Kunci Jawaban Buker IPA Terpadu 1A
Kunci Jawaban Buker IPA Terpadu 1A
f. 1 cm2
g. Depa
h. Intensitas cahaya
i. Cd
j. Gelas ukur
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
1. Tidak, karena antara orang yang satu dengan yang lain memiliki ukuran langkah yang
berbeda-beda.
2. Sama, karena mistar atau rolmeter memiliki standard ukuran yang sama.
3. Pengukuran dengan mistar atau rolmeter. Karena ukuran panjang pada mistar atau
rolmeter merupakan Standard Internasional sehingga ukurannya sama untuk semua mistar
atau rolmeter.
Kesimpulan:
Dalam melakukan pengukuran untuk berbagai macam besaran, sebaiknya dilakukan
dengan alat-alat ukur standard sehingga pengukurannya akan menghasilkan hasil yang
akurat. Pengukuran dengan bagian-bagian tubuh, akan memberikan hasil yang berbedabeda antara orang yang satu dengan yang lainnya.
Bab 2 Suhu
A. Pengertian Suhu
gelas, panci, termometer, suhu, dingin, suhu
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
Tidak, karena tidak memiliki pengukur nilai derajat panas. Juga kurang sensitif terhadap
perubahan suhu.
Kesimpulan:
Untuk mengukur suhu suatu zat dibutuhkan termometer (alat ukur suhu).
B. Alat Ukur Suhu
1. Termometer, pemuaian
2. raksa, alkohol
3. a. memuai
b. membasahi
c. Mengkilat
4. a. tinggi
b. besar
C. Besaran Suhu
1.
Jenis Zat
Aluminium
Tembaga
Emas
Timbal
Air
Raksa
Alkohol
C
2.450
1.187
2.660
1.750
100
357
78
Titik Didih
R
F
1.960
4.442
949,6
2.168,6
2.128
4.820
1.400
3.182
80
212
285,6
674,6
62,4
172,4
K
2.723
1.460
2.933
2.023
373
630
351
2. Diketahui: T = 33C
Ditanyakan: T dalam F, R, dam K
Jawaban:
a. 91,4F
b. 26,4R
c. 306 K
3. Diketahui: Tatas = 120X
Tbawah = 0X
Ditanyakan: T C dan T R jika Tx = 100X
Jawaban:
a. 83,33C
b. 66, 67R
4. Diketahui: Suhu rata-rata siang hari = 33,3C
Suhu rata-rata malam hari = 22C
Ditanyakan: T R, T F, T K
Jawaban:
a. siang hari = 26,64R
malam hari = 17,6R
b. siang hari = 91,94F
malam hari = 71,6F
c. siang hari = 306,3 K
malam hari = 295 K
Bab 3 Pengukuran
A. Pengertian Pengukuran
panjang, mistar, massa, neraca sama lengan, massa
B. Alat Ukur Panjang
1. Fungsi alat: mengukur dengan ketilitian sampai dengan 0,1 mm
a. Untuk mengukur diameter bagian luar benda (ketebalan).
b. Untuk mengukur diameter bagian dalam lubang.
c. Sekrup pengatur menahan bukaan rahang sorong pada posisi tertentu
d. Skala nonius skala ketelitian.
e. Untuk mengukur kedalaman lubang.
f. Skala utama skala pengukur panjang utama.
2. Fungsi alat: mengukur dengan ketilitian sampai 0,01 mm
a. Penunjuk nilai skala mikrometersekrup untuk mengetahui ketelitian
mikrometer sekrup
b. Landasan tempat meletakkan benda untuk diukur.
c. Sumbu menjepit benda yang akan diukur.
d. Pengunci menahan bukaan sumbu pada posisi tertentu.
e. Skala nonius skala ketelitian.
f. Racet memfixkan posisi pengukuran benda.
g. Skala utama skala pengukuran panjang utama.
3. 0,1 cm; 0,1 mm; mikrometer sekrup; 0,01 mm
Pembacaan Alat Ukur
1. Skala utama = 0,6 cm
Skala nonius = 0,1 cm
Panjang benda = 0,6 cm + 0,1 mm
= 0,6 cm + 0,01 cm
= 0,61 cm
2.
Skala utama = 2 mm
Skala nonius = 0,375 mm
Panjang benda = 2 mm + 0,375 mm
= 2,375 mm
5
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
1. Mikrometer sekrup
2. a. 0,1 mm
b. 0,01 mm
Kesimpulan:
Alat ukur panjang memiliki ketelitian yang berbeda-beda. Mikrometer sekrup merupakan
alat ukur panjang yang paling teliti.
C. Alat Ukur Massa
Fungsi alat: mengukur masa benda.
Nama bagian dan fungsinya:
a. Penyeimbang dan penunjuk skala menunjukkan skala ukuran timbangan.
b. Piringan landasan meletakkan zat yang ingin diukur.
c. Skala neraca penunjuk ukuran massa.
d. Alas sebagai peyangga neraca.
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
1. Massa
2. Massa
3. Berat
4. Ada. Perbedaanterjadi pada ketelitian pengukurannya.
7. Dengan mengetahui massa jenis gas yang diukur, kemudian mengukur volume wadah
tertutup tempat menyimpan gas. Dihitung: = m/V V = m/
E. Soal Aplikasi
1. Diketahui: D = 2,375 mm
Ditanyakan: L
6
Jawaban:
L = 4,43 mm2
2. Diketahui: Tebal isi buku = 2,1 cm
Ditanyakan: Tebal selembar kertas
Jawaban:
Tebal selembar kertas = 0,525 mm
3. Diketahui: p = 1,7 cm = 0,017 m
l = 0,6 cm = 0,006 m
Ditanyakan: L
Jawaban:
L = 10,2 x 10-5 m2
4. Diketahui: V0 = 50 mL
V' = 80 mL
Ditanyakan: V1mur
Jawaban:
V1mur = 0,6 mL
Lakmus merah
tetap berwarna merah
berubah menjadi biru
tetap berwarna merah
tetap berwarna merah
tetap berwarna merah
tetap berwarna merah
tetap berwarna merah
berubah menjadi biru
Lakmus biru
berubah menjadi merah
tetap berwarna biru
berubah menjadi merah
tetap berwarna biru
tetap berwarna biru
berubah menjadi merah
berubah menjadi merah
tetap berwarna biru
Kesimpulan:
Zat pada kondisi asam setelah ditetesi larutan lakmus akan berwarna merah
Zat pada kondisi netral setelah ditetesi larutan lakmus akan berwarna ungu
Zat pada kondisi basa setelah ditetesi larutan lakmus akan berwarna biru
pH
7
34
6,5
34
2
89
89
0-2
13 - 14
Kesimpulan:
Indikator universal digunakan untuk melihat perubahan warna dan pH secara spesifik.
Range pH
Warna
Sifat
02
Merah
Asam
34
Oranye
Asam
56
Kuning
Asam
7
Hijau
Netral
89
Biru
Basa
10 12
Ungu
Basa
13 14
Ungu tua
Basa
9
Menurun:
1. senyawa
3. intan
5. larutan
7. air
9. emas
Wujud pada
suhu kamar
Warna
Kilap
Besi
Padat
Keperakan
Kilap
Seng
Padat
Putih kebiruan
Kilap
Belerang
Tembaga
Padat
Padat
Tidak mengkilap
Kilap
Aluminium
Padat
Kuning
Coklat
kemerahan
Keperakan
Magnesium
Padat
Kilap
Karbon
Padatan hitam
Putih
keperakan
Hitam
Kilap
Tidak mengkilap
Mudah
pecah/tidak
mudah pecah
Tidak mudah
pecah
Tidak mudah
pecah
Mudah pecah
Tidak mudah
pecah
Tidak mudah
pecah
Tidak mudah
pecah
Mudah pecah
Kesimpulan:
Berdasarkan sifatnya, unsur dapat dibagi menjadi unsur logam dan non-logam.
Unsur logam mempunyai sifat: dapat ditempa, berwujud pada, mengkilap. Contoh: besi,
seng, tembaga, aluminium, magnesium
Unsur non logam mempunyai sifat: pecah jika ditempa dan tidak mengkilap. Contoh:
belerang dan karbon
11
Gambar (b)
1. Cair
2. Volume tetap
3. Bentuk berubah-ubah
4. Mudah dibagi
5. Terasa bila disentuh,
tidak dapat digenggam
Gambar (c)
1. Gas
2. Volume berubah-ubah
3. Bentuk berubah-ubah
4. Mudah dibagi
5. Tidak terasa bila
disentuh, tidak dapat
digenggam
12
mD = 4 g
mE = 5,5 g
V = 10 cm3
13
b. mbenda = 2.001,4 g
c. benda = 2,6 g/cm3
8. Diketahui: mg = 100 g
Vg = 500 mL
mtot = 550 g
Ditanyakan: batu
Jawaban:
batu = 0,5 g/mL
9. Diambil dari bagian kecil dari benda tersebut, kemudian bagian kecil itu ditimbang dan
diukur volumenya. Diperoleh massa jenis dengan penghitungan = m/V
10. Diketahui: Balok p = 2 l
Limas r = 22/7
mL = ml
L = l
Ditanyakan: tlimas
Jawaban:
tlimas = 0,024 l
t=l
p = 44/7 l
14
Bab 7 Pemuaian
A. Pengertian Pemuaian
perubahan, panjang, luas, volume, panas, pemuaian, anomali
koefisien, koefisien muai, lebih kecil, lebih besar
B. Pemuaian Zat Padat
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
1. Karena panjang logam akan diukur dan diperbandingkan ukurannya setelah dipanaskan.
2. Semua jarumnya sejajar, berada pada posisi yang sama.
3. Jarum penunjuk akan menunjuk pada posisi yang berbeda-beda karena pemuaian
panjang yang terjadi pada batang-batang logamnya tidak sama.
4. Aluminium
5. Aluminium, tembaga, besi.
6. Jarum penunjuk akan kembali ke posisi semula. Karena tidak ada lagi peningkatan suhu,
maka tidak terjadi pemuaian sehingga panjang logam-logam kembali seperti awalnya.
Kesimpulan:
Logam dapat mengalami pemuaian ketika dipanaskan. Besarnya pemuaian berbeda-beda
pada tiap logam, tergantung pada koefisien muai panjangnya.
Lengkapilah pernyataan-pernyataan berikut ini.
1. padat, pemuaian
2. Koefisien muai panjang, 1C, koefisien muai
4. luas, volume, koefisien muai luas, koefisien muai volume
C. Pemuaian Zat Cair
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
1. Akan mendidih dan naik tingginya.
2. Alkohol
3. Zat cair. Secara susunan partikel, zat cair memiliki susunan partikel yang lebih renggang
daripada zat padat, sehingga perubahan wujudnya pun lebih mudah.
Kesimpulan:
Zat cair dapat mengalami pemuaian, yaitu pada volumenya. Pemuaian volume tergantung
pada koefisien muai volume suatu zatnya.
15
D. Pemuaian Gas
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
1. Gas pada tabung reaksi akan mengalami pemuaian volume. Hal ini terlihat dari
menggembungnya karet penutup tabung reaksi.
2. Zat gas, karena struktur penyusun partikelnya paling renggang di antara yang lain.
3. Karet penutup tabung reaksi akan kembali tidak menggembung.
Kesimpulan:
Gas dapat mengalami pemuaian volume, dan besarnya juga dipengaruhi koefisien muai
volume zatnya. Gas merupakan zat yang paling mudah memuai.
E. Aplikasi Pemuaian
Gambar ke-1
anomali, 0, 4, 4, volume, massa
Gambar ke-2
pemuaian, bel, bawah, kecil
Gambar ke-3
pengatur panas, suhu, bimetal, arus listrik
16
Bab 8 Kalor
A. Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Suhu dan Wujud Benda
Kinerja Ilmiah
Fungsi Alat
Gambar ke-1: Memanaskan isi dari gelas Beaker
Gambar ke-2: Tempat meletakan gelas Beaker untuk dipanaskan
Gambar ke-3: Menyimpan zat yang akan dipanaskan, contoh: air, es batu, dll. Gelas
Beaker ini yang akan dipanaskan langsung dengan pembakar Bunsen.
Gambar ke-4: Mengukur suhu zat dalam gelas Beaker
Diskusi:
1. Suhu air akan meningkat. Ketika dipanaskan, maka terjadi perpindahan energi dari
pemanas ke air. Partikel-partikel air akan menerimanya sebagai energi kinetik, sehingga
bergerak. Pergerakan partikel-partikel air inilah yang akan meningkatkan temperatur air.
2. Ya. Es mencair karena dipanaskan. Suhu es akan meningkat.
3. Lebih cepat. Jika pembakar Bunsen menyala lebih besar, maka energi kalor yang
diberikan semakin besar. Kalor yang besar akan menaikkan temperatur zat lebih tinggi,
sehingga lebih cepat mencair.
Kesimpulan:
Kalor yang diberikan akan mengubah suhu suatu zat. Perubahan suhu zat dapat
mengakibatkan perubahan wujud zat tersebut.
Lengkapilah pernyataan berikut.
mencair, menyerap, energi, tinggi, rendah, melepaskan, menyerap, penurunan, kenaikan,
air, es, tinggi
wujud, mencair, menguap, menyublim, membeku, mengembun, mengkristal, berubah
B. Penerapan Konsep Kalor
1. Diketahui: m = 1 kg
T = 20 menit = 1200 detik
C = 4.200 J/kg C
Ditanyakan: Q
Jawaban: Q = 84.000 J
T = 20C
T1 = 25C
'
418
'
7.098
17
3. Diketahui: Q = 23 kJ = 23.000 J
M = 1,5 kg
Ditanyakan: T
Jawaban: T = 3,65C
4. Diketahui: m = 2,5 kg
T1 = -12C
T2 = 0C
Ditanyakan: Q
Jawaban:
Tahap 1, Q1 = 62.700 J
Tahap 2, Q2 = 835 kJ
Tahap 3, Q3 = 126 kJ
T3 = 12C
C. Penghantar Kalor
Penjelasan Atas Peristiwa
Gambar ke-1 panas, didih, 100, uap
Gambar ke-2 menguap, didih, pengembunan
Gambar ke-3 laut, siang, sedikit, kecil, laut, darat
Gambar ke-4 darat, malam, panas, kerapatan, darat, laut
D. Hantaran Kalor Secara Konduksi
Kinerja Ilmiah
Diskusi:
1. Karena logam merupakan konduktor yang baik, dimana dapat menghantarkan panas.
Potongan-potongan lilin mencair karena memperoleh kalor yang dihantarkan oleh logam
dari lilin yang menyala.
2. Aluminium, karena konduktivitas termalnya lebih besar. Dengan kata lain, kemampuan
menghantarkan panasnya lebih baik.
Kesimpulan:
Logam merupakan penghantar panas yang baik. Kemampuan logam menghantarkan panas
berbeda-beda tergantung jenis logamnya.
18
Sifat Ekstensif
Volume
Massa
Berat
Panjang
Sifat Fisika
Titik lebur
Titik didih
Daya hantar panas
Daya hantar listrik
Kerapatan
Tingkat kekerasan
Bau
Kekentalan
Kerapatan
Titik beku
Sifat Kimia
Mudah/ tidak
mudah terbakar
Mudah/ tidak
mudah terkorosi
3. Besi mempunyai sifat-sifat fisika antara lain: titik lebur 1.540C, titik didih 2.760C,
daya hantar panas 80 J/s m k, daya hantar listrik 1,1 x 107 mho, kerapatan 7.860 kg/m3.
Sedangkan sifat kimia dari besi mudah terkorosi, bereaksi dengan oksigen membentuk
senyawa besi(II) trioksida.
4.
Zat
Plastik
Tembaga
Pemanfaatan
Paralon
Ember
Kabel listrik
Pipa air
Emas
Perhiasan
Bensin
Bahan bakar
Aluminium
Pembuatan
kaleng
Aluminium foil
Alat dapur
Pesawat terbang
19
5. Jawaban:
1. emas
2. aluminium
3. sifat fisika
4. kereaktifan
5. kekentalan
6. massa jenis
7. mudah terbakar
20
Proses pelarutan
Proses penguapan
garam
d. Air keluar
e. Pendingin air
f. Distilat
5. a. Gas
b. Bensin
c. Kerosine (parafin)
e. Minyak pelumas
f. Minyak bakar
g. Residu diolah lebih lanjut menghasilkan minyak
21
d. Minyak diesel
6. a. Metode sublimasi
b. Terdapat uap air
c. - kristal garam
- air
d. Tidak bisa, karena ketika dipanaskan air akan menguap dan gula akan menjadi
karamel
7. a. Metode distilasi fraksinasi
b. Kolom fraksinasi berfungsi mencegah cairan kedua untuk melewati pendingin,
sebelum semua uap cairan pertama habis melewati pendingin.
c. Tidak bisa, karena campuran air dan alkohol mempunyai perbedaan pada titik didih
yang sangat kecil, sehingga metode pemisahan yang tepat adalah dengan metode
distilasi fraksinasi.
B. Metode Distilasi Sederhana
Kinerja Ilmiah
Pertanyaan:
1. Batu didih untuk meratakan pemanasan pada semua bagian cairan.
2. Untuk mendinginkan uap sehingga menjadi cairan.
3. Cairan menjadi uap, uap menjadi cairan kembali.
4. Air murni/air tawar.
Kesimpulan:
Metode distilasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkan air murni dari larutan
garam. Ketika dipanaskan air akan menguap. Uap air tersebut akan didinginkan sehingga
akan terbentuk cairan dan akan menetes ke dalam tabung reaksi.
22
Perubahan kimia:
buah jeruk membusuk
minuman susu menjadi masam
roti dibakar
telur digoreng
pembuatan tape
kompor gas menyala
pagar besi berkarat
pembakaran bahan bakar dalam mesin
pembuatan roti
buah apel yang dikupas menjadi
kecoklatan
23