Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGUKURAN BAKU DAN TIDAK BAKU

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Matematika SD


yang dibimbing oleh Ni Luh Sakinah Nuraini, S.pd, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Abrar Kurniawati 220151606057
2. Nawal Ramadhani T. T. B 220151600776
3. Nur Farihah Izzana 220151604350

KELAS A5B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ni Luh Sakinah
Nuraini Sp.d, MPd sebagai pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Matematika SD
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Pengukuran Baku Dan
Tidak Baku”

Besar harapan kami bahwa dengan makalah ini bisa bermanfaat dan dapat
dijadikan pegangan dalam mempelajari materi tentang asas asas Pendidikan.
Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.

Malang, November 2022

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengukuran baku dan tidak baku?
b. Apa yang dimaksud dengan pengukuran panjang?
c. Apa yang dimaksud dengan pengukuran massa?
d. Apa yang dimaksud dengan pengukuran waktu?
e. Apa yang dimaksud dengan pengukuran suhu?
f. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kapasitas dan debit?
g. Apa yang dimaksud dengan pengukuran keliling?
h. Apa yang dimaksud dengan pengukuran luas?
i. Apa yang dimaksud dengan pengukuran volume?
j. Apa yang dimaksud dengan pengukuran luas permukaan?

3. Tujuan

1
2

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengukuran Baku dan Tidak Baku
Pada zaman dahulu, suatu besaran diukur dengan menggunakan satuan yang berbeda-beda.
Misalnya dalam mengukur panjang, ada yang menggunakan satuan hasta, jengkal, kaki, atau
langkah. Penggunaan satuan yang berbeda-beda tersebut menimbulkan perbedaan nilai hasil
pengukuran sehingga satuan-satuan tersebut tidak diakui secara internasional.

Agar hasil pengukuran antara orang yang satu dengan yang lain hasilnya sama, maka perlu
adanya keseragaman dalam menggunakan satuan. Berarti, satuan yang digunakan harus
bersifat baku.

a. Pengukuran Dengan Satuan Baku

Satuan seperti meter, liter, kg, dan sekon disebut satuan baku. Disebut demikian karena
satuan-satuan ini telah ditetapkan secara internasional sebagai satuan pengukuran ilmiah.
Jadi, satuan ini dapat digunakan di mana saja di seluruh dunia dan nilainya selalu sama.

b. Pengukuran Dengan Satuan Tidak Baku

Satuan seperti jengkal, depa, hasta, seumur jagung, dan sebagainya disebut satuan tidak
baku. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran
ilmiah. Satuan ini memiliki sejumlah kelemahan.

2. Pengukuran Panjang
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Standar untuk
satuan pokok panjang dalam SI adalah meter (m). Satu meter standar sama dengan jarak yang
ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa (vakum) pada selang waktu 1/299 792 458 sekon.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran panjang antara lain mistar, stik meter
(meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur tersebut
memiliki perbedaan dalam ketelitian mengukur panjang.

Satuan panjang dapat diturunkan dari satu meter standar yang telah ditentukan sebagai
berikut :

a. 1 desimeter (dm) = 0,1 m = 10^ -1 m

b. 1 sentimeter (cm) = 0,01 m = 10^ -2 m

c. 1 milimeter (mm) = 0,001 m = 10^ -3 m

d. 1 dekameter (dam) = 10 m = 10^ 1 m

e. 1 hektometer (hm) = 100 m = 10^ 2 m

f. 1 kilometer (km) = 1000 m = 10^ 3 m


3

3. Pengukuran Massa
Massa adalah jumlah materi yang dimiliki oleh suatu benda. Standar untuk satuan pokok
massa dalam SI adalah kilogram ( kg ). Satu kilogram standar sama dengan massa sebuah
silinder yang terbuat dari campuran platina-iridium.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa adalah neraca. Satuan massa dapat
diturunkan dari satu kilogram standar yang telah ditentukan sebagai berikut :

a. 1 ton = 1.000 kg = 10^ 3 kg

b. 1 ton = 10 kuintal = 10^ 3 kg

c. 1 kuintal = 100 kg = 10^ 2 kg

d. 1 hektogram (hg) = 1 ons = 0,1 kg = 10^ -1 kg

e. 1 dekagram (dag) = 0,01 kg = 10^ -2 kg

f. 1 gram (g) = 0,001 kg = 10^ -3 kg

g. 1 miligram (mg) = 0,000001 kg = 10^ -6 kg

4. Pengukuran Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung, tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
Standar untuk satuan pokok waktu dalam SI adalah sekon (s). Satu sekon standar adalah waktu
yang diperlukan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu yaitu arloji dan stopwatch. Satuan
waktu lain yang biasanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari antara lain: menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun dan abad.

1 menit = 60 sekon
4

1 jam = 60 menit = 3.600 sekon

1 hari = 24 jam = 1.440 menit = 86.400 sekon

5. Pengukuran Suhu
Suhu adalah tingkat panas dinginnya suatu benda, dalam pengukuran tidak baku suhu
dapat diukur menggunakan telapak tangan sedangkan dalam pengukuran baku dapat diukur
menggunakan termometer. Alat pengukur suhu termometer ada beberapa macam

diantaranya :

1. Termometer laboratorium
2. Termometer dinding
3. Termometer kristal cair
4. Termometer bimetal
5. Termometer tubuh

Dari berbagai macam termometer 4 skala yang bisa digunakan dalam pengukuran suhu yaitu :

a. Celcius ( ℃ ) memiliki titik beku 0 ° dan titik didih 100 °


b. Reamur ( ° R ) memiliki titik beku 0 ° dan titik didih 80 °
c. Farenheit ( ℉ ) memiliki titik beku 32 ° dan titik didih 212 °
d. Kelvin ( ° K ) memiliki titik beku 273 ° dan titik didih 373 °

Celcius Reamur Farenheit Kelvin

Skala perbandingan C ° : R ° : F ° : K °=5 :4 : 9:5

 Konversi suhu celcius


4
 ℃ =…..° R ° R= C
5
9
 ℃ =…..° F ° F−32= C
5
 ℃ =…..° K ° K=C+ 273

 Konversi suhu reamur


5
 ° R =…..° C ° C= R
4
9
 ° R =…..° F ° F−32= R
4
4
 ° R =…..° K ° K−273= R
5

 Konversi suhu farenheit


5

5
 ° F =…..° C ° C= (F−32)
9
4
 ° F =…..° R ° R−32= (F−32)
9
5
 ° F =…..° K ° K−273= ( F−32) atau ° K=C+ 273
9

 Konversi suhu kelvin


5
 ° F =…..° C ° C= (F−32)
9
4
 ° F =…..° R ° R−32= ( F−32 )
9
5
 ° F =…..° K ° K−273= ( F−32)
9
6. Pengukuran Kapasitas dan Debit
Kapasitas adalah ukuran suatu objek untuk menampung zat padat, cair , dan gas. Sedang
Debit adalah laju aliran air yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu
yaitu perbandingan volume dan waktu

Keterangan :
V
V : Volume (L) V
D= t
D : Debit (L/s) D t
T : waktu (s)

Konversi Volume

 1 liter = 1 dm 3=1.000 cm 3=1.000 .000 mm3=0,001m 3


 1 cc = 1 ml = 1cm

Konversi waktu

 1 jam = 60 menit
 1 menit = 60 detik
 1 jam = 3600 detik
1
 1 menit = jam
60

7. Pengukuran Keliling
Keliling adalah jumlang seluruh sisi yang mengelilingi bangun dua dimensi diantaranya
persegi, persegi Panjang, janjar genjang, segitiga, trapesium, laying-layang, belahketupat,
lingkaran

a. Persegi
k = 4s k : keliling
s : sisi
6

b. Persegi Panjang

K = 2(P+L) P : panjang

L : lebar

c. Jajar genjang
K = 2(a+b)

d. Trapesium

K = ab + bc + cd + da

e. Segitiga
K = a+b+c

f. Layang-layang

K=a+b+c+d

g. Belahketupat
K= 4s

h. Lingkaran

K= 2 × π × r
7

8. Pengukuran Luas
Luas suatu bangun datar adalah sebuah ukuran yang menyatakan besarnya daerah kurva
atau bangun datar.

Sebagai contohnya, bagaimanakah cara kita membimbing siswa menghitung luas daun seperti
pada gambar disamping?

Langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah meminta siswa untuk menjiplak daun tersebut
pada kertas berpetak satu satuan. Kemudian siswa akan menghitung berapa banyak persegi
satuan yang tertutup oleh bangun tersebut (dengan aturan jika setengah petak atau yang
tertutup maka akan dihitung satu satuan luas, dan jika kurang dari setengah petak yang
tertutup maka akan kita abaikan), walaupun hasil yang diperoleh tidak sama persis (mendekati)
dengan luas daun sebenarnya.

Dari Tabel di atas, maka akan terlihat bahwa ’persegi’ merupakan satuan yang paling mudah
dibayangkan dan menutup secara rapat.
8

Dalam pembicaraan selanjutnya, kita tidak mesti mencantumkan satuan luas yang sudah baku
seperti cm2 , m2 dan sebagainya, tetapi satu persegi satuan secara umum.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa luas bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang
dapat digunakan untuk menutup (secara rapat) daerah tersebut.

a. Luas Persegi Panjang


Luas daerah persegi panjang adalah ukuran yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi persegi panjang tersebut. Untuk membantu menemukan rumus luas
daerah persegi panjang, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
langkah-langkah seperti ditunjukkan dalam tabel 7 di bawah.

kemudian diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara panjang sisi dengan banyak
persegi satuan yang menutupinya. Setelah menemukan hubungannya, siswa dapat
menuliskan bahwa:
Rumus Luas Persegi Panjang = Panjang x lebar
Rumus Luas Persegi = sis x sisi

b. Luas Daerah Segitiga


Luas daerah segitiga adalah ukuran yang menyatakan besarnya daerah yang dibatasi
oleh sisi-sisi segitiga tersebut.
9

Perhatikan kedua bangun tersebut, segitiga (1) dan segitiga (2). Mengajarkan luas daerah
segitiga, kita dapat meminta siswa menggambarkan sebuah persegi panjang, kemudian
persegi panjang tersebut dipotong menurut salah satu diagonalnya (perhatikan gambar di
atas), siswa akan mendapatkan dua buah segitiga dengan ukuran dan besar yang sama
persis. Untuk menghitung luas daerah segitiga, dapat diperoleh dari persegi panjang yang
dibagi dua berdasarkan salah satu diagonalnya.

Luas segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang.


1
L ABCD = L
2 ABCD
1
= AB × AD
2
1
= × alas × tinggi
2
Perhatikan gambar segitiga sebarang berikut ini.

Menentukan luas daerah segitiga tersebut, dapat dilakukan dengan cara:

L ABCD = L ABD + LCBD

1 1
= ( AD ) ( BD ) +¿ ( CD )( BD )
2 2
1
= ( AD +CD ) ( BD )
2
1
= × alas × tinggi
2
Catatan : Ingat kembali tentang bahasan garis tinggi pada bagian sebelumnya, dapat
dituliskan “alas segitiga selalu tegak lurus dengan tinggi segitiga”.

Perhatikan gambar segitiga tumpul berikut ini!


10

Menentukan luas segitiga tersebut, dapat dilakukan dengan cara:

L ABC = LlCB−¿ LlAB

1 −1
= ( alas ) ( tinggi ) ( alas ) ( tinggi )
2 2
1 −1
= ( x+ b ) ( h ) ( x )( h )
2 2
1 +1 −1
= ( x )( h ) ( b) ( h) ( x )( h )
2 2 2
1
= ( b) ( h)
2
1
= ( alas ) ( tinggi )
2
c. Luas Daerah Jajargenjang
Luas daerah jajargenjang adalah ukuran yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi jajargenjang tersebut.
Menentukan luas daerah jajargenjang kita dapat menggunakan bantuan konsep luas
daerah segitiga. Misalkan guru meminta siswa untuk menggambar sebuah jajargenjang,
kemudian jajargenjang tersebut dipotong berdasarkan salah satu diagonalnya sehingga
menjadi dua buah segitiga yang sama persis. Dengan kata lain luas daerah jajargenjang
sama dengan dua kali luas segitiga. Secara matematis adalah sebagai berikut.

L jajargenjang = 2 × Lsegitiga
1
= 2 × × a× t
2
= a×t

Selain menggunakan bantuan konsep luas daerah segitiga, kita juga dapat menggunakan
bantuan konsep luas daerah persegi panjang. Proses yang dapat dilakukan siswa adalah
sebagai berikut: siswa menggambarkan sebuah jajargenjang, jajargenjang tersebut dibagi
menjadi 3 daerah, dua buah segitiga, dan satu persegi panjang. Apabila salah satu segitiga
dipotong dan ditempelkan sehingga sisi miring dua buah segitiga tersebut saling berhimpit,
maka akan terbentuk sebuah persegi panjang baru (perhatikan gambar di bawah ini).
Dengan kata lain, luas jajargenjang akan sama dengan luas persegi panjang dengan ukuran
alas dan tinggi yang sama dengan alas dan tinggi jajargenjang tersebut
11

Berdasarkan gambar tersebut :

Luas daerah jajargenjang = luas daerah persegi Panjang

a × t = p ×l
Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas daerah L, maka berlaku:

L jajargenjang = a × t

d. Luas Daerah Belah Ketupat


Luas daerah belah ketupat adalah ukuran yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi belah ketupat tersebut.
Untuk menemukan rumus luas daerah belah ketupat guru dapat membimbing siswa dengan
cara: siswa diminta menggambar belah ketupat beserta diagonaldiagonalnya, sehingga akan
membentuk 4 daerah segitiga (perhatikan gambar), keempat segitiga tersebut disusun
sehingga menjadi sebuah persegi panjang dengan panjang sama dengan diagonal 1 belah
ketupat dan lebar sama dengan diagonal 2 belah ketupat. Seperti Gambar berikut ini :

Luas daerah ABCD=Luas daerah persegi panjang ACFG


= p ×l
= AC × DE
1
¿ × diagonal1 × diagonal 2
2
1
Luas daerah belah ketupat= × diagonal1 × diagonal 2
2
Selain dengan cara tersebut, kita tahu bahwa belah ketupat dapat dibentuk dari dua buah
segitiga yang kongruen, sehingga untuk menemukan luas belah ketupat sebagai berikut.

Catatan: AC = diagonal 1, BD = diagonal 2


12

Luas daerah ABCD=L ABC + L ACD


1 1
¿ AC × BO + AC × DO
2 2
1
¿ × AC × ( BO+ DO )
2
1
¿ ×diagonal 1 ×diagonal 2
2

1
Luas Daerah Belah Ketupat= × diagonal1 × diagonal2
2

e. Luas Daerah Layang-Layang


Luas daerah layang-layang adalah ukuran yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisisisi layang-layang tersebut.
Untuk menemukan luas daerah layang-layang perhatikan gambar berikut ini.

Langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: siswa diminta untuk menggambar
layang-layang beserta diagonalnya (diagonal 1 = 𝑎, dan diagonal 2 = 𝑏). Siswa diminta
melipat layang-layang tersebut menurut diagonal terpanjang dan mengguntingnya. Setelah
digunting tempelkan sehingga membentuk sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang
sama dengan diagonal terpanjang layang-layang dan lebar sama dengan diagonal terpendek
layang-layang.
Dapat ditulis:
Luas daerah layang−layang=Luas daerah persegi panjang
¿ p ×l
1
¿a× b
2
1
Luas daerah layang−layang = × diagonal 1× diagonal 2
2
Layang-layang juga dapat dibentuk dari dua buah segitiga, sehingga menemukan rumus
luas daerah layang-layang dapat dilakukan dengan cara:
13

Catatan: AC = diagonal 1, BD = diagonal 2


Luas daerah ABCD=L ABC + L ACD
1 1
¿ AC × BO + AC × DO
2 2
1
¿ × AC × ( BO+ DO )
2
1
¿ ×diagonal 1 ×diagonal 2
2
1
Luas daerah layang−layang = × diagonal 1× diagonal 2
2

f. Luas Daerah Trapesium


Luas daerah trapesium adalah ukuran yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi trapesium tersebut.
Trapesium dapat dibentuk salah satunya dari dua buah segitiga (perhatikan gambar
di bawah ini), sehingga untuk menemukan rumus luas daerah trapesium, kita dapat menarik
garis diagonal sehingga membagi daerah trapesium menjadi dua buah segitiga. Trapesium
ABCD terbagi menjadi dua bagian yaitu ABC (dengan alas 𝑏 dan tinggi ) dan ADC (dengan
alas 𝑎 dan tinggi ).

Luas daerah ABCD=L ABC + L ACD


1 1
¿ ×b × t + × a× t
2 2
1
¿ ×t × ( a+b )
2
1
¿ ×tinggi × jumlah dua panjang sisi sejajar
2
1
Luas daerah trapesium= × jumlah dua panjang sisi sejajar ×tinggi
2

g. Luas Daerah Lingkaran

Luas daerah lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran.

Menemukan rumus luas daerah lingkaran dapat menggunakan bantuan dari berbagai
konsep luas daerah bangun datar yang lain atau dengan menerapkan dalil konektivitas
Bruner. Langkah pertama yang dilakukan adalah membagi lingkaran menjadi beberapa
juring lingkaran kemudian menyusunnya menjadi bentuk bangun datar yang lain.

1) Menyusun juring lingkaran menjadi bentuk persegi panjang


Misalkan, diketahui sebuah lingkaran yang dibagi menjadi 12 buah juring yang sama
bentuk dan ukurannya. Kemudian, salah satu juringnya dibagi dua lagi sama besar.
Potongan-potongan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga membentuk persegi
panjang.
14

Susunan potongan-potongan juring tersebut menyerupai persegi panjang dengan


ukuran panjang mendekati setengah keliling lingkaran dan lebar sebesar jari-jari,
sehingga luas bangun tersebut adalah
Luas daerah lingkaran=Luas daerah persegi panjang
¿ p ×l
1
¿ ×keliling lingkaran × r
2
1
¿ ×2 πr × r
2

¿ πr 2
2) Menyusun juring lingkaran menjadi bentuk trapesium

Luas daerah lingkaran=Luas daerah jajargenjang


¿ a ×t
1
¿ ×keliling lingkaran × r
2
1
¿ ×2 πr × r
2

¿ πr 2
Jadi, luas daerah lingkaran tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
2
Luas daerah lingkaran=πr

9. Pengukuran Volume
Hakikat volume adalah isi yang memenuhi sebuah bangun ruang berongga.

a. Volume Kubus
Volume Kubus adalah isi yang memenuhi bangun ruang kubus.
15

Dapat disimpulkan bahwa


Volume kubus=s × s × s , dimana s = panjang rusuk kubus.

b. Volume Balok
Volume balok adalah isi yang memenuhi bangun ruang balok.

Dapat disimpulkan bahwa


Volume balok = panjang ×lebar ×tinggi

c. Volume Prisma
Volume prisma adalah isi yang memenuhi bangun ruang prisma tersebut. Untuk
menentukan volume prisma, perhatikan gambar berikut ini.
16

Prisma segitiga tersebut diperoleh dari membelah sebuah balok dan membaginya pada
salah satu bidang diagonalnya, sehingga:
1
Volume prisma tegak segitiga= volume balok
2
1
¿ × p ×l ×t
2
1
( )
¿ pl × t
2
¿ luas daerah alas ×tinggi
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Volume prisma=luas daerah alas × tinggi

d. Volume Tabung
Volume tabung adalah isi yang memenuhi bangun ruang tabung tersebut. Setelah
kita menemukan volume prisma, maka kita akan dapat menentukan rumus volume tabung.

Karena Volume prisma = luas daerah alas × tinggi


Dimana alas tabung berbentuk lingkaran, maka:

Volume tabung=luas daerah alas ×tinggi


2
¿ πr × t

Jadi, dapat disimpulkan bahwa


2
Volume tabung=πr × t

e. Volume Limas
Volume limas adalah isi yang memenuhi bangun ruang limas tersebut.
Untuk menemukan rumus volume limas, perhatikan gambar prisma berikut ini!

Jika dicermati pada prisma ABCD.EFGH (semua sisi prisma kongruen) tersebut terdapat 6
limas segiempat yang kongruen (limas T.ABCD, T.EFGH, T.BCGF, T.ADHE, T.DCGH, T.ABFE,)
dengan alas limas kongruen dengan alas prisma dan tinggi limas = 1 tinggi prisma atau tinggi
2 prisma = 2 tinggi limas. Jadi:
17

Volume prisma=6 × volume limas


1
Volume limas= ×volume prisma
6
1
¿ × luasdaerah alas× tinggi prisma
6
1
¿ × luasdaerah alas× 2× tinggi limas
6
1
¿ ×luas daerah alas ×tinggi
3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa

1
Volume limas= × luas daerah alas × tinggi
3
f. Volume Kerucut
Volume kerucut adalah isi yang memenuhi bangun ruang kerucut tersebut.
Perhatikan gambar tabung dan kerucut berikut ini.

Untuk menentukan volume kerucut, siswa dapat melakukan praktik melalui kegiatan
berikut ini. Siapkan sebuah tabung dan kerucut yang memiliki alas dan tinggi yang sama.
Siswa diminta untuk menakar air, beras, ataupun pasir. Berdasarkan hal tersebut diperoleh
hasil bahwa untuk memenuhi volume tabung tersebut dibutuhkan 3 kali volume kerucut
yang memiliki alas dan tinggi yang sama.
Siswa dapat menyimpulkan:

1
Volume kerucut = ×luas alas× tinggi
3
1 2
¿ × πr ×t
3

g. Volume Bola
Volume bola adalah isi yang memenuhi bangun ruang bola tersebut.
Untuk membantu siswa menemukan rumus volume bola, kita dapat mengaitkannya dengan
volume tabung. Perhatikan gambar berikut ini, pada gambar tersebut, terdapat bola yang
berjari-jari , serta tabung yang berjari-jari dan tinggi tabung = 2 . Jika kita melakukan
percobaan sederhana, percobaan menakar benda atau air, maka hasil menakar akan
menunjukkan bahwa volume tabung sama dengan 3 kali volume setengah bola.
18

Volume tabung=3 × volume setengahbola


1
Volume setengahbola= × volume tabung
3
2
Volume bola= × volume tabung
3
2 2
¿ × πr ×t
3
2 2
¿ × πr ×2 r
3
4 3
¿ × πr
3
10. Pengukuran Luas Permukaan
Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh permukaan (bidang)
pembentuk bangun ruang tersebut. Untuk memudahkan proses mencari rumus luas bangun
ruang, maka sebelumnya kita harus memahami jaring-jaring bangun ruang tersebut. Jaring-
jaring merupakan rangkaian sisi atau bidang dari sebuah bangun ruang. Pada bagian selanjutnya
akan diuraikan luas permukaan dari setiap bangun ruang.

a. Luas Permukaan Kubus


Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh permukaan kubus. Seperti kita ketahui,
kubus terbentuk dari 6 buah persegi yang kongruen.

Misalkan diketahui panjang rusuk kubus adalah s (atau panjang sisi persegi = s).
Maka,

Luas permukaan kubus=6 ×luas persegi


¿6×s×s
2
¿6×s

b. Luas Permukaan Balok


19

Luas permukaan balok adalah jumlah luas permukaan sisi-sisi balok. Seperti
diketahui, bahwa balok terdiri dari 3 pasang sisi berbentuk persegi panjang yang kongruen.

Berdasarkan gambar tersebut, luas permukaan balok di atas adalah:


2 × ( 8 ×5 )+ 2×(5 ×3)+2(8 ×3)
Selanjutnya, perhatikan gambar jaring-jaring berikut ini

Dari rumus dan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa :

Luas permukaanbalok =2 pl+ 2 pt+2< ¿


c. Luas Permukaan Kubus
Luas permukaan prisma adalah jumlah luas permukaan dari prisma. Luas permukaan
prisma bergantung pada sisi alasnya. Pada dasarnya, jaring- jaring prisma akan terdiri dari
sisi alas dan sisi atas, serta beberapa persegi panjang (bergantung dengan bentuk alasnya).
Perhatikan gambar berikut ini.

Pada gambar tersebut sisi alas dan sisi atas kongruen, artinya memiliki luas yang sama.
Luas daerah alas = luas daerah atas.
Sisi selimut prisma berbentuk persegi panjang. Panjang KP = tinggi prisma.
Luas permukaan prisma=luas daerah alas+luas daerah atap+luas daerah selimut
¿( 2luas daerah alas)+ luasdaerah persegi panjang
¿( 2luas daerah alas)+( p ×l)
¿(2luas daerah alas)+(( KL+ LM + MK ) × KP)
¿(2luas daerah alas)+(keliling alas× tinggi)
20

d. Luas Permukaan Tabung


Luas permukaan tabung adalah jumlah luas permukaan dari tabung. Jaringjaring
tabung akan terdiri dari dua buah lingkaran dan satu persegi panjang.
Perhatikan gambar tabung dan jaring-jaringnya berikut ini!

Pada gambar jaring-jaring tersebut, selimut tabung berbentuk persegi panjang, dengan
panjangnya sama dengan keliling lingkaran dan lebar sama dengan tinggi tabung.
Luas permukaantabung=(2luas daerah alas)+luas selimut tabung
¿(2luas daerah alas)+(luas daerah persegi panjang )
¿(2luas daerah alas)+( p ×l)
¿(2luas daerah lingkaran)+(keliling lingkaran ×t )
2
¿ 2 πr +2 πrt
e. Luas Permukaan Limas
Luas permukaan limas adalah jumlah luas permukaan dari limas. Jaring- jaring limas
terdiri dari sisi alas dan beberapa segitiga bergantung dengan bentuk alasnya. Perhatikan
gambar limas dan jaring-jaringnya berikut ini.

Luas permukaanlimas
¿ luas daerah ABCD+(luas daerah ABE+luas daerah BCE+luas daerah CDE+ luasdaerah ADE)
¿ luas alas+( 4 ×luas alas segitiga)

f. Luas Permukaan Kerucut


Luas permukaan kerucut adalah jumlah luas permukaan dari kerucut. Jaringjaring
kerucut terdiri dari satu buah lingkaran dan satu juring lingkaran (dari lingkaran yang
berbeda). Perhatikan gambar kerucut dan jaring-jaringnya berikut ini.

Berdasarkan gambar jaring-jaring kerucut di atas, maka gambar tersebut terdiri atas;
 Juring lingkaran CDD’ yang merupakan selimut kerucut.
21

 Lingkaran dengan jari-jari r yang merupakan sisi alas kerucut.


Pada Gambar tersebut di atas, terlihat bahwa panjang jari-jari juring lingkaran sama dengan
s (garis pelukis kerucut). Adapun panjang busur DD’ sama dengan keliling alas kerucut, yaitu
2πr.

Luas Juring Panjang Busur


=
Luas Lingkaran Keliling Lingkaran

Luas Juring CDD ' Panjang Busur DD '


=
Luas Lingkaran Keliling Lingkaran

Luas Juring CDD ' 2 πr


=
πs 2 2 πs

2 πr 2
Luas JuringCDD ' = × πs
2 πs

Luas Selimut Kerucut =πrs


Luas permukaan kerucut=luaslingkaran+ luas selimut kerucut
2
¿ πr + πrs
¿ πr (r + s)
g. Luas Permukaan Bola
Untuk mengetahui luas permukaan bola, lakukanlah kegiatan berikut dengan kelompok
belajarmu.
1. Sediakan sebuah bola berukuran sedang, misalnya bola sepak, benang kasur, karton,
penggaris, dan pulpen.
2. Ukurlah keliling bola tersebut menggunakan benang kasur.
3. Lilitkan benang kasur pada permukaan setengah bola sampai penuh, seperti pada
gambar (i)

4. Buatlah persegipanjang dari kertas karton dengan ukuran panjang sama dengan keliling
bola dan lebar sama dengan diameter bola seperti pada gambar (ii).
22

5. Lilitkan benang yang tadi digunakan untuk melilit permukaan setengah bola pada
persegipanjang yang kamu buat tadi. Lilitkan sampai habis.

6. Jika kamu melakukannya dengan benar, tampak bahwa benang dapat menutupi
persegipanjang selebar jari-jari bola (r).

“ Dari Kegiatan di atas, jelaslah bahwa luas permukaan setengah bola sama dengan luas
persegipanjang ”

Luas permukaan setengahbola=luas persegi panjang


¿ p ×l
¿ 2 πr ×r

¿ 2 πr 2
Luas permukaanbola=2 ×luas persegi panjang

¿ 2 ×2 πr 2
2
¿ 4 πr

Anda mungkin juga menyukai