Grid Computing
Grid computing adalah sebuah sistem komputasi terdistribusi yang membentuk sebuah system
tunggal secara virtual, yang memungkinkan seluruh sumber daya (resource) dalam jaringan,
seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media penyimpan.
Grid computing merupakan sistem komputer dengan sumber daya yang dikelola dan
dikendalikan secara lokal. Dimana sumber daya ini berbeda dalam hal kebijakan dan mekanisme
yaitu mencakup sumber daya komputasi yang dikelola oleh sistem batch berbeda, sistem storage
berbeda pada node berbeda. Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada
sumber daya berbeda pada Grid. Grid computing memiliki sifat alami dinamis artinya Sumber
daya dan pengguna dapat sering berubah.
Grid computing dibangun dengan cara menggabungkan seluruh sistem komputasi grid
yang ada di institusi-institusi penelitian menjadi sebuah kesatuan. Pengaturan hardwaredan
software pada masing-masing sistem di tingkat institusi kemungkinan berbeda, namun dengan
menjalankan teknologi Grid computing dengan menggabungkan simpul-simpul penghubung dari
masing-masing sistem, maka akan terbentuk sebah kesatuan sumber daya komputasi grid.
Dengan ini berarti pengguna pada suatu institusi dapat memanfaatkan sumber daya komputasi
yang berada di luar institusinya. Salah satu syarat dari pembentukan grid computing adalah
adanya suatu backbone jaringan berkapasitas besar untuk menghubungkan simpul-simpul
penghubung (memiliki lebar pita mulai dari 2 Mbps sampai dengan 155 Mbps).
Dalam menyelesaikan masalah system monolitik dan sumberdaya yang terfragmentasi, grid
computing bertujuan menciptakan keseimbangan antara pengaturan suplai sumber daya dan
kontrol yang fleksibel. Sumberdaya TI yang dikelola dalam grid :
Sumberdaya Infrastruktur
Mencakup hardware seperti penyimpan, prosesor, memori, dan jaringan; juga software
yang didisain untuk mengelola hardware ini, seperti database, manajemen penyimpan,
manajemen sistem, server aplikasi dan system operasi.
Sumberdaya Aplikasi
Adalah perwujudan logika bisnis dan arus proses dalam software aplikasi. Sumberdaya yang
dimaksud bisa berupa aplikasi paket atau aplikasi buatan, ditulis dalam bahasa pemrograman,
dan merefleksikan tingkat kompleksitas. Sebagai contoh, software yang mengambil pesanan dari
seorang pelanggan dan mengirimkan balasan, proses yang mencetak slip gaji, dan logika yang
menghubungkan telepon dari pelanggan tertentu kepada pihak tertentu pula.
Sumberdaya Informasi
Saat ini, informasi cenderung terfragmentasi dalam perusahaan, sehingga sulit untuk
memandang bisnis sebagai satu kesatuan. Sebaliknya, grid computing menganggap informasi
adalah sumberdaya, mencakup keseluruhan data pada perusahaan dan metadata yang menjadikan
data bisa bermakna. Data bias berbentuk terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur,
tersimpan di lokasi manapun, seperti dalam database, sistem file local.
Virtualisasi
Setiap sumberdaya (semisal komputer, disk, komponen aplikasi dan sumber informasi)
dikumpulkan bersama-sama menurut jenisnya, lalu disediakan bagi konsumen (semisal orang
atau program software). Virtualisasi berarti meniadakan koneksi secara fisik antara penyedia dan
konsumen sumberdaya, dan menyiapkan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan tanpa
konsumen mengetahui bagaimana permintaannya bisa terlayani.
Provisioning
Ketika konsumen meminta sumberdaya melalui layer virtualisasi, sumberdaya tertentu di
belakang layer didefinisikan untuk memenuhi permintaan tersebut, dan kemudian dialokasikan
ke konsumen. Provisioning sebagai bagian dari grid computing berarti bahwa system
menentukan bagaimana cara memenuhi kebutuhan konsumen seiring dengan mengoptimasi
jalannya sistem secara keseluruhan.
1. Perkalian dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle.
2. Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah dapat berjalan
lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas.
3. Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, akses terhadap model dan
perangkat berbeda, metodologi penelitian yang lebih baik.
4. Data: Akses terhadap sumber data global dan hasil penelitian lebih baik.
6. Organisasi virtual sebagai hasil kolaborasi memberikan beberapa keuntungan lebih lanjut, di
antarnya :
Dinamis;
Fault-tolerant, dan
Tidak ada batas-batas geografis.
2. Masih sedikitnya sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola grid computing.
3. Kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai
manfaat dari grid computing itu sendiri.
Dengan adanya beberapa manfaat dan hambatan mengenai tersedianya grid computing di
Indonesia, maka harus ada solusi yang berfungsi untuk mewujudkan manfaat dan menghilangkan
hambatan yang muncul tersebut. Solusi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Memberikan sosialisasi pada instansi pendidikan maupun institusi non pendidikan mengenai
manfaat serta biaya dengan menggunakan sistem komputasi grid.
2. Kerjasama riset dan pengembangan antara departement dalam suatu perguruan tinggi dan
industri.
3. Diberikannya mata kuliah tentang grid computing sehingga dapat menghasilkan generasi
yang menguasai teknologi ini.
Kesimpulan
Jadi jalur komunikasi di seluruh dunia yang saling terintegrasi walaulpun terpisah dengan letak
geografis sampai dengan ribuan kilometer, Semakin cepat jalur komunikasi terbuka, maka
peluang untuk menggabungkan kinerja komputasi dari sumber-sumber komputasi yang terpisah
menjadi semakin meningkat peluang akan semakin terbuka bagi kerjasama lintas organisasi,
lintas benua dan lintas bangsa. Akan terbuka peluang bagi peneliti di Indonesia yang ingin
melakukan komputasi yang sangat rumit, dengan menggunakan supercomputer tercepat di dunia,
tanpa harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang teknologi informasi.