Anda di halaman 1dari 4

Pengertian, Prinsip, dan Langkah-Langkah Goal Setting

Goal (sasaran) adalah sesuatu yang hendak kita capai, umpamanya


menyelesaikan tugas makalah ataupun skripsi tepat pada waktunya, lulus
dalam ujian, berhasil menyampaikan presentasi hasil kerja kelompok
dengan baik, dan lain sebagainya.
Goal setting adalah proses menetapkan sasaran bagi diri kita. Goal yang
lebih terinci dan berada di bawah kendali kita cenderung memunculkan
usaha yang lebih besar daripada goal yang bersifat lebih umum.

Langkah-Langkah Goal Setting


Peningkatan motivasi melalui penetapan sasaran akan berhasil jika
dilakukan dengan sistematik melalui langkah-langkah berikut:
1. Mengidentifikasi sasaran
Setidaknya tuliskan 3 sasaran belajar anda. Sasaran ini harus berada di
bawah kendali anda dan ditulis serinci mungkin.

2. Penetapan prioritas
Selanjutnya perlu dibuat peringkat dari sasaran yang telah ditentukan dan
ditulis. Kemudian berikan peringkat 1 (satu) bagi sasaran yang dianggap
paling penting. 2 untuk yang berikutnya penting, 3 untuk sasaran yang
paling dianggap kurang penting diantara ketiga sasaran tersebut.
3. Pertimbangan waktu
Kelompkoan sasaran kedalam tiga kelompok berdasarkan waktu, yaitu
kelompok sasaran untuk jangka panjang, jangka menengah, jangka
pendek
4. Pembagian sasaran kedalam langkah-langkah kegiatan
Bagi sasaran anda ke dalam rincian langkah yang mendekatkan kepada
sasaran.
5. Penelaahan kemajuan
Perlu diciptakan proses penelaahan hasil kerja. Evaluasi dapat dilakukan
secara harian atau mingguan. Kegiatan ini akan bermanfaat untuk

menelaah masih berapa jauh anda dari sasaran yang anda tetapkan.

6. Perbaikan Sasaran (bila diperlukan)


Fleksibilitas adalah kunci dalam menetapkan sasaran. Bersiaplah
memperbaiki sasaran bila ditekan oleh waktu.
Dalam konsep regulasi diri, setelah penetapan tujuan diperlukan
kemampuan untuk memonitor diri dan mengevaluasi diri. Dalam langkah
diatas, itu termasuk dalam langkah ke 5 dan 6.

Locke dan Latham (dalam Woolfolk, 1998) mengemukakan mengapa goal


setting dapat memperbaiki performance (unjuk kerja), yaitu:
Goals mengarahkan perhatian individu terhadap tugas yang dihadapi.
Goals menggerakkan usaha. Semakin terasa sulit Goal dicapai, maka

kecenderungannya semakin besar usaha kita)


Goals meningkatkan ketahanan kerja. Jika terdapat goals yang jelas,
maka kecenderungan untuk terganggu atau menyerah sebelum goal
tercapai lebih sedikit.
Goals meningkatkan perkembangan strategi baru. Dengan adanya goal,
jika strategi yang sebelumnya dipakai gagal, maka kita cenderung
mencoba strategi lain agar berhasil.
Goal commitment dapat menunjukkan seberapa kuat kesungguhan
individu untuk mencapai sasarannya, seberapa antusias ia terhadap
sasarannya, dan seberapa besar usahannya untuk pencapaian sasaran.
Meskipun demikian, kepercayaan dan kesungguhan seseorang untuk
mencapai goal tidak menjamin orang itu akan sungguh-sungguh
melakukan usaha untuk mencapai goal itu. Individu harus memutuskan
cara ia membuat perencanaan bagi kegiatan selanjutnya.
Belajar menetapkan sasaran, mengevaluasinya, dan menggunakannya
dalam perencanaan merupakan aspek alat pantau belajar yang penting.
Dalam membuat sasaran seseorang akan dipengaruhi oleh pengalamanpengalaman sebelumnya. Ada pula situasi-situasi yang menjadi titik tolak

individu dalam mem buat gol tertentu, seperti situasi-situasi yang dialami
mereka ketika beranjak dewasa.

Prinsip Goal Setting


Selanjutnya, Moran (1997) mengajukan prinsip goal-setting yang
disbeutnya sebagai SMART. Penjabaran SMART (buah pikiran dari Bull,
Albinson dan Shambrook) sebagai berikut :
S = specific > makin jelas dan spesifik sasaran belajar maka akan

lebih besar kemungkinan mencapainya


M = measureable > bila tidak mampu mengukur kemajuan mengenai
sasaran yang direncanakan, maka cenderung akan menghilangkan minat
dalam pencapaian sasaran
A = action-related > Agar tidak dibingungkan oleh urutan langkah
yang dilakukan, perlu menentukan sejumlah langkah yang berurutan
semakin dekat dengan pencapaian sasaran
R = realistic > sasaran belajar Anda harus realistic dan dapat dica[pai
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat Anda peroleh
T = time-based > sering kali kita bekerja saat mendekati batas akhir
penyampaian tugas tertentu

Kaitan Regulasi Diri dan Goals Setting


Regulasi diri (self regulation) adalah proses dimana siswa mengaktifkan
kognisi, perilaku, dan afeksinya yang secara sistematis ditujukan untuk
mencapai tujuan mereka (Zimmerman dalam Schunk, Pintrich, & Meece,
2010:154).
Regulasi diri yang efektif membutuhkan adanya tujuan dan motivasi untuk
meraihnya. Selain itu, tergantung pada evaluasi diri terkait dengan
kemampuan yang dimiliki dan kemajuan dalam perolehan keterampilan.
Untuk mengevaluasi diri tidaklah bisa secara spontan, melainkan dengan
menilai kemajuan diri secara bertahap dari waktu ke waktu.
Aspek-aspek tujuan (goal properties) meliputi spesifik tidaknya, dekat

tidaknya (proximity), dan tingkat kesulitan. Aspek-aspek tersebut


meningkatkan perbandingan dengan kemajuan sehingga pembelajar
dapat mempertahankan atau mengubah strategi relasi diri yang mereka
gunakan tergantung pada penilaian yang mereka lakukan terhadap
kemajuan diri mereka.
Pentingnya pencapaian tujuan juga direfleksikan dalam penilaian diri,
ketika seseorang tidak peduli tentang bagaimana performanya, mereka
tidak akan menilai performa mereka tersebut atau memberikan usaha
untuk meningkatkannya. Orang akan menilai kemajuannya dalam belajar
untuk tujuan yang mereka hargai.

Anda mungkin juga menyukai