Anda di halaman 1dari 5

Buletin Putramataram CI Volume 3

Heavy Duty
Coating

30 Desember 2010

Protective
Coating

Buletin Putramataram CI Volume 3

30 Desember 2010

Produk Putramataram Coating International

Perlindungan Struktur dari Logam


Topik :

Perlindungan
Struktur dari
Logam

Mekanisme Korosi.

Sel Korosi.

Jenis-jenis korosi.

Metoda control
Korosi.

Jenis Cat Protektif.

Produk Cat Putramataram.

Persiapan Permukaan.

Spesifikasi Cat.

Proses terjadinya karat atau istilah


lain korosi pada besi adalah suatu
proses kimiawi yang alamiah, dimana terjadi perubahan struktur
kimiawi dan fisika dari besi dan
proses tidak dapat dikembalikan
lagi. Proses karat tidak dapat di
cegah atau di hindari, namun
demikian proses ini dapat diperlambat. Oleh karena itu, struktur besi
perlu di lindungi dari korosi / karat
untuk menghindari perubahan.

Metoda perlindungan karat yang


paling dasar adalah galvanisasi
dan cat inorganic zinc, dimana
perbedaannya pada proses galvanisasi diperlukan suhu tinggi
sedangkan pada proses pengecatan tidak.

Struktur besi banyak digunakan di


pembangunan infrastruktur jalan
seperti jembatan, gedung, pabrik,
tanki timbun BBM beserta fasilatas
pendukung seperti pipa, turbin angin, instalasi eksplorasi, instalasi
produksi.

Penggantian stuktur yang rusak beserta dengan komponennya.

Biaya kerugian akibat korosi logam sangat tinggi, namun dari pengalaman sepertiga biaya kerugian tersebut dapat dihindari dengan menggunakan teknologi control terhadap korosi. Biaya kerugian akibat dari
korosi meliputi :

Maintain agar fasilitas tetap bekerja.


Penghentian fasilitas karena shut down.
Turunnya output produksi dan kontaminasi lingkungan.
Kerusakan / pengobatan karena kecelakaan.

Mekanisme Korosi
Seperti dijelaskan di atas, korosi atau karat adalah reaksi kimia
atau elektrokimia antara logam dan lingkungannya yang dapat
menyebabkan perubahan sifat logam dan bahkan berkurangnya
logam tersebut.

Anoda adalah logam atau bagian / area dimana terjadi proses oksidasi
atau proses karat, sedangkan Katoda adalah logam atau bagian / area
dimana terjaddi proses reduksi atau terbentuknya gas hasil elektrolisa
(lihat bab sel korosi).

Perlu diketahui konsep dasar terjadinya korosi untuk dapat


memahami cara mengontrol proses korosi. Ada 4 komponen
yang berperan dalam terjadinya proses korosi, yaitu :

Jalur penghubung katoda dan anoda dapat berupa 2 buah logam berbeda yang saling berdekatan atau bahkan sebuah logam yang mempunyai struktur kristal / susunan logam yang berbeda.

1. Anoda.

Elektrolit merupakan media konduksi luar seperti air atau tanah yang
menyebabkan reaksi kimia pada katoda dan sebagai sumber ion metal
di anoda.

2. Katoda.
3. Jalur logam penghubung katoda dan anoda.
4. Elektrolit.
Halaman 1

Buletin Putramataram CI Volume 3

Sel Korosi
Selama proses korosi, electron mengalir dari
anoda ke katoda melalui jalur logam dan ion
mengalir dari katoda ke anoda melalui elektrolit.

Aktif
Magnesium
Zinc
Besi

Pemicu reaksi korosi adalah perbedaan keelektronegatifan dari anoda, katoda dan lingkungan.

Stainless Steel

Keelektronegatifan dari logam merupakan kecenderungan suatu logam untuk menjadi larutan
garamnya (perhatikan table 1).

Tembaga
Grafit
Emas

Sebagai contoh, bila 2 buah logam Besi dan


Zinc saling berdekatan satu sama lain dalam
media air, maka logam Zinc akan mempunyai
kecepatan korosi lebih tinggi dibandingkan
logam besi.

Stabil
Tabel 1.
Deret Galvanik / Deret

Elektrolit Air Garam

Area kadar oksigen tinggi


Katoda

Area kadar
oksigen rendah

Anoda
Logam

Udara
Area kadar oksigen tinggi
Ion OH-

Anoda

Ada banyak jenis korosi, namun pada topik ini


hanya beberapa jenis saja yang di sampaikan,
yaitu :
1. Korosi seragam (Uniform Corrosion).
Seluruh bagian logam mengalami proses
korosi secara bersamaan. Bila salah satu
area tingkat korosi lebih dalam disbanding
yang lain, maka bukan lagi disebut Korosi
seragam.
2. Korosi pitting (Pitting Corrosion).

Karat
Oksigen rendah

Proses reaksi kimia korosi :


Reaksi di Anoda (korosi pada logam)
L (logam) > L++ (metal ion) + 2 e-( electron)
Rekasi di Katoda (terbentuk gas H2)
2 H2O + 2 e- > 2 OH- (ion hydrogen) + H2

Jenis jenis Korosi

Udara

Korosi

Namun demikian, bila sebuah logam mempunyai


bagian yang sedikit berbeda komposisi kimia atau
sifat fisikanya, maka akan timbul area anoda dan
katoda sebagai awal terjadinya proses korosi.
Area logam yang mempunyai kelektronegatifan
lebih tinggi menjadi anoda dan area lain menjadi
katoda, semakin besar perbedaan keelektronegatifan area tersebut, proses korosi makin cepat.

Katoda

Aliran Elektron

Korosi logam terjadi pada satu titik atau


beberapa titik namun tidak merata pada
seluruh permukaan. Korosi ini biasanya
karena homogenitas logam tidak sempurna,
kedalaman korosii ni dapat diukur dengan
alat pit gauge

3. Korosi galvanik (Galvanic Corrosion).


Adanya perbedaan logam yang saling kontak,
dimana logam yang lebih aktif akan terjadi
korosi lebih cepat. Metoda ini seringkali
digunakan untuk mencegah korosi pada besi
di laut dengan menempelkan zinc pada logam
besi.
4. Korosi celah (Crevice Corrosion).
Korosi jenis ini biasanya juga dikenal sebagai
korosi sel terkonsentrasi., karena perbedaan
lingkungan antara bagian dalam dan bagian
luar celah. Celah ini bisa terjadi pada logam
ke logam atau logam ke non logam. Bagian
dalam celah, kekurangan oksigen sehingga
terjadi reaksi anoda, sedangkan bagian luar
terjadi reaksi katoda (H2O + O2 + 4 e- > 4
OH-)

Metoda Kontrol Korosi


Dari pengetahuan tentang korosi sel
dan jenis korosi, maka ada beberapa
metoda yang dapat dilakukan untuk
mengontrol proses tersebut, antara
lain :

3. Pelapisan dengan non logam atau inhibitor.

1. Evaluasi desain konstruksi.

Metoda coating atau cat adalah metode yang


mempunyai banyak keuntungan, antara lain :

2. Pelapisan dengan metal tahan


korosi atau alloy.

4. Perlindungan katodik.
5. Perlindungan dengan coating atau cat.

Mudah diaplikasi.
Mudah di simpan dan di kendalikan.

Halaman 2

Kemudahan penggunaan pada suhu kamar.


Ekonomis.
Mudah di perbaiki.
Ada banyak pilihan kilap, warna dan tekstur.
Namun metoda coating inipun punya beberapa
kelemahan dimana memerlukan persiapan
permukaan, proses aplikasi, proses pengeringan
dan perlindungan keamanan kesehatan aplikator
atau pengguna.

Buletin Putramataram CI Volume 3

Jenis Cat Protektif

Cat tidak terkonversi (Non-Convertible coating)


merupakan cat dalam proses pembentukan film
melalui proses penguapan solvent / pelarutnya. Cat
jenis ini terbuat dari resin padat yang dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai. Contoh cat tidak terkonversi adalah Vinyl, Chlorinated Rubber, Acrylic
dan Bituminous. Cat jenis ini dapat larut kembali
dengan solvent / pelarutnya
Cat terkonversi (Convertible Coating) adalah cat
dimana proses pembentukan filmnya bisa melalui

Base A

Proses reaksi oksidasi dengan udara merupakan


proses pembentukan film dari cat Unmodified drying
oil, Alkyd, Alkyd modified, Epoxy ester. Sedangkan
cat Epoxy, Polyurethane, Polyurea, Polyester, Phenolic, Wash Primer. Cat jenis ini tidak larut kembali
dengan pelarutnya.
Berdasarkan metode pencampuran atau kemasan, cat
dapat dibagi menjadi 1 komponen, 2 komponen dan
3 komponen. Cat 1 komponen adalah cat yang di
kemas dalam satu kemasan tunggal dan penggunaannya hanya perlu thinner sebagai pengencer,
contoh ; cat alkyd, vinyl, CR. Bila produk dikemas
menjadi 2 sebagai Base dan hardener / katalis,
seperti Epoxy, PU, maka produk tersebut kelompok
cat 2 komponen. Sedangkan cat 3 komponen adalah
cat yang di kemas dalam Base, Hardener dan katalis,
contohnya Polyester.

Aduk rata

Base
B

Berdasarkan mekanisme pembentukan film, cat


dapat dikelompokkan dalam 2 besar, Cat tidak
terkonversi (Non-Convertible coating) dan Cat
terkonversi (Convertible Coating).

berbagai macam proses, antara lain oksidasi dengan


udara atau reaksi kimia dengan bantuan katalis.

Base A

Tuang Base
B /Hardener

Thine
r

Cat setelah diaplikasikan akan berubah menjadi


lapisan proteksi berbentuk lapisan film padat melalui proses yang biasanya disebut dengan pembentukan film atau pengeringan.

Base A
+ Base B

Tambah thiner
bila perlu,
aduk rata

Cara pencampuran Cat 2


komponen

Produk Cat Protektif Putramataram


Putramataram mempunyai produk yang
berfungsi sebagai protektif pada struktur
besi maupun non besi.
Produk Protektif Coating Putramataram
berdasarkan jenis bindernya, dibagi menjadi :
1. Acrylic.
2. Alkyd.
3. Epoxy
4. Polyurethane
Produk Acrylic merupakan cat jenis nonconvertible dengan merk Delta Acryl Pro.
Delta Acryl Pro merupakan Cat dua
fungsi, sebagai primer dan top coat,
berbahan dasar acrylic untuk logam bukan
besi. Daya lekat sangat bagus pada
galvanis, aluminum, tahan cuaca dan warna
tahan lama. Delta Acryl Pro mudah
digunakan baik dengan kuas atapun spray.
Produk Alkyd ada 2 jenis produk, yang
pertama merk Delta Alkyd Finish Marine
adalah Cat akhir berbahan dasar alkyd
pilihan, daya lekat kuat, fleksibilitas dan
Halaman 3

kekerasan film bagus, tahan cuaca meski di


daerah ekstrem sekalipun, warna tahan lama
Merk yang lain adalah Delta MD Tec, Cat ini
berfungsi sebagai Primer sekaligus Finish Coat,
melindungi terhadap karat dan cuaca. Cepat
kering dan tahan lama.
Cat Epoxy Putramataram dengan merk Delta
Oxytop. Cat ini merupakan cat akhir berbahan
dasar epoxy mempunyai daya lekat kuat dengan
lapisan film tebal, tahan oli dan bahan kimia
lainnya. Delta Oxytop adalah cat 2 komponen
dengan perbandingan rasio pemakaian, Base A
dan Base B / Hardener = 4 : 1 w/w. Base A di
kemas dalam kemasan 24 kg dan 3 kg untuk
Base B / Hardener. Cara pencampuran Delta
Oxytop, 4 kg Basa A sambil di aduk
ditambahkan Hardener 1 kg, bila diperlukan
tambahkan thinner secukupnya, aduk hingga
rata. Biarkan campuran Delta Oxytop selama
10 menit agar reaksi kimia terjadi dengan
sempurna. Proses ini dikenal dengan istilah
Ageing. Delta Oxytop dapat diaplikasikan
dengan spray gun biasa atau dengan spray gun
airless dengan daya sebar 5,5 m2/kg set pada
ketebalan film kering 100 .

Delta Polyguard, adalah cat akhir


berbahan dasar Acrylic Polyurethane.
Delta Polyguard memberikan film cat
yang kuat, daya lekat, kekerasan, elastisitas
sangat bagus dan abrasi. Selain itu, Delta
Polyguard juga tahan cuaca dan warna
tahan lama karena menggunakan binder
jenis acrylic dan pigmen pilihan. Delta
Polyguard merupakan cat 2 komponen
dengan perbandingan pemakaian Base A
dan Base B / Hardener 5 : 1 v/v. Base A
dikemas dalam kemasan 20 liter dan 1 liter
untuk Base B. Delta Polyguard dapat
diaplikasikan dengan spray gun biasa
ataupun dengan spray gun airless dengan
daya sebar 5 m2/l pada ketebalan film cat
kering 75 .
Karena cat dua komponen, Delta Oxytop
dan Delta Polyguard, mempunyai masa
pakai atau dikenal dengan Pot Life. Pot
Life adalah waktu yang diperlukan cat dua
komponen untuk bereaksi setelah
tercampur, bila dalam waktu tersebut
terlampaui maka cat menjadi gelling /
mengeras dan tidak bisa dipergunakan lagi.

Buletin Putramataram CI Volume 3

Persiapan Permukaan
Seperti di sebutkan di depan bahwa, proses perlindungan logam
dengan metoda coating adalah metoda yang banyak keunggulan,
namun demikian memerlukan perlakuan untuk mempersiapkan
permukaan agar diperoleh perlindungan yang maksimal.
Pada struktur besi baru, permukaannya terlapisi dengan kuat oleh
mill scale (lapisan metal tipis pada besi sebagai pelindung karat
sementara). Mill scale harus dibuang sebelum proses pengecatan
dilakukan karena dapat mempengaruhi daya lekat cat terhadap besi.
Persiapan permukaan dari logam yang akan dicat bertujuan untuk
menghilangkan mill scale, karat dan kotoran / kontaminan lainnya,
dimana sangat menentukan tingkat kebersihan dari logam tersebut.
Beberapa produk memerlukan tingkat kebersihan tertentu, seperti
contohnya, Epoxy Zinc Rich Primer memerlukan tingkat kebersihan substrat Sa 2 1/2.

Ada 2 standard tingkat kebersihan yang sering digunakan dalam bidang


cat protektif.
Standard tingkat kebersihan berdasarkan Steel Structures Painting
Council Specifications (SSPC) terdiri dari :
SSPC SP 1 untuk Solvent Cleaning.
SSPC SP 2 untuk Hand Tool Cleaning.
SSPC SP 3 untuk Power Tool Cleaning.
SSPC SP 5 untuk White Metal Blast Cleaning.
SSPC SP 6 untuk Commercial Blast Cleaning.
SSPC SP 7 untuk Brush-off Blast Cleaning.
SSPC SP 10 untuk Near White Blast Cleaning
Standard tingkat kebersihan yang lainnya adalah Swedish Standard,
yang merupakan standar pertama kali dalam bidang proetektif Coating,
dimana terdiri dari :
Sa 1 untuk Ligth Blast Cleaning.
Sa 2 untuk Through Blast Cleaning.

Proses Sand Blasting

Sa 2 1/2 untuk very thorough Blast Cleaning.


Sa 3 untuk Blast Cleaning to visually Clean Blast.
Selain standard tingkat kebersihan diatas masih ada juga standard
NACE dan ISO.

Spesifikasi Cat Protektif


Berikut adalah rekomendasi system pengecatan secara umum untuk industri.
Rekomendasi Cat Delta Alkyd adalah :
1.

Zinc Chromate

6070

2.

Delta Alkyd Marine Finish

4050

Rekomendasi Cat Epoxy adalah :


1.

Epoxy Zinc Rich Primer 30

2.

Epoxy Primer

100150 .

3.

Oxytop

75100

Rekomendasi Cat Acryl Pro adalah :

Sedangkan rekomendasi untuk Polyguard


adalah :

1.

Acryl Pro

40

1.

Epoxy Zinc Rich Primer 30

2.

Acryl Pro

40

2.

Epoxy Primer

100150 .

3.

Polyguard

75100 .

Rekomedasi tebal film cat diatas bukanlah


standard baku karena biasanya ada kompromi dengan budget dari pengguna / pemakai. Namun, pemilihan sistem pengecatan
yang tepat akan memberikan perlindungan
terhadapa karat yang optimal dan pada
akhirnya akan menghemat biaya secara keseluruhan.

Forum Diskusi
Pertanyaan :
Manakah yang lebih baik sistem pengecatan dengan Epoxy ataukah dengan PU ?
Jawaban ;
Tergantung tujuan dari struktur besi atau baja yang akan dipergunakan. Bila struktur
besi lebih ke industri pupuk atau sejenis yang banyak bergerak di bidang kimia,
sehingga lebih ke chemical resistance, maka Sistem Epoxy lebih tepat. Bila untuk
tanki timbun minyak atau sejenis yang struktur banyak terkena sinar matahari, maka
sistem cat Pu adalah pilihan yang tepat.
Halaman 4

Proses karat tidak dapat di cegah atau di


hindari, namun demikian proses ini dapat
diperlambat.

Anda mungkin juga menyukai