Note
PENGARUH
LAMA
FERMENTASI
TERHADAP
KADAR
ALKOHOL,
pH,
DAN
PRODUKSI
GAS
PADA
PROSES
FERMENTASI
BIOETANOL
DARI
WHEY
DENGAN
SUBSTITUSI
KULIT
NANAS
N.
Azizah,
A.
N.
Al-Baarri,
S.
Mulyani
ABSTRAK:
Penelitian
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
lama
fermentasi
terhadap
kadar
alkohol,
pH,
dan
produksi
gas
pada
proses
fermentasi
bioetanol
dari
whey
dengan
substitusi
kulit
nanas
telah
dilakukan.
Penelitian
menggunakan
rancangan
acak
lengkap
dengan
5
perlakuan
yaitu
T1,
T2,
T3,
T4,
dan
T5,
yang
masing-
masing
adalah
lama
fermentasi
12,
24,
36,
48,
dan
60
jam.
Ulangan
dilakukan
sebanyak
4
kali
untuk
masing-
masing
perlakuan.
Data
diolah
dengan
menggunakan
ANOVA,
apabila
ada
pengaruh
dilanjutkan
dengan
Uji
Wilayah
Ganda
Duncan.
Hasil
Penelitian
menunjukkan
lama
fermentasi
berpengaruh
nyata
(P<0,05)
terhadap
pH
tetapi
tidak
menunjukkan
pengaruh
(P>0,05)
terhadap
kadar
alkohol
dan
produksi
gas.
Kesimpulan,
lama
fermentasi
berpengaruh
menurunkan
nilai
pH,
tetapi
tidak
berpengaruh
meningkatkan
kadar
alkohol
dan
produksi
gas.
Kata
kunci:
whey,
bioetanol,
kadar
alkohol,
pH,
produksi
gas.
PENDAHULUAN
Kebutuhan
dan
konsumsi
masyarakat
akan
Bahan
Bakar
Minyak
(BBM)
yang
semakin
meningkat
dari
tahun
ke
tahun
berbanding
terbalik
dengan
ketersediaannya.
Di
Jawa
Tengah
misalnya,
suplai
BBM
dari
tahun
ke
tahun
menurun
meskipun
angkanya
relatif
tetap.
Menurut
Badan
Pusat
Statistik
Jawa
Tengah
jumlah
total
penyaluran
BBM
pada
tahun
2006
adalah
4.202.246
kL
kemudian
pada
tahun
2008
mengalami
penurunan
yang
tidak
signifikan
menjadi
4.204.353
kL
dan
pada
tahun
2010
juga
mengalami
penurunan
menjadi
4.010.695
kL.
Menurunnya
total
suplai
bahan
bakar
minyak
tersebut
salah
satunya
dikarenakan
sumber
penghasil
BBM
yaitu
fosil
semakin
lama
semakin
berkurang.
Salah
satu
upaya
untuk
mengurangi
konsumsi
masyarakat
terhadap
BBM
adalah
dengan
memanfaatkan
energi
alternatif
terbarukan
seperti
yang
tertuang
dalam
Peraturan
Presiden
(Perpres)
Republik
Indonesia
Nomor
5
Tahun
2006
tentang
Kebijakan
Energi
Nasional,
adalah
melalui
pengembangan
energi
terbarukan
berbasis
nabati
atau
sering
disebut
Bahan
Bakar
Nabati
(BBN).
Tidak
hanya
mengeluarkan
Perpres
no.
5
tahun
2006,
tetapi
pemerintah
juga
menargetkan
pada
tahun
2016
pemanfaatan
BBN
bisa
mencapai
angka
5%.
Salah
satu
contoh
bahan
bakar
berbasis
nabati
adalah
bioetanol.
Saat
ini
sudah
banyak
ditemukan
pemanfaatan
bioetanol
sebagai
bahan
campuran
(aditif)
dari
bensin
yang
sering
disebut
dengan
gasohol
E-10.
Gasohol
E-
10
merupakan
campuran
antara
bensin
dengan
10%
bioetanol
murni.
Gasohol
E-10
memiliki
angka
oktan
92
yang
hampir
setara
dengan
pertamax
yang
memiliki
nilai
oktan
92-95.
Oleh
karena
itu
sangatlah
mungkin
jika
bioetanol
dapat
dijadikan
sebagai
salah
satu
alternatif
pensubstitusi
Dikirim
30/6/2012,
diterima
29/8/2012.
Penulis
N.
Azizah
adalah
dari
Magister
Ilmu
Ternak,
Fakultas
Peternakan
dan
Pertanian,
Universitas
Diponegoro.
Penulis
A.
N.
Al-Baarri
dan
S.
Mulyani
adalah
dari
Program
Studi
Teknologi
Pangan,
Fakultas
Peternakan
dan
Pertanian,
Universitas
Diponegoro.
Kontak
langsung
pada
penulis:
N.
Azizah
(zizay@student.undip.ac.id)
72
Vol.
1
No.
2,
2012
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
77
Vol.
1
No.
2,
2012
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan