Anda di halaman 1dari 19

Neuritis Optik

Narasumber:
Dr. Andi A.Victor, SpM(K)
Presentan:
Utami Noor Syabaniyah
Dian Amalia

Departemen Ilmu Penyakit Mata


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jakarta, Oktober 2007

Pendahuluan
Neuritis optik merupakan keadaan inflamasi, demielinisasi yang
menyebabkan kehilangan penglihatan secara akut dan biasanya
melibatkan satu mata (monokular). Neuritis optik tidak berdiri sendiri,
namun disebabkan oleh berbagai macam penyakit/keadaan. Salah
satunya adalah multipel sklerosis (MS), suatu penyakit demielinasasi
sistem saraf pusat. Neuritis optik seringkali dihubungkan dengan
penyakit

ini. Neuritis optik menjadi manifestasi klinik pada 15-20%

pasien multiple sklerosis dan terjadi pada 50% perjalanan penyakit


multipel sklerosis.
Kehilangan penglihatan dan adanya defek pupil aferen relatif
merupakan gambaran umum dari neuritis optik. Diskus optik terlihat
hiperemis dan membengkak. Terdapat subtipe dari neuritis optik, yaitu
neuritis retrobulbar dan papilitis. Keadaan tersebut menggambarkan
adanya inflamasi pada saraf optik.
Pada makalah ini khusus akan dibahas mengenai neuritis optik dan
beberapa penyebab neuritis optik yang kini prevalensinya mulai
meningkat.

Neuritis Optik
Definisi
Neuritis optik adalah penyakit inflamasi akut atau subakut atau suatu
proses demielinisasi yang mempengaruhi saraf optik.1
Klasifikasi
Klasifikasi OftalmologisError: Reference source not found
a. Neuritis retrobulbar. Memiliki gambaran diskus optik yang normal
pada

awal

penyakit

karena

proses

patologis

tidak

mengikutsertakan papil optik. Merupakan tipe tersering pada


orang dewasa dan sering berkaitan dengan multipel sklerosis
(MS).
b. Papilitis, proses patologis mengenai kepala saraf optik. Ditandai
dengan hiperemia dan edema pada diskus yang berkaitan
dengan perdarahan berbentuk api (flame-shaped) didaerah
peripapil. Merupakan tipe tersering pada anak-anak.
c. Neuroretinitis.

Ditandai

dengan

papilitis

dengan

gambaran

macular star terdiri dari hard exudates. Lesi makula semakin


jelas terlihat dalam beberapa hari-minggu dan bertambah jelas
bila edema pada diskus optik telah mereda. Neuroretinitis
merupakan tipe terjarang dan sering berkaitan dengan infeksi
virus dan penyakit cat-scratch fever.
Klasifikasi EtiologisError: Reference source not found
a. Demielinisasi, merupakan penyebab tersering.
b. Parainfeksi, terjadi setelah infeksi virus atau imunisasi.
c. Infeksi, dapat berhubungan dengan sinus, atau berhubungan
dengan cat-scratch fever, sifilis, penyakit Lyme, dan gondongan.

EPIDEMIOLOGI
Neuritis optika demielinisasi akut banyak terdapat pada wanita dan
umumnya pada usia 20-40 tahun.2
Insidens neuritis optik tertinggi pada populasi yang tinggal di dataran
tinggi, seperti Amerika Utara dan Eropa bagian barat, dan terendah
pada daerah ekuator.Error: Reference source not found
PATOFISIOLOGI
Dasar patologi penyebab neuritis optik paling sering adalah inflamasi
demielinisasi dari saraf optik. Patologi yang terjadi sama dengan yang
terjadi pada multipel sklerosis (MS) akut, yaitu adanya plak di otak
dengan perivascular cuffing, edema pada selubung saraf yang
bermielin, dan pemecahan mielin.
Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat mendahului
demielinisasi dan terkadang terlihat sebagai retinal vein sheathing.
Kehilangan mielin melebihi hilangnya akson.Error: Reference source
not found
Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada neuritis optik
diperantarai oleh imun, tetapi mekanisme spesifik dan antigen
targetnya belum diketahui. Aktivasi sistemik sel T diidentifikasi pada
awal gejala dan mendahului perubahan yang terjadi didalama cairan
serebrosipnal. Perubahan sistemik kembali menjadi normal mendahului
perubahan sentral (dalam 2-4 minggu). Aktivasi sel T menyebabkan
pelepasan sitokin dan agen-agen inflamasi yang lain. Aktivasi sel B
melawan protein dasar mielin tidak terlihat di darah perifer namun
dapat terlihat di cairan serebrospinal pasien dengan neuritis optik.
Neuritis optik juga berkaitan dengan kerentanan genetik, sama seperti
MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu diantara pasien neuritis optik.
Error: Reference source not found
Gambaran Klinis
3

Gambaran akut
Gejala neuritis optik biasanya monokular. Pada 10% kasus, gejala
terjadi dikedua mata,baik secara simultan ataupun berurutan. Neuritis
optik bilateral terjadi lebih sering pada anak lebih muda dari usia 12-15
tahun dan berasal dari Asia dan Afrika selatan. Karena jarang terjadi,
pasien dengan gejala neuritis optik bilateral, harus dicurigai penyebab
lain dari neuritis optik. Namun, gejala subklinik defisit visual dalam
ketajaman penglihatan, sensitivitas kontras, penglihatan warna, dan
lapang pandang pada mata kontralateral dapat dicetuskan dengan uji
penglihatan

secara

mendalam

pada

pasien

dengan

penyakit

monokular. Error: Reference source not found


Gambaran klinis neuritis optik secara sistematis dipaparkan
dalam Optic Neuritis Treatment Trial (ONTT) yang melibatkan 457
pasien yang berusia 18-46 tahun dengan neuritis optik akut unilateral.
Dari penelitian tersebut, dua gejala paling sering adalah hilangnya
penglihatan dan nyeri pada mata yang semakin memberat bila bola
mata digerakkan. Hilang penglihatan terjadi dalam periode jam-hari,
mencapai puncak dalam 1-2 minggu. Apabila hilangnya penglihatan
terus berlangsung lebih dari periode ini, maka perlu dipikirkan
diagnosis lain. Error: Reference source not found
Tanda dan gejala lainnya yaitu:
o Defek pupil aferen (afferent pupillary defect) selalu terjadi pada
neuritis optik bila mata yang lain tidak ikut terlibat. Adanya defek
pupil aferen ini ditunjukkan dengan pemeriksaan swinging light
test (Marcus-Gunn pupil).
o Defek lapang pandang pada neuritis optik ditandai dengan
skotoma sentral
o Papilitis dengan hiperemia dan edema diskus optik sehingga
membuat batas diskus tidak jelas. Papilitis banyak terdapat pada
usia < 14 tahun dan populasi asia tenggara.

o Enam puluh persen pasien memiliki neuritis retrobulbar dengan


pemeriksaan funduskopi yang normal.
o Perdarahan peripapil,jarang pada neuritis optik tetapi sering
menyertai papilitis karena neuropati optik iskemik anterior.
o Fotopsia sering dicetuskan oleh pergerakan bola mata
o Buta warna pada mata yang terkena, terjadi pada 88% pasien
yang ikut terlibat dalam penelitian ONTT. Error: Reference source
not found
Tanda

lain adanya inflamasi pada mata

yang terdeteksi pada

pemeriksaan funduskopi atau slit lamp, yaitu: perivenous sheathing,


periflebitis retina (risiko tinggi terkena MS), uveitis, sel di bilik mata
depan, atau pars planitis menandakan adanya infeksi atau penyakit
autoimun yang lain. Error: Reference source not found
Gambaran Kronik
Walaupun telah terjadi penyembuhan secara klinis, tanda neuritis optik
masih dapat tersisa. Tanda kronik dari neuritis optik yaitu:
o Kehilangan penglihatan secara persisten. Kebanyakan pasien
neuritis optik mengalami perbaikan penglihatan dalam 1 tahun.
o Defek pupil aferen relatif tetap bertahan pada 25% pasien dua
tahun setelah gejala awal.
o Desaturasi warna,

terutama

warna

merah.

Pasien dengan

desaturasi warna merah akan melihat warna merah sebagai pink,


atau orange bila melihat dengan mata yang terkena.
o Fenomena Uhthoff yaitu terjadinya eksaserbasi temporer dari
gangguan penglihatan yang timbul dengan peningkatan suhu
tubuh. Olahraga dan mandi dengan air panas merupakan
pencetus klasik.
o Diskus optik terlihat mengecil dan pucat, terutama didaerah
temporal. Pucatnya diskus meluas sampai batas diskus ke serat
retina peripapil. Error: Reference source not found

Diagnosis
Anamnesis
1.

Pasien mengeluh adanya pandangan berkabut atau visus yang


kabur, kesulitan membaca, adanya bintik buta, perbedaan subjektif
pada terangnya cahaya, persepsi warna yang terganggu, hilangnya
persepsi dalam atau kaburnya visus untuk sementara. 3 Pada anak,
biasanya

gejala

penurunan

ketajaman

penglihatan

mendadak

mengenai kedua mata. Sedangkan pada orang dewasa, neuritis


optik seringkali unilateral.4
2.

Terdapat riwayat demam atau imunisasi sebelumnya pada anak


akan mendukung diagnosis. Pada orang dewasa, terdapat faktor
risiko sklerosis multipel yang lebih besar.

3.

Rasa sakit pada mata, terutama ketika mata bergerak.Error:


Reference source not found5

Pemeriksaan Fisis
1. Pemeriksaan visus. Hilangnya visus dapat ringan ( 20 / 30),
sedang ( 20 / 60), maupun berat ( 20 / 70).Error: Reference
source not found
2. Pemeriksaan lapang pandang. Tipe-tipe gangguan lapang pandang
dapat berupa: skotoma sentrosecal, kerusakan gelendong saraf
parasentral, kerusakan gelendong saraf yang meluas ke perifer,
kerusakan gelendong saraf yang melibatkan fiksasi dan perifer saja.
Setelah 7 bulan, 51 % kasus memiliki lapangan pandang yang
normal.Error: Reference source not found
3. Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya
langsung yang menurun atau hilang.Error: Reference source not
found
4. Penglihatan warna.Error: Reference source not found
Pemeriksaan Penunjang
1.

Funduskopi
6

Terdapat beberapa stadium perubahan pada neuritis optik disertai


kelainan pada bilik mata belakang, yaitu:
a. Perubahan awal
Papilitis dapat ditemukan dalam 38 % kasus. Diskus optikus
normal

dalam

44%

kasus.

Pucatnya

bagian

temporal

menunjukkan adanya lesi optik neuritis yang berat pada mata


yang sama, hal ini dijumpai pada 18% dari pasien yang
menjalani pemeriksaan. Papilitis tahap awal di karakteristikkan
dengan adanya batas diskus yang mengabur dan sedikit
hiperemis.Error: Reference source not found
b. Papilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap
Adanya

papiledema

pada

opthalmoskopi

tidak

memungkinkan untuk menyatakan hal ini, ditandai dengan


adanya pembengkakan, hilangnya fisiologis cup, hiperemis dan
perdarahan yang terpisah. Pembungkus vena biasanya jarang
terlihat. Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat adanya sel
pada vitreous adalah hal yang sangat penting.Error: Reference
source not found
c. Perubahan lanjut
Pada neuritis optik retrobulbar, diskus yang normal dapat
dijumpai selama 4-6 minggu, saat dimana pucat dijumpai.
Papilitis yang berlanjut kadang-kadang didapati gambaran optik
atropi sekunder. Pada keadaan ini batas diskus dapat mengabur,
mungkin terdapat jaringan glial pada diskus, dan pucatnya diskus
bagian stadium akhir optik neuritis. Pada stadium ini, serabut
saraf atropi dapat diamati pada retina dengan perangkat lampu
hijau merah.Error: Reference source not found

Gambar 1. Edema nervus optikus pada neuritis optikError:


Reference source not found
2.

MRI (magnetic resonance imaging)


MRI diperlukan untuk melihat nervus optikus dan korteks serebri.
Hal ini dilakukan terutama pada kasus-kasus yang diduga terdapat
sklerosis multipel.Error: Reference source not found

3.

Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah


Dilakukan untuk melihat adanya proses infeksi atau inflamasi.

4.

Slit lamp

Diagnosis Banding
Diagnosis banding neuritis optik adalah iskemik otak neuropati , edema
papil

akut, hipertensi berat, dan toksik

neuropati. 6 Berikut ini

perbandingan gejala dan tanda pada neuritis optik dan neuropati


optik :

Tabel 1. Diagnosis banding neuritis optikError: Reference source not


found
Tatalaksana
Neuritis optik pada anak kebanyakan mengalami pemulihan ketajaman
penglihatan dengan sendirinya. Biasanya pemulihan berlangsung
secara spontan sehingga tidak diperlukan pengobatan secara khusus.
Pemulihan dimulai selama beberapa minggu dan berlanjut hingga
beberapa bulan. Steroid intravena dapat mempercepat pemulihan
visus namun tidak memperbaiki hasil akhir yang diperoleh. Sayangnya,
pada

beberapa

persen

anak

visus

tidak

kembali

normal.Error:

Reference source not found


Sedangkan pada orang dewasa, The Optic Neuritis Treatment
Trial (ONTT) menyatakan bahwa pasien yang diobati dengan steroid

oral memiliki risiko rekurensi yang lebih besar dalam 6 bulan


pengamatan. Sehingga steroid oral tidak direkomendasikan. Pada
pasien

yang

diobati

dengan

steroid

intravena

(yaitu

dengan

metilprednisolon 4 x 250 mg selama 3 hari dan dilanjutkan dengan


prednison oral selama 14 hari) terdapat pemulihan visus sedikit lebih
cepat, walaupun hasil akhir visus yang diperoleh tidak lebih baik dari
yang tidak diobati. Sehingga steroid intravena direkomendasikan untuk
pasien neuritis optik yang berat di kedua mata dan pasien yang
memiliki risiko tinggi mendapatkan episode kedua dalam 3 tahun.
Penelitian terakhir menyatakan bahwa risiko mendapatkan serangan
berulang dapat diturunkan dengan memberikan pengobatan lain
setelah pemberian steroid intravena pada pasien berisiko tinggi.
Pemeriksaan dengan MRI penting untuk memperkirakan rekurensi atau
perburukan penyakit.7
Prognosis
Rasa sakit akan hilang dalam beberapa hari. Pemulihan ketajaman
penglihatan

terjadi

pada

kehilangan

penglihatan

92%
yang

pasien.
progresif.

Jarang

yang

Meskipun

mengalami
demikian,

penglihatan tidak dapat sepenuhnya kembali normal. Pada pasien ini,


meraka akan tetap melihat dengan buram, gelap, suram, atau
penglihatan yang terganggu. Seringkali penglihatan warna akan
berubah atau menjadi lebih suram.Error: Reference source not found
Multipel Sklerosis (MS)
Multipel sklerosis merupakan kelainan demielinisasi dari sistem saraf
pusat yang bersifat kronik berulang. Penyebabnya tidak diketahui.
Beberapa pasien mengalami bentuk penyakit yang progresif, dengan
periode relaps dan remisi. Lesi biasanya timbul pada saat yang
berlainan dan di lokasi yang tidak berhubungan di SSP . Onsetnya
terjadi pada dewasa muda, jarang sekali dimulai sebelum usia 15
10

tahun atau setelah usia 55 tahun. Penyakit ini cenderung melibatkan


saraf optik dan kiasma optik, batang otak, pedunkuli serebeli, dan
medula spinalis. Penyakit ini jarang mengenai sistem saraf tepi.8
Tanda dan Gejala
o Neuritis

optik

dapat

menjadi

manifestasi

pertama.

Terjadi

episode rekuren dan mata yang lain biasanya ikut terkena.


o Lesi medula spinalismenyebabkan kelemahan, kekakuan, dan
gangguan

fungsi

seksual

dan

sfingter.

Lesi

yang

lama

menyebabkan spasme otot. Gangguan sensorik yang terjadi


memiliki distribusi seperti memakai celana panjang.
o Lesi batang otak-menyebabkan diplopia, nistagmus, ataksia,
disartria, dan disfagia.
o Lesi

hemisfermenyebabkan

hemiparesis,

hemianopia,

dan

disfasia. Gambaran lain yaitu penurunan intelektual, depresi,


euforia, dan dimensia.
o Fenomena transientermasuk tanda Lhermitte (sensasi elektrik
yang terjadi pada fleksi leher), sindrom transient disartria
disekuilibriumdiplopia dan spasme tonik. Terjadinya neuralgia
trigeminal

pada

demielinisasi.

dewasa

Tanda

lain

muda
adalah

harus

dicurigai

fenomena

adanya

Uhthoff.Error:

Reference source not found


Pemeriksaan Penunjang
o Pada pemeriksaan cairan serebrospinal (pungsi lumbal) dapat
ditemukanError: Reference source not found,Error: Reference source not found:
o peningkatan konsentrasi protein
o konsentrasi gamma globulin yang tinggi (kadar IgG > 15%
dari protein total)
o pita oligoklonal, pada elektroforesa protein

11

o limfositosis, leukositosis
o Pada pemeriksaan patologi sel otak ditemukan banyak area
demielinisasi

diselubung

saraf.Error:

Reference

source

not

found,Error: Reference source not found


o Visual evoked response (VER) untuk mengkonfirmasi keterlibatan
jalur visual. VER pada pasien ini menunjukkan penurunan
amplitudo dengan peningkatan latensi yang jelas. Namun,
pemeriksaan

VER

setelah

serangan

akut

memperlihatkan

amplitudo yang normal, dengan peningkatan latensi yang


menetap.Error: Reference source not found,Error: Reference source not found
o MRI, memperlihatkan gambaran plak periventrikular dan korpus
kalosum yang khas.Error: Reference source not found,Error:

Reference

source not found

Tatalaksana
Terapi dengan steroid, terutama metilprednisolon intravena berguna
dalam mempercepat penyembuhan dari relaps

yang terjadi namun

tidak mempengaruhi disabilitas akhir ataupun kecepatan relaps


selanjutnya. Dosis metilprednisolon yang digunakan adalah 1 g/hari iv
selama 3 hari diikuti dengan prednison oral (1 mg/kg/hari) selama 11
hari. Interferon beta dan glatiramer asetat (copolymer 1) mengurangi
kecepatan relaps, dan mengurangi keparahan apabila terjadi relaps,
namun

efeknya

pada

disabilitas

jangka

panjang

masih

dalam

penelitian. Steroid dan copolymer 1 menurunkan progresivitas kelainan


MRI pada otak.Error: Reference source not found,Error: Reference source not found
Neuritis optik demielinatif idiopatik (idiopathic demyelinative
optic neuritis)
Merupakan neuritis optik yang terjadi pada dekade ketiga atau
keempat

kehidupan

dengan

onset

lebih

besar

pada

wanita

12

dibandingkan pria (3:1). Pada 13 85% kasus terkait dengan multipel


sklerosis.Error: Reference source not found,Error: Reference source not found
Gambaran klinis
-

Kehilangan visus subakut.Error: Reference source not found

Biasanya terjadi lebih dari 2 7 hari dengan rata-rata visus lebih


dari 20/40 pada sepertiga kasus pada serangan pertama dan
beberapa visusnya lebih buruk dari 20/200.Error: Reference
source not found

Penglihatan warna dan ketajaman kontras terganggu.Error:


Reference source not found

Lebih dari 90% kasus mengalami nyeri pada bagian mata dan
50% pasien menyatakan nyeri tersebut dibangkitkan dengan
pergerakan bola mata.Error: Reference source not found

Skotoma sentral pada perimetri manual sering ditemukan.Error:


Reference source not found

Biasanya berbentuk sirkular dan dapat meluas hingga defek


altitudional.Error: Reference source not found

Pada skotoma yang meluas hingga perifer harus dicurigai


sebagai lesi kompresif.Error: Reference source not found

Refleks cahaya pupil menurun.

Apabila terjadi asimetris, relative afferent pupillary defect (RAPD)


dapat ditemukan.Error: Reference source not found

Papilitis terjadi pada 35% kasus dengan hiperemia diskus optikus


dan distensi vena besar.Error: Reference source not found

Margin diskus optikus yang buram dan pembesaran.Error:


Reference source not found

Diagnosis dan diagnosis banding


Pada kasus yang khas, penegakan diagnosis neuritis optik demielinatif
idiopatik cukup dengan data klinis tanpa perlu dilakukan pemeriksaan

13

tambahan. Jika terdapat gambaran yang tidak khas, seperti kegagalan


pemulihan
diagnosis

penglihatan
neuropati

setelah

optik

harus

bulan

dari

dipikirkan

munculnya

sehingga

onset,

diperlukan

pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) atau CT scan.


Penyakit lain yang masih mungkin adalah neuropati optik iskemik
anterior,

neuropati

optik

autoimun,

ambliopia

toksik,

penyakit

neuropati optik herediter Leber, dan defisiensi vitamin B 12.Error:


Reference source not found
Pada

papilitis,

perlu

dipikirkan

juga

diagnosis

banding

papiledema. Pada papiledema akan dijumpai pembesaran papil nervus


optikus, biasanya terjadi bilateral, visus hampir normal, refleks cahaya
pupil normal, terkait dengan peningkatan tekanan intrakranial, dan
lapang pandang yang utuh kecuali terdapat perluasan titik buta.Error:
Reference source not found
Pada episode akut neuritis optik, MRI menunjukkan adanya
peningkatan gadolinium, peningkatan sekuens sinyal STIR (short tau
inversion recovery), dan terkadang pembengkakan pada nervus yang
terkena. Gambaran MRI serebri menunjukkan lesi yang konsisten
dengan demielinisasi pada 25% pasien neuritis optik yang terisolasi.
Respon visual-evoked pada mata yang sakit menunjukkan amplitudo
menurun atau peningkatan letensi selama episode akut neuritis optik.
Pemeriksaan visual evoked ini diperlukan untuk membedakan neuritis
retrobulbar dengan makulopati subklinis.Error: Reference source not
found
Neuritis optik tipe yang lain
Neuritis optik parainfeksius
-

Neuritis optik parainfeksius terjadi setelah infeksi viral seperti


campak, mumps, cacar air, difteria, dan demam glandular. Dapat
pula bermanifestasi sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi

14

(KIPI). Jenis neuritis optik ini lebih sering mengenai anak-anak


daripada dewasa.Error: Reference source not found
-

Neuritis optik parainfeksius biasanya terjadi 1 3 minggu setelah


infeksi viral dengan kehilangan visus mendadak pada kedua
mata. Biasanya ditemukan gejala neurologis yang lain seperti
sakit kepala, kejang, atau ataksia (meningoensefalitis). ,Error: Reference
source not found

Pada pemeriksaan oftalmoskop ditemukan papilitis bilateral,


namun dapat juga ditemukan neuroretinitis atau bahkan diskus
optikus yang normal. Biasanya, jenis neuritis ini akan sembuh
sendiri dengan visus kembali normal.Error: Reference source not
found

Neuritis optik infeksius


-

Neuritis optik sinusitis: serangan unilateral terjadi berulang yang


disertai dengan sakit kepala hebat dan sinusitis etmoidalis
akut.Error: Reference source not found

Demam

cat-scratch:

infeksi

sistemik

swasirna

dengan

limfadenopati regional yang didahului oleh cakaran kucing,


penyebannya Bartonella henselae, terjadi neuroretinitis unilateral
maupun bilateral, efektif dengan antibiotik rifampicin dan
siprofloksasin, pemulihan visus terjadi 14 minggu setelah terapi
dimulai.,Error: Reference source not found
-

Sifilis: penyebab papilitis akut atau neuroretinitis pada stadium


pertama dan kedua, dapat unilateral maupun bilateral, disertai
vitritis ringan.Error: Reference source not found

Penyakit Lyme: infeksi spirochaeta penyebab neuroretinitis,


dapat

pula

menyebabkan

neuritis

akut

retrobulbar

pada

beberapa kasus, terapi dengan seftriakson intravena 2 g per hari


selama 14 hari.Error: Reference source not found

15

Meningitis kriptokokus: pada pasien dengan AIDS dapat disertai


keterlibatan nervus optikus dan kehilangan visus bilateral secara
akut.Error: Reference source not found

Herpes zoster oftalmikus: terjadi neuritis optik karena vaskulitis


maupun

invasi

neuron

secara

langsung,

prognosis

buruk

meskipun dengan terapi antivirus dan steroid.


-

Neuromielitis optika (penyakit Devics): jarang, neuritis optik


bilateral dan mielitis tranversa, pada beberapa kasus merupakan
bentuk akut dan berat dari multipel sklerosis, 50% pasien
meninggal dalam dekade pertama karena paraplegia, prognosis
lebih baik pada pasien dengan multipel sklerosis.

16

Daftar Pustaka

17

Kanski JJ. Clinical opthalmology. Third edition. Oxford : Butterworth-Heinemann Ltd,


1994. h.59093

Osborne B, Balcer LJ. Optic neuritis: Pathophysiology, clinical features, and diagnosis.
Disitasi
pada
tangal
29
September
2007.
Dapat
diperoleh
dari
URL:
http://www.uptodate.com/opticneuritis

Siregar NH. Papilitis. Disitasi pada tanggal 4 Oktober 2007. Dapat diperoleh dari URL:
http://library.usu.ac.id/download/fk/pnymata-nurchaliza1.pdf

American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus. Optic neuritis.


Disitasi pada tanggal 4 Oktober 2007. Dapat diperoleh dari URL: http://www.
aapos.org/displaycommon.cfm?an=1&subarticlenbr=88

North American Neuro-Ophthalmology Society. Optic neuritis. Disitasi pada tanggal 4


Oktober 2007. Dapat diperoleh dari URL: http://www.nanosweb.org/patient_info/
brochures/OpticNeuritis.asp#

Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta:Balai Penerbit FKUI, 2004. h. 18687

Graham K. Joseph R. A review of optic neuritis on digital journal of ophthalmology 2002.


Disitasi pada tanggal 4 Oktober 2007. Dapat diperoleh dari URL:
http://www.djo.harvard.edu/site.php?url=/physicians/oa/390

Vaughan D, Riordan EP. Optic neuritis. In: Vaughan D, Asbury T, Riordan-Eva P, editor.
General ophtalmology. 15th edition. USA: Appleton and Lange; 1999. h.26673

Anda mungkin juga menyukai