Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Alternatif Cloud
Computig’ dapat selesai.

Paper ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Hamim
Tohari, S.T., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Internet of Things. Selain itu,
penyusunan paper ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
Alternatif Cloud Computing berupa Fog Computing dan Edge Computing. Kami
menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada Bapak Hamim Tohari, S.T.,
M.Pd. dosen mata kuliah Internet of Things. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami
sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan paper ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan paper ini masih
memiliki banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan
dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam paper ini. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak.

Madiun, 30 November 2022

Anggota Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................1

Daftar Gambar.......................................................................................2

Daftar Table..........................................................................................2

I. Latar Belakang................................................................................3

II. Pengertian dan Tinjauan Teknis..................................................5

1. Fog Computing............................................................................5
2. Edge Computing..........................................................................8
III. Cara Kerja Fog dan Edge Computing........................................10

IV. Perbandingan Fog dan Edge Computing...................................13

V. Implementasi Fog dan Edge Computing...................................14

a) Smart City..................................................................................15
b) Smart Healthcare.......................................................................19
VI. Kesimpulan................................................................................23

Daftar Rujukan....................................................................................25

2
Daftar Gambar

Gambar 1 Cloud, Fog, Edge and Things_________________________________5


Gambar 2 Basic Components Of Fog Computing__________________________8
Gambar 3 Edge Computing__________________________________________10
Gambar 4 How Fog Computing Works_________________________________12
Gambar 5 How Edge Computing Works________________________________13
Gambar 6 Fog Smart City___________________________________________19
Gambar 7 Smart Healtcare___________________________________________22

Daftar Table

Table 1 Compare Fog and Edge Computing 14

3
I. Latar Belakang
Teknologi Internet of Things (IoT) hingga saat ini terus berkembang dan
manfaatnya sudah mulai banyak dirasakan oleh sebagian besar masyarakat.
IoT ini diciptakan oleh manusia untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari,
salah satunya untuk menyimpan dan memproses data. Beberapa perangkat
IoT tidak hanya menyimpan dan memproses data tetapi juga mengirim data.
Internet of Things (IoT) untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik
diperlukan beberapa sensor untuk melakukan proses sensing atau yang
biasanya disebut sebagai mengamati atau adaptasi terhadap kondisi
lingkungan dan melakukan aktifitas secara berkala melalui sistem aktuator.

Pada implementasi sistem IoT diperlukan perlukan perangkat yang


berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses beberapa jenis data. Selain
itu juga, secara visual atau melakukan aktuasi. Tugas-tugas ini tidak dapat
dilakukan perangkat node IoT yang memiliki keterbatasan sumber daya
penyimpanan, keterbatasan kemampuan komputasi, keterbatasan network
resources, dan keterbatasan catu daya. Sehingga diperlukan sebuah sumber
daya yang handal yang sering disebut dengan komputasi awan atau cloud
computing.

Cloud computing merupakan sistem berbasis cloud (penyimpanan awan)


yang penggunanya akan melakukan pengolahan data komputasi melalui
internet. Cloud computing juga merupakan pusat data yang terpusat. Cloud
computing pada dasarnya hanya memerlukan jaringan internet saja tanpa
memperhatikan jarak. Akan tetapi, pada aplikasi – aplikasi tertentu jarak
mempengaruhi hal tersebut. Semakin jauh jarak maka akan semakin melemah
sensitifitas aplikasi terhadap waktu. Sehingga dapat diartikan bahwa data tepi
yang jauh dari data pusat akan semakin melemah terhadap waktu.

4
Dikarenakan adanya kelemahan pada beberapa aplikasi tertentu yang
disebabkan oleh jarak data tepi, maka ada beberapa pilihan alternatif untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Diantaranya, adalah fog computing dan
edge computing.

Fog computing adalah konsep jaringan yang membentang dari tepi luar
tempat data dibuat hingga akhirnya disimpan. Fog adalah lapisan lain dari
lingkungan jaringan yang terdistribusi dan terkait erat dengan komputasi
awan serta internet of thing (IoT). Fog computing merupakan gagasan atau
konsep dimana proses komputasi pada ranah sumber data berasal. Fog
computing juga berfungsi untuk mengurangi latensi yang mengganggu pada
cloud atau jaringan internet.

Edge computing merupakan bentuk komputasi yang terjadi di lokasi fisik


baik pengguna atau sumber data. Edge computing mendorong serta
memproses data menjauh dari server terpusat untuk menjadi lebih dekat ke
edge luar jaringan tempat sebagian besar data dihasilkan dan dikumpulkan.
Jaringan edge menyimpan data tersebut di pinggiran, menganalisis dan
menerapkannya lebih dekat ke sumbernya.

Gambar 1 Cloud, Fog, Edge and Things

5
II. Pengertian dan Tinjauan Teknis
Cloud computing tidak dapat mengatasi tingginya lalu lintas data. Oleh
karena itu, diciptakan beberapa macam alternatif untuk mengatasi tingginya
latensi atau yang sering disebut sebagai lambatnya komunikasi data melalui
jaringan, keterbatasan bandwhich, hingga regulasi pemerintah. Alternatif ini
mengubah data center menuju sistem komputasi desentralisasi. Ada 2
macam alternatif yang akan kami bahas di antaranya, sebagai berikut :

1. Fog Computing
Fog Computing adalah bidang penelitian baru yang memperluas
layanan komputasi cloud seluler untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
antara perangkat dan cloud. Arsitektur cloud computing saat ini
dilaporkan tidak cocok untuk Internet of Things (IoT) di mana sensor
dan aktuator disematkan dalam objek fisik yang terhubung ke Internet
melalui jaringan kabel dan nirkabel. Miliaran perangkat yang sekarang
terhubung (IoT) menghasilkan terabyte data setiap hari yang
membutuhkan infrastruktur yang lebih baik untuk diseminasi,
penambangan data, dan analitik (Big Data). Fog Computing bekerja
bersama dengan cloud computing untuk mengatasi tantangan ini dan
mengoptimalkan penggunaan semua sumber daya secara
efisien. Beberapa komponen yang dibutuhkan dalam Fog Computing,
antara lain :

a) Node Fisik & Virtual (perangkat akhir)

Perangkat akhir berfungsi sebagai titik kontak ke dunia


nyata, baik itu server aplikasi, router tepi, perangkat akhir
seperti ponsel dan jam tangan pintar, atau sensor. Perangkat ini
adalah generator data dan dapat menjangkau spektrum
teknologi yang luas. Ini berarti mereka mungkin memiliki
kapasitas penyimpanan dan pemrosesan yang berbeda serta
perangkat lunak dan perangkat keras yang mendasarinya
berbeda.

6
b) Cloud Node

Cloud node adalah perangkat independen yang mengambil


informasi yang dihasilkan. Cloud node termasuk dalam tiga
kategori: perangkat cloud, server cloud, dan gateway.
Perangkat ini menyimpan data yang diperlukan sementara
server cloud juga menghitung data ini untuk memutuskan
tindakan. Perangkat cloud biasanya ditautkan ke server cloud.
Gerbang cloud mengalihkan informasi antara berbagai
perangkat dan server cloud. Lapisan ini penting karena
mengatur kecepatan pemrosesan dan aliran informasi.
Menyiapkan node cloud membutuhkan pengetahuan tentang
berbagai konfigurasi perangkat keras, perangkat yang mereka
kendalikan secara langsung, dan konektivitas jaringan.

c) Layanan Pemantauan

Layanan pemantauan biasanya menyertakan antarmuka


pemrograman aplikasi (API) yang melacak kinerja sistem dan
ketersediaan sumber daya. Sistem pemantauan memastikan
bahwa semua perangkat akhir dan nodus cloud aktif dan
komunikasi tidak terhenti. Terkadang, menunggu node kosong
mungkin lebih mahal daripada menekan server cloud. Monitor
menangani skenario seperti itu. Monitor dapat digunakan untuk
mengaudit sistem saat ini dan memprediksi kebutuhan sumber
daya di masa mendatang berdasarkan penggunaan.

d) Pengolah Data

Pemroses data adalah program yang berjalan di node cloud.


Mereka memfilter, memangkas, dan terkadang bahkan
merekonstruksi data yang salah yang mengalir dari perangkat
akhir. Pemroses data bertanggung jawab memutuskan apa yang
harus dilakukan dengan data — apakah itu harus disimpan
secara lokal di server cloud atau dikirim untuk penyimpanan

7
jangka panjang di cloud. Informasi dari berbagai sumber
dihomogenkan untuk memudahkan transportasi dan
komunikasi oleh prosesor ini. Ini dilakukan dengan
memaparkan antarmuka yang seragam dan dapat diprogram ke
komponen lain dalam sistem. Beberapa prosesor cukup cerdas
untuk mengisi informasi berdasarkan data historis jika satu atau
lebih sensor gagal. Ini mencegah segala jenis kegagalan
aplikasi.

e) Manajer Sumber Daya

Komputasi cloud terdiri dari node independen yang harus


bekerja secara tersinkronisasi. Manajer sumber daya
mengalokasikan dan membatalkan alokasi sumber daya ke
berbagai node dan menjadwalkan transfer data antara node dan
cloud. Itu juga menangani cadangan data , memastikan
kehilangan data nol. Karena komponen cloud mengambil
beberapa komitmen SLA cloud, ketersediaan yang tinggi
adalah suatu keharusan. Manajer sumber daya bekerja dengan
monitor untuk menentukan kapan dan di mana permintaan
tinggi. Ini memastikan bahwa tidak ada redundansi data serta
server cloud.

Gambar 2 Basic Components Of Fog Computing

8
2. Edge Computing
Edge computing adalah proses komputasi yang difokuskan untuk
memproses lalu lintas Internet of Things (IoT) dan penyimpanan data
sedekat mungkin dari sumber data ke pusat data sehingga dapat
mengurangi Latency dan penggunaan bandwidth yang tidak diperlukan.
Secara sederhana, edge computing ini adalah menjalankan proses
seminimal mungkin dari cloud dan memindahkan nya pada tempat lokal
layaknya penggunaan komputer secara personal. Konsep ini dapat
membawa komputasi pada jaringan edge untuk mengurangi komunikasi
jarak jauh antara client dan server. Definisi Edge Computing adalah
jaringan mesh pada data center mikro yang memproses maupun
melakukan penyimpanan data penting secara lokal dan mendorong nya
pada data center atau cloud dengan jarak kurang dari atau sekitar 100
kaki persegi. Jika diartikan lebih sederhana, edge computing merupakan
proses yang dapat mengurangi rute pengolahan data dari lokal ke sistem
cloud. Beberapa komponen yang dibutuhkan :

a) Perangkat Edge mencakup kamera pintar, termometer, robot,


drone, sensor getaran, dan perangkat IoT lainnya.
b) Prosesor adalah CPU, GPU, dan memori terkait yang
merupakan sistem komputasi Power Edge. Misalnya, semakin
banyak CPU yang mendukung sistem komputasi edge, semakin
cepat sistem dapat melakukan tugas dan semakin banyak beban
kerja yang dapat di dukungnya.
c) Kluster atau Server adalah sekelompok server yang memproses
data di lokasi tepi, seperti di lantai pabrik atau di tambak ikan
komersial. Kluster atau server Edge sering kali ditugaskan
untuk menjalankan aplikasi perusahaan, beban kerja
perusahaan, dan layanan bersama organisasi.
d) Gateway adalah kluster atau server edge yang menjalankan
fungsi jaringan penting seperti mengaktifkan koneksi nirkabel,
menyediakan perlindungan firewall, serta memproses dan
mentransmisikan data perangkat edge.

9
e) Router adalah perangkat edge yang menyambungkan jaringan.
Misalnya, router di edge dapat digunakan untuk
menyambungkan LAN perusahaan dengan WAN atau internet.
f) Switch, yang juga disebut sebagai node akses, menyambungkan
berbagai perangkat untuk membuat jaringan.
g) Node adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan perangkat, server, dan gateway edge yang
memungkinkan komputasi edge.

Gambar 3 Edge Computing

10
III. Cara Kerja Fog dan Edge Computing

Edge dan Fog Computing yang berfungsi sebagai alternatif dari


penggunaan Cloud Computing pastinya memiliki sistematis atau cara kerja.
Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan sesuai. Untuk itu
program alternatif ini, umumnya memiliki langkah-langkah agar program
tersebut dapat berjalan sesuai keinginan pengguna seperti perangkat Internet
of Things (IoT) lainnya. Di bawah ini akan dijelaskan sistematis atau cara
kerja, sebagai berikut :

 Fog Computing

Jaringan Fog tidak sama dengan cara kerja cloud


computing, fog memungkinkan analitik jangka pendek ditepi,
sedangkan cloud computing melakukan analitik jangka panjang
yang intensif lebih dekat dengan data pusat.

Meskipun perangkat dan sensor adalah tempat data


dihasilkan dan dikumpulkan, terkadang perangkat tersebut tidak
memiliki sumber daya komputasi dan penyimpanan untuk
melakukan tugas analitik serta pembelajaran tingkat lanjut.
Meskipun server cloud memiliki kekuatan untuk melakukan hal
tersebut, mereka sering kali terlalu jauh untuk memproses data dan
merespon nya secara tepat waktu.

11
Selain itu, semua end point yang terhubung dan
mengirimkan data yang masih mentah ke cloud melalui internet
bisa terjadi implikasi privasi, keamanan, dan hokum, terutama
ketika berurusan dengan data sensitif yang tunduk pada peraturan
diberbagai negara.

Gambar 4 How Fog Computing Works

12
 Edge Computing

Dalam traditional computing, data yang di produksi pada


komputer user, kemudian dipindahkan ke server melalui channel
seperti internet, LAN, dll. Dimana data tersimpan, disitu juga data
diolah. Ini merupakan pendekatan secara klasik yang sudah terbukti
untuk client - server computing.

Namun, karena pertumbuhah eksponensial dalam jumlah


data yang dihasilkan serta jumlah perangkat yang terhubung ke
internet, bisa menghambat infrastruktur pusat tradisional data untuk
mengakomodasi data – data yang dikirim dan akan diolah.

Konsep Edge Computing sangatlah sederhana. Alih – alih


mendapatkan data dekat dengan pusat data, justru pusat data yang
dibawa mendekat dengan data user. Sumber daya penyimpanan dan
komputasi dari pusat data akan disebarkan sedekat mungkin pada
lokasi yang sama di tempat data dihasilkan.

Gambar 5 How Edge Computing Works

13
IV. Perbandingan Fog dan Edge Computing

Dari 2 macam alternatif yang sudah tertera sebelumnya yang


merupakan gagasan atau sebuah konsep dari Internet of Things (IoT).
Gagasan atau konsep dari Internet of Things (IoT) yang juga merupakan
sebuah proses komputasi pada ranah sumber data berasal. Gagasan
utama fog computing adalah untuk mengurangi latensi yang
mengganggu pada cloud atau jaringan internet. Sedangkan, gagasan
edge computing lebih difokuskan untuk memroses lalu lintas Internet of
Things (IoT) dan penyimpanan data yang dekat dengan pusat data. Oleh
karena itu, terdapat beberapa perbedaan antara fog computing dan eedge
computing, sebagai berikut :

Fog Computing Edge Computing

Latensi Medium Lowest

Scalability Scalable with network Hard to scale

Distance Network close to the At the edge


edge

Data Analysis Real-time, decides to Real-time, instant


process locally or send to decision making
cloud

Computing Power Limited Limited

Interoperability High Low

Table 1 Compare Fog and Edge Computing

14
V. Implementasi Fog dan Edge Computing

Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat


diketahui bahwa fog dan edge computing memiliki perbedaan yang
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Untuk
melengkapi penjelasan sebelumnya akan dicantumkan beberapa contoh
implementasi, sebagai berikut :

a) Smart City
Smart City merupakan salah satu contoh implementasi yang
menggunakan alternative Fog Computing. Fog Computing pada
Smart City melibat berbagai macam sumber daya mulai dari
komputasi, penyimpanan data, jaringan, akuisisi data hinga analisis
data. Beikut ini beberapa rincian Fog Computing pada Smart City :

 Infrastruktur fog pada smart city

Infrastruktur Fog Computing berupa perangkat fisik


seperti, gateaway, switch router, atau komponen perangkat
lunak seperti virtual machine dan cloudlet yang terhubung
dengan perangkat edge dan mengakses jaringan untuk
menyediakan penyimpanan data dan sumber daya
komputasi. Pemrosesan data dilakukan dekat dengan sumber
data sebelum dikirim ke cloud server. Dengan edge
computing, data diproses pada edge device kemudian
diteruskan ke fog node atau cloud server menggunakan edge
gateaway sehingga memiliki komunikasi yang lebih kuat
daripada edge device. Dengan fog computing data dianalisis

15
dan diproses pada fog node dalam edge local network. Edge
dan fog computing memberikan manfaat dalam mengurangi
latensi, mengurangi lalu lintas dan pengoptimalan bandwidth
serta meningkatkan privasi dan keamanan.

 Fog Based Service Delivery

Model layanan yang dapat diterapkan oleh Fog


Computing pada Smart Home ini mengguka Data as a
Services (DaaS). Data as a Services (DaaS) digunakan
sebagai model pengiriman pada lingkugan berbasis Fog.
Data as a Services (DaaS) berguna untuk mengirimkan data
sesuai dengan permintaan user tanpa adanya batasan lokasi
tertentu. Dengan adanya penggunaan Data as a Services
(DaaS) menciptakan efisiensi dalam penyimpanan data.

 Manajemen Data

Penerapan fog computing dapat dilakukan pada


beberapa aspek kota, di antaranya adalah sistem transportasi,
layanan kesehatan, dan layanan energi. Sistem transportasi
di kota-kota saat ini sudah mengadopsi penggunaan
teknologi digital untuk menghadapi permasalahan yang
terjadi. Intelligent Transportation System (ITS)
dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi yang
memungkinkan kendaraan dapat berkomunikasi dengan
kendaraan lain (V2V) atau dengan pengguna jalan dan
infrastruktur jalan lainnya. Kendaraan, sarana dan prasarana
pada jalan seperti lampu lalu lintas, pejalan kaki, gedung
parkir, dan lainnya pada fog computing terhubung dengan
jaringan yang disebut dengan The Internet of Vehicles (IoV).

16
Pada teknologi autonomous vehicle, kendaraan dapat
mengetahui kondisi lalu lintas, kemacetan, serta rute-rute
alternatif apabila ada kecelakaan lalu lintas atau keadaan
darurat lainnya di jalan. Selain itu, pengendara bisa
mendapatkan layanan seperti pencarian tempat parkir secara
otomatis dan real time. Rambu dan lampu lalu lintas dapat
disesuaikan dengan kondisi jalan. Pejalan kaki yang
terhubung dengan jaringan fog computing dapat melihat
informasi terkait kondisi jalan yang dilalui, lokasi
penyeberangan jalan, dan rute serta informasi kedatangan
serta keberangkatan transportasi umum seperti bus dan
kereta secara up-to-date dan real time.

Pada bidang layanan kesehatan, para peneliti di bidang


kesehatan meneliti penggunaan cloud computing untuk
mendukung layanan kesehatan terutama terkait manajemen
data, penyimpanan, serta integrasi sistem kesehatan. Namun,
permasalahan seperti latency, keamanan data, dan waktu
respon cloud server apabila hanya mengandalkan cloud
computing menyebabkan fog computing menjadi pilihan
dalam mengembangkan teknologi berbasis big
data khususnya di bidang layanan kesehatan. Hal ini
dikarenakan layanan kesehatan merupakan layanan yang
sangat membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam
pengambilan keputusan karena berhubungan dengan nyawa
seseorang. Dengan kapasitas manajemen data yang dapat
dilakukan fog computing, analisis menggunakan
teknik event processing maupun machine learning dapat
dilakukan pada edge layer, contohnya pada penggunaan
sensor detak jantung ataupun sensor lain yang dikenakan
pada pasien (wearable sensor). Selanjutnya, dengan
memanfaatkan fog computing, layanan kesehatan dapat
mengembangkan real time dashboard untuk mendukung

17
petugas kesehatan mengambil respon terkait penyelamatan
dan perawatan pasien.

 Big Data Pipeline

Pengembangan Big Data menggunakan serta


menerapkan fog computing pada smart city yang terdiri atas
lima tahapan, yaitu : data ingestion, data preprocessing, data
processing dan analisis, visualisasi dan
reporting, serta decision making. Data ingestion dan data
preprocessing dilakukan pada edge layer. Pada tahap data
ingestion, data diperoleh dari sensor dan alat yang dipasang
pada fasilitas – fasilitas smart city menggunakan protokol
MQTT. Data yang dihasilkan disimpan ke dalam relational
database atau NoSQL database. Tools yang dapat dipakai
antara lain Apache Kafka. Karena fog computing pada smart
city membutuhkan kapasitas pemrosesan data secara real
time, digunakan stream processing engine seperti Apache
Flume, Apache Flink, Apache Storm, Amazon Kinesis, dan
Apache Spark Streaming. Tools selain mendukung stream
processing, juga mendukung machine learning
libraries seperti TensorFlow, Keras, PyTorch, dan Scikit-
learn. Tahap Reporting and Visualization dapat
menggunakan Tableau dan Qlik Sense untuk
membuat dashboard.

18
 Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan smart


city berbasis fog computing meliputi permasalahan
keamanan dan privasi. Karena setiap alat maupun sensor
terhubung pada jaringan, muncul risiko adanya serangan
siber maupun ancaman terhadap fisik perangkat.
Permasalahan terkait interoperabilitas juga muncul
karena device pada fog node dapat memiliki spesifikasi dan
standar maupun format data yang berbeda-beda. Spesifikasi
dan standar data yang berbeda ini menyebabkan
permasalahan yang lainnya yaitu terkait karakteristik
aplikasi yang digunakan pada smart city berbasis fog
computing ini.

19
Gambar 6 Fog Smart City

b) Smart Healthcare

Sejak dulu bidang kesehatan merupakan aspek


terpenting dalam hidup manusia. Kontrol kesehatan juga
merupakan kegiatan wajib manusia agar dapat menjalankan
aktifitas sehari-hari dengan baik. Setiap kali tubuh
merasakan hal aneh yang tidak seperti biasanya pasti akan
langsung menghampiri layanan fasilitas kesehatan terdekat.
Tentu saja, layanan fasilitas kesehatan memiliki banyak
data pasien baik mengenai identitas, riwayat kesehatan
ataupun informasi penting pasien. Hal tersebut jika
dilakukan terus menerus secara manual akan menyebabkan
terjadinya kebocoran atau bahkan kehilangan data pasien
dalam jumlah yang besar. Hal ini, tentunya menyebabkan

20
layanan fasilitas kesehatan mengalami kerugian serta
menurunnya tingkat kepuasan pasien.

Saat ini manusia hidup di era digital yang segala


sesuatu sudah berbasis teknologi dan memanfaatkan
penggunaan Internet of Things (IoT) dalam kegiatan sehari-
hari, bahkan dalam bidang kesehatan sekalipun. Layanan
fasilitas kesehatan saat ini sudah menggunakan Internet of
Things (IoT) untuk memudahkan manusia dalam
melakukan penyimpanan data, salah satunya penyimpanan
data pasien. Penyimpanan data pasien ini tentunya
membutuhkan banyak ruang karena memiliki jumlah
penyimpanan yang besar tiap pasiennya.

Selain itu, penggunaan Internet of Things (IoT) ini


dapat membuat keputusan klinis sesuai dengan analitik
riwayat data perawatan kesehatan pasien sebelumnya.
Internet of Things (IoT) juga dapat membantu meringankan
kerja dokter dengan memproses data tepat waktu dari
sensor medis dan perangkat medis yang digunakan untuk
mendeteksi penyakit dengan kondisi-kondisi tertentu.
Internet of Things (IoT) ini menggunakan sistem Cloud
Computing yang dapat memberikan kinerja dan kapasitas
tinggi yang diperlukan untuk memproses sekumpulan data
besar dengan cepat. Sehingga dapat menghasilkan
identifikasi kondisi pasien dengan tepat dan cepat.

Akan tetapi, Internet of Things (IoT) yang


menggunakan Cloud Computing memiliki sebuah masalah
dikarenakan penggunaan Cloud Computing mempunyai
volume data yang sangat besar. Sehingga hal ini
menyebabkan terjadinya ketidakefisienan untuk
memindahkan data dalam kasus-kasus tertentu, seperti
layanan fasilitas kesehatan yang berada di daerah pedesaan

21
seringkali mengalami kekurangan bandwidth
telekomunikasi jaringan area luas (WAN) untuk
mengunggah atau mengunduh file besar baik dari Cloud
Compoting ataupun ke Cloud Computing. Selain itu,
penyimpanan file atau data berupa gambar menambah
biaya data Cloud per gigabite dengan cepat. Hal tersebut
tentunya akan dipikirkan lagi lebih jauh oleh manajemen
layanan fasilitas kesehatan untuk memilih opsi lain yang
lebih efisien, murah, dan cepat.

Oleh karena itu, ditawarkan alternatif atau solusi


baru dari penggunaan Cloud Computing yang tentunya
lebih efisien, murah, dan cepat. Alternatif dari penggunaan
Cloud Computing ini ada dua, yaitu Fog dan Edge
Computing. Untuk penggunaan di bidang kesehatan
khususnya pada layanan fasilitas kesehatan lebih dianjurkan
untuk menggunakan Edge Computing karena pemrosesan
data dapat diselesaikan di tempat di mana data dihasilkan.
Penggunaaan Edge Computing ini memudahkan layanan
fasilitasi kesehatan karena dapat memproses penyelesaian
data pasien di perangkat atau jaringan seperti, di klinik,
rumah sakit, atau bahkan langsung di perangkat pasien
sesuai dengan tempat awal di mana pembuatan data
tersebut berlangsung. Sehingga, layanan fasilitas kesehatan
dapat menyelesaikan pekerjaannya, seperti mendiagnosis,
memulai perawatan pasien, dan meningkatkan layanan
kesehatan pasien dengan lebih cepat dan mudah.

22
Gambar 7 Smart Healtcare

Edge Computing yang digunakan pada layanan


fasilitas kesehatan memiliki cara kerja untuk
memaksimalkan manfaat dari penggunaanya. Akan
dicantumkan cara kerja Edge Computing pada layanan
fasilitas kesehatan, sebagai berikut :

1) Perangkat Edge mengambil data dari berbagai sumber,


seperti sensor medis, electronic health record (EHR)
systems, atau system gambar
2) Pemrosesan dilakukan pada perangkat edge yang
ringkas dan seringkali dilengkapi dengan graphics

23
processing unit (GPU) yang dioptimalkan oleh
Artificial Intelligent (AI) atau Machine Learning (ML)
3) Aplikasi Artificial Intelligent (AI) atau Machine
Learning (ML) yang berjalan pada perangkat edge
dengan cepat mengidentifikasi kondisi kesehatan yang
memerlukan pelayananan peningkatan kesehatan atau
intervensi.

VI. Kesimpulan

24
Daftar Rujukan

25

Anda mungkin juga menyukai