lebih kuat lagi akan menghasilkan
lipatan kulit untuk menghasilkan ekspresi wajah tidak senang dan tidak puas
Otot ini berasal dari Os Zygomatikus dan otot ini melekat pada bagian depan
major. Ujung otot ini melekat pada bibir atas tepat di sisi medial dari sudut mulut.
h) M. Zygomatikus Major
Otot ini berasal dari Os Zygomatikus dan otot ini melekat pada bagian
belakang permukaan lateral os zygomaticum dan bagian ujung melekat pada kulit
di sudut mulut. Otot ini menghasilkan ekspresi wajah tersenyum atau senang
Otot ini berasal dari bawah foramen infra orbitalis dan bejalan ke arah sudut
mulut ke atas dan memperlebar celah mulut. Otot ini bekerja mengangkat sudut
mulut dan menghasilkan suatu ekspresi wajah percaya diri (Abdurachman, 2018,
Hal. 5).
j) M. Orbikularis Oris
Otot ini disebut juga otot sfingter yang memiliki beberapa serabut yang
melekat diatas atau di bawah mulut, yaitu tulang maxilla yang terletak diatas dan
mandibula terletak dibawah. Kontraksi ini akan membuka mulut dan rileksasinya
akan menutup mulut, akan lebih terlihat bila sedang makan atau minum (Arifin &
Otot ini berasal dari fascia masseterica membentang kearah antero medial dan
l) M. Buccinator
maxilla dan os mandibula. Ujung otot ini melekat pada sudut mulut, bagian dari
Fungsi otot ini untuk mengunyah serta meniup udara keluar mulut, seperti
meniup terompet. Otot –otot ini terlibat pada saat tertawa dan menangis, kontraksi
Otot ini berbentuk segitiga berasal dari pinggir bawah mandibula dan juga
membentang menuju sudut mulut. Otot ini menarik ke dua sudut mulut ke bawah
untuk menghasilkan ekspresi wajah kesedihan (Arifin & Yani, 2019, Hal.16).
n) M. Platysma
Otot ini menyebar dari leher ke daerah facialis dan dihubungkan dengan M.
Depresor anguli oris dan bibir bawah. Otot ini berfungsi menurunkan sudut mulut
o) M. Mentalis
Otot ini menghasilkan celah bibir dagu serta memoncongkan mulut yang
tertutup rapat ke depan dan berperan dalam ekspresi wajah kekerasan hati ( Arifin
Gambar 2. 2 Otot – Otot Wajah (Paulsen & Waschke, 2013, Hal. 75).
3. Vaskularisasi Wajah
a) Pembuluh darah Arteri
yaitu arteri wajah dan arter temporal superfisial. Kedua arteri ini dibantu
Arteri facialis adalah cabang dari arteri carotis eksterna. Arteri facialis
oris dan ditutup oleh musculus platysma dan risorius. Kemudian arteri naik
Menurut (Snell, 2014, Hal. 589) Ada empat cabang arteri yang dimiliki arteri
facialis yaitu :
1) Arteri Submentalis
vaskularisasi dari kulit dagu bibir bawah (Snell, 2014, Hal. 589).
Cabang dekat angulus oris, arteri ini berjalan ke medial pada bibir atas
dan memberi percabangan ke septum dan ala nasi (Snell, 2014, Hal. 589).
3) Arteri Labialis Inferior
Cabang dekat sudut mulut ke arah medial dibibir bawah anostomosis dengan
arteri yang sama dari sisi yang lain (Snell, 2014. Hal. 589).
4) Arteri Angularis
Cabang dari arteri facialis sepanjang sisi hidung, vaskularisasi dari kulit dan
2) A. Carotis Eksterna.
7
3) A. Submentalis.
6 4) A. Labialis Inferior.
5) A. Labialis Superior.
5
1 6) A. Angularis.
4 2
7) A. Sphenopalatina
3
8) A. Temporalis Superficialis
Aliran darah vena facialis dibentuk pada sudut medial mata melalui
arteria facialis dan melewati sisi lateral mulut. Kemudian vena menyilang
1) V. Supratrohclearis
8 2) V. Nasofrontalis
1 3) V. Angularis
2
4) V. Labialis Superior
3
4 5) V. Labialis Inferior
5 6) V. Facilais
6 7 7) V. Jugularis Interna
8) V. Temporalis Superfacialis
Gambar 2. 4 Pembuluh Darah Vena Wajah (Paulsen & Waschke, 2013, Hal. 81).
4. Nervus
oblongata. Saraf fasialis memiliki akar saraf motorik yang melayani otot-
otot mimik dan akar sensorik khusus (nervus intermedius). Saraf ini
cochlearis dan masuk ke meatus akustikus internus pada pars petrosa dari
dan berbelok ke arah dorsolateral. Saraf menuju dinding medial dari kavum
hidung dan palatum. Saraf ini juga mengandung serat afferen yang
b. Saraf stapedius
telinga tengah.
c. Korda timpani
timpani juga memiliki serat saraf taste bud dari 2/3 anterior lidah dan
dasar mulut.
posterior.
e. Lima cabang terminal untuk otot- otot mimik.
1. Etiologi
Djamil dan Basjiruddin dalam (Adam, 2019) mengemukakan bahwa
a) Idiopatik
Sampai sekarang yang disebut Bell’s palsy, belum diketahui secara pasti
lain: sesudah bepergian jauh dengan kendaraan, tidur ditempat terbuka, tidur
b) Kongenital
c) Didapat
etiologi dari Bell’s palsy, tetapi ada empat teori yang dihubungkan dengan
etiologi
yaitu:
Saraf fasialis dapat menjadi lumpuh secara tidak langsung karena gangguan
regulasi sirkulasi darah di kanalis fasialis.
c. Teori herediter
Bell’s palsy terjadi mungkin karena kanalis fasialis yang sempit pada
d. Teori imunologi
Dikatakan bahwa Bell’s palsy terjadi akibat reaksi imunologi terhadap infeksi
2010).
2. Patofisiologi
Menurut Seok Patofisiologi Patofisiologi pasti Bell’s palsy masih
sebagai facial canal. Suatu teori menduga edema dan ischemia berasal dari
kompresi saraf facialis di dalam kanal tulang tersebut. Kompresi ini telah
labyrinthine adalah yang paling sempit, foramen meatus dalam segmen ini
hanya mempunyai diameter 0,66 mm. Yang bertempat dan diduga paling
sering terjadi kompresi saraf facialis pada Bell’s palsy. Karena sempitnya
tempat ini lokasi kerusakan saraf facialis diduga dekat atau di ganglion
geniculatum.
kelumpuhan di seluruh otot ekspresi wajah. Sudut mulut jatuh, garis dan
melebar, dan lid margin mata tidak tertutup. Kantong mata bawah dan
punctum jatuh, disertai air mata yang menetes melewati pipi. Makanan yang
mengumpul di antara gigi, pipi dan saliva yang menetes dari sudut mulut.
Penderita juga mengeluh ada rasa tebal atau mati rasa dan terkadang
Jika lesi berada di saluran saraf facialis di atas chorda tympani tetapi di
penderita sensitif dan merasa nyeri bila mendengar suara-suara yang keras.
Jika ganglion genikulatum terpengaruh, produksi air mata dan air liur
1. Sinkinesis
Sinkinesis yaitu gerakan involunter yang mengikutigerakan volunter,
2. Crocodile tearphenomenon
tiba (shock-like) pada wajah yang dapatterjadi pada satu sisi wajah saja pada
bersamaan)
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
Inflamasi saraf facialis dan ganglion geniculate yang disebabkan oleh virus
b) Lyme disease
Sering bilateral, pada daerah endemic dan diketahui disebabkan oleh
c) Facial diplegia
syndrome).
d) Sarcoidosis
e) Tumor
g) Melkersson-Rosenthal Syndrome
Idiopatik, melibatkan otot wajah disalah satu sisi dan diikuti dengan
hilangnya lemak dari kulit dan jaringan subkutan di satu atau kedua sisi
wajah. Keadaan tersebut dimulai pada usia remaja atau dewasa. Perjalanan
penyakit lambat.
j) HIV infection
7. Prognosis
Prognosis Bell’s Palsy Perjalanan alamiah Bell’s palsy bervariasi dari
sekuele yang berat, serta 8% kasus dapat rekuren (Lowis & Gaharu, 2012)
kasus dengan penyengatan kontras yang jelas (Lowis & Gaharu, 2012).
8. Deskripsi Problematika
Kelemahan Otot
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah
gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Infra merah ditemukan secara tidak
teleskop.
Terapi Infra Red radiasi dari panjang gelombang yang lebih panjang dari
Aplikasi Infra Red menghasilkan vasodilatasi lokal dari bagian yang diradiasi
dan karena pasien mendapatkan sirkulasi yang lebih baik yang menyebarkan
sinar Infra Red yang mempunyai efek panas yang dapat memperlancar
Aldiyoto, 2016).
2) Electrical Stimulation
Stimulation dengan Arus Faradik. Arus faradik adalah arus listrik bolak-balik
yang tidak simetris yang mempunyai durasi 0.01-1 ms dengan frekuensi 50-
otot, re-edukasi otot, mencegah kelemahan otot atau atrofi otot pemendekan
kulit, daerah sinus karotis, daerah kelainan pembuluh darah (arteri atau vena),
gangguan mental atau kesadaran, tumor ganas, iritasi kulit atau luka terbuka.
3) Miror Exercise
berfokus pada menggerakan anggota tubuh yang tidak rusak. Hal ini adalah
serangkaian gerakan.
Indikasi dari mirror exercises adalah rasa tebal pada wajah, kelemahan dan
exercises adalah tidak dianjurkan pasien dengan tekanan darah tinggi, bila