2.DUCTUS COLLIGENS
Saluran pengumpul, menampung beberapa tubulus distal, bermuara sebagai
ductus papillaris Bellini di papilla renis
CORPUS MALPIGHI/RENAL CORPUSCLE
1 GLOMERULUS
GULUNGAN KAPILER, BERASAL DARI PERCABANGAN ARTERIOL AFFEREN
DIBUNGKUS OLEH CAPSULA BOWMAN
KELUAR SEBAGAI VAS EFFEREN
2.CAPSULA BOWMAN
PARS PARIETALIS: EPITEL SELAPIS GEPENG. BERLANJUT MENJADI DINDING
TUBULUS PROXIMAL
PARS VISCERALIS TERDIRI DARI PODOCYTE, MELAPISI ENDOTEL
URINARY SPACE DIANTARA KEDUA LAPISAN
3. POLUS VASCULARIS
4.POLUS URINARIUS
CORTEX
GLOMERULAR FILTRATION BARRIER
PEMISAH ANTARA DARAH DIDALAM LUMEN KAPILER DENGAN RUANG INTERCAPSULAR (URINARY
SPACE)
PODOCYTE: FILTRATION SLIT
MEMBRANA BASALIS: FUSI ANTARA MEMBRANA BASALIS PODOCYTE DAN ENDOTHEL
LAMINA RARA INTERNA
LAMINA DENSA
LAMINA RARA EXTERNA
SEL ENDOTHEL: FENESTRA
SALURAN KEMIH
Calyx minor
Calyx major
Ureter
Vesica urinaria
Urethra
Ureter
Mucosa
Mucosa saluran urin sejak dari calyx minor, calyx major, ureter dan vesica urinaria
dilapisi oleh epitel transitional, permukaan dapat menyesuaikan diri terhadap regangan,
impermeable
Muscularis
Lapisan otot polos
Sebelah dalam: longitudinal, sebelah luar: circular
Vesica urinaria
Mukosa dilapisi oleh epitel transitional, setebal 5 6 lapisan sel
Tunica muscularis terdiri dari otot polos yang berjalan kesegala arah tanpa lapisan yang jelas
Pada leher vesica dapat dibedakan 3 lapisan:
Lapisan dalam berjalan longitudinal, distal terhadap leher vesica berjalan circular
mengelilingi urethra pars prostatica, menjadi sphincter urethra interna (involuntary)
Lapisan tengah berakhir pada leher vesica
Lapisan luar, longitudinal, berjalan sampai ke ujung prostat pada laki2, dan pada wanita
berjalan sampai ke meatus externus urethrae
uretra
Pada wanita hanya berfungsi membawa urin dari vesica urinaria, pada laki2 juga menyalurkan
sperma pada ejaculatio
http://geagreen.blog.com/2011/04/25/glomerulonefritis-akut/
2. Memahami dan menjelaskan fisiologi dan biokimia ginjal
2.1 Pembentukan urin dan factor pengaruh
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam
dapat menyaring darah 170 liter (Pearce, Evelyn C, 2006: 237). Karena fungsi
primer ginjal adalah menghasilkan urine dan, ketika melaksanakannya,
mempertahankan stabilitas komposisi cairan ekstrasel (CES), nefron adalah
satuan terkecil yang mampu membantuk urine. Setiap nefron terdiri dari
komponen vaskuler dan komponen tubulus, yang keduanya secara structural
dan fungsional berkaitan erat. Bagian dominan pada komponen vascular
adalah glomerulus, yang merupakan tempat filtrasi sebagian air dan zat
terlarut dari darah yang melewatinya. Cairan yang sudah terfiltrasi ini yang
komposisinya nyaris identik dengan plasma, kemudian mengalir ke
komponen tubulus nefron, tempat cairan tersebut dimodifikasi oleh berbagai
system transportasi yang mengubahnya menjadi urine (Sherwood, Lauralee,
2001: 463).
Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urine: Filtrasi
glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Pada saat darah
mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas-protein menembus
ke dalam kapsul bowman. Proses ini dikenal sebagai filtrasi glomerulus. Pada
saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh
dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan bahan-bahan yang
sifatnya selektif dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah
ini disebut sebagai reabsorbsi tubulus. Zat-zat yang direabsorbsi tidak keluar
dari tubuh melalui urin, tetapi diangkit oeleh kapiler peritubulus ke system
vena dan kemudian ke jantung untuk kembali diedarkan. Dari 180 liter darah
yang disaring setiap harinya, rata-rata 178,5 liter diserap kembali, sisanya
1,5 liter akan dikeluarkan sebagai urin. Proses ginjal ke-3, sekresi tubulus,
yang mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari
darah untuk masuk ke dalam tubulus ginjal (Sherwood, Lauralee, 2001: 467).
Filtrasi Glomerulus (Pearce, Evelyn C, 2006: 238)
Kapiler glomerulus secara selektif bersifat impermeable terhadap
proteinplasma yang lebih besar dan permeable terhadap air dan larutan yang
lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen.
Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini
terjadi karena aeteriole aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai
diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang
lain. Darah didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah
mendorong air dan partikel kecil yang terlarut dalam plasma masuk ke dalam
kapsula Bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut
tekanan hidrosatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula Bowman
disebut sebagai filtrasi glomerulus.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmotic filtrat kapsula Bowman
bekerja sama untuk meningkatnkan gerakan air dan molekul permeable,
molekul permeable kecil dari plasmamasuk ke dalam kapsula Bowman.
Tekanan hidrosatik dan tekanan osmotic filtrat dalam kapsula Bowman
bersama-sama mempercepat gerekan air dan molekul permeable dari
kapsula Bowman masuk ke kapiler jumlah tekanan (90-3)-(32-15)=70 mmHg
akan mempermudah pemindahan filtrat dari aliran darah ke dalam kapsula
Bowman. Laju ini dinamakan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) atau Glomerulus
Filtration Rate (GFR). Pada orang sehat, jumlah pertukaran filtrasi per menit
adalah 125 ml.
Reabsorbsi Tubulus
Reabsorbis tubulus adalah suatu proses yang sangat selektif. Di dalam filtrat
glomerulus, semua konstituen, kecuali protein plasma, berada dalam
konsentrasi yang sama dengan konsentrasi di plasma. Terdapat dua jenis
reabsorbsi tubulus: reabsorbi pasif dan reasorbsi aktif, bergantung apakah
diperlukan energi local untuk memindahkan suatu bahan tertentu (Sherwood,
Lauralee, 2001: 476).
Reabsorbsi natrium dan clorida memegang peran utama dalam metabolisme
elektrolit dan cairan tubuh. Selain itu, transpor natrium terjadi bersamaan
dengan transpor hydrogen, elektrolit lain, glukosa, asam amino, asam
organik, fosfat, dan zat lainnya melalui dinding tubulus. Di tubulus proksimal,
bagia tebalansa Henle pars asenden, tubulus distal, dan duktus koligentes,
proses perpindahan Natrium berlangsung melalui kontranspor dan pertukaran
ion dari lumen tubulus ke dalam sel epitel tubulus mengikuti ringkat gradien
listrik, dan kemudian dipompa secara aktif dari sel tubulus ke ruang
interstisium. Jadi natrium akan diangkut secara aktif keluar dari seluruh
bagian dari tubulus ginjal kecuali dari bagian tipis ansa Henle. Natrium
dipompa ke ruang interstisium oleh pompa Na+-K+ ATPase (Ganong, William
F, 2008: 736).
Glukosa, asam amino, dan bikarbonat direabsorbsi bersama-sama dengan
natrium di bagian awal tubulus proksimal. Hampir semua glukosa
direabsorbsi, dan hanya beberapa miliran saja yang dapat dijumpai di urin
dalam 24 jam Ganong, William F, 2008: 737). Produk-produk sisa yang
lainnya yang difiltrasi selain urea misalnya fenol dan kreatinin, juga
terkonsentrasi di ceiran tubulus sewaktu air meninggalkan filtrat untuk
memasuki plasm, tetapi zat-zat ini secara pasif direabsorbsi seperti urea
(Sherwood, Luralee: 2001: 484).
Sekresi Tubulus
Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepital seperti yang dilakukan
reabsorbsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Bahan yang
paling penting disekresikan oleh tubulus adalah io hydrogen dan ion kalium,
serta anion dan kation organok, yang banyak di antaranya adalah senyawasenyawa yang asing. Sekresi hydrogen ginjal sangatlah penting dalam
pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh. Ion kalium adalah contoh zat
yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan di berbagai bagian
tubulus (Sherwood, Lauralee, 2001: 484).
Ureter
Dinding ureter terdriri atas otot polos yang tersusun spiral, memanjang, dan
melingkar, namun demikian tidak ditemukan bats lapisan yang jelas (Ganong,
William F, 2008: 753). Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan
peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke
dalam kandung kemih. Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter
yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dlam bentuk pancaran,
melalui osteum uratralis (Pearce, Evelyn C, 2006: 241).
Vesika Urinaria
Setelah dibentuk oleh ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih
(buli-buli). Aliran urin di ureter tidak semata-mata bergantung pada gaya
tarik bumi. Kontraksi otot polos yang ada di dalam dinding uretra juga
mendorong urin bergerak maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter
menembus dinding kandung kemih secara oblik, melalui dinding kandung
kemih beberapa sentimeter sebelum bermuara di rongga kandung kemih.
Susunan anatomis seperti ini mencegah aliran balik urin dari kandung kemih
ke ginjal apabila terjadi peningkatan tekanan di kandung kemih.
Selain itu, dinding kandug kemih yang berlipat-lipat menjadi rata ewaktu
kandung kemih terisi untuk meningkatkan kapasitas kandung kemih karena
urin secara terus-menerus dibentuk oleh ginjal, kandung kemih harus
memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup, sehingga urin tidak perlu terusmenerus dikeluarkan.
Otot polos kandung kemih mendapat banyak persarafan serat parasimpatis,
yang apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih.
Saluran kandung kemih dijaga oleh dua sfingter; sfingter uretra interna dan
sfingter uretra eksterna. Sfingter uretra interna terdiri dari otot polos dan,
dengan demikian berada di bawah kontrol involunter. Lebih jauh ke bawah,
uretra dikelilingi oleh satu lapisan otot rangka, sfingter uretra eksterna.
Sfingter ini diperkuat oleh seluruh diafragma pelvis. Otot rangka, sfingter