Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA

A. DEFENISI

Keluarga Berencana adalah suatu evaluasi alami gaya hidup kontemporer


yang berorientasi pada upaya untuk menciptkan kesejahteraan.(Bobak, 2004)

Keluarga berencana (KB) adalah keluarga yang direncanakan dan tujuanya


untuk membantu individu atau pasangan membantu objek-objek tertentu kemudian
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan (WHO)

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi berupa alat


atau obat-obatan (Mochtar, 1998)

Keluarga Berencana mandiri adalah masyarakat yang memilih metode KB


dengan biaya sendiri melalui KB lingkaran biru dan KB lingkaran emas. (Pedoman
KB, 2000)
B. TUJUAN KB

Mengatur interval kehamilan

Mengontrol waktu saat kehmailan

Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungna

Menentukan jumlah anak dalam keluarga


C. SYARAT SYARAT ALAT KONTRASEPSI

Aman untuk digunakan, Dapat diandalkan, Sederhana, Murah, Dapat


diterima orang banyak, Pemakaian jangka lama
D. KOMPONEN KELUARGA BERENCANA
1.

KIE (komunikasi, informasi, edukasi)

2.

Konseling

3.

Pelayanan kontrasepsi

4.

Pelayanan infertilitas

5.

Pendidikan seks

6.

Konsultasi perkawinan dan pra perkawinan

7.

Konsultasi genetic

8.

Test keganasan (pada ibu-ibu yang sudah punya anak, ada kanker atau tidak)

9.

Adopsi
V. PENYEBAB

Menghentikan Kehamilan

Kehamilan terlalu dini

Kehamilan Terlalu telat

Kehamilan-kehamilan yang terlalu dekat jaraknya

Terlalu sering hamil dan melahirkan


VI. AKIBAT

Komponen Esterogen :

Berat badan bertambah

Nyeri kepala

Perdarahan banyak saat menstruasi

Peningkatan pengeluaran leukorhea

Perlunakan servik

Retensi air dan garam

Mudah tersinggung dan tegang

Komponen Progesteron

Kulit dan rambut kering

Menstruasi berkurang

Kaki dan tangan sering keram

Liang senggama menjadi kering

Acne (kukulan)

Payudara tegang

f.

Syarat-syarat KB

Aman /tidak berbahaya, Dapat diandalkan, Sederhana, Murah, Dapat


diterima oleh setiap orang banyak, Pemakaian jangan lama
g.

Factor-faktor dalam memilih kontrasepsi

1.

pasangan

yang harus diperhatikan : umur, gaya hidup, frekuensi, senggama, jumlah keluarga,
pengalaman masa lalu, sikap kepribadian, motivasi
2.

factor kesehatan

a.

Kontra Indikasi Absolute Dan Relative

yang harus diperhatiakn : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,


pemeriksaan fisik
b.

metode kontrasepsi, penerimaan, dan pemakaian berkesinambungan

yang harus diperhatikan : efektivitas setiap orang berbeda, efek samping, kerugian,
komplikasi-komplikasi potensial, biaya.
c.
Dalam memilih kontrasepsi perlu juga memandang, pihak calon aseptor
(efektivitas dan keamanan, pihak medis, kerjasama antara suami dan istri)
h.

Cara Kerja Kontrasepsi

bermacam-macam tapi pada umumnya mempunyai fungsi sebagai berikut :


1.

mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi

2.

melumpuhkan sperma

3.

menghalangi sel telur dengan sperma

i.

Metode Keluarga Berencana

1.

Metode sederhana

1. tanpa alat atau obat


KB alamiah :
-

metode kalender

metode lendir serviks

metode suhu badan basal

metode simpto- thermal

2.

Dengan Alat Atau Obat

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Pre pemsangan IUD:

Kecemasan b.d kurang pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

Post pemasangan IUD:

Perubahan pola haid b.d proses adaptasi hormonal.


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pre pemasangan IUD:
Nyeri berhubungan dengan insersi alat kontrasepsi (IUD) ke dalam rahim

Tupan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam waktu 3X24 jam diharapkan nyeri
berkurang.

Tupen

Setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam waktu 1X24 jam dharapkan nyri
berkurang, dengan kriteria :
-

Klien mengatakan nyeri berkurang

Klien tampak tenang.

Kecemasan b.d kurangnya pengetahuan mengenai alat kontrasepsi.

Tupan:

Kecemasan klien dapat teratasi dalam waktu 7 hari

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 jam diharapkan cemas


berkurang dengan criteria:
Klien tampak tenang dan memahami efek samping penggunaan alat kontrasepsi.

Kaji TTV

Ajarkan klien teknik relaksasi, distraksi.

Ukur skala nyeri ( 0-5 ).

Anjurkan klien untuk tidak memegang daerah bekas suntikan

Jelaskan pada klien tentang efek samping penggunaan alat kontrasepsi yang
dipilih.


Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang keraguan alat
kontrasepsi.
Anjurkan pada klien untuk control bila terjadi keluhan yang terkait tentang efek
samping.

Menentukan intervensi yang akan dilakukan selanjutnya.

Rileksasi untukmenurunkan ketegangan otot yang menimbulkan nyeri


bertambah & distraksi untuk mengalihkan perhatian dari rasa nyeri.

Indikator nyeri yang dirasakan sangat kuat atau tidak.

Meminimalkan infeksi pada daerah suntikan

Pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik tentang kontrasepsi dapat


mengurangi cemas.
Keraguan yang meningkat dapat menambah kecemasan klien tentang alat
kontrasepsi.
Mengetahui efek samping secara dini.
2.
Post pemasangan IUD
Perubahan pola haid b.d proses adaptasi hormonal.
Tupan:
Haid teratur dalam waktu 1 tahun
Tupen:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 bulan diharapkan pola haid
teratur dengan criteria:
-

Haid dengan siklus teratur.

Tidak ada perdarahan di luar siklus haid.

Kaji lama dan banyaknya perdarahan.


Jelaskan pada klien efek samping alat kontrasepsi AKDR dan hormonal pada harihari pertama pemakaian alat kontrasepsi.
Observasi TTV.

Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui ada/tidaknya benang dalam


estrium uteri.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi.
Perdarahan yang berlebihan sebagai indikasi untuk menentukan intervensi
keperawatan.
Menambah pengetahuan dan pemahaman klien tentang alat kontrasepsi AKDR.
TTV yang diketahui sebagai indicator untuk intervensi keperawatan.
Pemeriksaan dalam untuk mengetahui apakah posisi IUD dalam keadaan baik.
Terapi untuk menghentikan perdarahan.

a.

Wawancara

1.
Identitas Klien : Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa,
Status pernikahan, Golongan darah, Tanggal pengkajian, Tanggal masuk RS, Alamat.
2.
Identitas Penanggung jawab : Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan,
Pekerjaan, Hubungan dengan klien, Alamat.
b.

Keluhan Uatama : Pemasangan alat KB

c.

Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan dahulu


d.

Riwayat Penggunaan kontrasepsi sebelumnya : Jenis, Kapan, dan Masalah

e.

Persepsi dan dukungan pasangan terhadap klien

f.

Riwayat Obstetri

g.

Riwayat Pernikahan

d. Pemeriksaan Fisik
a.

Keadaan umum : Kerapihan-kebersihan

b.

Kesadaran : CM- Koma

c.

Tanda-Tanda Vital : Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu

d.

Kepala : Bentuk, Lesi/Tidak, Rambut merata/tidak, Warna

e.
Muka : Bentuk (bulat/oval), Konjungtiva, Reflek pupil, Sklera, dan Fungsi
penglihatan
f.
Telinga : Bentuk, Pinna (sejajar dengan kantus mata), pinna fleksibel +/+,
serumen ada/Tidak
g.
Hidung : Lubang hidung simetris kanan kiri, bentuk, pernafasan cuping
hidung, secret.
h.
Mulut : Mukosa bibir, kebersihan mulut, warna, bentuk, secret, dan fungsi
menelan
i.

Leher : Kaku kuduk, JVP, KGB, Tiroid teraba membesar/tidak

j.
Dada : Pergerakan dada, retraksi intercosta, Frekuensi pernafasan, suara
nafas dan jantung.
Mammae : Bentuk, Warna, Putting menonjol/tidak
k.
Abdomen : Bentuk, Hepatomegali, Splenomegali, nyeri tekan, bekas luka
operasi, bising usus
l.
Genetalia : warna, kebersihan, bau/ tidak, ada luka/tidak, ada rasa
gatal/nyeri/tidak, Disuria atau tidak
m.

Ektermitas : Pergerakan ekstermitas, ROM

IV.

Pemeriksaan Diagnostik

a.

Pemeriksaan darah lengkap : Hb, Ht, Leukosit, dan Trombosit

b.

Pemeriksaan Glukosa darah

c.

Pemeriksaan USG untuk mengetahui keadaan endometrium

d.

Pemeriksaan kadar hormone progesterone, dan esterogen

V. Diagnosa Keperawatan
a.
Gangguan rasa nyaman; nyeri sehubungan dengan insersi alat kontrasepsi
(IUD) ke dalam rahim
b.

Cemas sehubungan dengan pemasangan alat kontrasepsi (IUD)

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


I.

Mekanisme kerja local AKDR :

a.
AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi
benda asing denga timbunan leukosit makrofag dan limfosit.

b.
AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan prostaglandin yang
mengalami kapasitasi spermatozoa
c.
Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, limfosit menyebabkan
blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melakukan
nidasi
d.
Ion Cu yangdikeluarkan AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi
mekanisme kerja yang pasti belum diketahui dan masih dalam penelitian
II.

Alat yang digunakan

a.

Bak beralas berisi

Duk steril

Spekulum

Sonde Uterus

Alat kontrasepsi

Kapas / kassa

Betadine

Savlon

Handskoen steril

Lampu sorot

Neirbekken

Penjepit Portio

Koggle tan

III. Pelaksanaan
a.

Persiapan pemasangan AKDR

1. Penderita tidur terlentang dimeja ginekologi


2. Vulva dibersihkan dengan kapas betadine, hibiscrub atau lainnya
3. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar dan arah rahim
4. Duk steril dipasang dibawah bokong

5. Spekulum dipasang sehingga serviks tampak


6. Serviks sampai portio dibersihkan dengan kapas betadine dan hibiscrub
7. Dilakukan sonde untuk menentukan dalam panjang rahim dan arah posisi rahim
b.

Pemasangan AKDR

1. Bungkus Cupper T dibuka


2. AKDR nya dimasukkan introduser melalui ujungnya sampai batas tertentu
sarung tangan steril
3. Introduser dengan AKDR terpasang dimasukkan ke dalam rahim sampai
memyentuh fundus uteri dan ditarik sedikit
4. Pendorong selanjutnya mendorong AKDR hingga terpasang
5. Introduser dan pendoronngnya ditarik
IV. Kapan Saat Pengontrolan AKDR
Setelah pemasangan AKDR perlu dilakukan control medis dengan jadwal
a.

Setelah pemasangan kalau dipandang perlu diberikan antibiotika Profilaksis

b.

Jadwal pemeriksaan ulang

2 minggu setelah pemasangan

1 bulan setelah pemeriksaan pertama

3 bulan setelah pemeriksaan pertama

Setiap 6 bulan sampai 1 tahun

Untuk AKDR tanpa bahan aktif cupper, pemakaiannya dapat berlangsung sampai
menjelang menopause.Sedangkan AKDR dengan bahan aktif cupper pemakainnya
3-4 tahun dan selanjutnya diganti.
V.

Kapan Saat Pemasangan AKDR

AKDR dapat dipasang pada :

Bersamaan dengan menstruasi

Segera setelah bersih menstruasi

Pada masa akhir puerpenium

Tiga bulan pasca persalinan

Bersamaan dengan section caesarea

Bersamaan dengan abortus dan Kuretage

Hari kedua-ketiga pasca persalinan

VI. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan

Dapat diterima di masyarakat dengan baik

Pemasangan tidak memerlukan teknik medis yang sulit

Kontrol medis yang ringan

Penyulit tidak terlalu berat

Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik

Jangka lama : TCU 380 A: 10 tahun

Sangat efektif

Tidak mengganggu seks

Reversibilitas segera

Tidak mempengaruhi ASI

Tanpa interkasi dengan obat obat

Kerugian

Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ

Terdapat perdarahan, sptting dan menometroragia

Leukonea, sehingga menguras protei tubuh dan liang senggama terasa lebih
basah
-

Dapat terjadi infeksi

Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer dan sekunder dan


kehamilan ektopik
Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaanportio uteri dan menggangu
hubungan seksual
-

Tidak dapat mencegah PMS

Sedikit rasa sakit dan pendarahan segera setelah insersi

PID bila ada infeksi PMS

Tidak dapat distop sendiri oleh akseptor

Tak mencegah kehamilan ektopik

Efek samping umum : perubahan haid ( 3 bulan pertama ): perdarahan / bercak dan
lebih nyeri selama siklus

Anda mungkin juga menyukai