Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM sistem video

PAT T E R N G E N E R AT O R

PERCOBAAN 1

PATTERN GENERATOR
Tujuan :
1.1 Mengenal pola-pola dasar pada Pattern Generator.
1.2 Mengukur video komposit dan tegangan standart pada masing-masing pola.
1.3 Mengukur gelombang termodulasi pada modulator video (RF).
1.4 Mengukur IF video.

Peralatan yang Digunakan :


1
1
1
1
1
1

Pattern Generator sinyal TV, LODESTAR CPG-1367A


Oscilloscope 40 MHz dan passive probe
Power Supply
Kabel penghubung BNC - BNC 75
Kabel penghubung BNC - RCA 75
Konektor T-BNC

Diagram Rangkaian :
PATTERN
GENERATOR

OSCILLOSCOPE

TELEVISI

Pendahuluan :
Sumber pola gambar (pattern generator) sangat pada teknik video (televisi) untuk maksud
penagturan atau pencarian kesalahan. Ada berbagai macam pola gambar dengan berbagai
macam keperluannya. Dari begitu banyak pola gambar yang ada, ada beberapa pola
gambar yang umum digunakan kegunaannya tidak amat spesifik.
Macam-macam Pola Gambar dan Kegunaannya
Bintik-bintik (Dot)
Untuk memeriksa dan mengatur konvergensi statis di tengah layar dengan kecerahan
yang rendah. Hal ini harus dikerjakan sesuai petunjuk pembuat pesawat televisi.
Kotak-kotak (crosshach)
POLITEKNIK NEGERI MALANG

PRAKTIKUM sistem video

PAT T E R N G E N E R AT O R

Pola kotak-kotak dengan garis horisontal dan garis vertikal dengan warna latar belakang
hitam dan warna garis putih.
1. Untuk memeriksa dan mengatur konvergensi dinamik horisontal dan vertikal dan
konvergensi sudut.
2. Dengan linieritas pembelokan (defleksi) horisontal dan vertikal yang benar, garis putih
horisontal harus berbentuk segi empat sama sisi.
Jika tidak, maka pesawat dapat diperiksa kebenaran tanggapan amplitudonya. Garis
putih vertikal seharusnya lebarnya 200 ns.
Jika garis ini tidak tajam dan terlihat lebih rendah intensitasnya dibanding garis
horisontalnya, dimungkinkan tanggapan amplitudo penerima tidak cukup.
Jika garis vertikal terlihat ganda, rangkaian penerima mungkin bergetar.
3. Untuk pemeriksaan pengoreksi pin-cushion pesawat penerima. Dengan konvergensi
yang benar, segi empat di sudut layar harus kira-kira sama dengan segi empat di
tengah layar pada jarak penglihatan normal.
Putih (white)
Pola ini berisi sinyal 100% putih (tanpa informasi warna) dengan burst bergantian.
1. Gambar untuk kecerahan yang konstan pada seluruh layar (tida ada hum, dll.)
2. Tabung gambar warna untuk pengaturan putih yang baik (white-D).
3. Pembatasan dari arus tembakan pada tabung gambar warna.
4. Untuk recorder video pola ini sangat ideal untuk pengaturan arus penulisan (rekam)
luminansi. Pola ini dapat pula untuk mengatur demodulator FM (pengaturan level
putih).
Balok Warna (color)
Balok warna (color bar) terdiri dari 8 balok warna vertikal standart dan sebuah balok
referensi horisontal. Balok 8 warna disusun dalam urutan penyusutan luminan. Dari kiri ke
kanan balok warna itu adalah putih D, kuning, cyan, hijau, magenta, merah, biru, dan
hitam.
Pola ini digunakan untuk menset kontrol operasi pesawat penerima pada posisi yang
benar.
Balok horisontal (level putih) pada bagian bawah pola ini digunakan sebagai standart saat
mengatur amplitudo sinyal beda warna dengan hubungan dengan sinyal luminan dalam
tabung gambar. Sinyal dapat digunakan untuk pengaturan ulang amplitudo sinyal dari
rangkaian demodulator dan matrik, sebagai keluarannya dapat dibandingkan dengan
POLITEKNIK NEGERI MALANG

PRAKTIKUM sistem video

PAT T E R N G E N E R AT O R

balok referensi. Selain kegunaan di atas, pola ini dapat digunakan untuk memeriksa
penampilan warna secara keseluruhan. Jadi dapat pula digunakan pemeriksaan dan
pengaturan pada penerima atau VCR :
1. Pemeriksaan pengunci burst.
2. Pemeriksaan AGC warna dan pemati warna.
3. Pemeriksaan rangkaian reaktansi dari regenerator subcarrier.
4. Pemeriksaan sinkronisasi dari regenerator subcarrier.
5. Pemeriksaan rangkaian pengenal (identification) PAL.

Prosedur Percobaan :
1. Set-up peralatan seperti pada gambar di atas.
2. Hubungkan Patern Generator dengan catu daya 8, 5 V, kemudian ON-kan instrumen.
3. Saklar output pada Pattern Generator letakkan pada VIDEO, amati dan ambil gambar
(foto) bentuk gelombang (Layar Osciloscope) untuk setiap pola (Layar TV).
4. Amati dan gambar sinyal sinkronisasi dan pengosongan horisontal, pengosongan vertikal,
serambi depan dan belakang, dan informasi gambar masing-masing pola, ambil gambar
(foto).
5. Dari gambar bentuk gelombang, tentukan tegangannya.
6. Saklar output pada Pattern Generator letakkan pada IF dan amati bentuk gelombang
untuk setiap pola dan ukur frekuensinya, ambil gambar (foto).
7. Dari gambar bentuk gelombang langkah 6, tentukan tegangannya.
8. Analisa gambar sinyal untuk satu frame (gambar diam) pada video komposit, tentukan
level dan periodanya.

Data Hasil Percobaan :


Tampilkan hasil dari langkah 3,4 dan 6.

Analisa Hasil Percobaan :


Analisa hasil dari langkah 5,7 dan 8.

POLITEKNIK NEGERI MALANG

PRAKTIKUM sistem video

M O D U L AT O R V I D E O

PERCOBAAN 2

MODULATOR VIDEO
Tujuan :
1. Mengukur spektrum frekuensi pada transmisi video.
2. Menentukan jarak frekuensi pembawa gambar dan frekuensi pembawa suara.
3. Menentukan lebar bidang (bandwitdh) pada transmisi video.
4. Menentukan jenis modulasi pada gambar dan suara.

Peralatan yang Digunakan :


1 Modulator video (VCD/VTR/video sender).
1 Spectrum Analyzer.
1 Kabel penghubung RCA - BNC.

Diagram Rangkaian :
SPECTRUM
ANALYZER

MODULATOR
VIDEO
RF out

Pendahuluan :
Cara

memancarkan

(mentransmisikan)

sinyal

gambar

yang

amplitudonya

termodulasi mirip dengan sistem penyiaran radio yang telah dikenal. Dalam kedua kasus,
amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap
tegangan pemodulasi. Modulasinya adalah sinyal bidang frekuensi dasar (baseband). Pada
televisi, sinyal baseband ini merupakan sinyal video komposit. Penyiaran televisi benarbenar seperti suatu sistem radio, tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara yang
bergabung di dalamnya dipancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang
pembawa terpisah dalam saluran pemancar yang sama seperti sinyal gambar.
Pengertian sinyal gambar digunakan di sini untuk mengartikan gelombang pembawa
yang termodulasi. Sinyal video adalah sinyal untuk sebuah tabung gambar. Sinyal video
untuk televisi bersesuaian dengan sinyal audio untuk sistem suara. Rincian yang lebih jelas
dari sinyal gambar AM (amplitude modulation picture) dan sinyal suara FM.

LEMJIANTEK MALANG

PRAKTIKUM sistem video

M O D U L AT O R V I D E O

Gambar 1 Gelombang termodulasi amplitudo pada sinyal video komposit.

fA

fV

a.

fA

fV

f (Hz)

fA

f (Hz)

b.

Gambar 2. Spektrum frekuensi sinyal gambar AM a). Tanpa VSB. b). Dengan VSB

Gambar 2.a menunjukkan spektrum frekuensi pada transmisi video yang menghasilkan
sinyal gambar AM yang terdiri dari frekuensi pembawa gambar (frekuensi tengah) dan
frekuensi pembawa suara (frekuensi sisi atas dan frekuensi sisi bawah) - tanpa VSB,
sedangkan Gambar 2b menunjukkan spektrum frekuensi pada transmisi video yang
menghasilkan sinyal gambar AM yang hanya mempunyai frekuensi sisi atas saja (dengan
VSB).

LEMJIANTEK MALANG

PRAKTIKUM sistem video

M O D U L AT O R V I D E O

Prosedur Percobaan :
1. Set-up instrumen seperti pada gambar di atas.
2. ON-kan instrumen.
3. Ukur keluaran modulator video (RF) dengan menggunakan Spectrum Analyzer dan amati
spektrum frekuensinya.
4. Ambil gambar (Foto) spektrum frekuensinya.
5. Tentukan berapa frekuensi pembawa gambar, frekuensi pembawa suara, dan selisih
frekuensi pembawa gambar dan frekuensi pembawa suara.
6. Amati spektrumnya, menentukan jenis modulasi yang dipergunakan pada transmisi
tersebut, dengan cara mengubah FREQ. SPAN (skala diperkecil).
7. Ambil gambar (Foto) spektrum frekuensi-frekuensi kelipatan dari frekuensi dasarnya.

Data Hasil Percobaan :


Tampilkan hasil dari langkah 3,4,5,6 dan 7.

Analisa Hasil Percobaan :


Analisa hasil dari langkah 3,4,5,6 dan 7.

Pertanyaan :
1. Sistem apa yang digunakan pada modulator video tersebut ?
2. Dari langkah 5, bagaimana mengetahui jenis modulasi ?

LEMJIANTEK MALANG

PRAKTIKUM sistem video

V I D E O KO M P O S I T

PERCOBAAN 3

VIDEO KOMPOSIT
Tujuan :
1.1 Mengenal dasar video komposit.
1.2 Mengukur video komposit dan tegangan standart.
1.3 Menentukan parameter video komposit.

Peralatan yang Digunakan :


1 VCD/VTR
1 Oscilloscope 40 MHz dan passive probe
1 Kabel penghubung RCA - BNC (75 )

Diagram Rangkaian :
OSCILLOSCOPE
VCD/VCR

Pendahulan :
Konstruksi Sinyal Video Komposit
Sinyal video komposit mengandung variasi sinyal kamera (informasi gambar), pulsa-

Amplitudo

Amplitudo

Amplitudo

pulsa pengosongan (blanking), dan pulsa-pulsa penyelarasan (sinkronisasi).

Pulsa
penyelarasan

Pulsa
pengosongan
Sinyal kamera
(gambar)

Gambar 1 Tiga kumpulan sinyal video komposit adalah variasi sinyal kamera, pulsa-pulsa pengosongan, dan pulsa-pulsa
penyelarasan. (a) SinyalWaktu
kamera (informasi gambar) Waktu
untuk satu garis horisontal, (b)
Pulsa pengosongan H
Waktu
ditambahkan ke sinyal kamera, (c) Pulsa penyelarasan H ditambahkan ke pulsa pengosongan.

LEMJIANTEK MALANG

PRAKTIKUM sistem video

Tegangan atau amplitudo arus

V I D E O KO M P O S I T

Pulsa penyelarasan
horisontal

Sinyal
kamera

Ujung penyelarasan
Level pengosongan

Pulsa pengosongan
horisontal
Gambar 2 Sinyal video komposit untuk dua garis horisontal
Puncak putih

Pada gambar 2, nilai amplitudo tegangan dan arus


yang berurutan diperlihatkan
Waktu
1/15.750

untuk pemayaran dua garis horisontal dalamdetik


bayangan, karena waktu meningkat dalan arah
horisontal, amplitudonya berubah untuk naungan putih, kelabu, atau hitam pada gambar.
Mulai dari yang paling kiri pada waktu nol, sinyal pada level putih dan berkas pemayaran
berada disebelah kiri bayangan (citra). Begitu garis pertama dipayar dari kiri ke kanan,
diperoleh variasi sinyal kamera dengan berbagai amplitudo yang sesuai dengan informasi
gambar yang diperlukan. Setelah penjejakkan (trace) horisontal menghasilkan sinyal kamera
yang diinginkan untuk satu garis, berkas pemayaran berada di sebelah kanan bayangan
(image atau citra). Kemudian pulsa pengosongan disisipkan guna mengembalikan amplitudo
sinyal video ke atas sampai ke level hitam, sehingga pengulangan jejak dapat dikosongkan.
Setelah waktu pengosongan cukup lama untuk mencakup pengulangan jejak,
tegangan pengosongan dilepas. Maka berkas pemayaran berada di sebelah kiri, siap untuk
memayar garis berikutnya. Dengan cara ini masing-masing garis horisontal dipayar secara
berturut-turut. Perhatikan bahwa garis kedua memperlihatkan informasi gambar gelap di
dekat level hitam.
Berkenaan dengan waktu, amplitudo-amplitudo sinyal tepat setelah pengosongan
pada gambar 2 menunjukkan informasi yang sesuai dengan sisi kiri pada awal garis
pemayaran. Tepat sebelum pengosongan, variasi sinyal bersesuaian dengan sisi kanan.
Informasi yang tepat ditengah-tengah garis pemayaran adalah setengah waktu antara

Amplitudo, %

pulsa-pulsa pengosongan.
H

Pulsa penyelarasan
horisontal 0,08 H

Serambi depan
0,02 H

Serambi belakang
0,06 H

100
75
50

Informasi
gambar

Pulsa pengosongan
horisontal 0,16 H

LEMJIANTEK MALANG

Y
Y
Y

25

Waktu

PRAKTIKUM sistem video

V I D E O KO M P O S I T

Gambar 3. Rincian pengosongan horisontal dan pulsa-pulsa penyelarasan.

Rincian periode pengosongan horisontal seperti gambar 3. Interval yang ditandai H adalah waktu yang
diperlukan untuk memayar satu garis lengkap termasuk penjejakan dan pengulangan jejak

Gambar 4. Rincian pulsa-pulsa penyelarasan dan pengosongan untuk medan yang berurutan dalam
pemayaran vertikal.

Pulsa-Pulsa Penyelarasan dalam Waktu Pengosongan V


Pulsa-pulsa penyelarasan yang disisipkan di dalam sinyal video komposit selama pulsa
pengosongan vertikal yang lebar diperlihatkan pada gambar 4. Ini mencakup pulsa-pulsa untuk
menyamakan, pulsa-pulsa penyelarasan vertikal dan beberapa pulsa penyelarasan horisontal. Sinyalsinyalnya diperlihatkan pada interval waktu di akhir satu medan dan yang berikutnya, untuk
melukiskan apa yang terjadi selama waktu pengosongan vertikal. Kedua sinyal yang diperlihatkan satu
di atas yang lainnya adalah sama, kecuali untuk pergeseran setengah garis antara medan yang
berurutan yang diperlukan untuk pemayaran terjalin garis-garis ganjil.
Dimulai dari kiri pada gambar 4, keempat garis pemayaran horisontal yang terakhir pada
dasar raster yang diperlihatkan bersama pulsa-pulsa pengosongan dan penyelarasan horisontal yang
diperlukan. Segera setelah menyusul garis visibel terakhir, sinyal video dibuat menjadi hitam oleh
pulsa pengosongan vertikal dalam rangka persiapan untuk pengulangan jejak vertikal.
Periode pengosongan vertikal dimulai dengan suatu kelompok 6 pulsa pemayaran, yang
terpisah pada interval setengah garis.
Berikutnya adalah pulsa penyelarasan vertikal bergerigi yang sesungguhnya menghasilkan
flyback vertikal dalam rangkaian pemayaran. Gerigi juga terjadi pada interval setengah garis. Dengan
demikian, pulsa penyelarasan vertikal yang lengkap lebarnya adalah tiga garis.
Mengikuti penyelarasan vertikal adalah suatu kelompok lain yang terdiri dari enam pulsa
penyamaan dan suatu rentetan pulsa horisontal.

LEMJIANTEK MALANG

PRAKTIKUM sistem video

V I D E O KO M P O S I T

Selama periode pengosongan vertikal keseluruhan, tidak ada informasi gambar yang
dihasilkan, sebab level sinyal adalah hitam atau lebih hitam daripada hitam sehingga pengulangan
jejak vertikal dapat dikosongkan.
Dalam sinyal di puncak, pulsa pertama adalah suatu garis penuh yang diluar pulsa
penyelarasan horisontal sebelumnya; dalam sinyal di bawah untuk medan berikutnya, pulsa pertama
adalah sejauh setengah garis. Beda waktu setengah garis ini antara medan-medan genap dan ganjil
berlanjut melalui semua pulsa berikutnya, sehingga pulsa-pulsa penyelarasan vertikal untuk medanmedan yang berurutan diatur waktunya untuk pemayaran terjalin garis ganjil.

Pengosongan V dan Pemayaran V (V Blanking and V Scanning)


Pulsa penyelarasan vertikal yang bergerigi memaksa rangkaian defleksi vertikal untuk
memulai flyback. Akan tetapi, flyback umumnya tidak akan mulai dengan dimulainya penyelarasan
vertikal karena pulsa penyelarasan harus membangun muatan di dalam sebuah kapasitor guna
memicu rangkaian-rangkaian pemayaran. Jika kita asumsikan bahwa flyback vertikal dimulai dengan
pinggiran leading dari gerigi ketiga, maka waktu dari satu garis berlalu selama penyelarasan vertikal
sebelum flyback dimulai. Juga enam pulsa untuk menyamakan yang sama dengan tiga garis terjadi
sebelum penyelarasan vertikal. Jadi 3 + 1 = 4 garis dikosongkan di dasar gambar, tepat sebelum
pengulangan jejak vertikal dimulai.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk flyback tergantung pada rangkaian pemayaran,
namun waktu pengulangan jejak vertikal yang khas adalah 5 garis. Begitu pengulangan jejak berkas
pemayaran dari dasar ke puncak raster, dihasilkan lima garis horisontal lengkap. Pengulangan jejak
vertikal ini dapat diselesaikan dengan mudah selama waktu pengosongan vertikal.
Dengan 4 garis dikosongkan di dasar sebelum flyback dan 5 garis dikosongkan selama flyback,
12 garis tersisa dari total 21 selama selama pengosongan vertikal. Ke 12 garis kosong ini berada di
puncak raster pada permukaan penjejakan vertikal arah ke bawah.
Ringkasnya, 4 garis dikosongkan pada dasar dan 12 garis di puncak dalam masing-masing
medan. Di dalam kerangka total dari dua medan, 8 garis dikosongkan di dasar dan 24 garis di puncak.
Garis-garis pemayaran yang dihasilkan selama penjejakan vertikal, tetapi yang dijadikan hitam oleh
pengosongan vertikal, membentuk batang-batang hitam di puncak dan di dasar gambar.
Tinggi gambar sedikit berkurang dengan pengosongan, dibandingkan dengan raster yang tidak
dikosongkan. Akan tetapi tingginya dapat diperbaiki dengan mudah dengan memperbesar amplitudo
dari bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran vertikal.

Prosedur Percobaan :
1. Set-up peralatan seperti pada gambar di atas, hubungkan video out VCR/VCD dengan
input CRO.
2. ON-kan instrumen.
3. Atur CRO yang sesuai agar mudah diamati (gunakan saklar MODE pada posisi TV-H dan
atau TV-V, sesuai dengan gambar yang diamati).
Pada saat melihat gelombang sinkronisasi horisontal letakkan saklar MODE pada posisi
TV-H, sedangkan untuk melihat gelombang sinkronisasi vertikal letakkan saklar MODE
pada posisi TV-V.

LEMJIANTEK MALANG

10

PRAKTIKUM sistem video

V I D E O KO M P O S I T

4. Amati dan gambar pulsa-pulsa sinkronisasi dan pengosongan horisontal, pulsa


pengosongan vertikal, serambi depan dan belakang, dan informasi gambar.
5. Gambar bentuk-bentuk gelombang tersebut dan tentukan tegangannya.

Data Hasil Percobaan :


Tampilkan Gambar Foto hasil dari langkah 3,4 dan 5.

Analisa Hasil Percobaan :


Analisa hasil dari langkah 3,4 dan 5.

Pertanyaan :
1. Berapa frekuensi sinkronisasi horisontal dan sinkronisasi vertikal ?
2. Sistem apa yang digunakan pada video tersebut ?

LEMJIANTEK MALANG

11

PRAKTIKUM sistem video

TELEVISI KABEL

PERCOBAAN 4

TELEVISI KABEL
Tujuan :
1. Menentukan atenuasi keluaran modulator sebelum didistribusikan ke pelanggan.
2. Menentukan besarnya atenuasi sepanjang saluran.
3. Mengetahui penguatan pada penguat televisi kabel.

Peralatan yang digunakan :


1
1
2
2
2
1
1
1

Spectrum Analyzer
Modulator 3 kanal
Konektor matching impedance 75
Televisi
VCD player
Kabel penghubung 75 ( 2 m)
Kabel koaksial RG-59 75 ( 140 m)
Konektor N male to BNC female

Diagram Rangkaian
A/V1

TP5

TP1

TV

MODULATOR

A/V2
A/V3

TP3

TP2

PENGUAT
Kabel rol
( 150 m)

TP4

TP6
POWER
SPLITTER

TV

Kabel rol
( 150 m)
TP7

Pendahuluan

TV

Ujung Head (Head End)


Ujung memberikan sinyal-sinyal acara (program) untuk semua saluran. Penyiaran setempat
dan yang jauh ditangkap oleh sebuah antena yang dipasang diatas sebuah menara yang
sangat tinggi guna memperluas jarak batas pandangan. Sinyal-sinyal ini dapat didistribusi
kan sebagai nomor saluran asalnya atau diheterodinkan menjadi frekuensi-frekuensi saluran
yang berlainan.
Distribusi Kabel
Rugi-rugi frekuensi di dalam kabel koaksial adalah tinggi, terutama yang bekerja dalam
daerah frekuensi super dari TV kabel. Akan tetapi, kehilangan-kehilangan pada saluran
diimbangi dengan menggunakan penguat frekuensi radio (RF amplifier) dengan bidang
frekuensi yang lebar yang ditempatkan sepanjang jaringan kabel seperti pada gambar 2.3.

LEMJIANTEK MALANG

12

PRAKTIKUM sistem video

TELEVISI KABEL

Pada sistem distribusi, saluran utamanya adalah trunk. Dari saluran utama ini, kabelkabel cabang diperpanjang ke kelompok pelanggan. Saluran untuk masing-masing
pelanggan disebut drop.
Setiap penguat saluran trunk mempunyai penguatan yang sama dengan kerugian saluran
untuk jarak antara penguat. Nilai khasnya adalah 40 dB, atau suatu penguatan tegangan
sebesar 100.

Diagram blok sistem distribusi televisi kabel

LEMJIANTEK MALANG

13

PRAKTIKUM sistem video

TELEVISI KABEL

Prosedur Percobaan
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengkalibrasian pada Spectrum
Analyzer. Setelah itu pengujian pada output modulator dapat dimulai.
Catatan : Untuk setiap pengujian, sebelum dihubungkan ke Spectrum Analyzer akan lebih
baik jika digunakan matching impedance dari 75 ke 50 (atenuasi 7,8 dB).
Untuk pengukuran tiap TP, jangan menghubungkan seluruh sistem yang akan
diukur. Misalnya, pengukuran TP1 yang terpasang hanya modulator saja, TP2
hanya modulator dan kabel rol saja, begitu seterusnya.
1.

Ukur dan Foto gambar spektrum frekuensi pada titik pengukuran (TP1) untuk melihat
level sinyal output modulator pada tiap-tiap kanal. Kabel yang digunakan dalam
pengujian ini berupa kabel koaxial 75 ( 2 m), dengan blok diagram seperti di bawah
ini.
SPECTRUM ANALYZER

A/V1
A/V2

MODULATOR

A/V3

2.

Ulangi pengujian dengan menggunakan kabel panjang ( 150 m) yaitu TP2, dengan blok
diagram seperti di bawah. Foto gambar spektrum frekuensi dan tentukan levelnya.
Berapa dB redaman yang terjadi pada kabel.
A/V1
A/V2

MODULATOR

SPECTRUM ANALYZER

TP2

A/V3
Kabel rol
( 150 m)

3. Ulangi pengujian untuk TP3, TP4, TP5, TP6, dan TP7 seperti pada langkah 1 dan 2.
Tentukan penguatan pada penguat, redaman pada kabel, redaman pada splitter tiap
port.
4. Ulangi untuk TP 2 dan TP 4 dengan memindahkan kabel roll.

Data Hasil Percobaan :


Tampilkan hasil dari langkah 1,2,3 dan 4.

Analisa Hasil Percobaan :


Analisa hasil dari langkah 1,2,3 dan 4.
LEMJIANTEK MALANG

14

PRAKTIKUM sistem video

KAMERA VIDEO

PERCOBAAN 5

KAMERA VIDEO
Tujuan :
1.1 Mengenal kamera video.
1.2 Mengukur video komposit pada kamera video.
1.3 Menentukan parameter video komposit.

Peralatan yang Digunakan :


1 Kamera Video
1 Oscilloscope 40 MHz dan passive probe
1 Kabel penghubung RCA - BNC (75 )

Diagram Rangkaian :
OSCILLOSCOPE
KAMERA
VIDEO
VOUT

Pendahulan :
Suatu ide menyeluruh dari fungsi kamera TV dilukiskan pada Gambar 3-2 dan 3-3.
Pada Gambar 3-2 kamera ditujukan Pada adegan/pandangan sehingga bayangan optik
(optical image) dapat difokuskan pada pelat sasaran tabung pengambil (pick-up tube). Jika
Anda dapat melihat ke dalam, Anda akan melihat bayangan optik-. Sinyal video yang
dihasilkan diperlihatkan oleh bentuk gelombang Osiloskop di bagian kiri bawah gambar. Di
atas Osiloskop adalah monitor, yang memperlihatkan gambar yang direproduksi.

Gambar 3-3. Diagram blok yang menunjukkan bagaimana kamera televisi menyalurkan keluaran sinyal
video komposit.Disini tidak diperlihatkan refleksi dan pemfokusan tabung kamera.

Rincian bentuk gelombang sinyal video yang lebih lengkap diperlihatkan oleh
diagram balok pada Gambar 3-3. Mula-mula, pulsa-pulsa pengosongan ditambahkan ke
sinyal kamera. Mereka menyebabkan amplitudo sinyal menuju level hitam sehingga
pengulangjejakan (retrace) dalam pemayaran tidak akan terlihat. Selanjutnya pulsa-pulsa
LEMJIANTEK MALANG

15

PRAKTIKUM sistem video

KAMERA VIDEO

penyelarasan (sync) disisipkan. Penyelarasan (sinkronisasi) diperlukan untuk mengatur


waktu pemayaran horisontal dan vertikal.
Sinyal kamera beserta pengosongan dan penyelarasan (sync) dinamakan sinyal video
komposit (composite video signal). Kadang-kadang istilah sinyal video yang bukan komposit
(noncompoxite

video

signal)

digunakan

untuk

mengenali

sinyal

kamera

dengan

pengosongan tetapi tanpa penyelarasan. Level keluaran standar dari sinyal video komposit
dari kamera adalah 1Vpuncak-ke-puncak (p-p = peak to peak) dengan pulsa-pulsa
penyelarasan di posisi bawah untuk polaritas negatif.

Prosedur Percobaan
1. Set-up perangkat seperti gambar diatas, hubungkan kamera video out dengan input CRO.
2. ON-kan instrumen.
3. Atur CRO yang sesuai agar mudah diamati (MODE pada posisi TV-H dan atau TV-V).
Pada saat melihat gelombang sinkronisasi horisontal letakkan saklar MODE pada posisi
TV-H, sedangkan untuk melihat gelombang sinkronisasi vertikal letakkan saklar MODE
pada posisi TV-V.
4. Tentukan pulsa-pulsa sinkronisasi, pulsa blanking, serambi depan dan belakang, dan
informasi gambar.
5. Foto gambar bentuk gelombang tersebut dan tentukan tegangannya.

Data Hasil Percobaan :


Tampilkan hasil dari langkah 3,4 dan 5.

Analisa Hasil Percobaan :


Analisa hasil dari langkah 3,4 dan 5.

LEMJIANTEK MALANG

16

Anda mungkin juga menyukai