Anda di halaman 1dari 13

“Strategi Penilaian Di Kelas Yang Mendukung Pembelajaran”

ii
4

A. Pengertian Strategi Penilaian

Pengertian strategi dan penilaian di atas dapat menggambarkan makna


strategi penilaian, yakni perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan
dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dengan penerapan berbagai cara,
teknik, dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh beragam
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Strategi
penilaian berarti pula sebagai suatu proses yang dilakukan pendidik melalui
langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik,
pengolahan dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta
didik.
B. Bentuk dan Sasaran Penilaian

1) Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif


Penilaian formatif dilakukan untuk menentukan apa yang diketahui dan
dapat dilakukan siswa sebelum atau selama pengajaran. Penilaian formatif yang
sedang berlangsung dapat membantu kita menentukan apa apa saja yang sudah
diketahui dan diyakini siswa tentang suatu topik, dan apakah mereka
membutuhkan latihan lebih lanjut tentang keterampilan tertentu, dan kita dapat
mengembangkan atau merevisi rencana pelajaran sesuai dengan itu. Penilaian
formatif dapat berbentuk pretest dan juga post testdengan memeberikan semacam
kuis, penilaian lisan didalam kelas, ulangan harian dan ulangan block (Richard,
2008).
Penilaian sumatif dilakukan setelah pengajaran yang tujuannya adalah
untuk membuat penentuan akhir tentang apa yang dicapai siswa. Penilaian sumatif
digunakan untuk menentukan apakah siswa telah menguasai konten pelajaran atau
unit pelajaran tertentu, nilai akhir apa yang harus kita berikan, siswa mana yang
memenuhi syarat untuk naik kekelas yang lebih tinggi dan sejenisnya.
2) Penilaian Informal dan Penilaian Formal
5

Penilaian informal dilakukan dengan pengamatan spontan (tidak


terencana) atas sesuatu yang dikatakan atau dilakukan oleh siswa. penilaian
informal lebih cenderung berupa penilaian yang tidak sistematis dan tidak
menggunakan prosedur yang terarah pasti, ada beberapa ragam teknik yang
tergolong dalam jenis penilaian informal. penilaian informal yaitu penilaian
nontes, mengungkapkan beberapa jenis penilaian nontes ada beragam, yaitu:
wawancara, pengamatan, angket, sosiometri, dll
Penilaian formal adalah penilian yang direncanakan terlebih dahulu dan
digunakan untuk tujuan tertentu. Penilaian formal bersifat formal dalam beberapa
hal seperti penilaian dimaksudkan untuk menghasilkan informasi tentang tujuan
pengajaran tertentu atau standar materi atau konten pembelajaran, Menurut Gullo,
(2005) penilaian formal secara umum mengacu kepada jenis tes yang
terstandarisasi yang membolehkan guru untuk membandingkan hasil
perkembangan beberapa peserta didik yang memiliki karakteristik sama.
3) Penilaian Tertulis dan Penilaian Kinerja
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik
tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam
bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain
sebagainya. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: 1) Soal dengan memilih
jawaban seperti pilihan ganda, soal dengan pilihan (benar-salah, ya-tidak) ,
menjodohkan. 2) Soal dengan mensuplai jawaban seperti isian atau melengkapi
jawaban singkat atau pendek dan soal uraian (Mardapi, 2012).
Penilaian kinerja, yaitu siswa secara fisik menunjukan kemampua
mereka misalnya dengan memberikan presentasi lisan, bernyanyi, dan
pengambilan tindakan.Penilaian kinerja (Performance assessment) secara
sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian Metode-metode yang dapat
digunakan untuk penilaian kinerja antara lain: observasi, interviu, portofolio,
penilaian essay, ujian praktek (practical examination), paper, penilaian proyek,
kuesioner, daftar cek, penilaian oleh teman (peer rating), penilaian diskusi, dan
penilaian jurnal kerja ilmiah siswa.
6

4) Penilaian Tradisional dan Penilaian Otentik


Penilaian tradisional yaitu bentuk penilaian yang terfokus pada
pengukuran pengetahuan dan keterampilan yang relatif sngat jauh dari dunia nyata
contohnya penilaian dengan memberikan kuis ejaan dan soal cerita matematika,
namun pada akhirnya siswa tetap harus dapat mentransfer pengetahuannya dan
keterampilan mereka kesituasi kompleks diluar kelas
Penilaian otentik adalah penilaian yang mengukur pengetahuan dan
keterampilan siswa dalam konteks kehidupan nyata. Penilaian otentik (authentic
assessment) merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik
menunjukkan kinerja dalam konteks dunia nyata yang menunjukkan aplikasi
bermakna dari penerapan pengetahuan dan keterampilan.
5) Penilaian Terstandarisasi dan Penilaian yang Dikembangkan oleh Guru.
tes terstandarisasi adalah penilaian kelas melibatkan tes yang
dikembangkan oleh para ahli konstruksi tes dan dirilis untuk digunakan dibanyak
sekolah dan kelas yang berbeda, dan membantu guru menilai pencapaian umum
dan tingkat kemampuan siswa.
Namun ketika ingin menilai pembelajaran dan prestasi siswa yang terkait
dengan tujuan pengajaran khusus misalnya, apakah siswa telah menguasai bab
atau konten yang telah diajarkan, terkait hal itu biasanya kita perlu membuat
penilaian yang dikembangkan oleh guru (Ormord dkk, 2009).
6) Penilaian Acuan Kriteria dan Penilaian Acuan Norma
Penilaian acuan kriteria dirancang untuk memberitahu kita dengan tepat
apa yang sudah dan yang belum dicapai siswa, relatif terhadap standar atau
kriteria yang telah ditentukan. Dalam penilaian ini dikenal dengan istilah KKM.
Penilaian acuan norma mengungkapkan seberapa baik kinerja setiap
siswa dibandingkan dengan kinerja teman sebayanya.Penilaian acuan norma
adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Hal ini
berarti nilai-nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswayang
lain yang termasuk di dalam kelompok tersebut.
Sasaran dari bentuk penilaian yang telah dijelaskan yaitu ditujukan
pada lima tujuan yang terkait sebagai berikut (Ormord dkk, 2009).
7

a) Panduan Pengambilan Keputusan Pengajaran


b) Menentukan Apa yang Telah Siswa Pelajari dari Pengajaran
c) Mengevaluasi Kualitas Pengajaran
d) Mendiagnosis Masalah Belajar dan Kinerja
e) Mendorong Pembelajaran

C. Meningkatkan Pembelajaran Melalui Penilaian dan Umpan Balik Secara


Berkala

Meningkatkan pembelajaran siswa melalui penilaian formatif dan umpan


balik yang dilakukan secara rutin dapat memiliki dampak positif yang signifikan
pada pembelajaran siswa. Penilaian Formatif adalah penilaian yang terjadi
sebelum atau selama pengajaran, bukan setelahnya atau sumatif yaitu penilaian
yang memiliki potensi terbesar untuk meningkatkan pembelajaran dan pencapaian
(Andrade & Cizek, 2010).
Beberapa strategi terpenting untuk meningkatkan pembelajaran dan
pencapaian melalui penilaian formatif dan sumatif adalah
a) Buat kriteria penilaian secara terbuka dan konkret untuk siswa
b) Beri siswa umpan balik mengenai progres (kemajuan) pencapaian mereka
secara rutin
c) Sarankan langkah konkret dan realistis untuk memperbaiki pencapaian

Rubrik sangat berguna ketika memiliki karakteristik berikut:

a) Terfokus hanya pada beberapa atribut utama dari kinerja yang terampil dan
menggambarkan atribut-atribut ini dalam istilah yang jelas dan konkrit.
b) Memberikan informasi tentang bagaimana kinerja siswa meningkat dari waktu
ke waktu
c) Terfokus pada atribut yang dapat diperoleh siswa secara realistis dengan
instruksi dan praktik yang tepat
d) Berguna untuk banyak tugas dalam domain konten (Arter & Chappuis, 2006).
8

Menggunakan daftar periksa atau rubrik tentu bukan salah-satunya cara


untuk meningkatkan pembelajaran siswa melalui praktik penilaian di kelas.
Strategi lainnya adalah:
a) Jelaskan tujuan dan sasaran instruksional (pengajaran) yang dinilai dalam
bahasa yang jelas dan dapat dimengerti
b) Menilai kemajuan siswa secara reguler dan sering
c) Saat memberikan penilaian, alih-alih menghakimi, komunikasikan keinginan
untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan
d) Bantulah siswa mengenali perbedaan-perbedaan penting (yang mungkin tidak
kentara) antara penguasaan yang mendalam dan pengetahuan yang mendasar
e) Libatkan siswa dalam diskusi yang konstruktif tentang pekerjaan satu sama lain
dengan fokus pada gagasan-gagasan untuk peningkatan
f) Beri siswa kesempatan untuk merevisi pekerjaan mereka berdasarkan umpan
balik yang mereka terima (Chappius, 2009).

1) Melibatkan Siswa Dalam Proses Penilaian


Siswa dapat memperoleh manfaat besar ketika mereka dilibatkan dalam
penilaian pekerjaan akademik mereka. Berikut beberapa strategi untuk melibatkan
siswa dalam proses penilaian dan membantu mereka mengembangkan
keterampilan pemantauan diri dan evaluiasi diri yang penting (Ormrod, 2019).
a. Ajukan ide siswa tentang kriteria penilaian dan desain rubrik
b. Berikan contoh produk yang baik dan yang tidak terlalu baik, dan mintalah
siswa membandingkannya berdasarkan beberapa kriteria
c. Komunikasikan pentingnya bersikap mawas diri dan berterus terang mengenai
kekuatan dan kekurangan diri sendri, sehingga bantuan guru akan lebih efektif
d. Mintalah siswa membandingkan penilaian diri atas kinerja mereka dengan
penilaian guru
e. Mintalah siswa untuk menulis pertanyaan latihan yang serupa dengan yang
mungkin mereka lihat pada tes tertulis yang akan datang
f. Mintalah siswa menyimpan catatan kinerja mereka yang berkelanjutan dan
memetakan kemajuan mereka dari waktu ke waktu
9

g. Mintalah siswa merefleksikan pekerjaan mereka dalam entri jurnal harian atau
mingguan, tempat mereka dapat melacak pengetahuan dan keterampilan yang
telah mereka miliki dan belum mereka miliki, serta strategi pembelajaran yang
telah dan belum efektif
h. Mintalah siswa menyusun portofolio pekerjaan mereka, termasuk penjelasan
reflektif diri tentang apa yang diungkapkan isi portofolio mengenai
pembelajaran dan prestasi mereka
i. Mintalah siswa memimpin pertemuan orang tua-guru (Stiggins &chappius,
2012).

2) Menggunakan Teknologi Digital dalam Penilaian Formatif


beberapa sumber daya berbasis internet menyediakan penilaian formatif
singkat yang melaluinya kita dapat secara teratur memantau kemajuan siswa
dalam literasi, matematika, atau sains. Beberapa contohnya adalah AIMSWEB
dan DIBELS yang menyediakan sarana yang melaluinya kita dapat langsung
memasukkan respons siswa ke perangkat digital genggam, seperti tablet,
sementara yang lain menyajikan penilaian singkat yang diselesaikan siswa sendiri
di laptop atau komputer dekstop.
Ada banyak program perangkat lunak yang dapat membantu siswa
menilai pekerjaan mereka. Misalnya beberapa program berbasis web dirancang
khusus untuk membantu siswa mengevaluasi kualitas karya tulis mereka. Program
semacam itu memberikan analisis cepat terhadap esai yang ditulis secara
elektronik, cerita pendek, dan komposisi lainnya oleh siswa- apakah siswa telah
menggunakan kombinasi kata yang logis, struktural gramatikal yang sesuai, dan
sejenisnya.
Teknologi digital lainnya juga dapat meningkatkan kemampuan penilaian
diri siswa. Misalnya, situs web kelas atau server berbasis cloud yang menyediakan
mekanisme yang baik sehingga para siswa dapat secara sukarela mengunggah
draft awal dari pekerjaan mereka untuk mendapatkan umpan balik dan saran
teman sebaya mereka (Ormrod, 2019).
10

D. Kualitas Penting dari Penilaian yang Baik

1) Reliabilitas (Reliability)
Reliabilitas instrument atau prosedur adalah suatu instrument
menghasilkan informasi yang konsisten tentang pengetahuan, keterampilan, atau
karakteristik yang dinilai. Psikolog membedakan berbagai jenis reliabilitas yang
memperhitungkan factor kesalahan yang berbedayaitu (1) reliabilitastes-restest
(ujian-dan ujian ulang) adalah instrument penilaian dapat menghasilkan hasil yang
serupaselama interval waktu yang singkat. Test-retest adalah pengetesan dua kali
menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda, (2) reliabilitas
penilaian adalah dua atau lebih evaluator independent atas kinerja siswa
menyepakati cara penilaian mereka, (3) reliabilitas konsistensi internal adalah
bagian yang berbeda dari satu instrument dapat diukur menggunakan karakteristik
yang sama (Ormrod, 2019).
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability
dalam bahasa Inggris, berasal dari asal kata reliabel yang artinya dapat dipercaya.
Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berkali-kali. Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang
berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama atau ajeg
dalam kelompoknya. Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila
mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relative sama, artinya setelah hasil tes
yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi
yang signifikan (Eko, 2009).
2) Standardisasi (Standardization)
Standardisasi merupakan penilaian yang melibatkan isi format yang
dikelola, dan dinilai dengan cara yang sama untuk semua orang. Tes
terstandardisasi yaitu tes yang disusun dan dirilis oleh para ahli pengujian.
Standardisasi ini mengurangi jumlah kesalahan dalam hasil penilaian, terutama
kesalahan karena variasi dalam administrasi tes atau subjektivitas dalam penilaian
(Ormrod, 2019).
3) Validitas (Validity)
11

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrument pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari
pengukuran tersebut tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur
(Djaali & Pudji Muljono, 2008).

E. Menilai Kemajuan dan Prestasi Siswa Baik Secara Informal maupun


Formal
1. Mengamati Perilaku Siswa secara Informal
Penilaian informal memiliki beberapa keunggulan. Pertama, penilaian ini
memberi kita umpan balik tentang efektivitas tugas dan kegiatan pengajaran hari
itu. Kedua, penilaian ini mudah disesuaikan pada pemberitahuan sesaat; misalnya,
ketika siswa mengungkapkan kesalahpahamannya tentang suatu topik, kita dapat
mengajukan pertanyaan lanjutan yang menyelidiki keyakinan dan proses
penalaran mereka. Ketiga, penilaian informal menyediakan informasi yang dapat
mendukung atau mempersoalkan data yang kita peroleh dari penilaian yang lebih
formal seperti tes tertulis dan kuis.
2. Menggunakan Penilaian Tertulis
Ketika kita perlu melakukan penilaian formal, penilaian tertulis biasanya
lebih mudahdan lebih cepat dan karenanya lebih praktis daripada penilaian
kinerja. Pertanyaan yang membutuhkan respons singkat-seperti pilihan ganda dan
pertanyaan pendekpada umumnya cocok untuk menilai pengetahuan siswa tentang
fakta tunggal dan terisolasi. Tugas-tugas tertulis yang membutuhkan respons yang
diperluas seperti pertanyaan esai dan bukti geometri lebih mudah memberikan
penilaian pada proses kognitif yang kompleks, seperti penalaran logis dan
pemecahan masalah.
3. Menggunakan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja ini cocok pada penilaian prestasi yang kompleks, seperti
yang melibatkan penggunaan berbagai keterampilan secara simultan. Penilaian ini
12

juga bisa sangat membantu kita menilai proses kognitif yang kompleks seperti
pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran kritis. Selain itu, tugas kinerja
seringkali lebih bermakna, merangsang pemikiran, dan otentik-dan dengan
demikian sering lebih memotivasi daripada tugas tertulis

F. Mempertimbangkan Keragaman Siswa di dalam Penilaian Kelas

Dalam mempertimbangkan keragaman siswa di dalam penilaian kelas


dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Mengakomodasi Perbedaan Kelompok
Beberapa perbedaan yang umum diamati menurut (Ormrod, 2019) yaitu :
a) Anak laki-laki cenderung berbicara lebih banyak dikelas daripada anak
perempuan
b) Anak perempuan cenderung bekerja lebih keras untuk tugas-tugas sekolah
daripada anak laki-laki
c) Banyak siswa yang tumbuh dalam budaya barat arus utama yang
menghargai prestasi individu, tetapi mereka yang berasal dari beberapa
budaya lain mungkin lebih terbiasa bekerja sebagai kelompok daripada
bekerja sendiri
d) Banyak siswa yang dibesarkan dalam budaya barat arus utama yang
terbiasa menunjukkan kepada orang lain apa yang mereka ketahui dan
dapat lakukan,tetapi siswa dari beberapa latar belakang budaya mungkin
lebih terbiasa mempraktikkan keterampilan secara pribadi sampai mereka
mencapai penguasaan
e) Pembelajar bahasa inggris memerlukan waktu yang cukup lama – mungkin
5 hingga 7 tahun- untuk menguasai level kosakata dan sintaksis bahasa
inggris yang diperlukan untuk sepenuhnya memahami dan belajar dari
pengajaran berbasis bahasa inggris
13

f) Beberapa siswa dari keluarga berpenghasilan rendah mengalami


kekurangan nutrisi dan perawatan kesehatan yang memadai untuk
melakukan yang terbaik di sekolah
g) Siswa yang beresiko gagal akademis mungkin menganggap materi
pelajaran akademik memiliki relevansi yang kecil dengan kehidupan
mereka sendiri
2) Mengakomodasi Siswa Berkebutuhan Khusus
Di Amerika Serikat, Undang-Undang Pendidikan Penyandang Disabilitas
(Individuals with Disabilities Education Act/IDEA) mengamanatkan bahwa
sekolah membuat akomodasi yang sesuai untuk siswa dengan gangguan fisik,
mental, sosial, atau emosional. Mandat ini berlaku tidak hanya untuk instruksi
tetapi juga untuk praktik penghakiman. Akibatnya, kita kadang-kadang harus
mengabaikan standarisasi sehingga kita dapat memperoleh penilaian yang lebih
valid tentang apa yang diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa dengan masalah
tertentu. Sebagai contoh, kita mungkin harus mengembangkan penilaian sumatif
khusus siswa untuk siswa yang program pendidikan individualnya (individualized
education program/IEP) mengidentifikasi tujuan pengajaran yang berbeda dari
teman-teman sebayanya (Ormrod, 2019).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Strategi penilaian merupakan perencanaan yang berisi tentang serangkaian
kegiatan dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dengan penerapan
berbagai cara, teknik, dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh beragam informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu.
2. Bentuk-bentuk penilaian terdiri atas penilaian formatif dan sumatif, penilaian
informal dan penilaian formal, penilaian tertulis dan penilaian kinerja,
penilaian tradisional dan penilaian otentik, penilaian terstandarisasi dan
penilaian yang dikembangkan oleh guru serta penilaian acuan kriteria dan
penilaian acuan norma. Sasaran dari bentuk penilaian ditujukan pada lima
tujuan yaitu sebagai panduan pengambilan keputusan pengajaran, menentukan
apa yang telah siswa pelajari dari pengajaran, mengevaluasi kualitas
pengajaran, mendiagnosis masalah belajar dan kinerja serta mendorong
pembelajaran.
3. Peningkatan pembelajaran melalui penilaian dan umpan balik secara berkala
dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu membuat kriteria penilaian
secara terbuka dan konkret untuk siswa, memberi siswa umpan balik
mengenai progres (kemajuan) pencapaian mereka secara rutin serta
menyarankan langkah konkret dan realistis untuk memperbaiki pencapaian.
4. Kualitas penting dari penilaian yang baik harus memenuhi kriteria reabilitas,
standardisasi, validitas dan kepraktisan.
5. Penilaian kemajuan dan prestasi siswa baik secara informal maupun formal
dapat dilakukan dengan mengamati perilaku siswa secara informal,
menggunakan penilaian tertulis serta menggunakan penilaian kinerja.

35
38

6. Mempertimbangkan keragaman siswa di dalam penilaian kelas dapat


dilakukan dengan dua cara yaitu mengakomodasi perbedaan kelompok dan
mengakomodasi siswa berkebutuhan khusus.

Anda mungkin juga menyukai