Anda di halaman 1dari 2

Tahap 1.

Identifikasi hasil yang diinginkan


tahap pertama, Tentukan hasil yang diharapkan. Apa yang siswa harus ketahui, pahami, dan dapat
lakukan setelah menyelesaikan pokok tertentu. dalam hal tersebut kita dapat merumus Tujuan
pembelajaran diambil berdasarkan standar kurikulum nasional dari pemerintah yang berupa KI
(Kompetensi Inti), KD (Kompetensi Dasar) dan Indikator dari masing-masing mata pelajaran. Misalnya:
pernyataan seperti: “Siswa akan menggunakan aplikasi untuk menciptakan pemetaan konsep” –
merupakan sebuah kegiatan dan bukan tujuan. Namun pernyataan seperti “Siswa memahami
bagaimana peta konsep dapat digunakan dalam proses curah pendapat” – merupakan sebuah tujuan
pembelajaran

Tahap 2. Tentukan Bukti Penilaian


Tahap kedua, tentukan bukti-bukti yang dapat diterima. pendidik menentukan metode penilaian dan
tugas agar ketercapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan terukur dengan jelas.
Berlawanan dengan praktik pada umumnya, guru ternyata sudah perlu memiliki gambaran
asesmen dari awal perencanaan, bukan baru dirancang di akhir pembelajaran. Pertanyaan pokok
yang mesti dijawab di sini adalah bagaimana kita dapat ketahui jika siswa telah mencapai hasil yang
diharapkan. Apa bukti-bukti yang kita harapkan untuk mendukung pemahaman siswa? Dalam kelas
yang berpusat pada siswa bukti-bukti yang kita harapkan mendukung pemahaman siswa berupa
asesmen dilakukan selama pelajaran berlangsung. Bentuknya adalah formatif (selama pembelajaran
berlangsung) dan sumatif (di akhir pembelajaran). Ada beberapa tipe dari asesmen formatif—tanya
jawab, observasi, esai, bermain peran, proyek, quiz.
Tahap menentukan bukti peniliaian merupakan tahap yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran
yang bertujuan untuk dapat menunjukkan bukti bahwa siswa telah mencapai hasil yang diinginkan
dalam memenuhi standar. Dalam proses penilaian guru harus memilih metode penialain yang cocok
agar dapat melakukan penilain secara utuh pada siswa. Seperti pemilihan quiz, tes pengamatan atau
prtofolio yang sesuai guna mengetahui pengetahuan siswa dan apa yang dapat dilakukan. Contohnya
peer asesmen yang sangat direkomendasikan dalam proses penialian, dimana siswa diberi kesempatan
untuk terlibat dalam penilaian diri dan teman sejawat untuk membantu mereka mengetahui apakah
pekerjaannya telah sesuai dan memenuhi standar.
Tujuan dari asesmen formatif adalah untuk melihat seberapa jauh siswa telah dapat mencapai tujuan
pembelaran dan membantu memperbaiki kesalahpahaman. Sebagai guru, kita ingin memastikan seluruh
siswa berhasil, dan cara terbaik adalah dengan melakukan “pengecekan” secara konstan dan melakukan
asesmen terhadap pembahaman mereka.

Bentuk-bentuk asesmen yang telah didaftar dalam paragraf sebelumnya juga dapat menjadi asesmen
sumatif. Asesmen sumatif biasanya berbentuk tes atau ujian, dan biasanya bersifat final. Tujuan dari
asesmen formatif adalah untuk memberi sertifikasi kepada siswa atas penguasaan atas konsep atau
ketrampilan.

Elemen-elemen yang dibutuhkan dalam merancang dan menentukan bukti-bukti yang dapat diterima,
sebagai berikut:

(1) Performance Task (Tugas)


Apa tugas utama atau evaluasi untuk menunjukkan pemahaman? Evaluasi berupa essay membantu
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya, membangun pemikirannya sehingga dapat dituangkan
lebih jelas dan luas daripada tes yang berbentuk benar-salah, jawaban singkat, dan pilihan ganda.

(2) Other Evidence (Bukti lain)

Bukti lain apa yang dikumpulkan untuk membangun kasus untuk pemahaman, pengetahuan dan
keterampilan? Bukti-bukti laing yang dapat digunakan, seperti :

• Lembar refleksi, pekerjaan rumah, wawancara, evaluasi diri, pengamatan kelompok, kegiatan diskusi
bersama.

• Tugas akhir berupa proyek dimana siswa diperbolehkan untuk memilih, berkreasi, dan mandiri.

Tahap 3. Merencanakan pembelajaran


Tahap ketiga, tentukan instruksi dan proses belajar yang ingin diterapkan. Setelah kita memastikan hasil
apa yang diharapkan dan bukti apa yang dapat menunjang pencapaian hasil itu, lalu kita tentukan
bagaimana proses belajar harus dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu. disini guru memilih metode
pengajaran, urutan pelajaran, dan bahan sumber untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mengajar
adalah sarana untuk mencapai tujuan. Memiliki tujuan yang jelas membantu untuk memfokuskan
perencanaan guru dan memandu tindakan yang bertujuan menuju hasil yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai