Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN FT TERAPI FUNGSIONAL

AFPR PADA KONDISI


NEUROLOGI
kelompok 8
KELOMPOK 8
INDHARTY AISYAH
NURAENI
SALATONG
(R021191005)
(RO21191043)

ZAHRA NABILA MEILANI (R021191060)


ASSYAM (R021191022)
ANATOMI
&
FISIOLOGI
Nervus Facialis (N.VII)
N. FACIALIS Merupakan salah satu nervus
kranialis yang berfungsi untuk
motorik sensorik somatik dan
aferen eferen visceral. Nervus
fasialis memiliki dua subdivisi,
yang pertama adalah
mempersarafi otot ekspresi
wajah kemudian yang kedua
memiliki serat yang jauh lebih
tipis yaitu nervus intermedius
yang membawa aferen
OTOT-OTOT PADA
WAJAH
No Nama Otot Fungsi Persarafan

1 M.Frontalis Mengangkat alis N. Temporalis

2 M.Corrugator supercili Mendekatkan kedua pangkal N. Zigomatikum


alis danN.Temporalis

3 M.Procerus Mengerutkan kulit antara N. Zigomatikum,


kedua alis N.Temporalis,N. Buccal

4 M. Orbicularis Oculli Menutup kelopak mata N.Fasialis, N.Temporalis, N.


Zigomatikus

5 M. Nasalis MengembangKan cuping N. Fasialis


hidung

6 M. Depresor anguli oris Menarik ujung mulut ke bawah N. Fasialis


OTOT-OTOT PADA
WAJAH
No Nama Otot Fungsi Persarafan

7 M. Orbicularis oris Bersiul N. FasialisN. Zigomatikum

8 M. Buccinator Meniup sambil menutup mulut N. Fasialis,N. Zigomatikum,N.


Mandibular,N. Buccal

9 M. Mentalis Mengangkat dagu N. Fasialis danN. Buccal

10 M. Platysma Meregangkan kulit leher N. Fasialis

12 M. Zigomaticum mayor dan M. Tersenyum N. Fasialis


Zigomatikum minor
BELL’S PALSY
Bell’s palsy adalah tidak berfungsinya nervus
facialis saat saraf berjalan didalam canalis
facialis, kelainan ini biasanya unilateral, letak
yang tidak berfungsi menentukan aspek
fungsional nervus facialis yang tidak bekerja
EPIDEMIOLOGI
Data global menunjukkan insidensi Bell's
palsy sebesar 15-30 kasus per 100.000
populasi. Penyakit ini merupakan penyebab
paralisis wajah unilateral tertinggi di dunia,
63%nya menyerang sisi kanan. Tingkat
rekurensi sekitar 4-14%. Penyakit ini lebih
sering terjadi pada penderita diabetes,
pasien imunokopromais, dan wanita dengan
preeklampsia.
ETIOLOGI
Djamildan Basjiruddin (Dalam Adam, 2019)
mengemukakan bahwa umumnya Bell’s palsy dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
• Ideopatik
• Kongenital
• Di dapat
4 teori yang dihubungkan dengan etiologi, yaitu :
•Teori iskemik vaskuler
•Teori infeksi virus
•Teori herediter
•Teori imunologi
KLASIFIKASI
Sistem klasifikasi ini dikembangkan oleh House and
Brackmann dengan skala I sampai VI (Sun et al, 2012) :

Grade I Grade II Grade III Grade IV Grade V Grade V I


MANIFESTASI KLINIS
Sudut mulut tertarik ke
Kelemahan otot
sisi wajah yang sehat

Tidak dapat Sulit mencucu atau bersiul


mengangkat alis dan dan sulit mengembangkan
menutup mata cuping hidung
AFPR PADA KONDISI
BELL'S PALSY
DATA PASIEN
Nama: Ny. Lesti
Usia: 59 Tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Alamat: Sudiang
Pekerjaan: Artis
Agama: Islam
Hobi: Menyanyi dangdut
DIAGNOSIS FT PROBLEM FT
Gangguan Fungsional • Primer : kelemahan otot
Wajah akibat • Sekunder : Cemas,
Kelemahan Otot Wajah • Mencegah kontraktur &
Dextra e.c Bells Palsy 1 assimetris wajah
Minggu yang Lalu • Kompleks : Gangguan
ADL makan dan minum
TUJUAN FT
Tujuan Jangka Panjang
Mengembalikan kemampuan fungsional otot wajah pasien

Tujuan Jangka Pendek


• Meningkatkan kekuatan otot yang mengalami kelemahan
• Mencegah kontraktur pada otot yang normal
• Mengembalikan kesimetrisan wajah
• Mengembalikan kemampuan fungsional ADL makan & minum
INTERVENSI FT
INTERVENSI FT
INTERVENSI AFPR
Thank you for
listening!
Don't hesitate to ask any questions!
References:
ADAM, O. M. (2019). BELL'S PALSY. JURNAL ILMIAH
KEDOKTERAN WIJAYA KUSUMA, 8(1), 137-149.
http://neurologi.unsyiah.ac.id/id/referat-0
Setiarini, R. (2021). Bell’s Palsy: Suatu Tinjauan Pustaka.
Jurnal Kedokteran, 6(2), 143-151.

Anda mungkin juga menyukai