Neuritis Optika
Neuritis Optika
Narasumber:
Dr. Andi A.Victor, SpM(K)
Presentan:
Utami Noor Syabaniyah
Dian Amalia
Pendahuluan
Neuritis optik merupakan keadaan inflamasi, demielinisasi yang
menyebabkan kehilangan penglihatan secara akut dan biasanya
melibatkan satu mata (monokular). Neuritis optik tidak berdiri sendiri,
namun disebabkan oleh berbagai macam penyakit/keadaan. Salah
satunya adalah multipel sklerosis (MS), suatu penyakit demielinasasi
sistem saraf pusat. Neuritis optik seringkali dihubungkan dengan
penyakit
Neuritis Optik
Definisi
Neuritis optik adalah penyakit inflamasi akut atau subakut atau suatu
proses demielinisasi yang mempengaruhi saraf optik.1
Klasifikasi
Klasifikasi OftalmologisError: Reference source not found
a. Neuritis retrobulbar. Memiliki gambaran diskus optik yang normal
pada
awal
penyakit
karena
proses
patologis
tidak
Ditandai
dengan
papilitis
dengan
gambaran
EPIDEMIOLOGI
Neuritis optika demielinisasi akut banyak terdapat pada wanita dan
umumnya pada usia 20-40 tahun.2
Insidens neuritis optik tertinggi pada populasi yang tinggal di dataran
tinggi, seperti Amerika Utara dan Eropa bagian barat, dan terendah
pada daerah ekuator.Error: Reference source not found
PATOFISIOLOGI
Dasar patologi penyebab neuritis optik paling sering adalah inflamasi
demielinisasi dari saraf optik. Patologi yang terjadi sama dengan yang
terjadi pada multipel sklerosis (MS) akut, yaitu adanya plak di otak
dengan perivascular cuffing, edema pada selubung saraf yang
bermielin, dan pemecahan mielin.
Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat mendahului
demielinisasi dan terkadang terlihat sebagai retinal vein sheathing.
Kehilangan mielin melebihi hilangnya akson.Error: Reference source
not found
Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada neuritis optik
diperantarai oleh imun, tetapi mekanisme spesifik dan antigen
targetnya belum diketahui. Aktivasi sistemik sel T diidentifikasi pada
awal gejala dan mendahului perubahan yang terjadi didalama cairan
serebrosipnal. Perubahan sistemik kembali menjadi normal mendahului
perubahan sentral (dalam 2-4 minggu). Aktivasi sel T menyebabkan
pelepasan sitokin dan agen-agen inflamasi yang lain. Aktivasi sel B
melawan protein dasar mielin tidak terlihat di darah perifer namun
dapat terlihat di cairan serebrospinal pasien dengan neuritis optik.
Neuritis optik juga berkaitan dengan kerentanan genetik, sama seperti
MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu diantara pasien neuritis optik.
Error: Reference source not found
Gambaran Klinis
3
Gambaran akut
Gejala neuritis optik biasanya monokular. Pada 10% kasus, gejala
terjadi dikedua mata,baik secara simultan ataupun berurutan. Neuritis
optik bilateral terjadi lebih sering pada anak lebih muda dari usia 12-15
tahun dan berasal dari Asia dan Afrika selatan. Karena jarang terjadi,
pasien dengan gejala neuritis optik bilateral, harus dicurigai penyebab
lain dari neuritis optik. Namun, gejala subklinik defisit visual dalam
ketajaman penglihatan, sensitivitas kontras, penglihatan warna, dan
lapang pandang pada mata kontralateral dapat dicetuskan dengan uji
penglihatan
secara
mendalam
pada
pasien
dengan
penyakit
terutama
warna
merah.
Pasien dengan
Diagnosis
Anamnesis
1.
gejala
penurunan
ketajaman
penglihatan
mendadak
3.
Pemeriksaan Fisis
1. Pemeriksaan visus. Hilangnya visus dapat ringan ( 20 / 30),
sedang ( 20 / 60), maupun berat ( 20 / 70).Error: Reference
source not found
2. Pemeriksaan lapang pandang. Tipe-tipe gangguan lapang pandang
dapat berupa: skotoma sentrosecal, kerusakan gelendong saraf
parasentral, kerusakan gelendong saraf yang meluas ke perifer,
kerusakan gelendong saraf yang melibatkan fiksasi dan perifer saja.
Setelah 7 bulan, 51 % kasus memiliki lapangan pandang yang
normal.Error: Reference source not found
3. Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya
langsung yang menurun atau hilang.Error: Reference source not
found
4. Penglihatan warna.Error: Reference source not found
Pemeriksaan Penunjang
1.
Funduskopi
6
dalam
44%
kasus.
Pucatnya
bagian
temporal
papiledema
pada
opthalmoskopi
tidak
3.
4.
Slit lamp
Diagnosis Banding
Diagnosis banding neuritis optik adalah iskemik otak neuropati , edema
papil
beberapa
persen
anak
visus
tidak
kembali
normal.Error:
yang
diobati
dengan
steroid
intravena
(yaitu
dengan
terjadi
pada
kehilangan
penglihatan
92%
yang
pasien.
progresif.
Jarang
yang
Meskipun
mengalami
demikian,
optik
dapat
menjadi
manifestasi
pertama.
Terjadi
fungsi
seksual
dan
sfingter.
Lesi
yang
lama
hemisfermenyebabkan
hemiparesis,
hemianopia,
dan
pada
demielinisasi.
dewasa
Tanda
lain
muda
adalah
harus
dicurigai
fenomena
adanya
Uhthoff.Error:
11
o limfositosis, leukositosis
o Pada pemeriksaan patologi sel otak ditemukan banyak area
demielinisasi
diselubung
saraf.Error:
Reference
source
not
VER
setelah
serangan
akut
memperlihatkan
Reference
Tatalaksana
Terapi dengan steroid, terutama metilprednisolon intravena berguna
dalam mempercepat penyembuhan dari relaps
efeknya
pada
disabilitas
jangka
panjang
masih
dalam
kehidupan
dengan
onset
lebih
besar
pada
wanita
12
Lebih dari 90% kasus mengalami nyeri pada bagian mata dan
50% pasien menyatakan nyeri tersebut dibangkitkan dengan
pergerakan bola mata.Error: Reference source not found
13
penglihatan
neuropati
setelah
optik
harus
bulan
dari
dipikirkan
munculnya
sehingga
onset,
diperlukan
neuropati
optik
autoimun,
ambliopia
toksik,
penyakit
papilitis,
perlu
dipikirkan
juga
diagnosis
banding
14
Demam
cat-scratch:
infeksi
sistemik
swasirna
dengan
pula
menyebabkan
neuritis
akut
retrobulbar
pada
15
invasi
neuron
secara
langsung,
prognosis
buruk
16
Daftar Pustaka
17
Osborne B, Balcer LJ. Optic neuritis: Pathophysiology, clinical features, and diagnosis.
Disitasi
pada
tangal
29
September
2007.
Dapat
diperoleh
dari
URL:
http://www.uptodate.com/opticneuritis
Siregar NH. Papilitis. Disitasi pada tanggal 4 Oktober 2007. Dapat diperoleh dari URL:
http://library.usu.ac.id/download/fk/pnymata-nurchaliza1.pdf
Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta:Balai Penerbit FKUI, 2004. h. 18687
Vaughan D, Riordan EP. Optic neuritis. In: Vaughan D, Asbury T, Riordan-Eva P, editor.
General ophtalmology. 15th edition. USA: Appleton and Lange; 1999. h.26673