Anda di halaman 1dari 6

Desain Evaluasi Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi

Standar Kompetensi:

Mahasiswa mampu memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mendesain


pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi.

Kompetensi Dasar:

Merancang evaluasi pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi.

Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan fungsi evaluasi pembelajaran.


2. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis dan teknik evaluasi pembelajaran.
3. Mahasiswa dapat menunjukkan langkah-langkah dalam evaluasi pembelajaran.
4. Mahasiswa dapat menguraikan konsep hasil belajar tuntas (mastery learning).
5. Mahasiswa dapat mendeskripsikan konsep evaluasi pembelajaran otentik.

Pengertian Evaluasi Pembelajaran

1. Evaluasi: suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah (OAL Dictionary of Current
English).
2. Evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu (Edwind Wandt dan Gerald W. Brown).
3. Evaluasi adalah proses untuk menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa
kegiatan yang telah direncanakan untuk mendukung tercapainya kegiatan-kegiatan
tersebut (Suchman).
4. Evaluasi pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi adalah proses untuk
menentukan hasil belajar yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang telah didesain
dan diimplementasikan untuk mendukung tercapainya berbagai kompetensi dalam
kegiatan-kegiatan tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan.
Fungsi Evaluasi Pembelajaran:

A. Untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik;


B. Untuk menilai kemajuan belajar peserta didik;
C. Untuk menentukan suatu kebijakan.

Empat Jenis Evaluasi Pembelajaran:

A. Evaluasi formatif: evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di setiap peserta didik


selesai mempelajari beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai pada mata
pelajaran tertentu disatu pokok bahasan mata pelajaran tersebut. Tujuannya adalah
untuk menilai tingkat ketercapaian suatu KD. Jika ada siswa yang tidak mencapai maka
diadakan remidial.
B. Evaluasi sumatif: evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di setiap peserta didik
selesai mempelajari beberapa KD yang harus dicapai pada mata pelajaran tertentu pada
beberapa pokok bahasan mata pelajaran tersebut. Biasanya dilaksanakan disetiap
pertengahan dan akhir pembelajaran. Tujuan: menilai hasil pencapaian belajar peserta
didik terhadap berbagai kompetensi yang harus dikuasainya dalam satu periode; seperti
akhir semester dan di kelas terakhir (UN).
C. Evaluasi diagnostic: evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sebagai sarana untuk
mendiagnosis berbagai kendala dalam proses pembelajaran. Tujuan: meneliti maupun
mencari sebab kegagalam dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui dimana
letak kesulitan belajar peserta didik.
D. Evaluasi penempatan: evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan untuk menempatkan
peserta didik dalam suatu program pendidikan atau jurusan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat peserta didik.
Teknik Evaluasi Pembelajaran

1. Tes
Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam domain kognitif,
seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tujuan
penggunaan Tes adalah untuk mengetahui:
- Tingkat kemampuan awal peserta didik
- Kesulitan belajar peserta didik
- Memotivasi peserta didik untuk giat belajar
- Hasil belajar peserta didik
- Pertumbuhan dan perkembangan prestasi peserta didik
- Keberhasilan guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
- Memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya

Pada umumnya tes yang digunakan di sekolah-sekolah menggunakan tes tertulis, tes
lisan, dan tes perbuatan.

Tes tertulis terbagi menjadi dua jenis yaitu uraian dan objektif (benar / salah, pilihan
ganda, menjodohkan, tes isian).

Tes lisan= tes yang menuntut jawaban secara lisan.

Tes perbuatan= digunakan untuk mengukur domain psikomotorik peserta didik dimana
penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai
oleh peserta didik setelah melaksanakan tugas tersebut.

2. Non-Tes

Teknik nontes digunakan untuk mengevaluasi domain afektif peserta didik. Contoh-contoh
evaluasi jenis non tes meliputi: observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, dan catatan
incidental.
Merancang Langkah-Langkah Evaluasi Pembelajaran (Sumiati dan Asra)

A. Tahap Persiapan
- KD dan indikator pencapaian
- Ruang lingkup dan sistematika materi pembelajaran
- Kisi-kisi evaluasi pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran
- Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana yang dirancang dalam kisi-
kisi.
- Soal diuji terlebih dahulu, jika perlu.
B. Tahap Pelaksanaan
Laksanakan evaluasi sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu.
C. Tahap Pemeriksaan
Penentuan dan pengolahan angka atau skor melalui kegiatan koreksi.

Evaluasi Hasil Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara sistematis dan
terstruktur yang bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada peserta didik
kelompok besar, membantu mengatasi berbagai perbedaan yang terdapat pada peserta
didik, serta berguna untuk menciptakan kecepatan belajar peserta didik.

Landasan Belajar Tuntas yaitu: adanya hubungan antara tingkat keberhasilan dengan
kemampuan potensial (bakat) peserta didik dan jika proses pembelajaran dilaksanakan
secara sistematis dan terstruktur maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan
pembelajaran yang disajikan kepadanya.

Langkah-langkah Penerapan Model Belajar Tuntas

A. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai dengan merumuskannya


ke dalam berbagai kompetensi.
B. Menjabarkan kompetensi yang harus dicapai ke dalam materi pembelajaran.
C. Menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal.
D. Memberikan tes kepada peserta didik pada kahir masing-masing unit pelajaran untuk
mengecek penguasaan kompetensi pada masing-masing peserta didik.
E. Peserta didik yang belum mencapai kompetensi, diberikan pertolongan khusus
(remidial), yang sudah mencapai diberi pengayaan.
F. Setelah sebagian besar atau minimal separuh peserta didik mencapai kompetensi, baru
guru mengajarkan unit pelajaran berikutnya.
G. Ketika semua unit pelajaran sudah diajarkan, guru memberikan evaluasi sumatif dalam
periode tertentu.

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

- Kompleksitas
- Daya dukung
- Intake; hasil belajar peserta didik sebelumnya.

Evaluasi Pembelajaran Otentik

Evaluasi Pembelajaran otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru mengenai
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai
teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa
kompetensi, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan telah benar-benar tercapai
(Novan, 2013: 204).

4 Prinsip Evaluasi Pembelajaran Otentik

 Evaluasi pembelajaran harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran.
 Evaluasi pembelajaran harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia
sekolah.
 Evaluasi pembelajaran harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
 Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari kompetensi yang
hendak dicapai (kognitif, Afektif, dan psikomotorik).
Referensi

Wiyani, Novan A. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan (Tata Rancang Pembelajaran


Menuju Pencapaian Kompetensi). Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Tugas:

1. Buatlah butir-butir yang terdiri dari:


- Soal pilihan ganda sebanyak 10 butir
- Soal isian sebanyak 10 butir
- Soal uraian sebanyak 5 butir

Berdasarkan satu KD yang hendak dicapai dalam satu unit pelajaran pada suatu mata
pelajaran (mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Jenjang
SD/SMP/SMA)

Tugas bisa dikirim ke (dhirajayo94@gmail.com), maksimal dikumpulkan pada tanggal


20 Maret 2020 pukul 09.00 wib.

Anda mungkin juga menyukai