Anda di halaman 1dari 5

DEWATERING

Dewatering adalah proses pengendalian air tanah agar tidak mengganggu pekerjaan
konstruksi terutama konstruksi yang berada dibawah permukaan tanah dan muka air tanah.
Tujuan dewatering adalah :
a)
b)
c)
d)

Mencegah rembesan
Mencegah penggembungan tanah
Menjaga agar dasar galian tetap kering
Mencegah gaya angkat dari tekanan air (uplift) terhadap bangunan sebelum mencapai
bobot tertentu. Pada bangunan dengan basement, saat bobot bangunan masih lebih
kecil daripada gaya uplift, dewatering harus dilakukan untuk mengecilkan gaya uplift
sampai bangunan selesai atau sampai beban bangunan dapat mengimbangi gaya uplift.

Ada 3 metode dewatering, yaitu :


a) Open Pumping
Pada metode ini, air tanah dibiarkan mengalir ke dalam lubang galian dan
kemudian dipompa keluar melalui sumur atau selokan penampung di dasar galian

Gambar 4 Potongan Metode Open Pumping


Metode open pumping digunakan bila :
Karakteristik tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik, dan berkohesi
Jumlah air yang akan dipompa tidak besar (debitnya)
Dapat dibuat sumur/selokan penampung untuk pompa
Galian tidak dalam
Pelaksanaan metode open pumping adalah sebagai berikut :
Siapkan saluran untuk mengalirkan air tanah yang dipompa, sebelum

penggalian dimulai
Penggalian dilakukan sampai kedalaman rencana, bila belum sampai
kedalaman rencana sudah tergenang air yang cukup mengganggu pekerjaan
galian, maka penggaliannya dilakukan secara bertahap

Pada setiap tahapan galian dibuat sumur kecil untuk tempat pompa isap
Pada sumur kecil tersebut, dipasang pompa untuk pengeringan (pompa

submersible lebih baik dibanding pompa biasa)


Bila kedalaman galian melebihi kemampuan isap pompa (suction lift), maka

pemompaan dapat diturunkan


Bila galian sangat luas, dapat dilakukan secara bertahap dan sumur kecil untuk
pompa isap dibuat di beberapa tempat

Untuk areal yang sangat luas, maka dilakukan penahapan sebagai berikut :

Tanah digali sebatas muka air tanah pada seluruh luasan galian dengan

bulldozer/excavator
Di sekeliling tepi galian dibuat galian selokan dengan kedalaman lebih dari

elevasi dasar galian, dengan menggunakan excavator atau clampshell


Prosedur ini sekaligus dapat mengontrol lateral seepage (rembesan) ke dalam
sumur kecil di sekeliling tepi galian

b) Predrainage
Prinsip predrainage adalah muka air tanah di daerah galian diturunkan sampai di
bawah elevasi rencana dasar galian, dengan menggunakan wellpoint system atau deep
well, sebelum pekerjaan galian dimulai.
Metode predrainage dilakukan bila :
Karakteristik tanah merupakan tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak

dengan banyak celah


Jumlah air yang akan dipompa cukup besar (debitnya)
Slope tanah sensitif terhadap erosi atau mudah terjadi rotary slide
Penurunan muka air tanah tidak mengganggu atau merugikan bangunan di

sekitarnya
Tersedia saluran pembuangan air dewatering

Pelaksanaan metode predrainage adalah sebagai berikut :

Merencanakan jumlah wellpoint yang diperlukan (letak dan jaraknya) dan


kapasitas pompa yang akan digunakan. Jarak tiap-tiap wellpoint biasanya
berkisar antara 1 sampai 4 meter dengan suction lift (penurunan muka air

tanah) antara 5 7 meter.


Membuat sumur tes untuk mengetahui lapisan tanah dan tinggi muka air tanah
Mempersiapkan saluran untuk mengalirkan air buangan dari pompa ke dalam
saluran drainase yang ada. Hal ini perlu menjadi perhatian karena debit air

yang dibuang kadang-kadang cukup besar


Memasang wellpoint dengan kedalaman dan jarak tertentu dan bagian
pengisapnya (bagian atas) dihubungkan dengan header (pipa penghubung
wellpoint). Kemudian header dihubungkan dengan pompa dan pipa buangnya
disambung, lalu diarahkan ke saluran pembuangan

Pada pemilihan sistem predrainage harus diperhatikan ketersediaan saluran


drainase yang dapat menampung debit air yang harus dibuat per menitnya. Bila tidak
tersedia saluran drainase yang cukup, maka akan timbul masalah baru pada proses
pengeringan (dewatering) dengan sistem predrainage ini. Untuk mengatasi masalah
tersebut, biasanya air buangan dimasukkan kembali ke dalam tanah dengan membuat
sumur-sumur resapan.

Gambar 5 Potongan Metode Predrainage

c) Cut Off
Pada metode ini, aliran air tanah dipotong dengan beberapa cara, yaitu dengan
menggunakan :
1. Steel Sheet Pile
2. Concrete Diaphragm Wall
3. Secant Piles
4. Slurry Trenches (tidak dapat berfungsi sebagai penahan tanah)

Metode cut off digunakan pada kondisi-kondisi seperti metode predrainage,


tetapi pada metode ini tidak ada penurunan muka air tanah di sekitarnya. Selain itu,
metode ini juga digunakan bila :

Gedung sebelah yang ada, sensitif terhadap penurunan muka air tanah
Tidak tersedia saluran pembuang
Diperlukan untuk menunjang metode Top Down pada pekerjaan basement

Prinsip metode cut off adalah memotong aliran air dengan suatu dinding pembatas
sehingga daerah yang dikehendaki terbebas dari air tanah. Ditinjau dari pergerakan air
tanah, metode cut off merupakan metode yang paling baik karena tidak terjadi aliran
air tanah dan tidak terjadi penurunan muka air tanah di sekeliling luar daerah galian.

Gambar 6 Potongan Metode Cut-Off

Pekerjaan dewatering tidak sepenuhnya berjalan mulus tanpa akibat-akibat samping


terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dewatering dapat mengakibatkan settlement yang
disebabkan oleh :
1. Tersedotnya partikel halus dari tanah oleh pompa yang digunakan (wellpoint atau
well)
2. Terjadinya konsolidasi silt, clay, atau loose sand akibat naiknya effective stress
Dampak lain dewatering selain menyebabkan settlement, antara lain:
1. Dapat menyebabkan intrusi air laut (air asin) atau air yang tercemar
2. Struktur yang menggunakan bahan kayu yang berada di bawah muka air dapat
rusak
3. Tumbuh-tumbuhan di daerah sekitar pekerjaan dewatering dapat terganggu
Jadi, sebelum melaksanakan pekerjaan dewatering, maka terlebih dahulu dibuat
perencanaan yang matang disertai dengan studi terhadap AMDAL (Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup) dan hal-hal lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif.

Anda mungkin juga menyukai