Anda di halaman 1dari 8

ARSITEKTUR GRID COMPUTING

Open Grid Services Architecture (OGSA) adalah arsitektur untuk lingkungan service oriented
grid computing. OGSA di kembangkan oleh Global Grid Forum (GGF) dan berasal dari
teknologi Web service seperti WSDL dan SOAP tetapi dikembangkan lebih lanjut sesuai
kebutuhan di dalam lingkungan grid.
OGSA bertujuan untuk mendefinisikan standar untuk aplikasi yang berbasis grid. Sistem grid
tersebut biasanya terdiri dari beberapa komponen berbeda, secara umum:
1. VO management service: untuk memanage node dan user mana yang termasuk ke dalam
VO.
2. Resource discovery dan management service: aplikasi di dalam grid dapat mengetahui
resources yang memenuhi kebutuhan mereka, kemudian memanagenya.
3. Job management service: user dapat mensubmit task ke dalam grid
4. Dan komponen lain seperti security, data management, dll.
Berikut adalah bagan hubungan antara OGSA, WSRF, dan Web Services:

Service di atas berinteraksi terus-menerus, memungkinkan terjadinya chaos, sehingga


dibutuhkan adanya standarisasi.
GSA membutuhkan stateful services, tetapi web service biasanya stateless dan tidak ada standar
untuk membuatnya stateful.
Web Services Resource Framework (WSRF) bertugas untuk menspesifikasikan bagaimana
membuat web service menjadi stateful. WSRF merupakan pengembangan dari Web
Services. WSRF ini yang memberikan stateful service yang dibutuhkan oleh OGSA.
Information Services adalah salah satu bagian penting di dalam grid computing. Informasi terkini
dari sebuah sistem yang sedang berjalan sangat penting bagi komputasi grid dan aplikasi yang
berjalan di atasnya. Ada beberapa pertanyaan yang harus bisa dijawab agar komputasi grid dapat
berlangsung dengan baik:
1. What resources are available?

2. What is the state of the grid?


3. How to optimize resource use?
Untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut, maka dibutuhkanlah informasi dari infrastruktur di
dalam grid, sehingga di sinilah Information Services berperan penting.
Information services adalah bagian penting dari software infrastruktur Grid karena memberikan
mekanisme mendasar untuk menemukan (discovery) dan memantau (monitoring) untuk
perencanaan
dan
penyesuaian
aplikasi.
Information services didesain untuk mampu menemukan dan memantau keberadaan dan
karakteristik sumber daya, services, computations, dan entitas lainnya.
Dalam membentuk arsitektur grid computing ada beberapa teknologi utama yang digunakan,
yaitu:
Blades: Sistem komputasi yang meliputi prosesor dan memori dalam satu board tunggal, namun
sumber lain, seperti tenaga, sistem pendingin, akses jaringan dan storage semuanya di- shared .
Blades dirancang untuk dapat dibongkar pasang dengan mudah dan biasanya berbentuk lebih
kecil ketimbang rack-optimised server .
Clustering: Menggunakan secara bersama-sama dua komputer atau lebih sehingga terlihat
sebagai satu sumberdaya komputasi tunggal. Clustering digunakan untuk pemrosesan paralel,
load balancing dan fault tolerance.
Provisioning: Penyediaan atau pengalokasian sumberdaya TI yang dibutuhkan
Service Oriented Architecture (SOA): adalah satu set layanan yang bersifat independen,
fungsionalitas suatu piranti lunak yang dikemas tersendiri dan dapat diakses melalui sebuah
jaringan menggunakan berbagai platform dan execution environment berbeda-beda.
Virtualization: Teknik mengelola dan menampilkan fungsionalitas perangkat storage dan
resource lainnya, tanpa memperhatikan tata letak fisik maupun lokasinya.
Virtual Organization atau organisasi virtual adalah sekelompok grup, orang, atau institusi dengan
beberapa tujuan yang sama mereka melakukan sharing sumber daya (komputer) untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
VOs (virtual organizations), refers to a new organizational form characterized by a temporary
or permanent collection of geographically dispersed individuals, groups or organization
departments not belonging to the same organization or entire organizations, that are
dependent on electronic communication for carrying out their production process. (Travica,
1997)

Karakteristik dari Virtual Organisasi:


Melintasi Batas
Perubahan bisnis environment menuntut suatu perusahaan atau organisasi untuk lebih fleksibel di
dalam melakukan kegiatan produksinya. Untuk itu perusahaan harus menghasilkan produk yang
berkualitas dan sesuai dengan keinginan penggunanya, sehingga dibutuhkanlah kolaborasi antar
organisasi untuk menentukan minat dari pengguna suatu produk. Dari sinilah terbentuk Virtual
Organisasi yang memiliki yang peranan penting.
Berbagi Sumber Daya (Resources)
Misalnya adalah toko buku online Amazon yang menjual berbagai macam buku. Apakah
Amazon memiliki buku yang dijual tersebut? Tentu tidak, Amazon bekerja sama dengan
perusahaan lain untuk mendapatkan stock yang selanjutnya dijual melalui Amazon. Sama halnya
ketika kita menjual buku dari Amazon, kita tidak memiliki buku yang kita jual secara fisik.
Wilayah yang tersebar
Misalnya, dalam pengembangan software, kita berada di Indonesia dan bekerja pada pukul 8AM
sampai 16 AM. Tentunya kita tidak dapat bekerja pada malam hari kan? Tetapi jika kita memiliki
rekan di luar negeri, di US misalnya, saat di Indonesia malam hari, di sana masih siang, dan
dapat digunakan untuk melanjutkan pengembangan software.
berikut adalah beberapa contoh penerapannya:

Scientific Simulation: Komputasi grid diimplementasikan di bidang fisika, kimia, dan biologi
untuk melakukan simulasi terhadap proses yang kompleks. Untuk lebih jelasnya kunjungi
halaman berikut:
1. National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST)
2. Computational Science Research Center in Hosei University
3. Advanced Center for Computing and Communication (RIKEN)

Medical Images: Penggunaan data grid dan komputasi grid untuk menyimpan medical-image.
Contohnya adalah eDiaMoND project
Computer-Aided Drug Discovery (CADD): Komputasi grid digunakan untuk membantu
penemuan obat. Salah satu contohnya adalah: Molecular Modeling Laboratory (MML) di
University of North Carolina (UNC)
Big Science: Data grid dan komputasi grid digunakan untuk membantu proyek laboratorium
yang disponsori oleh pemerintah Contohnya terdapat di DEISA
e-Learning: Komputasi grid membantu membangun infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan
dalam pertukaran informasi dibidang pendidikan. Contohnya adalah AccessGrid
Visualization: Komputasi grid digunakan untuk membantu proses visualisasi
perhitungan yang rumit

Microprocessor design: komputasi grid membantu untuk mengurangi microprocessor design


cycle dan memudahkan design center untuk membagikan resource lebih efisien. Contohnya ada
di Microprocessor Design Group at IBM Austin

GRID COMPUTING

Gambar Ilustrasi Grid Computing

Kali ini saya akan membahas salah satu jenis dari komputasi modern, yaitu
grid computing atau komputasi grid. Seperti diketahui bahwa komputasi modern
terdiri dari beberapa jenis diantaranya yaitu mobile computing atau komputasi
bergerak, grid computing atau komputasi grid, dan cloud computing atau
komputasi awan. Menurut definisi grid computing atau komputasi grid
merupakan salah satu tipe dari komputasi pararel yang penggunaan sumber

dayanya melibatkan banyak komputer yang terpisah secara geografis namun


tersambung via jalur komunikasi (termasuk internet) yang bertujuan untuk
memecahkan masalah komputasi skala besar. Ada beberapa daftar yang dapat
digunakan untuk mengenali sistem komputasi grid, diantaranya adalah :
a. sistem untuk koordinat sumber daya komputasi tidak dibawah kendali pusat.
b. sistem menggunakan standard dan protocol yang terbuka.
c. sistem mencoba mencapai kualitas pelayanan yang canggih, yang lebih baik
diatas kualitas komponen individu pelayanan komputasi grid.
Ide awal komputasi grid diawali adanya distributed computing, yaitu
mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau
terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan
sistem terpusat. Dalam buku The Grid : Blueprint for a new computing
infrastructure dijelaskan bahwa a computational grid is a hardware and software
infrastructure that provides dependable, consistent, pervasive, and inexpensive
access to high-end computational capabilities. Artinya komputasi grid adalah
infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat menyediakan
akses yang bisa diandalkan, konsisten, tahan lama, dan tidak mahal terhadap
kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia.
Setidaknya ada dua sisi yang mendorong semakin berkembangnya grid
computing saat ini. Kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar di
berbagai bidang serta adanya sumber daya komputasi yang tersebar. Grid
computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan
yang mudah dari mana saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak
dan pustaka pembuatan lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source.
Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan
mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel.
Tiga hal yang di-sharing dalam sebuah sistem grid antara lain : Resource,
Network dan Proses. Kegunaan atau layanan dari sistem grid sendiri adalah
untuk melakukan high throughput computing dibidang penelitian, ataupun proses
komputasi lain yang memerlukan banyak sumber daya komputer. Indonesia
sendiri sudah menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid).
Sistem komputasi grid mulai beroperasi pada bulan Maret 2007 dan terus
dikembangkan sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan
tinggi negeri dan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa
instansi pemerintahan seperti Badan Meteorologi dan Geofisika.
Secara umum, keuntungan dasar dari penerapan komputasi Grid, yaitu:
1. Perkalian dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia
ketika idle.
2. Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian
masalah apat berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas.

3. Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, Akses
terhadap model dan perangkat berbeda, Metodologi penelitian yang lebih
baik.
4. Data: Akses terhadap sumber data global, dan Hasil penelitian lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa konsep dasar dari Komputasi Grid :
1. Sumber daya dikelola dan dikendalikan secara lokal.
2. Sumber daya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme
berbeda, mencakup sumber daya komputasi dikelola oleh sistem batch
berbeda, sistem storage berbeda pada node berbeda, kebijakan berbeda
dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya berbeda pada
grid.
3. Sifat alami dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah.
4. Lingkungan kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di
internet).
Secara umum, elemen-elemen dari infrastruktur Grid adalah :
1. Hardware/Sumber daya (Dibuat tersedia dari site-site berbeda yang
terdistribusi secara geografis, mencakup CPU/Storage/Instruments, dan
lain-lain).
2. Software: Sesuatu yang menghubungkan bersama-sama semua sumber
daya ini: middleware. Beberapa aplikasi untuk menggunakan sumber daya
komputasi yang dibuat tersedia.
3. Orang-orang: Siapa yang memelihara Grid, dan Siapa yang menggunakan
Grid.
Middleware adalah lapisan atau layer perangkat lunak (software) yang terletak
antara sistem operasi dan aplikasi. Elemen-elemen dasar dari Middleware ini
adalah :
a. Keamanan (security)
b. Pengelolaan sumber daya (resource management)
c. Pengelolaan data (data management)
d. Layanan informasi (information services)
Solusi bagi middleware yang telah tersedia, di antaranya adalah :
a. Globus Toolkit (Argonne+ISI)
b. LCG/Glite (dari proyek Uni Eropa)
c. Gridbus (Melbourne, Australia)
d. Unicore (Jerman)

Ukuran atau kompleksitas dari masalah mengharuskan orang-orang dalam


beberapa organisasi berkolaborasi dan berbagi (share) sumber daya komputasi,
data dan instrumen sehingga terwujud bentuk organisasi baru, VIRTUAL
ORGANIZATION. Organisasi virtual, sebagai hasil kolaborasi, memberikan
beberapa keuntungan lebih lanjut, di antarnya:
a. Sumber daya dan orang-orang yang tersebar
b. Dihubungkan oleh jaringan, melintasi domain-domain admin
c. Berbagi sumber daya, tujuan bersama
d. Dinamis
e. Fault-tolerant
f. Tidak ada batas-batas geografis
Sampai saat ini dan diperkirakan berlaku dalam beberapa tahun ke depan, ada
kecenderungan besar komputasi Grid digunakan untuk :
1. Jaringan penelitian public bagi para peneliti dan ilmuwan, EGEE, GEANT,
dan lain-lain.
2. Keterlibatan lebih banyak dari institusi keuangan (Bank, dan lain-lain).
Aplikasi keuangan yang lebih baru saat ini ditulis untuk GRID aware atau
dapat digunakan pada Grid.
3. Tidak lagi hanya komputasional tetapi sekarang juga layanan (service).
4. Service Oriented Architecture (SOA). Enkapsulasi dari sekumpulan aplikasi
atau layanan sebagai suatu antarmuka tunggal yang dapat dionfigurasi
ulang berdasarkan pada kebutuhan end-user. Standard bagi manajemen
data.
5. Komputasi Awan (cloud computing). Kemampuan untuk men-deploy atau
men-deliver layanan/sumber daya seperti dibutuhkan.
Pada waktu yang akan datang, para peneliti memperkirakan komputasi Grid
semakin dibutuhkan seiring dengan kemajuan teknologi jaringan komputer dan
telekomunikasi serta tuntutan dari pengguna, yaitu :
1. Ke arah aplikasi tersebar yang berinterakses satu sama lain dan
menawarkan integrasi dinamis satu dengan lainnya.
2. Segala suatu dari sistem operasi ke delivery on demand aplikasi software
atau service, dimana dan kapan end-user memerlukannya. Tidak perlu lagi
install dan update.
3. Jaringan adalah komputer dimana desktop anda adalah sebagaimana anda
inginkan, dimana dan kapan anda menginginkannya.

Dari gambaran sekilas di atas, serta melihat kondisi di negara kita, komputasi
Grid dapat digunakan untuk tersedianya akses internet atau berbagi pakai
sumber daya komputasi dalam negeri secara efektif dan efisien. Berikut beberapa
alasanya :
1. Setiap orang melalui jaringan Grid dapat berpartisipasi sebagai pattner
aktif dalam proses pengembangan dan memajukan penelitian dan
teknologi.
2. Penggunaan teknologi Grid menawarkan kesempatan besar bagi peneliti
dan ilmuwan, memilih fitur-fitur khusus dari komputasi Grid yang paling
memenuhi
kebutuhannya,
dan
juga
menentukan
bagaimana
diimplementasikan.
3. Bagi banyak negara ketiga, sering terjadi lack dari jaringan, karena itu
situs-situs perlu untuk diinterkoneksikan.
4. Bandwitdh dapat menjadi faktor yang membatasi. Grid merupakan network
demanding infrastructure. Namun ada aplikasi-aplikasi yang tidak
memerlukan bandwidth besar, situs peripheral (hanya node pengguna)
dapat berjalan baik dengan bandwidth terbatas (~1 Mb), Grid kampus atau
metropolian yang terisolasi dapat menjadi pilihan.

Anda mungkin juga menyukai