Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari

kita sering melakukan

aktivitas, baik yang telah merupakan kebiasaan maupun yang


hanya kadang-kadang kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas
itu kita memerlukan energy. Energi yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas tersebit di peroleh dari bahan makana yang
kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengndung
tiga kelpmpok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak.
Pada umumnya di Indonesia bahan makana pokok yang
biasa kita makan yang mengandung karbohidrat yaitu beras,
jagung,

sagu

dan

kadang-kadang

ubi

atau

singkong.

Karbohidrat yang terkandung terdapat sebagai amilum atau


pati. Namun karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati
saja akan tetapi juga sebagai gula misalnya buah-buahan,
dalam madu lebah dan lain sebagainya.
Selain sebagai bahan makan, terdapat juga karbohidrat yang
tidak dapat kita makan , misalnya kayu, serat kapas dan
beberapa tumbuhan lain.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kita perlu melakukan
pengamatan ini yang bertijuan untuk mengamati kandungan
karbohidrat secara umum.
B. Tujuan
1. Untuk

menentukan

adanya

karbohidrat

melalui uji kelarutan dan percobaan Molisch.

secara

umum

2. Untuk menentukan adanya amilum/pati melalui percobaan


Iod.
3. Untuk menentukan adanya kandungan aldosa dan ketosa
melalui uji Benedict.
4. Untuk

menentukan

adanya

kandungan

monosakarida

melalui reaksi Barfoed.


5. Untuk menentukan adanya kandungan ketosa melalui reaksi
Schliwanoff.
6. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada
suatu sampel melalui percobaan peragian.
7. Untuk mengetahui hidrolisis selulosa.
8. Untuk mengetahui hidrolisis amilum.
9. Untuk mengetahui adanya kandungan aldosa atau ketosa
melalui uji Osazon.
C.

Manfaat
Adapun manfaat dari paktikum ini adalah dapat memberi
wawasan yang lebih luas dan keterampilan yang lebih baik
kepada mahasiswa khususnya untuk mengetahui lebih dalam
tentang reaksi-reaksi umum untuk menentukan kandungan
karbohidrat secara umum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida
(dari bahasa Yunani, yang berarti "gula") adalah segolongan
besar

senyawa

organik

yang

paling

melimpah

di

bumi.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk


hidup,

terutama

sebagai

bahan

bakar

(misalnya

glukosa),

cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen


pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan,

kitin

fotosintesis,

pada

tetumbuhan

hewan
hijau

dan

jamur).

mengubah

Pada

karbon

proses
dioksida

menjadi karbohidrat (Anonim, 2011).


Secara sederhana dapat diartikan bahwa karbohidrat ialah
suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O), aatau karbondan hidrat (H2O)
sehingga dinamakan karbohidrat. Dalam tumbuhan, senyawa ini
dibentuk melalui proses fotosintesis antara air (H2O) dengan
karbondioksida

(CO2)dengan

menghasilkan

senyawa

bantuan

sakarida

sinar
dengan

matahari

(UV)

rumus(CH2O)

(Lehninger, 1982).
Menurut Lehninnger (1982), karbohidrat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu sebagai beruikut:
1. Monosakarida ialah gula yang sederhana, terdiri dar hanya
satu yunit polysakarida

aldehid atau keton atau dalam arti

molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan


tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi
lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling
sederhana yaitu gliseraldehid dan dihidroksiaseton. Contoh

monosakarida yang penting yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa,


dan pentosa.
2. Oligosakarida,

senyawa

yang

termasuk

oligosakarida

mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul


monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu
dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida.
Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas
tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk
dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling
banyak terdapat dalam alam ialah disakarida. Golongan
disakarida yaitu sukrosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa.
Golongan yang termasuk oligosakarida adalah rafinosa yang
bila dihidrolisis menjadi galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
3. Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks
daripada mono dan oligosakarida. Polisakarida yang terdiri
atas

banyak

molekul

monosakaridaumumnya

polisakarida

berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal,


tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya
ialah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.
Oligosakarida merupakan senyawa yang jika dihidrolisis
menghasilkan 2 sampai 6 gula monosakarida. Disakarida jika
dihidrolisis

menghasilkan

gula

monosakarida,

sedangkan

pentosakarida menghasilkan 5 monosakarida. Pada umumnya


monosakarida

dan

disakarida

merupakan

senyawa

yang

menkristal, larut dalam air, dan rasanya manis. Polisakarida


termasuk

karbohidrat

yang

jika

dihidrolisis

menghasilkan

sejumlah monosakarida. Karbohidrat yang termasuk polisakarida


biasanya tidak berasa, tidak larut, berupa senyawa amorf dengan
bobot molekul yang tinggi (Girindra, 1986).

Menurut

Poedjiadi

(2007),

sifat

kimia

karbohidrat

berhubungan erat dengan gugus fungsi yang terdapat pada


molekulnya yaitu gugus OH, gugus aldehid dan gugus keton.
1. Sifat

mereduksi,

monosakarida

dan

beberapa

disakarida

mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana


basa.

Sift

sebagai

reduktor

ini

dapat

digunakan

untuk

keperluan identifikasi karbohidrat mupun analisis kuantitatif.


Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau
keton bebas dalam molekul karbohidrat.
2. Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh
karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat
direduksi selain oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas
dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling.
3. Pereaksi Benedict, pereaksi ini berupa larutan

yang

mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat.


Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membut pereaksi
benedict bersifat asam lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata.
4. Pereaksi Barfoed, pereaksi ini terdiri dari larutan kupriasetat
dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan
antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat
mereduksilebih cepat oleh disakarida. Apabila karbohidrat
mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi.
Gugus aldehid pada karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi
gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat.
Sebagai contoh galaktosa akn teroksidasi menjadi asam
galaktonat, sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
5. Pembentukan Furfural, dalam larutan asam yang encer,
walaupun dipanaskan, monosakarida umunya stabil. Tetapi
apabila

dipanaskan

dengan

asam

kuat

yang

pekat,

monosakarida akan menghasilkan fulfural atau derivatnya.


Reaksi pembentuka furfural adalah reaksi dehidrasi atau
pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
6. Pembentukan ozason, semua karbohidrat yamg mempunyai
gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk ozason bila
dipanaskan

bersama

fenilhidrazin

berlebih.

Ozason

yang

terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang khas


bagi masing-masing karbohidrat.
Monosakarida mempunyai gugus fungsi yang dapat dioksidasi
menjadi

gugus

karboksilat.

Asam

yang

terbentuk

dapat

dipandang sebagai derivate monosakarida. Di samping itu


dikenal pula gula amino yaitu monosakarida yang mengandung
gugus NH2 selain dapat dioksidasi gugus aldehid dan keton
dapat pula direduksi menjadi gugus alkohol (Poedjiadji, 2007).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis/ 15 Desember 2011
Waktu

: Pukul 09.00 s.d. 11.00 WITA

Tempat

: Laboratorium Biologi Lantai II Barat FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat:
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur
f. Bunsen
g. Batang pengaduk
2. Bahan:
a. Amilum
b.
c.
d.
e.

Larutan
Larutan
Larutan
Larutan

Fruktosa
Maltosa
Laktosa
Sukrosa

f. Larutan Galaktosa
g. Larutan Glukosa
h. Larutan -naftol
i. Asam sulfat pekat
j. Larutan Iod
k. Larutan NaOH ( Natrium Hidroksida )
l. Reagen Benedict
m. Reagen Barfoed
n. Reagen Molisch
o. Reagen Fosfomolibdat
p. 5 ml suspensi ragi roti
q. Reagen Seliwanoff
r. Larutan Asam Klorida ( HCl )
s. Larutan Fenilhidrazin
t. Na-asetat kering
u. Kertas saring atau kertas biasa
v. Korek api
w. Air suling atau air aquadest
x. Tissue
C. Cara Kerja
Uji kelarutan dan percobaan Molisch

, mengisi masing-masing tabung reaksi dengan beberapa ampel gula. Sampel gula yaitu: amilum, sel

g reaksi yang telah berisi dengan sampel gula dengan - naftol dengan H2SO4 pekat dan mengamati

Percobaan Iod

reaksi dengan beberapa sampel gula. Sampel gula yaitu: Amilum 1%, Fruktosa 1%, Glukosa 1%, Gala

erisi dengan sampel gula dengan reagen Iod, lalu memanaskan larutan tersebut dan menambahkan N

Percobaan Benedict

tabung reaksi dengan beberapa sampel gula. Sampel gula yaitu: Fruktosa 1%, Glukosa 1%, Galaktosa

reaksi yang telah berisi dengan sampel gula dengan reagen Benedict dan mengamati perubahan warn

Percobaan Barfoed

tabung reaksi dengan beberapa sampel gula. Sampel gula yaitu: Fruktosa 1%, Glukosa 1%, Galaktosa

gan sampel gula dengan reagen Barfoed lalu memanaskan larutan dan menambahkan asam fosfomol

Percobaan Schliwanof

tabung reaksi dengan beberapa sampel gula. Sampel gula yaitu: Fruktosa 1%, Glukosa 1%, Galaktosa

ng reaksi yang telah berisi dengan sampel gula dengan reagen Schliwanoff dan mengamati perubaha

Uji Peragian

tabung reaksi dengan beberapa sampel gula. Sampel gula yaitu: Fruktosa 1%, Glukosa 1%, Galaktosa

ng telah berisi dengan sampel gula dengan 3 tetes ragi lalu mendiamkan selama 60 menit dan menga

Hidrolisis Selulosa

g dengan H2SO4 lalu mengaduk dan memanaskan setelah ditambahkan H2O dan mendiamkan selam

Menambahkan reagen Benedict dan mengamati perubahan warna yang terjadi.

Hidrolisis Amilum

nyiapkan amilum dan menambahkan dengan HCl kemudian memanaskan pada api langsung.

etesi dengan reagen iod dan reagen Benedict serta mengamati perubahan warna yang terjadi.

Uji Ozason

Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, mengisi


masing-masing

tabung

reaksi

dengan

beberapa1 mL sampel gula. Sampel gula yaitu:


Fruktosa 1%, Glukosa 1%, dan agar-agar.

Menambahkan

masing-masing

tabung

reaksi yang telah berisi dengan sampel gula


dengan reagen Fenilhidrasin.

Memanaskan

dalam

air

mendidih

selama 10 menit dan mengmati danya


endapan yang terjadi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
1.

Reaks

Percobaan
Uji

Kelarutan

Percobaan Molisch
a. Amilum
b. Selulosa
c. Monosakarida

Perubahan warna

dan
+

Cincin

berwarna

+
+

keunguan
Cincin

berwarna

merah ungu
Cincin
berwarna
ungu
2.

3.

4.

Percobaan Iod
a. Glukosa
b. Maltosa
c. Fruktosa
d. Laktosa
e. Galaktosa
f. Sukrosa
g. Amilum
Percobaan Benedit
a. Glukosa
b. Maltosa
c. Fruktosa
d. Laktosa
e. Galaktosa
f. Sukrosa
Percobaan Barfoed
a. Glukosa
b. Maltosa
c. Fruktosa
d. Laktosa
e. Galaktosa
f. Sukrosa

Bening
Kuning
Bening kekuningan
Bening
Bening kekuningan
Bening
Bening

+
+

Biru
Merah
Biru
Merah
Merah
Biru

+
+
+
+
+
+
+

5.

Percobaan Peragian

Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Glukosa
Maltosa
Fruktosa
Laktosa
Galaktosa
Sukrosa

+
+
+

Tidak

ada

gelembung
Tidak

ada

gelembung
Ada gelembung
Ada gelembung
Tidak
ada
gelembung
Ada gelembung

6.

7.
8.
9.

Percobaan Seliwanof
a. Glukosa
b. Maltosa
c. Fruktosa
d. Laktosa
e. Galaktosa
f. Sukrosa
Hidrolisis Amilum
Hidrolisis Selulosa
Uji Osazon

+
+
+
+

Bening
Bening
Merah
Bening
Bening
Bening
Cincin brwarna hijau
Bening kebiruan
Endapan kuning

B. Pembahasan
1. Uji kelarutan dan percobaan Molisch
Pengamatan ini bertujuan untuk menetukan kandungan
karbohidrat secara umum. Uji Kelarutan dan Percobaan
Molisch

dilakukan

pengujian

Amilum,

Selulosa

dan

Monosakarida. Pada pengujian amilum didapatkan reaksi


yang positif dan perubahan warnanya adalah cincin berwarna
merah keunguan. Sedangkan untuk pengujian pada selulosa
hasilnya juga positif yaitu menghasilkan cincin berwarna
merah

ungu.

Selanjutnya

untuk

pengujian

pada

monosakarida, dilakukan banyak uji pada larutan diantaranya


larutan glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa dan

galaktosa.

Pada

pengamatan

larutan

tersebut,

semua

reaksinya positif yaitu menghasilkan cincin berwarna ungu,


hal ini sesusai dengan teori.
Berdasarkan Hala dan Hartono (2012), larutan amilum
apabila dibubuhi dengan beberapa tets alkohol/ naftol dan
asam sulfat pekat, sehingga terjadi pembatasan cincin.
Adanya karbohidrat memberikan cincin berwarna merah atau
ungu. Pada selulosa adanya karbohidrat memberikan cincin
berwarna ungu dan pada monosakarida adanya cincin ungu
menunjukan

adanya

karbohidrat.

terbentuk adalah sebagai berikut :

Adapun

reaksi

yang

2. Percobaan Iod
Percobaan
amilum/

pati

iod

bertujuan

pada

sebuah

untuk
sampel

menentukan
gula,

adanya

reksi

ditunjukkan dengan adanya perubahan warna

positif

biru, yang

dapat terbentuk karena adanya ikatan komplek setelah


ditamabahkan 1 tetes NaOH dan dipanaskan (Hala, 2012).
Berdasarkan dari hasil pengamatan, untuk percobaan iod
dilakukan pada beberapa larutan diantaranya yaitu larutan
Glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, galaktosa dan
Amilum.

Pada

larutan

glukosa,

laktosa,

dan

sukrosa

menghasilkan reaksi negatif yaitu bening. Sedangkan untuk


larutan maltosa warnanya beda yaitu kuning. Akan tetapi,
tetap menghasilkan reaksi yang sama atau negatif. begitupun
halnya dengan larutan fruktosa dan galaktosa yang reaksinya
juga negatif tetapi warnanya bening kekuningan.

Pada

percobaan ini tidak ada yang menunjukan reaksi positif


karena tidak ada yang menghasilkan warna biru, Hal ini
terjadi karena adanya kesalahan praktikan dalam melakukan

metode kerja. Adapun reaksi yang seharusnya yaitu sebagai


berikut :

3. Percobaan Benedict
Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya
kandungan aldosa dan ketosa. Pada pengamatan hanya
glukosa, fruktosa dan sukrosa yang berwarna biru dan tidak
memiliki

endapan

yang

menunjukan

reaksi

negative

sedangkan galaktosa, maltosa, dan laktosa, menunjukkan


reaksi positif dengan berubah warna dan memiliki endapan
merah bata yang menandakan adanya kandungan aldosa dan
ketosa.
Percobaan Benedict berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat,

natriumkarbonat

natriumkarbonat

dan

dan

natriumsitrat.

natriumsitrat

membuat

Adanya
pereaksi

benedict bersifat asam lemah. Endapan yang terbentuk dapat


berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini
tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa
(Poedjiadji, 2007).
Adapun persamaan reaksinya yaitu :
O

RCH + Cu2+ 2OH- RCOH + Cu2O(s) + H2O


Gula Pereduksi

Endapan Merah Bata

4. Percobaan Barfoed
Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya
kandungan monosakarida. Larutan glukosa, fruktosa, maltosa,
laktosa, sukrosa dan juga galaktosa menghasilkan warna biru
sehingga dianggap sebagai disakarida. Menurut Poedjiadji
(2007), pereaksi Barfoed terdiri dari larutan kupriasetat dan
asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan
antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat
mereduksi lebih cepat oleh disakarida. Oleh karena itu,
larutan uji disakarida tidak membentuk warna merah orange
pada percobaan ini. Akan tetapi, membentuk warna biru.

Apabila menghasilkan warna merah bata, maka reaksinya


dapat dilihat di bawah ini :
O
O

Cu2+ asetat

RCH + RCOH + Cu2O(s) + CH3COOH


Kalor
n-glukosa
E.merah
monosakarida
bata

5. Percobaan Seliwanoff
Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya
kandungan ketosa. Berdasarkan pengamatan hanya satu
sampel gula menunjukan hasil yang positif yaitu fruktosa,
sedangkan sampel gula yang lain menunjukkan hasil yang
negatif hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan.
Menurut Hala dan Hartono (2012), pada percobaan
scliwanoff, fruktosa akan bereaksi cepat dengan membentuk
warna merah. Zat-zat lain juga akan bereaksi seperti fruktosa
apabila pemanasan dilakukan lebih lama. Prinsip reaksinya
berdasarkan atas pembentukan 4- hidroksi metal fulfural
yang membentuk senyawa berwarna ungu dengan adanya
resolsinol
menunjukan

(1,3

dihidroksi

adanya

warna

percobaan Seliwanoff yaitu :

benzena).
merah.

Reaksi

Adapun

positif

reaksi

dari

6. Percobaan peragian
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya
kandungan karbohidrat pada suatu sampel. Pada pengamatan
ini ditandai dengan menghasilkan gelembung gas CO2
menandakan terjadi reaksi positif. Hal tersebut dikarenakan
suatu campuran ke tabung terjadi fermentasi. Reaksi positif
ditandai dengan adanya gelembung gas yang menandakan
adanya bakteri Sacharomices. Pada pengamatan ini fruktosa,
laktosa,

dan

sukrosa

yang

menunjukan

reaksi

positif,

sedangkan glukosa, maltosa, dan galaktosa menunjukkan


reaksi negatif.
7. Hidrolisis Selulosa
Berdasarkan

percobaan

yang

telah

dilakukan

pada

hidrolisis selulosa, maka diperoleh hasil reaksi yang positif yaitu


warnanya

bening

kebiruan.

Ada

beberapa

faktor

yang

menyebabkan ssehingga selulosa tidak mengalami perubahan.


Hal ini dikarenakan pada waktu percobaan, selulosa belum
terhidrolisis

sempurna.

Ketidaktelitian

praktikan

memicu

tejadinya kesalahan pengamatan. Berdasarkan teori, selulosa


bereaksi postif terhadap pereaksi barfoed. Jika telah terhidrolisis
sempurna menandakan bahwa selulosa bila dipanaskan akan
terhidrolisis menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa
fruktosa dan glukosa. Monosakarida itulah yang menunjukkan
reaksi dengan pereaksi tersebut.
8. Hidrolisis Amilum
Berdasarkan pengamatan kami diperoleh data bahwa
hasil hidrolisis pati dengan penambahan iodium tiap 3 menit

menghasilkan warna larutan yang hingga larutan berwarna


kuning pucat. Akan tetapi, hasil percobaan yang diperolah
berbeda dengan dasar teori yang digunakan sebagai acuan. Di
mana, setiap 3 menit penambahan iod ternyata larutan yang
diberi iodium tidak berubah menjadi berwarna ungu seperti
yang ditunjukkan pada data acuan. Demikian pula pada menitmenit berikutnya hingga warna memperlihatkan kuning pucat.
Hal ini mungkin disebabkan karena alat yang digunakan kurang
steril

dan

masih

terkontaminasi

dengan

senyawa

lain,

ketidaktelitian praktikan dalam mereaksikan sejumlah bahan


yang seharusnya sesuai dengan prosedur kerja, dan pemanasan
yang berlebihan sehingga mempengaruhi hasil reaksi. Adapun
hasil hidrolisis setelah dinetralkan dengan NaOH, lalu diuji
dengan pereaksi Benedict akan menghasilkan larutan yang
memberntuk endapan merah bata. Adapun reaksi terbentuknya
Amilum yaitu :

10.

Uji Ozason

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya


kandungan aldosa atau ketosa. semua sampel gula yang
digunakan memilki endapan dan menghasilkan larutan yang
berwarna kuning setelah dipanaskan. Hal ini sesuai dengan
teori Menurut Poedjiadi (2007), pembentukan ozason, semua
karbohidrat yamg mempunyai gugus aldehida atau keton
bebas akan membentuk ozason bila dipanaskan bersama
fenilhidrazin berlebih.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Uji kelarutan

dan

percobaan

Molisch

dilakukan

untuk

mengetahui adanya karbohidrat pada larutan, positif pada


monosakarida

membentuk

cincin

ungu.

Reaksi

ini

berdasarkan pembentukan furfural yang didehidrasi oleh


asam sulfat pekat.
2. Uji Iod untuk menentukan ada tidaknya amilum/pati, reaksi
positif hanya pada perubahan warna, setelah dilakukan
penambahan NaOH tidak positif lagi dikarenakan pada saat
pemanasan

ikatan

hidrogen

putus

dan

pada

saat

penambahan NaOH yang bersifat basa, dan semestinya


ditambahakan HCl. Reaksi positif terjadi pada amilum.
3. Uji Benedict larutan-larutan tembaga yang basa bila direduksi
oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas.

4. Percobaan Barfoed untuk menentukan adanya atau tidaknya


yang termasuk monosakarida pada larutan. Semua larutan
yang diuji negative dikarenakan larutan. Semua larutan yang
di

uji

negative

dikarenakan

larutan

tersebut

bukan

merupakan monosakarida melainkan disakarida.


5. Percobaan peragian, dilakukan untuk melihat fermentasi yang
terjadi pada ragi roti.
6. Percobaan seliwanoff, dilakukan untuk memebuktikan adanya
ketosa(fruktosa),

reaksi

terjadi

berdasarkan

atas

pembentukan a-hidroksi metal furfural yang akan membentuk


senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol. Positif
ditandai dengan hasil reaksi perubahan warna menjadi
merah.
7. Reaksi hidrolisis

amilum

dan

seluosa,

dilakukan

untuk

mnegendentifikasi amilum dan selulosa.


B. Saran
1. Untuk praktikan
Praktikan diharapkan agar sebelum melakukan praktikum
agar dapat mengetahui apa yang akan dipraktikumkan.
2. Untuk laboratorium
Laboratorium diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas
yang diperlukan dalam praktikum terutama bahan yang
digunakan.
3. Untuk Asisten
Asisten diharapkan agar dapat membimbing praktikan
dengan sesungguh-sungguhnya dan lebih maksimal untuk
dapat meminimalisir kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Karbohidrat. http://id.wikipedia.org/wiki/karbohidrat.
Diakses tanggal 9 Desember 2012 di Makassar.
Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia.
Hala, Yusminah. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia Umum.
Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Lehninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.

Anda mungkin juga menyukai