Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Abrar Kurniawati 220151606057
2. Nawal Ramadhani T. T. B 220151600776
3. Nur Farihah Izzana 220151604350
KELAS A5B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ni Luh Sakinah
Nuraini Sp.d, MPd sebagai pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Matematika SD
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Pengukuran Baku Dan
Tidak Baku”
Besar harapan kami bahwa dengan makalah ini bisa bermanfaat dan dapat
dijadikan pegangan dalam mempelajari materi tentang asas asas Pendidikan.
Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengukuran baku dan tidak baku?
b. Apa yang dimaksud dengan pengukuran panjang?
c. Apa yang dimaksud dengan pengukuran massa?
d. Apa yang dimaksud dengan pengukuran waktu?
e. Apa yang dimaksud dengan pengukuran suhu?
f. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kapasitas dan debit?
g. Apa yang dimaksud dengan pengukuran keliling?
h. Apa yang dimaksud dengan pengukuran luas?
i. Apa yang dimaksud dengan pengukuran volume?
j. Apa yang dimaksud dengan pengukuran luas permukaan?
3. Tujuan
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengukuran Baku dan Tidak Baku
Pada zaman dahulu, suatu besaran diukur dengan menggunakan satuan yang berbeda-beda.
Misalnya dalam mengukur panjang, ada yang menggunakan satuan hasta, jengkal, kaki, atau
langkah. Penggunaan satuan yang berbeda-beda tersebut menimbulkan perbedaan nilai hasil
pengukuran sehingga satuan-satuan tersebut tidak diakui secara internasional.
Agar hasil pengukuran antara orang yang satu dengan yang lain hasilnya sama, maka perlu
adanya keseragaman dalam menggunakan satuan. Berarti, satuan yang digunakan harus
bersifat baku.
Satuan seperti meter, liter, kg, dan sekon disebut satuan baku. Disebut demikian karena
satuan-satuan ini telah ditetapkan secara internasional sebagai satuan pengukuran ilmiah.
Jadi, satuan ini dapat digunakan di mana saja di seluruh dunia dan nilainya selalu sama.
Satuan seperti jengkal, depa, hasta, seumur jagung, dan sebagainya disebut satuan tidak
baku. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran
ilmiah. Satuan ini memiliki sejumlah kelemahan.
2. Pengukuran Panjang
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Standar untuk
satuan pokok panjang dalam SI adalah meter (m). Satu meter standar sama dengan jarak yang
ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa (vakum) pada selang waktu 1/299 792 458 sekon.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran panjang antara lain mistar, stik meter
(meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur tersebut
memiliki perbedaan dalam ketelitian mengukur panjang.
Satuan panjang dapat diturunkan dari satu meter standar yang telah ditentukan sebagai
berikut :
3. Pengukuran Massa
Massa adalah jumlah materi yang dimiliki oleh suatu benda. Standar untuk satuan pokok
massa dalam SI adalah kilogram ( kg ). Satu kilogram standar sama dengan massa sebuah
silinder yang terbuat dari campuran platina-iridium.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa adalah neraca. Satuan massa dapat
diturunkan dari satu kilogram standar yang telah ditentukan sebagai berikut :
4. Pengukuran Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung, tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
Standar untuk satuan pokok waktu dalam SI adalah sekon (s). Satu sekon standar adalah waktu
yang diperlukan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu yaitu arloji dan stopwatch. Satuan
waktu lain yang biasanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari antara lain: menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun dan abad.
1 menit = 60 sekon
4
5. Pengukuran Suhu
Suhu adalah tingkat panas dinginnya suatu benda, dalam pengukuran tidak baku suhu
dapat diukur menggunakan telapak tangan sedangkan dalam pengukuran baku dapat diukur
menggunakan termometer. Alat pengukur suhu termometer ada beberapa macam
diantaranya :
1. Termometer laboratorium
2. Termometer dinding
3. Termometer kristal cair
4. Termometer bimetal
5. Termometer tubuh
Dari berbagai macam termometer 4 skala yang bisa digunakan dalam pengukuran suhu yaitu :
5
° F =…..° C ° C= (F−32)
9
4
° F =…..° R ° R−32= (F−32)
9
5
° F =…..° K ° K−273= ( F−32) atau ° K=C+ 273
9
Keterangan :
V
V : Volume (L) V
D= t
D : Debit (L/s) D t
T : waktu (s)
Konversi Volume
Konversi waktu
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 jam = 3600 detik
1
1 menit = jam
60
7. Pengukuran Keliling
Keliling adalah jumlang seluruh sisi yang mengelilingi bangun dua dimensi diantaranya
persegi, persegi Panjang, janjar genjang, segitiga, trapesium, laying-layang, belahketupat,
lingkaran
a. Persegi
k = 4s k : keliling
s : sisi
6
b. Persegi Panjang
K = 2(P+L) P : panjang
L : lebar
c. Jajar genjang
K = 2(a+b)
d. Trapesium
K = ab + bc + cd + da
e. Segitiga
K = a+b+c
f. Layang-layang
K=a+b+c+d
g. Belahketupat
K= 4s
h. Lingkaran
K= 2 × π × r
7
8. Pengukuran Luas
Luas suatu bangun datar adalah sebuah ukuran yang menyatakan besarnya daerah kurva
atau bangun datar.
Sebagai contohnya, bagaimanakah cara kita membimbing siswa menghitung luas daun seperti
pada gambar disamping?
Langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah meminta siswa untuk menjiplak daun tersebut
pada kertas berpetak satu satuan. Kemudian siswa akan menghitung berapa banyak persegi
satuan yang tertutup oleh bangun tersebut (dengan aturan jika setengah petak atau yang
tertutup maka akan dihitung satu satuan luas, dan jika kurang dari setengah petak yang
tertutup maka akan kita abaikan), walaupun hasil yang diperoleh tidak sama persis (mendekati)
dengan luas daun sebenarnya.
Dari Tabel di atas, maka akan terlihat bahwa ’persegi’ merupakan satuan yang paling mudah
dibayangkan dan menutup secara rapat.
8
Dalam pembicaraan selanjutnya, kita tidak mesti mencantumkan satuan luas yang sudah baku
seperti cm2 , m2 dan sebagainya, tetapi satu persegi satuan secara umum.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa luas bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang
dapat digunakan untuk menutup (secara rapat) daerah tersebut.
kemudian diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara panjang sisi dengan banyak
persegi satuan yang menutupinya. Setelah menemukan hubungannya, siswa dapat
menuliskan bahwa:
Rumus Luas Persegi Panjang = Panjang x lebar
Rumus Luas Persegi = sis x sisi
Perhatikan kedua bangun tersebut, segitiga (1) dan segitiga (2). Mengajarkan luas daerah
segitiga, kita dapat meminta siswa menggambarkan sebuah persegi panjang, kemudian
persegi panjang tersebut dipotong menurut salah satu diagonalnya (perhatikan gambar di
atas), siswa akan mendapatkan dua buah segitiga dengan ukuran dan besar yang sama
persis. Untuk menghitung luas daerah segitiga, dapat diperoleh dari persegi panjang yang
dibagi dua berdasarkan salah satu diagonalnya.
1 1
= ( AD ) ( BD ) +¿ ( CD )( BD )
2 2
1
= ( AD +CD ) ( BD )
2
1
= × alas × tinggi
2
Catatan : Ingat kembali tentang bahasan garis tinggi pada bagian sebelumnya, dapat
dituliskan “alas segitiga selalu tegak lurus dengan tinggi segitiga”.
1 −1
= ( alas ) ( tinggi ) ( alas ) ( tinggi )
2 2
1 −1
= ( x+ b ) ( h ) ( x )( h )
2 2
1 +1 −1
= ( x )( h ) ( b) ( h) ( x )( h )
2 2 2
1
= ( b) ( h)
2
1
= ( alas ) ( tinggi )
2
c. Luas Daerah Jajargenjang
Luas daerah jajargenjang adalah ukuran yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi jajargenjang tersebut.
Menentukan luas daerah jajargenjang kita dapat menggunakan bantuan konsep luas
daerah segitiga. Misalkan guru meminta siswa untuk menggambar sebuah jajargenjang,
kemudian jajargenjang tersebut dipotong berdasarkan salah satu diagonalnya sehingga
menjadi dua buah segitiga yang sama persis. Dengan kata lain luas daerah jajargenjang
sama dengan dua kali luas segitiga. Secara matematis adalah sebagai berikut.
L jajargenjang = 2 × Lsegitiga
1
= 2 × × a× t
2
= a×t
Selain menggunakan bantuan konsep luas daerah segitiga, kita juga dapat menggunakan
bantuan konsep luas daerah persegi panjang. Proses yang dapat dilakukan siswa adalah
sebagai berikut: siswa menggambarkan sebuah jajargenjang, jajargenjang tersebut dibagi
menjadi 3 daerah, dua buah segitiga, dan satu persegi panjang. Apabila salah satu segitiga
dipotong dan ditempelkan sehingga sisi miring dua buah segitiga tersebut saling berhimpit,
maka akan terbentuk sebuah persegi panjang baru (perhatikan gambar di bawah ini).
Dengan kata lain, luas jajargenjang akan sama dengan luas persegi panjang dengan ukuran
alas dan tinggi yang sama dengan alas dan tinggi jajargenjang tersebut
11
a × t = p ×l
Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas daerah L, maka berlaku:
L jajargenjang = a × t
1
Luas Daerah Belah Ketupat= × diagonal1 × diagonal2
2
Langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: siswa diminta untuk menggambar
layang-layang beserta diagonalnya (diagonal 1 = 𝑎, dan diagonal 2 = 𝑏). Siswa diminta
melipat layang-layang tersebut menurut diagonal terpanjang dan mengguntingnya. Setelah
digunting tempelkan sehingga membentuk sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang
sama dengan diagonal terpanjang layang-layang dan lebar sama dengan diagonal terpendek
layang-layang.
Dapat ditulis:
Luas daerah layang−layang=Luas daerah persegi panjang
¿ p ×l
1
¿a× b
2
1
Luas daerah layang−layang = × diagonal 1× diagonal 2
2
Layang-layang juga dapat dibentuk dari dua buah segitiga, sehingga menemukan rumus
luas daerah layang-layang dapat dilakukan dengan cara:
13
Luas daerah lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran.
Menemukan rumus luas daerah lingkaran dapat menggunakan bantuan dari berbagai
konsep luas daerah bangun datar yang lain atau dengan menerapkan dalil konektivitas
Bruner. Langkah pertama yang dilakukan adalah membagi lingkaran menjadi beberapa
juring lingkaran kemudian menyusunnya menjadi bentuk bangun datar yang lain.
¿ πr 2
2) Menyusun juring lingkaran menjadi bentuk trapesium
¿ πr 2
Jadi, luas daerah lingkaran tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
2
Luas daerah lingkaran=πr
9. Pengukuran Volume
Hakikat volume adalah isi yang memenuhi sebuah bangun ruang berongga.
a. Volume Kubus
Volume Kubus adalah isi yang memenuhi bangun ruang kubus.
15
b. Volume Balok
Volume balok adalah isi yang memenuhi bangun ruang balok.
c. Volume Prisma
Volume prisma adalah isi yang memenuhi bangun ruang prisma tersebut. Untuk
menentukan volume prisma, perhatikan gambar berikut ini.
16
Prisma segitiga tersebut diperoleh dari membelah sebuah balok dan membaginya pada
salah satu bidang diagonalnya, sehingga:
1
Volume prisma tegak segitiga= volume balok
2
1
¿ × p ×l ×t
2
1
( )
¿ pl × t
2
¿ luas daerah alas ×tinggi
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Volume prisma=luas daerah alas × tinggi
d. Volume Tabung
Volume tabung adalah isi yang memenuhi bangun ruang tabung tersebut. Setelah
kita menemukan volume prisma, maka kita akan dapat menentukan rumus volume tabung.
e. Volume Limas
Volume limas adalah isi yang memenuhi bangun ruang limas tersebut.
Untuk menemukan rumus volume limas, perhatikan gambar prisma berikut ini!
Jika dicermati pada prisma ABCD.EFGH (semua sisi prisma kongruen) tersebut terdapat 6
limas segiempat yang kongruen (limas T.ABCD, T.EFGH, T.BCGF, T.ADHE, T.DCGH, T.ABFE,)
dengan alas limas kongruen dengan alas prisma dan tinggi limas = 1 tinggi prisma atau tinggi
2 prisma = 2 tinggi limas. Jadi:
17
1
Volume limas= × luas daerah alas × tinggi
3
f. Volume Kerucut
Volume kerucut adalah isi yang memenuhi bangun ruang kerucut tersebut.
Perhatikan gambar tabung dan kerucut berikut ini.
Untuk menentukan volume kerucut, siswa dapat melakukan praktik melalui kegiatan
berikut ini. Siapkan sebuah tabung dan kerucut yang memiliki alas dan tinggi yang sama.
Siswa diminta untuk menakar air, beras, ataupun pasir. Berdasarkan hal tersebut diperoleh
hasil bahwa untuk memenuhi volume tabung tersebut dibutuhkan 3 kali volume kerucut
yang memiliki alas dan tinggi yang sama.
Siswa dapat menyimpulkan:
1
Volume kerucut = ×luas alas× tinggi
3
1 2
¿ × πr ×t
3
g. Volume Bola
Volume bola adalah isi yang memenuhi bangun ruang bola tersebut.
Untuk membantu siswa menemukan rumus volume bola, kita dapat mengaitkannya dengan
volume tabung. Perhatikan gambar berikut ini, pada gambar tersebut, terdapat bola yang
berjari-jari , serta tabung yang berjari-jari dan tinggi tabung = 2 . Jika kita melakukan
percobaan sederhana, percobaan menakar benda atau air, maka hasil menakar akan
menunjukkan bahwa volume tabung sama dengan 3 kali volume setengah bola.
18
Misalkan diketahui panjang rusuk kubus adalah s (atau panjang sisi persegi = s).
Maka,
Luas permukaan balok adalah jumlah luas permukaan sisi-sisi balok. Seperti
diketahui, bahwa balok terdiri dari 3 pasang sisi berbentuk persegi panjang yang kongruen.
Pada gambar tersebut sisi alas dan sisi atas kongruen, artinya memiliki luas yang sama.
Luas daerah alas = luas daerah atas.
Sisi selimut prisma berbentuk persegi panjang. Panjang KP = tinggi prisma.
Luas permukaan prisma=luas daerah alas+luas daerah atap+luas daerah selimut
¿( 2luas daerah alas)+ luasdaerah persegi panjang
¿( 2luas daerah alas)+( p ×l)
¿(2luas daerah alas)+(( KL+ LM + MK ) × KP)
¿(2luas daerah alas)+(keliling alas× tinggi)
20
Pada gambar jaring-jaring tersebut, selimut tabung berbentuk persegi panjang, dengan
panjangnya sama dengan keliling lingkaran dan lebar sama dengan tinggi tabung.
Luas permukaantabung=(2luas daerah alas)+luas selimut tabung
¿(2luas daerah alas)+(luas daerah persegi panjang )
¿(2luas daerah alas)+( p ×l)
¿(2luas daerah lingkaran)+(keliling lingkaran ×t )
2
¿ 2 πr +2 πrt
e. Luas Permukaan Limas
Luas permukaan limas adalah jumlah luas permukaan dari limas. Jaring- jaring limas
terdiri dari sisi alas dan beberapa segitiga bergantung dengan bentuk alasnya. Perhatikan
gambar limas dan jaring-jaringnya berikut ini.
Luas permukaanlimas
¿ luas daerah ABCD+(luas daerah ABE+luas daerah BCE+luas daerah CDE+ luasdaerah ADE)
¿ luas alas+( 4 ×luas alas segitiga)
Berdasarkan gambar jaring-jaring kerucut di atas, maka gambar tersebut terdiri atas;
Juring lingkaran CDD’ yang merupakan selimut kerucut.
21
2 πr 2
Luas JuringCDD ' = × πs
2 πs
4. Buatlah persegipanjang dari kertas karton dengan ukuran panjang sama dengan keliling
bola dan lebar sama dengan diameter bola seperti pada gambar (ii).
22
5. Lilitkan benang yang tadi digunakan untuk melilit permukaan setengah bola pada
persegipanjang yang kamu buat tadi. Lilitkan sampai habis.
6. Jika kamu melakukannya dengan benar, tampak bahwa benang dapat menutupi
persegipanjang selebar jari-jari bola (r).
“ Dari Kegiatan di atas, jelaslah bahwa luas permukaan setengah bola sama dengan luas
persegipanjang ”
¿ 2 πr 2
Luas permukaanbola=2 ×luas persegi panjang
¿ 2 ×2 πr 2
2
¿ 4 πr