Anda di halaman 1dari 12

PAPER

GENESA SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA


GENESA BENTONIT

Disusun Oleh :
1. Sandro

114120002

2. Tika Febriana

114120011

3. Senda Rizki H

114120059

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2014
PENDAHULUAN

Potensi cadangan lempung di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir di seluruh
daerah terutama di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, namun pemanfaatannya belum
optimal. Lempung merupakan adsorben yang sangat kuat dengan luas permukaan yang
tinggi terutama setelah diaktivasi oleh asam. Mineral lempung terdiri atas berbagai jenis,
antara lain: kaolinit, monmorillonit, illit atau mika, dan antapulgit. Bentonit adalah istilah
yang digunakan di dalam dunia perdagangan untuk sejenis lempung yang mengandung
mineral montmorilonit, yaitu suatu mineral hasil pelapukan, pengaruh hidrotermal atau
akibat tranformasi atau devitrifikasi dari feldspar atau tuff gelas yang dipengaruhi oleh air
dengan suasana alkali.
Bentonit merupakan salah satu bahan galian industri yang cukup banyak dibutuhkan
oleh sektor industri. Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh bentonit adalah kemampuan
daya kembang dan daya serapnya yang tidak dimiliki oleh jenis mineral lain. Sifat - sifat
tersebut mengakibatkan bentonit cukup baik digunakan sebagai bleaching power dalam
industri minyak kelapa sawit, sehingga kebutuhan sebagai bahan dasar akan semakin
meningkat.
GENESA BENTONIT
Bentonit adalah sejenis lempung yang mengandung mineral Montmorilonit, Bentonit
sebagai mineral lempung yang terdiri dari 85% Montmorilonit yang mempunyai rumus
kimia A12 O3 4SiO2 x H2O. Kenampakan dilapangan berwarna abu-abu, coklat muda agak
putih, putih kekuning-kuningan, kilap lilin bila diraba agak licin spt sabun, bila kering akan
rekah-rekah bila basah akan hancur seperti bubur. Komposisi mineral utamanya adalah
mineral monmorillonit dan sedikit biedelit dengan sejumlah mineral-mineral pengikutnya
seperti orthoklas, oligoklas, biotit, piroksen dan kuarsa.
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu :
1. Proses Pelapukan
Faktor utama dalam pembentukan endapan bentonit hasil pelapukan adalah kondisi
komposisi mineral batuan, komposisi kimia, dan daya lalu air pada batuan asalnya. Yang
terakhir ini dapat dikemukakan sebagai: iklim, macam relief, dan tumbuh-tumbuhan
yang berada di atas batuan. Mineral penting dalam pembentukan lempung adalah
plagioklas, kalium-feldspar, biotit, muskovit, serta sedikit kandungan senyawa alumina.

Plagioklas selain sangat reaktif dan jumlahnya banyak, juga merupakan sumber utama
dari kation dan silika dalam air tanah.
2. Proses Hidrotermal
Larutan hidrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan
klorida, belerang, karbon dioksida dan silika. Komposisi larutan kemudian berubah
karena adanya reaksi dengan batuan gamping. Larutan alkali selanjutnya terbawa ke luar
dan bersifat basa serta akan tetap bertahan selama unsur alkali dan alkali tanah tetap
terbentuk akibat penguraian batuan asal. Jadi, selama proses hidrotermal berlangsung,
akan terjadi daerah yang berubah dari asam ke basa.
Pada alterasi hidrotermal yang relatif lemah, mineral-mineral asal menentukan hasil
alterasi tersebut. Pada alterasi yang sangat lemah, kehadiran unsur alkali dan alkali tanah
akan membentuk monmorillonit kecuali kalium, mika, dan feldspar. Akan tetapi,
terjadinya monmorillonit terutama karena adanya unsur magnesium.
3. Proses Transformasi (Devitrivikasi)
Endapan bentonit hasil transformasi debu gunung api terjadi dengan sempurna
apabila debu diendapkan di dalam cekungan seperti danau atau laut. Mineral gelas
gunung api lambat laun akan mengalami transformasi. Monmorillonit dijumpai pada
endapan resen. Bentonit yang terjadi akibat proses tranformasi umumnya bercampur
dengan sedimen laut lainnya yang berasal dari daratan seperti batu pasir dan lanau.
4. Proses Pengendapan atau Sedimen Kimia
Monmorillonit juga dapat terbentuk sebagai endapan sedimen dalam keadaan basa.
Mineral-mineral yang terbentuk secara sedimen dan tidak berasosiasi dengan tufa adalah
atapulgit, speolit dan monmorillonit, serta terbentuk dalam cekungan dan bersifat basa,
dan karbonat, silika, pipih, fosfat laut dan sebagainya juga ikut terbentuk. Lingkungan
ini banyak sekali mengandung larutan silika yang dapat terendapkan.

Gambar
Bentonit
MINERALOGI
Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alumunium silikat
hydrous, yaitu activated clay danfullers Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang
memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan
tertentu. Sementara itu, fullers earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan
wool dari lemak.
Berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a.

Tipe Wyoming (Na-bentonit Swelling bentonite)


Bentonit jenis ini memiliki kandungan ion Na+ relatif lebih banyak dibandingkan
dengan kandungan ion Ca2+ dan Mg2+. Na bentonit memiliki daya mengembang hingga
delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di
dalam air.
Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena
sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi
koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki
oleh ion-ion sodium (Na+). Penggunaan yang utama adalah untuk lumpur (bor)
pembilas dalam kegiatan pemboran, pembuatan pellet biji besi, penyumbat kebocoran

bendungan/kolam.
b. Mg, Ca-bentonit - non swelling bentonite)
Bentonit jenis ini memiliki kandungan ion Ca 2+ dan Mg2+ yang relatif lebih banyak
dibandingkan kandungan ion Na+. Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila
dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau
setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na
dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak

diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid
slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam
proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.
Perbedaan dan perbandingan sifat-sifat lainnya antara Na-bentonit dan Cabentonit dapat dilihat pada tabel berikut:
Sifat Fisik
Kekuatan dalam keadaan basah
Perkembangan daya ikat
Kekuatan tekan
Panas
Kering
Keawetan:
Daya tahan terhadap penyusutan
Daya mengembang
Kemantapan terhadap panas pada temperatur cetak
Daya mengalirkan pasir

Na-bentonit
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi

Ca-bentonit
Tinggi
Cepat
Sedang
Rendah
Rendah

Tinggi
Sangat baik
Sedang
Sukar

Rendah
Tidak baik
Sangat baik
Mudah

(Sukandarrumidi, 1999)

Sifat Bentonit:
1. Komposisi dan jenis mineral, dapat diketahui dari analisa sinar X
2. Dari hasil analisis kimia tidak langsung dapat menentukan kualitas bentonit.
3. Pertukaran ion, sifat ini menentukan jumlah air yg dapat diserap bentonit. Hal ini
dipengaruhi struktur kisi-kisi kristal mineral montmorilonit, serta adanya ion + kation yg
mudah tertukar maupun menarik air.
4. Daya serap. Adanya ruang pori antar ikatan mineral lempung, serta tidak seimbangnya
muatan listrik dalam ion-ionnya, maka bentonit dapat digunakan sebagai penyerap
KEGUNAAN BENTONIT
Na-bentonit (sodium bentonit)
1. Sebagai lumpur bor
Fungsi utama Na-bentonit sebagai lumpur bor adalah :
menaikkan daya suspensi air pembilas;
pendingin dan pelumas mata bor;

menahan kotoran bor tidak mengendap walaupun kegiatan pemboran sedang


dihentikan;
sebagai penahan stang/tali bor yang makin berat dengan bertambahnya kedalaman atau
panjang stang bor yang digunakan;
menahan tekanan air, gas atau minyak yang keluar dari batuan yang ditembus dan
mencegah peresapan kembali, serta penguat lapisan atau penahan pada dinding
lubang bor dan mencegah terkadinya urug.
Bentonit untuk pemboran minyak dan gas bumi harus memiliki sifat mengembang sesuai
standar API yang biasa disebut RP 29, RP 13B, atau dari OCMA.
2. Pengecoran Logam
Bentonit yang dipakai pada industri pengecoran logam besi atau bukan besi adalah
bentonit alam dan sintetis yang berfungsi sebagai bahan pengikat dalam alat cetak.
Dalam dunia perdagangan, bentonit alam disebut juga bentonit Wyoming, sedangkan
bentonit sintetis disebut brekbond 2 (Inggris) dan berkonit (Italia). Sifat daya tahan
terhadap panas dari kedua jenis bentonit tersebut tidak sebaik lempung tahan api yang
berupa butiran seperti kuarsa, zircon, kromit dan lain-lain.
Jumlah bentonit yang dipakai untuk pengecoran logam antara 4 6 % dari berat alat
cetak. Pengecoran pada suhu dan tekanan tinggi diperlukan pengikatan yang lebih
sempurna dengan pemakaian bentonit antara 8 10 % dari jumlah berat alat cetak.
Apabila alat cetak mengalami keausan atau rusak, pembaharuan cukup dengan
menambahkan bentonit 0,1 1 % dari jumlah berat alat cetak. Persyaratan bentonit
untuk pembuatan alat cetak pengecoran logam (besi baja) biasanya mengacu kepada
syarat standar Steel Founders Society of America (SFSA). Syarat tersebut didasarkan
pada kandungan uap air, konsentrasi CaO, derajat pH dan batas cair. Nilai batas cair bagi
lempung bentonit atau jenis lempung lain harus lebih besar dari 600o C.

3.

Pembutan pelet konsentrat besi dan logam Lain

Pemanfaatan bentonit dalam proses pembuatan pelet konsentrat bijih besi dianggap
cukup mahal. Selain itu, apabila dipakai campuran bentonit sekitar 1 % dapat terjadi
kontaminasi, kadar besi turun 0,6 % dan silika naik 0,5 %. Untuk itu, perlu
ditambahkan batu gamping dan kokas. Batu gamping (kapur tohor=CaO) atau kapur
padam (Ca(OH)2) berfungsi menurunkan suhu pembakaran dan mencegah terjadinya
retak-retak, sementara kokas berfungsi untuk mengikat kelebihan silikat dan
terbentuknya silikon karbid yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok, pemoles
atau ampelas.
4. Teknik sipil
Pemakaian bentonit dalam teknik sipil masih terbatas pada pembangunan konstruksi
beton, seperti jembatan, bendungan dan bangunan yang berhubungan langsung dengan
air tanah dan air laut. Sifat bentonit yang dimanfaatkan adalah sifat tiksotropinya.Tujuan
pemakaian Na-bentonit adalah untuk menunjang kekuatan dinding diafragma dan
tembok/fondasi yang masuk ke dalam tanah. Selain sebagai penyelubung, juga berfungsi
sebagai penahan atau pengisi lubang, celah dan pori-pori batuan atau formasi di sekitar
dinding atau tembok/fondasi. Bentonit yang digunakan 3 10 %.
5.

Bahan pencuci atau pemutih


Pemakaian Na-bentonit sebagai bahan pemutih dan pencuci termasuk mahal, tetapi
memberikan hasil yang baik dan banyak dilakukan. Atas pertimbangan biaya, fungsi
bentonit banyak digantikan oleh lempung asam aktif atau fullers earth.

6.

Penggunaan lainnya
Penggunaan Na-bentonit di bidang pertanian dan peternakan (sebagai katalis),
pembuatan cat dan lain-lain dipandang sangat mahal. Sebagai subtitusi Na-bentonit
dipakai lempung asam, fullers earth, pirofilit, atau talk yang lebih mudah diperoleh dan
dari sisi harga lebih murah. Walaupun demikian, penggunaan bentonit untuk tujuan
tersebut masih dilakukan oleh industri atau pengusaha tertentu.

Dalam industri pakan ternak (terutama unggas) bentonit berfungsi sebagai pengikat
dengan pembuatan sama seperti pembuatan pelet konsentrat bijih besi dan logam lain,
yaitu 1-2 % dari berat pakan yang diolah.
Ca-bentonit (kalsium bentonit)
Berbeda dengan Na-bentonit, Ca-bentonit tidak memiliki sifat mengembang yang
baik sebab tidak adanya ion Na+ di dalam kesatuan sel pada kisi kristal montmorilonit.
Pemakaian Ca-bentonit pada dasarnya sama dengan pemakaian lempung yang tergolong
fullers earth, antara lain untuk lumpur pemboran, pencuci dan pembersih minyak bakar,
minyak goreng, industri obat-obatan, kimia, kertas, keramik dan lainnya. Tetapi
pemanfaatan yang utama adalah untuk pembuatan sodium bentonit sintetis, dan bahan
baku pembuatan lempung aktif. Pemakaian Ca-bentonit untuk bahan pembuatan sodium
bentonit lebih banyak keuntungan daripada jenis lempung lain, kecuali lempung asam,
terutama saat penggerusan, penyaringan dan pengeringan. Ca-bentonit memiliki sifat
pertukaran ion yang baik dan menghasilkan produk sampingan yang berharga, yaitu bahan
pemutih sintetisprecipitated calcium carbonate (PCC). Biasanya, bahan yang digunakan
mempunyai kelembaban sekitar 33 % dan ukuran butir 5 cm. Bahan lalu dikeringkan
hingga kelembaban antara 3-10 %, selanjutnya digerus dengan ukuran butir mencapai 90
100 mesh.
Pemakaian bentonit dalam berbagai keperluan industri harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Untuk lumpur pemboran dalam industri pertambangan dan perminyakan

Menurut America Petroleum Institute (API)


a. Kekentalan untuk larutan 10 gram dalam 350 ml air adalah 8 Cp.
b. Hilang dalam penyaringan melalui kertas pelapis untuk larutan 10 gram dalam

350 ml adalah < 14 ml.


c. Sisa tertampung oleh 200 # (mesh) adalah < 2,5 %.
d. Kandungan Uap air (kelembaban) adalah < 12 %.
Menurut Oil Companies Materials Association (OCMA)
a. Kekentalan dalam larutan 6,5 gram bentonit dalam 100 ml cairan dasar adalah
>15 Cp.

b. Hilang dalam penyaringan melalui kertas pelapis (filter) untuk larutan 7,5 gram
dalam 100 ml adalaaah <15 ml.
c. Kandungan uap air adalah < 15%.
d. Sisa pada 200# (mesh) pada penyaringan basah adalah <2,5%.
e. Lepas dari 100# (mesh) pada penyaringan kering adalah > 98%.
2. Untuk Pembuatan Tambahan Makanan Ternak (Urea Molasses Block).
a.
b.
c.
d.

Kandungan dalam bentonit adalah < 30%.


Ukuran butir bentonit adalah 200# (mesh).
Memiliki daya serap air dalam bentonit adalah > 60 %.
Memiliki kandungan mineral mantmorilonit dalam bentonit adalah 70%.

3. Untuk Industri Kosmetik.


a.
b.
c.
d.
e.

Mengandung mineral silikat magnesium (Ca-Bentonit).


Mempunyai pH netral yaitu 7.
Kandungan air dalam bentonit < 5%.
Tidak ada perubahan panas selama dan setelah pemanasan.
Ukuran butir bentonit adalah 325 # (mesh).
Gambar Kegunaan Bentonit

PENYEBARAN BENTONIT DI INDONESIA


Endapan bentonit Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, sebagian Pulau
Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton.
1. Jabar

: Tasikmalaya, Sukabumi, Subang, Sumedang, Cianjur, Bogor, Tangerang,


Cirebon

2. Jateng : Cilacap, Purwokerto, Boyolali


3. DIY

: Kulon Progo

4. Jatim : Pacitan, Trenggalek, Malang, Ponorogo, Tulungagung, Blitar, Gresik, Tuban


5. Sumut : Pangkalan brandan, Sumalungun, Desa Habalanjati (Langkat)

6. Sumsel : Muara Tiga


7. Sulut

: Manado

8. Kalteng: Barito putera


KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Bentonit adalah sejenis lempung yang mengandung mineral Montmorilonit, bentonit
sebagai mineral lempung yang terdiri dari 85% Montmorilonit yang mempunyai rumus
kimia A12 O3 4SiO2 x H2O.
2. Genesa bentonit bisa terbentuk dari empat macam cara, yaitu pelapukan, hidrothermal,
akibat transformasi, dan sedimentasi.
3. Berdasarkan proses terbentuknya di alam, bentonit dibagi menjadi dua tipe, yakni Tipe
Wyoming (Natrium bentonit Swelling Bentonite) dan Ca, Mg (Kalsium Magnesium
Bentonit Non-swelling Bentonite).
4. Endapan bentonit di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, sebagian Kalimantan
dan Sulawesi.
5. Bentonit dapat dimanfaatkan sebagai lumpur bor, pengecoran logam, pembuatan pelet
konsentrat besi dan logam, bahan pencuci atau pemutih, bahan baku industri sebagai
perekat dalam pembuatan butiran pupuk. Bahkan untuk pabrik kelapa sawit harus
menggunakan bentonit supaya hasilnya jernih. Bentonit juga bisa dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik, untuk pengeboran minyak, bahan
pemucat minyak goreng dan bahan pakan ternak.

SUMBER
Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM Press
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Bentonit/ulasan.asp?
xdir=Bentonit&commId=8&comm=Bentonit (Diunduh pada 07 November 2014)
Achmad.

2010.

Bentonit

http://achmadinblog.wordpress.com/2010/11/30/bentonit/

(Diunduh pada 07 November 2014)


BuanaPutra.2011. Bentonit. http://buana-poetramining.blogspot.com/2011/10/bentonit.html

Anda mungkin juga menyukai