PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Persalinan
Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan
adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu waktu dari
sejak pembukaan serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III atau kala uri
adalah waktu segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Kala IV atau kala
pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai dengan 1-2 jam kemudian,
untuk mengamati apakah terjadinya perdarahan post partum (HPP) atau tidak7,8,9.
Pada Primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terbagi atas dua fase, yaitu fase laten kirakira membutuhkan waktu 8 jam dan fase aktif membutuhkan waktu kira-kira 6
jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-kira 2 jam dan multipara kira-kira 1
jam. Kala III berlangsung 2-6 menit, maksimal 15 menit. Kala IV erlangsung 1-22
jam pasca kala III7,8,9.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali. Pembukaan serviks sudah lengkap. Pada saat ini kepala bayi sudah masuk
ruang panggul, sehingga timbul tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
menimbulkan refleks rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum
yang menyebabkan ingin buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol
dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah
simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar,
his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi7,8,9,10.
II.1.1 Kala II Lama
a.
Definisi
Kala II lama adalah bila pada primipara kala II terjadi lebih dari 2 jam,
sedangkan pada multipara terjadi lebih dari 1 jam8. Hal ini
3
Etiologi
1. Kelainan tenaga (his)
2. Kelainan letak dan bentuk janin
3. Kelainan panggul
4. Kelainan tali pusat (tali pusat pendek)
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primitua
7. Perut gandung, grande multipara
8. Ketuban pecah dini (KPD)
9. Kelainan traktus genitalia
10. Pimpinan partus yang salah
11. Ibu tidak kooperatif.7,8,10,11
c.
Tatalaksana
1. Perawatan pendahuluan:
Streptomisin 1 gram IM
Infus cairan:
1) Garam fisiologis
2) Larutan glukosa 5-10% pada janin, pertama 1 liter/jam
2. Pertolongan
Dapat dilakukan:
Partus spontan.
Ekstraksi vakum.
Ekstraksi forceps.
Simpson.
Bentuk
cunam/forceps
ini
mempunyai
tangkai
lengkungan
kepala
lebih
bundar
dan
lebih
sempit.
Cunam/forceps ini baik untuk kepala yang bundar dan belum mengalami
molase.
3. Tipe khusus.
Ada
bentuk
khusus
cunam/forceps,
misalnya
tengah, fungsi cunam adalah ekstraksi dan rotasi karena harus mengikuti
putaran paksi dalam. Sekarang ekstraksi cunam/forceps sudah jarang
dipakai. Sectio Cesarea ataupun vakum lebih direkomendasikan.
3. Low Forceps / Outlet Forceps
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah
mencapai pintu bawah panggul dan sutura sagitalis sudah dalam
anteroposterior. Cara ini yang masih sering dipakai hingga saat ini.
10
11
mungkin mengalami persalinan lama atau macet, karena ukuran kepala bayi
lebih besar sehingga tidak dapat melewati panggul. Selain itu, kekuatan otot
otot perinium dan otot otot perut belum bekerja secara optimal sehingga
sering terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan seperti
ektraksi vakum dan forseps3.
Sedangkan pada umur ibu yang lebih dari 35 tahun,kesehatan ibu sudah mulai
menurun seperti terjadinya tekanan darah tinggi, gestasional diabetes (diabetes
yang berkembang selama kehamilan), jalan lahir kaku, sehingga rigiditas
tinggi6.
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Pada ibu dengan primipara
(wanita yang melahirkan bayi hidup pertama kali) kemungkinan terjadinya
kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan
lahir (passage) dan kondisi janin (passager) karena pengalaman melahirkan
belum pernah dan informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula
mempengaruhi proses pesalinan. Wanita nulipara (belum pernah melahirkan
bayi hidup) mempunyai peningkatan risiko sebesar 5,6 kali untuk persalinan
dengan bantuan ekstraksi vakum dibandingkan dengan wanita multipara dan
juga peningkatan risiko sebesar 2,2 kali untuk terjadinya robekan perinium3.
3. Jarak kehamilan dengan sebelumnya
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak yang pendek
dari kehamilan sebelumnya, akan memberikan dampak yang yang buruk
terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan, karena bentuk dan
fungsi organ reproduksi belum kembali dengan sempurna. Sehingga fungsinya
akan terganggu apabila terjadi kehamilan dan persalinan kembali. Sedangkan
jarak kehamilan yang terlalu jauh berhubungan dengan bertambahnya umur
ibu. Sehingga kekuatan fungsi fungsi otot uterus dan otot panggul melemah ,
hal ini sangat berpengaruh pada proses persalinan apabila terjadi kehamilan
lagi. Kontraksi otot otot uterus dan panggul yang lemah menyebabkan
kekuatan his pada proses persalinan tidak adekuat, sehinnga banyak terjadi
partus lama3 .
4. Penyulit kehamilan dan persalinan
12
paru,ginjal,jantung,diabetes
militus
dan
lainnya
akan
sangat
13
1) Rujukan Ibu Hamil Resiko Tinggi atau Gawat Obstetri adalah proses yang
ditujukan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dengan kondisi ibu dan
janin masih sehat, penderita tidak perlu segera dirujuk.
2) Rujukan Gawat Darurat Obstetri (emergensi) adalah rujukan yang harus
dilakukan saat itu juga dengan tujuan upaya penyelamatan ibu atau bayi.
BAB III
LAPORAN KASUS
III.1 Identitas Pasien
No.RM
: 2225627
Nama
: Ny. O
Umur
: 28 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Tanggal MRS
: 17 Desember 2015
14
Jam
: 04.00 WIB
III.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Mulas-mulas sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Keluar air-air sejak 30 menit SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku hamil 9 bulan. HPHT 15 April 2015. ANC rutin di bidan
swasta , USG 3x dikatakan janin dalam keadaan baik. Pasien merasa mulas-mulas
sejak 3 hari yang lalu. Keluar air-air warna bening sejak 30 menit SMRS. Keluar
flek darah (+). Gerak janin dirasa mulai berkurang sejak 30 menit SMRS.
Pasien sudah bukaan lengkap sejak 1 jam yang lalu. Mulas-mulas (+).
Riwayat Penyakit Dahulu
Alergi (-),Hipertensi (-),Diabetes Melitus (-),Penyakit jantung (-),Asma(-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Alergi (-),Hipertensi (-),Diabetes Melitus (-),Penyakit jantung (-),Asma(-).
Riwayat Menstruasi
Menarche usia 12 tahun, siklus teratur, lama menstruasi 6-7 hari, ganti
pembalut 2-3x/hari, dismenore (-).
Riwayat Menikah
Menikah 1 kali tahun 2014.
Riwayat Obstetri
G1 I. Hamil ini
Riwayat KB
Tidak ada
Riwayat Sosial
Pasien ibu rumah tangga, suami wiraswasa.
III.3 Pemeriksaan Fisik
15
1. Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
1)
2)
3)
4)
Kepala
Mata
THT
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill <2 detik, edema -/2. Status Obstetri
TFU 27 cm, puka, kepala 3/5, kepala H III, his 2x/10/40
DJJ: 142 dpm
VT: Pembukaan lengkap, UUK anterior, mekonium (+), kepala H IIIIV,
selaput(-).
III.4 Pemeriksaan Penunjang
USG: Janin presentasi kepala tunggal hidup, DJJ (+), plassenta di korpus
anterior, BPD 8,96/HC 330,4/AC 331/FL 73/ICA 6,56/TBJ 2882 gram ~ kesan
aterm.
III.5 Diagnosis Kerja
Inertia PK II pada G1hamil aterm, janin presentasi kepala tunggal hidup,
syarat ekstraksi terpenuhi.
III.6 Rencana Penatalaksanaan
-
Rencana diagnosis:
Cek DPL, UL, GDS, BT, CT
16
Rencana Terapi:
Hemodinamik ibu dan janin stabil: observasi KU, TV, his, DJJ/5 menit
Rencana partum pervaginam dengan ekstraksi vakum
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien mengaku hamil 9 bulan. HPHT 15 April 2015. Pasien merasa mules
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, menurut pengakuan pasien janin aterm,
sudah merasa mules sejak 3 hari yang lalu, maka perlu dinilai apakah
kontraksinya reguler atau tidak. Keluar air-air sejak 30 menit SMRS. Lendir dan
darah positif. Antenatal care diakui pasien rutin. Pemeriksaan USG telah
dilakukan sebanyak 3x dan dikatakan kondisi janin baik. Riwayat darah tinggi
negatif, hal ini dapat menyangkal kemungkinan terjadinya preeklampsia berat.
Riwayat menstruasi teratur, maka dapat dinilai bahwa usia kehamilan dapat
17
18
kelelahan tetapi masih mempunyai kekuatan untuk mengejan, selain itu, pada
pasien juga terjadi partus macet pada kala II.
Dilakukan ekstraksi vakum pada pasien ini, karena telah memenuhi syarat
untuk melakukan ekstraksi vakum, yaitu sebagai berikut : a) pembukaan lengkap,
b) penurunan kepala janin pada Hodge III-IV, c) tidak ada CPD, d) ketuban sudah
pecah atau dipecahkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2008. http://Landasan teoripersalinan.Wordpress.com/2008/II/22
Fisiologi-persalinan
2. Anonim, 2012. http://sintacin. blogspot.com/2012/02/persalinan-kala-ii.html
3. Falah M. Karakteristik Ibu yang Bersalin dengan cara Ektraksi Vakum dan
Forceps di RSUP dr. Kariadi tahun 2009-2010. Dalam; Laporan Hasil Akhir
Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Bandung, UNPAD. 2012
4. Hadi R. Persalinan dengan cara ekstraksi vakum oleh bidan di RSUD DR
Soedono Madiun tahun 1998. Cermin Dunia Kedokteran [Internet]. 2001:
37(2):966-970. Available from:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_133_obstetri_dan_ginekologi.pdf
5. Darmayanti A.R., Pramono B.A. Luaran Maternal dan Perinatal pada Wanita
Usia Lebih dari 35 Tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008. Eprints
19
20