FISIKA
Anggota Kelompok
1 Jenis Jenis
2
Skala termometer
termometer Terdapat 4 skala
diantaranya yaitu, suhu yang di
termometer air raksa, gunakan pada
termometer klinis, termometer yaitu
termometer suhu celsius (°C), reamur
(°R), Fahrenheit
ruangan, dan lainnya.
(°H), Kelvin (°K).
Contoh soal
Konversikan suhu 50°C ke dalam skala Fahrenheit dan
Reamur!
pembahasan:
Konversi suhu dari Celcius ke Fahrenheit:
°F = (9/5 x °C) + 32
°F = (9/5 x 50) + 32
°F = 122
Jadi, suhu 50°C setara dengan suhu 122°F.
Dosen pengampu:
Dr.Hj.Yanti Fitria,S.Pd.M.Pd
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
Cindy Voice Gulo 23129015
Delvira Indriani 23129016
Demara Fitri 23129017
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah " Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black" dapat diselesaikan Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar fisika SD. Penulis berharap
makalah tentang Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black dapat menjadi referensi bagi
masyarakat agar bertambahnya pengetahuan tentang makalah tersebut.
Penulis menyadari makalah Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black ini masih
perlu banyak perbaikan karena kesalahan dan kekurangan Penulis terbuka terhadap kritik dan
saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. bila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 22
2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Suhu dan Kalor adalah dua hal yang tidak bisa dipsahkan. Sangat banyak kegiatan
yangberkaitan dengan dua hal tersebut seperti yang paling sederhana ialah temperatur
udara saatsiang dan malam, dan beberapa kegiatan sederhana dalam keseharian sebagai
contohnya penuruan suhu the panas jika ditambahkan dengan es batu .Suhu merupakan
besaran fisika yang hanya bisa dirasakan, sebagai contohnya tubuh kita yangbisa
merasakan suhu pada panas dan dingin. Sedangkan kalor adalah trasnfer energi antar
duaberna karena perbedaan suhu. Pada makalah ini akan dispesifikasikan permasalahan
yang dilihat dari berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sediri, dimana pokok
pembahasannya meliputi
Banyak hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua siswa untuk mengetahui dan
memahami Al Quran Sebagai Sumber Ajaran Islam . Agar terarah dalam penulisan
makalah ini, penulis membuat rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Suhu dan Kalor?
2. Apa saja alat ukur suhu ?
3. Bagaimana cara untuk mengkorversikan skala berbagai termometer?
4. Bagaimana Cara perpindahan Kalor pada benda
5. bagaimana menerapkan azas black dalam penyelesaian masalah kalor?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan. Diluar itu, makalah ini ditulis karena kami ingin mengingatkan kepada
para pembaca bahwa begitu banyaknya manfaat dalam memahami Suhu dan
Kalor, Konversi Suhu, Azas Black dalam kehidupan sehari hari.
Selain itu tujuan penulisan makalah ini yaitu
a. Untuk Mengetahui perbedaan suhu dan kalor
b. Untuk mengetahui konversi bebrbagai skala suhu
c. Untuk mengetahui Cara perpindahan Kalor pada benda
d. penerapan azas black dalam berbagai permasalahan
3
BAB II PEMBAHASAN
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Benda yang panas mempunyai suhu tinggi dan benda yang dingin mempunyai suhu
rendah. Apabila suatu benda dirobab maka sifat fisik benda juga akan berubah. Sifat-sifat
benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.
Berdasarkan sifat termometrik sebuah benda maka dibuatlah alat pengukur suhu yang
dinamakan termometer
1. Jenis-jenis thermometer
Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan kepada beberapa sifat termometrik zat, seperti
pemuaian zat padat. pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara,
regangan zat padat, hambatan listrik, dan lain-lain Dengan demikian termometer ada berbagai
macam pula.
2. Skala thermometer
Penentuan skala termometer memerlukan dua titik referensi yaitu titik tetap bawah dan titik
tetap atas. Titik tetap bawah diambil dari titik beku air, pada tekanan normal dan titik tetap
atas ditentukan berdasarkan titik didih air. Terdapat tiga macaw skala termometer yang
seringdigunakan dalam pengukuran suhu yaitu skala Celcius, Skala Fahrenheit dan skala
Kelvin.
Anders celcius astronom Swedia menetapkan skala pada termometernya yaitu angka 0 pads
titik beku air dan angka 100 pada skala titik didih air. Interval antara titik beku dan titik didih
dibagi menjadi 100 bagian yang setup bagiannya -19 Celcius. Fahrenheit menetapkan suhu
pada titik beku air dengan skala 32 dan skala 0° F berada dibawah titik beku air, sedangkan
suhu pada air mendidih 212°F. Dengan demikian diperoleh perbandingan sebagai berikut:
(TF-32): TC-9:5
Skala Kelvin tidak ditetapkan titik beku dan titik didih air, tetapi berdasarkan energi kinetik
yang dimiliki sebuah beada encrgi kinetik antar partikel- partikel suatu benda akan mengalami
perubahan bila suhunya juga berubah. Kelajuan gerak partikel secara bertahap akan
berkurang seiring turunnya suhu. Pada saat suhu mencapai -273° C, gerak partikel berhenti,
ini menandakan EK =0 sehingga tidak ada lagi panas yang dapat diukur. Suhu inimerupakan
suhu yang paling rendah yang mungkin dapat dimiliki oleh suatu benda. Suhu -273° C ini
disebut suhu mutlak. Kelvin menetapkan suhu 0° K adalah pada suhu -273° C,1° K pada
Kelvin 1° C. Hubungan antara skala kelvin dan celcius dinyatakan dengan persamaan:
K=C+273
Dimana: K = angka pada skala kelvin
4
C = angka pada skala celcius
Contoh:
a. Pengukuran suhu ruang 25 C, berapa dalam derajat Fahrenheit?
b. Suhu suatu benda 68° F, berapa suhu benda tersebut suhu tersebut dalam derajat Kelvin?
Jawab
a. F = (9/5XC)+32= (9/5 X 25 )+ 32 = 77°F
b. 68 F = 5/9 (68-32) C = 5/9 (36) = 20°C
Soal-Soal latihan:
a Pada suatu hari termometer fahrenheit yang diletakkan dalam suatu ruangan menunjukkan
angka 122°F. Berapa angka yang akan ditampilkan oleh termometer Celcius?
b Titik uap oksigen adalah -182,5 C. Berapakan suhu tersebut jika dinyatakan dalam:
1) Skala Fahrenheit
2) Skala Kelvin
c. Pada suhu berapakah Skala termometer Celcius dan fahrenheit menunjukkan angka
pengukuran yang sama?
B. Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang bisa berpindah dari suatu benda ke benda lain,
yakni dari benda bersuhu panas ke benda yang bersuhu rendah bila kedua benda bersentuhan.
Saat dua benda yang suhunya berbeda bersentuhan, maka kedua benda akan
5
saling menuju suhu yang sama. Suhu yang sama ini dikatakan bahwa kedua benda berada
dalam kesetimbangan termal.
Contoh: terdapat dua gelas yang masing-masing berisi air panas dan air dingin, aimya
dicampurkan kedalam sebuah gelas, maka suhu air tersebut akan sating menuju
kesetimbangan termal yang berada antam suhu air panas dan suhu air dingin.
Suhu untuk untuk energi kalor dinyatakan dalam Joule sebagai peughargaan kepada James
Prescot Joule yang melakukan percobaan untuk menghitung jumlah energi panas (energi
kalor) tersebut.
1. Kalor jenis dan Kapasitas kalor
Thosep Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikan suhu suatu benda
dapat digunakan untuk menentukan banyaknya energi kalor (Q) yang diserap oleh benda. Jika
sejumlah kalor (Q) menghasilkan perubahan suhu (t) maka kapasitas kalor (C) dapat
didefinisikan
1. Rumus kapasitas kalor
C = Q / ΔT
Keterangan:
C = kapasitas kalor
(J/K) Q = banyaknya
kalor (J) ΔT =
perubahan suhu (K)
Dari percobaan selanjutnya ternyata banyaknya kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu
sebanding dengan massa benda (m) untuk setiap jenis benda.
2. Rumus Perpindahan Kalor
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat
(J/kg⁰C) ΔT = perubahan
suhu (⁰C)
Besaran C disebut kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan karateristik ternal suatu
benda. kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg benda
itu sebesar 1 K
3. Rumus Kalor Jenis
c = Q / m.ΔT
6
Keterangan:
c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
4. Rumus Menentukan Kapasitas Kalor Itu
Sendiri C = m.c
Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/K)
M = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg.K)
5. Rumus Kalor Lebur dan
Uap Kalor lebur
Q=mxL
Kalor uap
Q=mxU
ketentuan:
7
c. Benda mengalami perubahan wujud.
1. Untuk benda yang mengalami perubahan suhu, jumlah energi kalor yang dibutuhkan oleh
benda Q = m.c.ΔT untuk setiap kenaikan suhu
2. Pemuaian benda, Disamping kalor dapat digunakan untuk perubahan suhu.Energi kalor
dapat menyebabkan benda mengalami perubahan (memuai). Pemuaian benda ada 3 macam
yaitu perubahan panjang (muai panjang), muai luas dan muai volume.
a) Pemuaian panjang
Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda padat tersebut memuai kesegala arah. Namun
untuk menyederhanakan perhitungan kita dapat hanya memperhatikan pemuaian pada arah
memanjangnya. Apabila 3 batang logam yang berbeda jenisnya dipanaskan pada suhu yang
sama, maka setelah pemanasan pertumbahan panjang masing-masing logam tidak sama. Hal
ini disebabkan adanya perbedaan koefisien muai panjang (a) setiap jenis bahan.Koefisien
muai panjang (a) suatu bahan adalah perbandingan antara perubahan panjang (L) terhadap
panjang awal benda (Lo) persatuan kenaikan suhu t
Rumus pemuaian panjang ini dapat dituliskan dengan model matematika dan penjelasan
sebagai berikut.
Keterangan:
ΔL = Perubahan Panjang
L0 = Panjang awal
α = Konstanta pemuaian panjang
ΔT = Perubahan Temperatur
b) Pemuaian luas
Apabila benda padat berbentuk persegi panjang dipanaskan, maka terjadi pertambahan
panjang pada arah memanjang dan arah melebar Dengan demikian benda padat mengalami
pemuaian luas. Pemuaian luas berbagai zat tergantung kepada koefisien muai luasnya (β).
Koefisien muai luas (β) suatu bahan adalah perbandingan antara pertambahan luas bahan
terhadap luas awal benda untuk setiap kenaikan suhu (t)
Keterangan:
8
ΔA = Perubahan Luas
A0 = Luas awal
β = 2α = Konstanta pemuaian luas
ΔT = Perubahan Temperatur
c) Pemuaian Volume
Bila benda padat berbentuk balok, dipanaskan, ukan terjadi pemuaian dalam arah panjang,
lebar dan tinggi yang biasa disebut dengan pemuaian volume (V), Pemuaian volume suatu zat
tergantung pada koefisien muai Volume) Koefisien muai volume suatu bahan adalah
perbandingan antara pertambahan volume (V) terhadap volume naval ( Vo) benda persatuan
kenaikan suhu (t)
Berikut ini model matematika dan penjelasannya.
Keterangan
ΔV = Perubahan Volume
V0 = Volume awal
γ = 3α = Konstanta pemuaian Volume
ΔT = Perubahan Temperatur
9
C. Perubahan wujud zat
Suatu zat dapat berada dalam fase padat, cair dan gas, penambahan kalor pada suatu zat tidak
selalu menaikkan suhunya. Atau pelepasan panas (kalor) pada suatu zat tidak selalu
menurunkan suhu zat tersebut, ketika panas (kalor) diberikan pada suatu zat mungkin akan
merubah fasenya dari padat ke cair atau dari cair ke gas. Perubahan fase seperti itu terjadi
pada tekanan dan temperatur tertentu untuk sebagian besar zat. Kalor yang diperlukan oleh
sebuah zat untuk mengubah fasenya disebut kalor laten yang dilambangkan dengan L. Kalor
yang diperlukan (atau dilepaskan) untuk mengubah fase suatu zat bermassa m adalah:
Q=mL
Jika terjadi perubahan fase dari padat menjadi cair maka kalor latennya disebut kalor
peleburan (Lt). Jika tadi pembaban fase dari cair menjadi uap maka kalor latennya disebut
kalor penguapan (Lu) Selama terjadi perubahan fase tidak terjadi perubahan suhu
(temperatur). Berbagai macam perubahan fase zat dapat digambarkan sebagai berikut:
1 = menyublim 4 = 5 mengembun
2 = menyublim 5 = membeku
3 = menguap 6 = mencair
Perubahan yang terjadi pemanasan 1 kg bongkahan es dari suhu -20C secara continiu sampai
menjadi uap air dengan suhu 140 C pada tekanan tetap, selama proses dianggap tidak ada
massa yang hilang.
10
A – B : kalor yang ditambahkan digunakan untuk menaikkan suhu es dari -20C menjadi 0C
Q1 = mes . Ces . T
=1 kg . 0,5 kkl/kg °C (20)
=10 kkl
B – C : kalor yang ditambahkan digunakan untuk perubahan wujud dari es Menjadi air
(meleburkan es) suhu 0 es-0 air
Q2 = mes . Cair . t
=1 kg. 80 kkl/kg °C
=800 kkl
C – D : kalor yang g ditambahkan digunakan untuk menaikkan suhu air dari 0C-100 C
Cant Q3 = mair . Cair . t
=1 kg . 1 kkl/kg °C (100)C = 100 kkl
D – E : kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah fase dari air 100 C Menjadi uap air
100 C (menguap)
Q4 = mes . Lu
=1 kg. 539 kkl/kg °C = 539 kkl
11
E – F : kalor yang diberikan digunakan untuk menaikkan suhu uap 100C Menjadi
140C Q5 = Muap . Cuap . t
= 1 kg . 0,48 kkl/kg °C (40)C = 19,2 kkl
A. PERPINDAHAN KALOR
Kalor berpindah dari suatu benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda atau sistem bersuhu
rendah. Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari suatu benda ke benda lain yakni dengan cara
konduksi, konveksi dan radiasi.
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Apabila benda A yang bersuhu tinggi disentuhkan dengan benda B yang bersuhu rendah,
maka akan terjadi perpindahan kalor dari benda. A ke benda B.
Molekul-molekul pada benda A memiliki energi yang lebih besar dan kemudian dipindahkan
ke benda B melalui tumbukan atom-atom logam yang bersinggungan. Atom-atom yang
berenergi tinggi mentransfer energi ke atom-atom disebelahnya. Situasi ini berlanjut sampai
kedua benda mencapai titik kesetimbangan termal. Perpindahan kalor seperti ini disebut
konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu benda akibat interaksi
molekuler
Kelajuan kalor berpindah secara konduksi sebanding dengan luas penampang benda dan
selisih suhu antara kedua benda dan berbanding terbalik dengan panjang atau ketebalan
benda. Jika jumlah kalor yang berpindah dinyatakan dengan Q selang waktu 1, luas
penampang A dan panjang batang maka kelajuan perpindahan kalor secara adalah = k.A
Dimana k adalah konstanta konduktivitas termal atau disebut juga kemampuan bahan
mengantarkan kalor: Nilai k bededa sesuai dengan jenis bendanya. Satuan k adalah w/m²
bedasarkan kemampuan menghantarkankalor secara konduksi benda dibedakan atas dua
bagian yaitu konduktor dan isolator. Dimana benda-benda bersifat konduktor dan isolator ini
sangat banyak dalam kehidupan kita.
Rumus perpindahan kalor secara konduksi
12
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
B. Asas black
Asas Black dikemukakan oleh Joseph Black, di mana asas ini merupakan suatu prinsip dalam
termodinamika yang berbunyi: “pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas
oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang
suhunya lebih rendah.” Pada asas Black berlaku: Jika dua buah benda dengan suhu yang
berbeda dicampurkan, maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda yang
lebih dingin hingga suhu keduanya sama.
14
Jumlah kalor yang diserap oleh benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas oleh
benda panas. Benda yang didinginkan akan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila benda tersebut dipanaskan.
Secara matematis, asas Black dapat dituliskan sebagai:
Q lepas =Q terima
(M1 x C1)(T1 - Ta) = (M2 x C2) (Ta - T2)
Dengan:
M1= massa benda 1 dengan tingkat temperatur lebih tinggi
M2= massa benda 2 dengan tingkat temperatur lebih rendah
C1= kalor jenis benda 1
C2 = kalor jenis benda 2
Ta = temperatur akhir pencampuran kedua benda
T1 = temperatur benda
T2 = temperatur benda 2
Catatan: Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali
antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah dan rumus cepat di atas hanya berlaku
untuk dua jenis zat cair yang sejenis (air dengan air) dan wadahnya dianggap tidak ikut
menyerap.
15
C. Contoh Soal dan Pembahasan
16
T (°R) = 4/5 x T (°C)
= 4/5 x 40
= 160 : 5
= 32 °R
Contoh Soal Konversi °F ke °C
4. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), suhu tertinggi di Pangkalan Esperanza
yang berada di ujung utara Semenanjung Antartika adalah 64,94 °F (Fahrenheit). Jika
harus di tulis dalam satuan Celcius (°C), berapa suhu tersebut?
tF = 64,94 °F
tC : ( tF − 32 ) = 5 :
9 tC = 5/9 × ( tF −
32 )
= 5/9 × ( 64,94 − 32 )
= 5/9 × 32 ,94
= 18,3°C
5. Sebuah benda bersuhu 5⁰C menyerap kalor sebesar 1500 joule, kemudian suhunya
menjadi naik menjadi 32⁰C. Berapa kapasitas kalor benda tersebut?
Diketahui :
Q = 1500 J
ΔT = 32 ⁰C – 5 ⁰C = 27 ⁰C = 300K
Ditanya :
C...?
Jawab :
C = Q / ΔT
C = 1500J /
300KC = 5J/K
Jadi, hasil kapasitas kalor benda tersebut sebesar 5 J/K
6. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 2 kg air dengan suhu 23 ⁰C menjadi
100 ⁰C, jika diketahui kalor jens air adalah 1000 J/kg⁰C?
Diketahui:
m = 2 kg
c = 1000 J/Kg⁰C
17
ΔT = 100 ⁰C – 23 ⁰C = 77 ⁰C
Ditanya :
Q…..?
Jawab :
Q = m.c. ΔT
Q = 2. 1000.
77 Q = 154.000
J
7. Sebatang baja bersuhu 45°C dipanaskan sampai suhu 85°C sehingga panjangnya menjadi
50,02 cm. Jika koefisien muai panjang baja 1,0 × 10−5 °C−1 , maka panjang batang baja
mula- mula adalah….
A. 46
B. 48
C. 50
D. 52
E. 54
Pembahasan
18
8. Sebanyak 300 gram air dipanaskan dari 30oC menjadi 50oC. Jika massa jenis air adalah
1 kal/goC atau 4.200 J/kgK, tentukan:
a. banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam kalori)
b. banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam joule)
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 300 g
c = 1 kal/goC
∆T = 50oC – 30oC = 20oC
Ditanyakan: Q dalam kalori dan
joule Jawab:
a. Banyaknya kalor yang diterima air dihitung dengan menggunakan rumus atau persamaan
berikut ini.
Q = mc∆T
Q = (300 g)(1
kal/goC)(20oC) Q = 6.000
kal
Jadi, banyaknya kalor yang diterima air tersebut adalah 6.000 kalor.
b. Dari kesetaraan kalori dan joule diketahui bahwa:
1 kalori = 4,2 joule sehingga:
Q = 6.000 × 4,2 joule = 25.200 joule.
9. Air bermassa 200 gram bersuhu 30°C dicampur air mendidih bermassa 100 gram dan
bersuhu 90°C. (Kalor jenis air = 1 kal.gram−1°C−1). Suhu air campuran pada saat
keseimbangan termal adalah….
A. 10°C
B. 30°C
C. 50°C
D. 75°C
E. 150°C
Pembahasan
Diketahui :
Massa air 1 (m1) = 200 gram
19
Suhu air 1 (T1) = 30oC
Massa air 2 (m2) = 100
gramSuhu air 2 (T2) = 90oC
Kalor jenis air (c) = 1
kal.gram−1°C−1 Ditanya : suhu akhir
campuran Jawab :
Kalor yang dilepas air bersuhu tinggi (Q lepas) = kalor yang diserap air bersuhu rendah (Q
serap)
20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Benda yang panas mempunyai suhu tinggi dan benda yang dingin mempunyai suhu
rendah. Apabila suatu benda dirobab maka sifat fisik benda juga akan berubah. Sifat-sifat
benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.
Berdasarkan sifat termometrik sebuah benda maka dibuatlah alat pengukur suhu yang
dinamakan termometer
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang bisa berpindah dari suatu benda ke benda lain,
yakni dari benda bersuhu panas ke benda yang bersuhu rendah bila kedua benda bersentuhan.
Saat dua benda yang suhunya berbeda bersentuhan, maka kedua benda akan saling menuju
suhu yang sama. Suhu yang sama ini dikatakan bahwa kedua benda berada dalam
kesetimbangan termal.
Kalor berpindah dari suatu benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda atau sistem bersuhu
rendah. Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari suatu benda ke benda lain yakni dengan cara
konduksi, konveksi dan radiasi.
Asas Black dikemukakan oleh Joseph Black, di mana asas ini merupakan suatu prinsip dalam
termodinamika yang berbunyi: “pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas
oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang
suhunya lebih rendah.” Pada asas Black berlaku: Jika dua buah benda dengan suhu yang
berbeda dicampurkan, maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda yang
lebih dingin hingga suhu keduanya sama.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat , kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna.
Oleh karena itu kami menerima saran maupun kritik yang membangun dan mengembangkan
makalah ini
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAPORAN PRESENTASI SAAT PERKULIAHAN
JUMAT, 27 OKTOBER 2023
26
1
2