Anda di halaman 1dari 7

Skenario demam sore hari

Seorang wanita 30 tahun, mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu. Demam dirasakan lebih
tinggi pada sore dan malam hari dibandingkan pagi hari. Pada pemeriksaan fisik kesadaran
somnolen, nadi bradikardia, suhu tubuh hiperpireksia (pengukuran jam 20.00 WIB), lidah
terlihat typhoid tongue. Pada pemeriksaan widal didapatkan titer anti-salmonella typhi O
meningkat. Ibu tersebut bertanya kepada dokter bagaimana cara pencegahan penyakitnya.
SASARAN BELAJAR
LI.1. Memahami dan Menjelaskan tentang Demam
LO.1.1.Menjelaskan pengertian demam
LO.1.2.Menjelaskan klasifikasi demam
LO.1.3.Menjelaskan etiologi demam
LO.1.4.Menjelaskan pafisiologi demam
LI.2. Memahami dan Menjelaskan tentang Demam Tifoid
LO.2.1.Menjelaskan pengertian demam tifoid
LO.2.2.Menjelaskan etiologi demam tifoid
LO.2.3.Menjelaskan epidemiologi demam tifoid
LO.2.4.Menjelaskan patofisiologi demam tifoid
LO.2.5.Menjelaskan manifestasi klinis demam tifoid
LO.2.6.Menjelaskan diagnosis demam tifoid
LO.2.7.Menjelaskan penatalaksanaan demam tifoid
LO.2.8.Menjelaskan komplikasi demam tifoid
LO.2.9.Menjelaskan pencegahan demam tifoid
LI.3. Memahami dan Menjelaskan tentang Salmonella enterica
LO.3.1.Menjelaskan morfologi Salmonella enterica
LO.3.2.Menjelaskan klasifikasi Salmonella enterica
LO.3.3.Menjelaskan siklus hidup Salmonella enterica
LO.3.4.Menjelaskan gangguan klinis oleh Salmonella enterica
LI 4. Memahami dan menjelaskan tentang antibiotika untuk kuman penyebab demam
tifoid
LO 4.1. Definisi Antibiotik
LO 4.2. Macam-macam Antibiotik yang Digunaka
LO 4.3. Antibiotik yang Efektif bagi Penderita Demam Tifoid
LO 4.4 Efek Samping Obat yang Digunakan
LO 4.5. Kontra Indikasi dari Obat yang Digunakan
LI.1. Memahami dan Menjelaskan tentang Demam
LO.1.1.Menjelaskan pengertian demam
Demam adalah kenaikan suhu tubuh dari normalnya yang ditengahi oleh kenaikan titikambang regulasi panas hipotalamus. Pusat regulasi/pengatur panas hipotalamus mengendalikan

suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor neuronal perifer dingin dan
panas.Dimana suhu dapat diukur melalui axila ,oral,dan rectal .
. Terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rektal. Dalam keadaan
biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0.5C; suhu rektal lebih tinggi daripada suhu oral. Suhu
tubuh mengikuti irama sirkadian: suhu pada dini hari rendah, dan suhu tertinggi terjadi pada
pukul 16.00-18.00 .
Tempat
pengukuran
Aksila
Sublingual
Rektal
Telinga

a.

b.

c.

d.
e.

Jenis termometer

Rentang; rerata
suhu normal (oC)

Air raksa, elektronik


Air raksa, elektronik
Air raksa, elektronik
Emisi infra merah

34,7 37,3; 36,4


35,5 37,5; 36,6
36,6 37,9; 37
35,7 37,5; 36,6

Dema
m
(oC)
37,4
37,6
38
37,6

LO.1.2.Menjelaskan klasifikasi demam


Beberapa pola demam yang mungkin kita jumpai, antara lain:
Demam Septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Bila demam yang tinggi tersebut
turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hetik.
Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
Demam Kontinyu
Pada demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
Demam Siklik
Pada demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode
bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Relapsing fever dan demam periodik:

o Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau irregular.
Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan suhu
normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi
setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan brucellosis.

Gambar 5. Pola demam malaria


o Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang disebabkan oleh
sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick (tickborne RF).

Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing)

Klasifikasi

Penyebab tersering

Demam dengan localizing


signs
Demam tanpa localizing
signs
Fever of unknown origin

Infeksi saluran nafas atas


Infeksi virus, infeksi saluran
kemih
Infeksi, juvenile idiopathic
arthritis

Lama demam
pada umumnya
<1 minggu
<1minggu
>1 minggu

Demam dengan localizing signs


Penyakit demam yang paling sering ditemukan pada praktek pediatrik berada pada kategori ini
(Tabel 5.). Demam biasanya berlangsung singkat, baik karena mereda secara spontan atau karena
pengobatan spesifik seperti pemberian antibiotik. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik dan dipastikan dengan pemeriksaan sederhana seperti pemeriksaan foto
rontgen dada.1
Tabel 5. Penyebab utama demam karena penyakit localized signs
Kelompok
Infeksi saluran nafas
atas

Penyakit
ISPA virus, otitis media, tonsillitis, laryngitis, stomatitis
herpetika

Pulmonal
Gastrointestinal
Sistem saraf pusat
Eksantem
Kolagen
Neoplasma
Tropis

Bronkiolitis, pneumonia
Gastroenteritis, hepatitis, appendisitis
Meningitis, encephalitis
Campak, cacar air
Rheumathoid arthritis, penyakit Kawasaki
Leukemia, lymphoma
Kala azar, cickle cell anemia

Demam tanpa localizing signs


Sekitar 20% dari keseluruhan episode demam menunjukkan tidak ditemukannya localizing signs
pada saat terjadi. Penyebab tersering adalah infeksi virus, terutama terjadi selama beberapa tahun
pertama kehidupan. Infeksi seperti ini harus dipikirkan hanya setelah menyingkirkan infeksi
saluran kemih dan bakteremia. Tabel 6. menunjukan penyebab paling sering kelompok ini. 1
Demam tanpa localizing signs umumnya memiliki awitan akut, berlangsung kurang dari 1
minggu, dan merupakan sebuah dilema diagnostik yang sering dihadapi oleh dokter anak dalam
merawat anak berusia kurang dari 36 bulan.
Tabel 6. Penyebab umum demam tanpa localizing signs
Penyebab
Infeksi

PUO (persistent
pyrexia of
unknown
origin) atau
FUO
Pasca vaksinasi
Drug fever

Contoh
Bakteremia/sepsis
Sebagian besar virus
(HH-6)
Infeksi saluran kemih
Malaria
Juvenile idiopathic
arthritis

Petunjuk diagnosis
Tampak sakit, CRP tinggi, leukositosis
Tampak baik, CRP normal, leukosit
normal
Dipstik urine
Di daerah malaria
Pre-articular, ruam, splenomegali,
antinuclear factor tinggi, CRP tinggi

Vaksinasi triple, campak

Waktu demam terjadi berhubungan


dengan waktu vaksinasi
Riwayat minum obat, diagnosis
eksklusi

Sebagian besar obat

Persistent Pyrexia of Unknown Origin (PUO)


Istilah ini biasanya digunakan bila demam tanpa localizing signs bertahan selama 1 minggu
dimana dalam kurun waktu tersebut evaluasi di rumah sakit gagal mendeteksi penyebabnya.
Persistent pyrexia of unknown origin, atau lebih dikenal sebagai fever of unknown origin (FUO)
didefinisikan sebagai demam yang berlangsung selama minimal 3 minggu dan tidak ada
kepastian diagnosis setelah investigasi 1 minggu di rumah sakit.1
LO.1.3.Menjelaskan etiologi demam

Penyebab
Infeksi

PUO (persistent
pyrexia of
unknown
origin) atau
FUO
Pasca vaksinasi
Drug fever

Contoh
Bakteremia/sepsis
Sebagian besar virus
(HH-6)
Infeksi saluran kemih
Malaria
Juvenile idiopathic
arthritis

Petunjuk diagnosis
Tampak sakit, CRP tinggi, leukositosis
Tampak baik, CRP normal, leukosit
normal
Dipstik urine
Di daerah malaria
Pre-articular, ruam, splenomegali,
antinuclear factor tinggi, CRP tinggi

Vaksinasi triple, campak

Waktu demam terjadi berhubungan


dengan waktu vaksinasi
Riwayat minum obat, diagnosis
eksklusi

Sebagian besar obat

Penyebab Umum
Infeksi virus dan bakteri;
Flu dan masuk angina
Radang tenggorokan;
Infeksi telinga
Diare disebabkan bakterial atau diare disebabkan virus.
Bronkitis akut, Infeksi saluran kencing
Infeksi saluran pernafasan atas (seperti amandel, radang faring atau radang laring)
Obat-obatan tertentu
Kadang-kadang disebabkan oleh masalah-masalah yang lebih serius seperti pneumonia, radang
usus buntu, TBC, dan radang selaput otak.
Demam dapat terjadi pada bayi yang diberi baju berlebihan pada musim panas atau pada
lingkungan yang panas.
Penyebab-penyebab lain: penyakit rheumatoid, penyakit otoimun, Juvenile rheumatoid arthritis,
Lupus erythematosus, Periarteritis nodosa, infeksi HIV dan AIDS, Inflammatory bowel disease,
Regional enteritis, Ulcerative colitis, Kanker, Leukemia, Neuroblastoma, penyakit Hodgkin,
Non-Hodgkin's lymphoma
Penyebab Khusus
1. Set point hipotalamus meningkat

a.

Pirogen endogen
Infeksi
Keganasan
Alergi
Panas karena steroid
Penyakit kolagen

b. Penyakit atau zat


Kerusakan susunan saraf pusat

Keracunan DDT

Racun kalajengking

Penyinaran
Keracunan epinefrin
2. Set point hipotalamus normal
a. Pembentukan panas melebihi pengeluaran panas
Hipertermia malignan
Hipertiroidisme
Hipernatremia
Keracunan aspirin
b. Lingkungan lebih panas dari pada pengeluaran panas
Mandi sauna berlebihan
Panas di pabrik
Pakaian berlebihan
Pengeluaran panas tidak baik (rusak)
Displasia ektoderm
Kombusio (terbakar)
Keracunan phenothiazine
Heat stroke
3. Rusaknya pusat pengatur suhu
a.

Penyakit yang langsung menyerang set point hipotalamus:


Ensefalitis/ meningitis
Trauma kepala
Perdarahan di kepala yang hebat
Penyinaran
LO.1.4.Menjelaskan pafisiologi demam
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh akibat dari peradangan atau infeksi. Proses
perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh zat toksin
yang masuk kedalam tubuh.
Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh.
Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh
terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali
dengan masuknya zat toksin (mikroorganisme) kedalam tubuh kita. Mikroorganisme (MO) yang

masuk kedalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen
eksogen.
Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya dengan
pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya
(fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tubuh akan mengeluarkan senjata, berupa zat
kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai anti
infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus
untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat dapat keluar
dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh
hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2).
Pengeluaran prostaglandin dibantu oleh enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran
prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,
hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya
peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu
tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Selain itu
vasokontriksi kulit juga berlangsung untuk mengurangi pengeluaran panas. Kedua mekanisme
tersebut mendorong suhu naik. Adanya proses menggigil ( pergerakan otot rangka) ini ditujukan
untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Dan terjadilah demam.

Anda mungkin juga menyukai