ii
4
a) Terfokus hanya pada beberapa atribut utama dari kinerja yang terampil dan
menggambarkan atribut-atribut ini dalam istilah yang jelas dan konkrit.
b) Memberikan informasi tentang bagaimana kinerja siswa meningkat dari waktu
ke waktu
c) Terfokus pada atribut yang dapat diperoleh siswa secara realistis dengan
instruksi dan praktik yang tepat
d) Berguna untuk banyak tugas dalam domain konten (Arter & Chappuis, 2006).
8
g. Mintalah siswa merefleksikan pekerjaan mereka dalam entri jurnal harian atau
mingguan, tempat mereka dapat melacak pengetahuan dan keterampilan yang
telah mereka miliki dan belum mereka miliki, serta strategi pembelajaran yang
telah dan belum efektif
h. Mintalah siswa menyusun portofolio pekerjaan mereka, termasuk penjelasan
reflektif diri tentang apa yang diungkapkan isi portofolio mengenai
pembelajaran dan prestasi mereka
i. Mintalah siswa memimpin pertemuan orang tua-guru (Stiggins &chappius,
2012).
1) Reliabilitas (Reliability)
Reliabilitas instrument atau prosedur adalah suatu instrument
menghasilkan informasi yang konsisten tentang pengetahuan, keterampilan, atau
karakteristik yang dinilai. Psikolog membedakan berbagai jenis reliabilitas yang
memperhitungkan factor kesalahan yang berbedayaitu (1) reliabilitastes-restest
(ujian-dan ujian ulang) adalah instrument penilaian dapat menghasilkan hasil yang
serupaselama interval waktu yang singkat. Test-retest adalah pengetesan dua kali
menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda, (2) reliabilitas
penilaian adalah dua atau lebih evaluator independent atas kinerja siswa
menyepakati cara penilaian mereka, (3) reliabilitas konsistensi internal adalah
bagian yang berbeda dari satu instrument dapat diukur menggunakan karakteristik
yang sama (Ormrod, 2019).
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability
dalam bahasa Inggris, berasal dari asal kata reliabel yang artinya dapat dipercaya.
Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berkali-kali. Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang
berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama atau ajeg
dalam kelompoknya. Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila
mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relative sama, artinya setelah hasil tes
yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi
yang signifikan (Eko, 2009).
2) Standardisasi (Standardization)
Standardisasi merupakan penilaian yang melibatkan isi format yang
dikelola, dan dinilai dengan cara yang sama untuk semua orang. Tes
terstandardisasi yaitu tes yang disusun dan dirilis oleh para ahli pengujian.
Standardisasi ini mengurangi jumlah kesalahan dalam hasil penilaian, terutama
kesalahan karena variasi dalam administrasi tes atau subjektivitas dalam penilaian
(Ormrod, 2019).
3) Validitas (Validity)
11
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrument pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari
pengukuran tersebut tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur
(Djaali & Pudji Muljono, 2008).
juga bisa sangat membantu kita menilai proses kognitif yang kompleks seperti
pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran kritis. Selain itu, tugas kinerja
seringkali lebih bermakna, merangsang pemikiran, dan otentik-dan dengan
demikian sering lebih memotivasi daripada tugas tertulis
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategi penilaian merupakan perencanaan yang berisi tentang serangkaian
kegiatan dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dengan penerapan
berbagai cara, teknik, dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh beragam informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu.
2. Bentuk-bentuk penilaian terdiri atas penilaian formatif dan sumatif, penilaian
informal dan penilaian formal, penilaian tertulis dan penilaian kinerja,
penilaian tradisional dan penilaian otentik, penilaian terstandarisasi dan
penilaian yang dikembangkan oleh guru serta penilaian acuan kriteria dan
penilaian acuan norma. Sasaran dari bentuk penilaian ditujukan pada lima
tujuan yaitu sebagai panduan pengambilan keputusan pengajaran, menentukan
apa yang telah siswa pelajari dari pengajaran, mengevaluasi kualitas
pengajaran, mendiagnosis masalah belajar dan kinerja serta mendorong
pembelajaran.
3. Peningkatan pembelajaran melalui penilaian dan umpan balik secara berkala
dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu membuat kriteria penilaian
secara terbuka dan konkret untuk siswa, memberi siswa umpan balik
mengenai progres (kemajuan) pencapaian mereka secara rutin serta
menyarankan langkah konkret dan realistis untuk memperbaiki pencapaian.
4. Kualitas penting dari penilaian yang baik harus memenuhi kriteria reabilitas,
standardisasi, validitas dan kepraktisan.
5. Penilaian kemajuan dan prestasi siswa baik secara informal maupun formal
dapat dilakukan dengan mengamati perilaku siswa secara informal,
menggunakan penilaian tertulis serta menggunakan penilaian kinerja.
35
38