Makalah Teori Keagenan
Makalah Teori Keagenan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Saat ini kebutuhan akan informasi akuntansi terus berkembang. Tidak hanya
dibutuhkan oleh pihak internal, seperti manajer, tetapi juga oleh pihak eksternal,
seperti investor, kreditur, dan pemerintah. Informasi yang mereka butuhkan tentunya
bukan merupakan informasi yang asal-asalan, tetapi informasi yang menunjukkan
kondisi sebenarnya dari suatu perusahaan yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan. Hal ini menyebabkan timbulnya usaha-usaha untuk merumuskan teori-teori
akuntansi yang lebih fleksibel dan relevan dengan perkembangan zaman dan pola pikir
masyarakat yang terus meningkat, serta mengembangkan disiplin akuntansi sehingga
menjadi lebih bermanfaat bagi perusahaan dan masyarakat.
Usaha ini dilakukan salah satunya dengan mengadakan penelitian-penelitian.
Penelitian di bidang akuntansi ini terus-menerus dilakukan oleh para peneliti akuntansi
dan telah memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan Teori Akuntansi
pada khususnya dan profesi akuntansi pada umumnya. Salah satu bidang akuntansi
yang diteliti adalah Teori Keagenan (Agency Theory). Teori ini merupakan salah satu
teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi
dari perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku
manusia dalam model ekonomi.
Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis
perusahaan yang dipakai selama ini. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya
hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang yakni investor dengan pihak
yang menerima wewenang (agensi) yaitu manager. Menurut teori ini, hubungan antara
pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang
saling bertentangan (Conflict of Interest). Pertentangan dan tarik-menarik kepentingan
antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan permasalahan yang dalam Agency
Theory dikenal sebagai Asymmetric Information (AI).
Adanya AI dan Conflict of Interest pada manager/agen, memungkinkan mereka
untuk mengambil keputusaan dan kebijakan yang kurang bermanfaat bagi perusahaan.
Adanya kondisi ini menimbulkan tata kelola perusahaan yang kurang sehat karena
Makalah 2
Teori Keagenan (Agency Theory)
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1.3.
1.
2.
3.
4.
5.
TUJUAN
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Theory).
Untuk mengetahui bagaimana konsep Teori Keagenan (Agency Theory).
Untuk mengetahui bagaimana Teori Keagenan (Agency Theory) dalam praktik
4.
5.
keagenan.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengahadapi masalah keagenan.
BAB II
Makalah 3
Teori Keagenan (Agency Theory)
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Agency Theory
Agency Theory merupakan bidang yang populer akhir-akhir ini. Pemisahan pemilik
dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori
keagenan). Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset
akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan
dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Teori agensi
mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer.
Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta
karena adanya kepentingan yang saling bertentangan.
Salah satu hipotesis dalam teori keagenan ini adalah bahwa manajemen akan
mencoba memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan cara meminimalisir berbagai
biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency
cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan
terhadap agen. Hipotesis ini tidak sama artinya dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa
manajemen mencoba memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Oleh karena
itu, manajemen diasumsikan akan memilih prinsip akuntansi yang sesuai dengan
tujuannya
memaksimalkan
kepentingannya,
bukan
untuk
memaksimalkan
nilai
perusahaan.
Menurut Anthony dan Govindrajan (2005) teori agensi adalah hubungan atau
kontrak antara principal dan agent. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu
semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara principal dan agent.
Sedangkan Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan:
agency relationship as a contract under which one or more person (the principals)
engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves
delegating some decision making authority to the agent.
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang
(prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal
serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.
Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan
Makalah 4
Teori Keagenan (Agency Theory)
nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan
kepentingan prinsipal.
Teori keagenan (Agency Theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik
bisnis perusahaan yang digunakan selama ini. Teori ini berakar dari sinergi teori ekonomi,
teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya
hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan
pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama
yang disebut nexus of contract..
Teori keagenan/agency theory mengasumsikan bahwa semua individu bertindak
atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya
tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau peningkatan investasi di perusahaan,
sedangkan para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan
syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.
Karena perbedaan kepentingan ini, masing-masing pihak berusaha untuk
memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Principal menginginkan pengembalian yang
semaksimal mungkin dan secepatnya atas investasi yang salah satunya dicerminkan
dengan kenaikan porsi dividen dari tiap saham yang dimiliki. Agen menginginkan
kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi/bonus/insentif/remunerasi
yang memadai. Principal menilai prestasi agen berdasarkan kemampuannya
memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian dividen. Makin tinggi laba, harga
saham dan dividen, maka agen dianggap berhasil atau memiliki kinerja yang baik
sehingga layak mendapat insentif yang tinggi.
Sebaliknya Agen pun memenuhi tuntutan Principal agar mendapatkan kompensasi
yang tinggi. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang memadai maka Agen dapat
memainkan beberapa kondisi perusahan agar seolah-olah target tercapai. Permainan
tersebut bisa atas prakarsa dari Principal ataupun inisiatif Agent sendiri. Maka terjadilah
Creative Accounting yang menyalahi aturan, misalnya piutang yang tidak mungkin
tertagih yang tidak dihapuskan dan pengakuan penjualan yang tidak semestinya, yang
berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam Neraca yang mempercantik laporan
keuangan walaupun bukan nilai yang sebenarnya. Atau bisa juga dengan melakukan
income smoothing (membagi keuntungan ke periode lain) agar setiap tahun kelihatan
Makalah 5
Teori Keagenan (Agency Theory)
pemilik atau pemegang saham, sedangkan manajemen sebagai agen. Principal merupakan
pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama principal,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh principal untuk menjalankan
perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah
diamanahkan oleh principal kepadanya.
Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur
proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan
kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang
mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return maupun
resiko-resiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal
bila kontrak dapat fairness (mencapai keadilan) yaitu mampu menyeimbangkan antara
principal dan agen yang secara sistematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang
optimal oleh agen dan pemberian insentif imbalan khusus yang memuaskan dari principal
ke agen. Inti dari agency theory adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk
menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan
(Scott, 1997).
Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 buah asumsi yaitu:
(a)
(b)
(c)
Makalah 6
Teori Keagenan (Agency Theory)
menyediakan informasi setelah suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pasca
keputusan. Peranan ini sering diasosiasikan dengan peran pengurusan (stewardship)
akuntansi, dimana seorang agen melapor kepada prinsipal tentang kejadian-kejadian di
masa lalu. Inilah yang memberi akuntansi nilai umpan baliknya selain nilai prediktifnya.
Dimana nilai umpan balik menjelaskan bahwa informasi juga mempunyai peran penting
dalam menguatkan atau mengoreksi harapan-harapan sebelumnya. Informasi mengenai
hasil dari suatu keputusan seringkali merupakan masukan kunci dalam pengambilan
keputusan berikutnya. Akuntansi idealnya menyediakan jasa yang sama bagi investor,
Makalah 7
Teori Keagenan (Agency Theory)
Makalah 8
Teori Keagenan (Agency Theory)
lainnya dapat dilakukan dengan cara memberikan pihak manajemen perusahaan suatu
insentif, seperti misalnya, saham yang ada di perusahaan, untuk menyelesaikan preferensi
manajemen perusahaan dengan preferensi pihak pemilik perusahaan.
Konsep pemisahan antara kepemilikan (ownership) para pemegang saham dan
pengelolaan (management) para agen atau manajer dalam perusahaan telah menjadi kajian
sejak tahun 1930-an. Manajemen perusahaan publik yang besar biasanya bukan pemilik.
Bahkan sebagaian besar manajemen puncak (top mangement) hanya memiliki saham
nominal dalam perusahaan yang mereka kelola.
Jensen dan Meckling dalam Isnanta (2008), menyatakan bahwa teori keagenan
mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.
Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi
kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk
membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu,
manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham.
Karena unit analisis dalam teori keagenan adalah kontrak yang melandasi hubungan antara
prinsipal dan agen, maka fokus dari teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling
efisien yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen.
Untuk memotivasi agen maka prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat
mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak
yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu :
1.
Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun
majikan memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat
2.
Makalah 9
Teori Keagenan (Agency Theory)
itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka tindakan agen pun sangat sulit untuk
diamati.
Dengan
demikian,
membuka
peluang
agen
untuk
memaksimalkan
kepentingannya sendiri dengan melakukan tindakan yang tidak semestinya atau sering
disebut disfunctional behaviour, dimana tindakan ini dapat merugikan prinsipal, baik
memanfaatkan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, maupun perekayasaan kinerja
perusahaan.
Salah satu hipotesis dalam teori ini adalah bahwa manajemen dalam mengelola
perusahaan
cenderung
lebih
mementingkan
kepentingan
pribadinya
daripada
meningkatkan nilai perusahaan. Contoh nyata yang dominan terjadi dalam kegiatan
perusahaan dapat disebabkan karena pihak agensi memiliki informasi keuangan daripada
pihak prinsipal (keunggulan informasi), sedangkan dari pihak prinsipal boleh jadi
memanfaatkan kepentingan pribadi atau golongannya sendiri (self-interest) karena
memiliki keunggulan kekuasaan (discretionary power).
Contoh lain Agency theory sebenarnya juga dapat dipahami dalam lingkup
lembaga kemahasiswaan. Pengurus yang dipercayakan menjadi perpanjangan tangan
keluarga mahasiswa untuk mengelola organisasi menjadi agen yang idealnya mampu
mengakomodasi semua kepentingan keluarga. Namun, terkadang pengurus lembaga
kemahasiswaan tak mampu menjalankan ini dengan baik. Kecenderungan pengurus lebih
memilih melaksanakan kepengurusan sesuai dengan keinginannya. Kepentingan keluarga
menjadi terabaikan.
Dijelaskan dalam Jensen dan Meckling (1976), Jensen (1986), Weston dan
Brigham (1994), bahwa masalah keagenan dapat terjadi dalam 2 bentuk hubungan, yaitu:
1.
2.
Makalah 10
Teori Keagenan (Agency Theory)
memaksimumkan kekayaan pemegang saham karena jatahnya atas kekayaan tersebut telah
berkurang sesuai dengan pengurangan kepemilikan mereka. Atau mungkin saja manajer
menetapkan gaji yang besar bagi dirinya atau menambah fasilitas eksekutif, karena
sebagian di antaranya akan menjadi beban pemegang saham lainnya.
Konflik antara pemegang saham dengan kreditur
Kreditur memiliki klaim atas sebagian dari arus kas perusahaan untuk pembayaran
bunga dan pokok utang. Mereka memiliki klaim atas aset perusahaan saat perusahaan
mengalami kebangkrutan. Pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan, keputusan
harus segera diambil untuk mengatasi kondisi tersebut, yaitu apakah akan melikuidasi
perusahaan dengan menjual seluruh aset atau melakukan reorganisasi. Manajemen perlu
segera bertindak dan khususnya manajer memilih reorganisasi dengan tujuan
mempertahankan pekerjaannya. Keputusan manajer ini tentu saja berdampak pada
pemegang saham atau kreditur atau kedua belah pihak tersebut.
Kreditur pada umumnya menghendaki likuidasi perusahaan sehingga mereka dapat
segera menarik dananya dengan cepat. Di lain pihak, manajemen menginginkan
perusahaan tetap eksis sehingga mereka memilih mereorganisasi perusahaan. Pada saat
bersamaan, pemegang saham kemungkinan mencoba mencari pengganti manajer lama
yang mau dibayar lebih rendah meskipun proses tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu, kreditur lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar
kembali utangnya, dan pemegang saham lebih memperhatikan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh kembalian yang besar dengan melakukan investasi pada proyek-proyek
yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil maka kreditur tidak
dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi apabila proyek mengalami kegagalan,
kreditur mungkin akan menderita kerugian akibat dari ketidakmampuan pemegang saham
untuk memenuhi kewajibannya. Untuk mengantisipasi kemungkinan rugi, maka kreditur
melakukan
pembatasan penggunaan
hutang
oleh
manajer.
Salah
satu
bentuk
Makalah 11
Teori Keagenan (Agency Theory)
Theory
menunjukkan
bahwa
manajer
akan
berusaha
untuk
Makalah 12
Teori Keagenan (Agency Theory)
2.4.
Masalah Keagenan
Teori keagenan yang mulai berkembang mengacu kepada pemenuhan tujuan utama
dari
manajemen
Maksimalisasi
keuangan
kekayaan
ini
yaitu
memaksimalkan
dilakukan
oleh
kekayaan
manajemen
pemegang
yang
disebut
saham.
agen.
Moral Hazard
Moral Hazard merupakan permasalahan yang muncul jika agen tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
Makalah 13
Teori Keagenan (Agency Theory)
Adverse Selection
Adverse Selection merupakan suatu keadaan dimana principal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar
didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah
kelalaian dalam tugas.
mengemukakan bahwa :
Adverse Selection adalah jenis asimetri informasi dimana satu atau lebih pihak
untuk transaksi bisnis, atau transaksi potensial lainnya, memiliki keuntungan
informasi lebih di pihak lain.
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dimana satu atau lebih pihak untuk
transaksi bisnis, atau transaksi potensial lainnya, dapat mengamati tindakan mereka
dalam pemenuhan transaksi tetapi pihak lain tidak bisa.
Adanya agency problem di atas, menimbulkan biaya keagenan (agency cost).
Biaya keagenan didefinisikan sebagai biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk
mendorong manajer dalam memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham daripada
berperilaku mementingkan diri sendiri. Ada tiga jenis utama dari biaya keagenan, yaitu:
1.
2.
3.
manajerial, biasanya akan ada kehilangan sebagian kekayaan pemegang saham karena
tindakan manajerial yang tidak pantas. Di sisi lain, biaya keagenan akan berlebihan jika
pemegang saham berusaha untuk memastikan bahwa setiap tindakan manajerial sesuai
dengan kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu, jumlah optimal biaya keagenan
yang harus ditanggung oleh pemegang saham harus ditentukan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) biaya keagenan terdiri dari:
Makalah 14
Teori Keagenan (Agency Theory)
2.5.
Makalah 15
Teori Keagenan (Agency Theory)
kesejahteraan pemegang saham. Kedua, rencana ini membantu perusahaan menarik dan
mempertahankan manajer yang memiliki kepercayaan diri untuk risiko masa depan
keuangan mereka pada kemampuan mereka sendiri yang harus mengarah pada kinerja
yang lebih baik.
Dalam rangka memotivasi para manajer dan pemegang saham agar berperilaku
dalam sikap yang memajukan tujuan perusahaan, Burdett dapat memberikan rekomendasi
kepada dewan direksi, yaitu:
Penilaian terhadap kinerja manajer dibuat dengan kontrak yang jelas sehingga
Penyusunan Standar yang jelas mengenai siapa saja yang pantas menjadi apa baik
untuk jabatan fungsional maupun struktural ataupun untuk posisi tertentu yang
dianggap strategis dan kritis. Hal ini harus diiringi dengan sosialisasi dan
Makalah 16
Teori Keagenan (Agency Theory)
selain diberi penghargaan, juga diumumkan pada publik sehingga dapat menjadi
contoh bagi pegawai/pejabat yang lain.
Menurut Bathala et al, (1994) terdapat beberapa cara yang digunakan untuk
mengurangi konflik kepentingan, yaitu:
1)
2)
3)
4)
bagian
Makalah 17
Teori Keagenan (Agency Theory)
Kepemilikan terkonsentrasi
Mekanisme pengawasan ini
agak mirip
dengan mekanisme
kepemilikan
Makalah 18
Teori Keagenan (Agency Theory)
Makalah 19
Teori Keagenan (Agency Theory)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Agency theory merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset
akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan
dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Dalam Agency
Theory mengenal adanya Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak
seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara
prinsipal dan agen.
Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam
perusahaan dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak
yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prisipal, sedangkan
agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan.
Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanat oleh
prinsipal kepadanya.
Inti dari Agency Theory ( Teori Keagenan) adalah pendesainan kotrak yang tepat
untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik
kepentingan. Agency Theory memiliki 3 landasan asumsi :
1.
2.
3.
dijelaskan bahwa masalah keagenan dapat terjadi dalam 2 bentuk hubungan, yaitu:
1.
2.
Moral Hazard
Moral Hazard merupakan permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan
hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
Adverse Selection
Makalah 20
Teori Keagenan (Agency Theory)
Adverse Selection merupakan suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui
apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi
yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Sedangkan dalam penelitian Masdupi (2005) dikemukakan beberapa cara yang
dapat dilakukan dalam mengurangi masalah keagenan, yaitu:
1.
Dengan
meningkatkan insider
ownership.
Perusahaan
meningkatkan
bagian
persentase
kepemilikan,
manajer
menjadi
termotivasi
untuk
3.
Kepemilikan terkonsentrasi
Mekanisme pengawasan ini agak mirip dengan mekanisme kepemilikan institusional.
Kepemilikan dikatakan terkonsentrasi jika untuk mencapai control dominasi atau
mayoritas dibutuhkan penggabungan lebih sedikit investor. Jika control dipegang oleh
sedikit invetor maka akan semakin mudah control tersebut dijalankan. Kepemilikan
Makalah 21
Teori Keagenan (Agency Theory)
yang terkonsentrasi untuk mengambil tindakan yang merugikan investor yang lain.
Pasar Manajer
Arifin (2005) meyakinkan bahwa masalah keagenan akan berkurang dengan
sendirinya karena akan dicatat kerjanya oleh pasar manajer baik yang ada dalam
perusahaan sendiri maupun yang berasal dari luar perusahaan. Lapisan manajer atas
akan digantikan oleh manajer lapisan bawahnya jika kinerjanya kurang memuaskan.
Namun, mekanisme pasar manajer ini tidak dapat sepenuhnya berjalan karena pasar
manajer bukan merupakan pasar yang sempurna. Kelangkaan tenaga manajer dan
sikap perlawanan dari pihak manajer agar posisinya tidak diganti merupakan salah
satu faktor yang menghambat diciptakannya mekanisme pasar manajer untuk
mengurangi masalah keagenan.
Makalah 22
Teori Keagenan (Agency Theory)
DAFTAR PUSTAKA
Scott, William R. 2012. Financial Accounting Theory Sixth Edition. Pearson.
http://taskseekers.blogspot.com/2013/12/teori-keagenan.html
https://elqorni.wordpress.com/2009/02/26/mengenal-teori-keagenan/
http://derryjie.blogspot.com/2013/07/makalah-akuntansi-agency-theory.html
http://anggyansyah.blogspot.com/
http://gdeeka01.blogspot.com/
https://bungrandhy.wordpress.com/2013/01/12/teori-keagenan-agency-theory/